Anda di halaman 1dari 7

- Perencanaan dan pembangunan merupakan suatu kesatuan yang memiliki kaitan erat

antara satu dengan yang lainnya.


- Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dari suatu proses pembangunan,
- Perencanaan pembangunan dijadikan sebagai bahan, pedoman, atau acuan dasar bagi
pelaksanaan kegiatan perencanaan atau action plan.
- Kegiatan perencanaan pembangunan pada dasarnya bersifat penelitian atau riset karena
didalam proses pelaksanaannya lebih banyak menggunakan metode-metode riset yakni
mulai dari teknik pengumpulan data, analisis data, hingga studi pada lapangan untuk
memperoleh data-data yang akurat, baik data-data yang bersifat konseptual maupun data-
data bersifat eksperimental yang nantinya akan digunakan sebagai bahan dalam kegiatan
perencanaan pembangunan itu sendiri.
- Siagian dan Bratakusumah (2003) disebutkan bahwa perencanaan pembangunan sebagai
suatu proses perumusan alternatif-alternatif atau keputusan-keputusan yang didasarkan
pada data-data dan fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan
suatu rangkaian kegiatan atau aktivitas kemasyarakatan, baik yang bersifat fisik
(material) maupun non fisik (mental dan spiritual), dalam rangka mencapai tujuan yang
lebih baik.
- Beberapa penjelasan mengenai pengertian dari perencanaan pembangunan tersebut,
maka dapat disimpulkan perencanaan pembangunan merupakan suatu kegiatan yang
menyangkut usaha-usaha dengan memanfaatkan sumber-sumber pembangunan yang
tersedia dengan cara mengupayakan berbagai alternatif-alternatif pilihan yang terbaik
dalam pencapaian tujuan ke arah yang lebih baik di masa mendatang. Jika membicarakan
perencanaan pembangunan maka didalamnya terdapat keterlibatan
antar stakeholder secara interdisipliner untuk melakukan pengkajian dan analisis dalam
merumuskan suatu perencanaan pembangunan, menurut Riyadi dan Bratakusumah
(2004), aspek yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pembangunan adalah:
a. Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan berdasarkan ruang lingkupnya dibagi menjadi dua, pertama, lingkungan
internal, yang dimaksud adalah “populasi” yang mempunyai pengaruh kuat terhadap
keberhasilan suatu program pembangunan. Aspek-aspek lingkungan ini meliputi bidang
sosial, ekonomi, budaya, dan politik.
b. Aspek Potensi dan Masalah
Potensi dan masalah merupakan hal yang sangat penting diketahui oleh setiap perencana
untuk menyusun perencanaan pembangunan. Potensi dan masalah adalah fakta yang ada di
lapangan dan sangat berpengaruh didalam proses pembangunan. Hal ini merupakan pijakan
awal dalam proses penyusunan perencanaan yang dapat menjadi dasar analisis selanjutnya.
c. Aspek Institusi Perencana
Institusi perencana merupakan organisasi pemerintah yang bertanggung jawab dalam
melakukan perencanaan pembangunan daerah. Institusi perencana berperan sebagai
pelaksana fungsi manajemen dalam bidang perencanaan dan bertanggung jawab secara
penuh. Institusi perencanaan tidak hanya menampung berbagai usulan/rencana tapi mampu
bertindak sebagai “motor” penggerak yang dapat mengakomodir, menganalisis, menjabarkan
berbagai permasalahan dan kepentingan yang berbeda dalam bentuk kesepakatan sebagai
rumusan perencanaan pembangunan daerah.
d. Aspek Ruang dan Waktu
Pembatasan ruang dan waktu dalam hal ini bukan sebagai batasan yang bersifat mutlak,
melainkan merupakan suatu kenyataan yang dipahami oleh setiap perencana bahwa hasil-
hasil rumusan kegiatan untuk waktu tertentu dan wilayah tertentu. Melihat pembagian jangka
waktu yang di Indonesia dibagi dalam tiga bagian, yakni jangka pendek, jangka menengah,
dan jangka panjang.
e. Aspek Legalisasi Kebijakan
Aspek legalisasi kebijakan merupakan suatu keputusan dari suatu kebijakan yang harus
dilaksanakan atas hasil perencanaan yang telah disepakati. Dengan adanya legalisasi
kebijakan terhadap suatu hasil perencanaan pembangunan daerah, maka implementasinya
harus sesuai dengan batasan yang telah ditetapkan dalam perencanaan tersendiri.
Melihat berbagai aspek pembangunan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa didalam
suatu perencanaan pembangunan, adanya aspek-aspek perencanaan pembangunan perlu
diperhatikan untuk menghindari persoalan dalam proses perencanaan pembangunan agar
dapat menghasilkan rencana pembangunan yang baik serta dapat diimplementasikan di
lapangan.
Mengingat berbagai definisi dari suatu perencanaan pembangunan, dimana terdapat
banyak perbedaan perspektif, kajian ilmu, dan juga beberapa faktor yang diartikan secara
luas. Setiap kegiatan perencanaan belum tentu merupakan perencanaan pembangunan karena
ruang lingkup dari perencanaan pembangunan itu sendiri sangatlah luas. Agar dapat
mempermudah pemahaman apakah suatu perencanaan yang ada termasuk dalam lingkup
perencanaan pembangunan, maka perlu diperhatikan karakteristik dari perencanaan
pembangunan. Ciri-ciri dari suatu perencanaan pembangunan sebagaimana dikemukakan
oleh Tjokroamidjojo (1995) yaitu:
a. Suatu rencana untuk mencapai perkembangan sosial ekonomi yang tetap (steady
economic growth). Ini dicerminkan dari usaha peningkatan produksi nasional berupa
tingkat laju pertumbuhan ekonomi yang positif.
b. Usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita. Ini adalah kelanjutan dari ciri yang
pertama yaitu tingkat pertumbuhan ekonomi yang positif, setelah dikurangi dengan laju
pertumbuhan penduduk maka akan meningkatkan pendapatan perkapita. Adanya
peningkatan pendapatan perkapita, pendapatan masyarakat akan semakin membaik.
c. Usaha untuk mengadakan perubahan struktur ekonomi. Ini disebabkan karena pada
umumnya di negara-negara dunia ketiga (under developing country) struktur
ekonominya cenderung ke arah sektor agraris. Hal ini tidak menutup kemungkinan akan
menyebabkan ketimpangan yang cukup besar antar sektor. Oleh karena itu, perlu
diusahakan agar terciptanya suatu keseimbangan antara perkembangan sektor agraris
dengan sektor lainnya, sehingga akan membawa implikasi terhadap keseimbangan
struktur ekonomi.
d. Perluasan kesempatan kerja. Hal ini sering menjadi tantangan yang sangat berat yang
dialami oleh negara-negara berkembang. Perluasan kesempatan kerja bukan berarti
hanya usaha untuk menanggulangi pengangguran dan pengangguran tak kentara, tetapi
juga menampung masuknya golongan usia kerja baru dalam dunia kerja dan kehidupan
ekonomi.
e. Usaha pemerataan pembangunan. Usaha pemerataan pembangunan (sering disebut
dengan distributive justice), adalah pemerataan yang ditujukan untuk pemerataan
pendapatan antar golongan-golongan dalam masyarakat dan juga pemerataan pendapatan
antar daerah.
f. Adanya usaha pembinaan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat yang lebih menunjang
kegiatan-kegiatan pembangunan. Hal menyangkut usaha pembinaan lembaga-lembaga
ekonomi masyarakat yang lebih menunjang kegiatan-kegiatan pembangunan. Berbagai
lembaga ekonomi perlu dikembangkan, misalnya koperasi, lembaga keuangan dan lain-
lain.
g. Kemampuan membangun lebih didasarkan pada kemampuan nasional. Usaha sedemikian
rupa supaya kemampuan membangun secara bertahap lebih didasarkan pada kemampuan
nasional. Peningkatan kemampuan tidak hanya dilihat dari segi modal saja, tetapi juga
dari segi pengalihan keterampilan dan transfer teknologi.
h. Terdapatnya usaha secara terus menerus dalam menjaga stabilitas ekonomi. Usaha yang
dilakukan dalam hal ini adalah perencanaan anti siklus.
i. Ada pula negara-negara yang mencantumkan sebagai tujuan pembangunan hal-hal yang
fundamental atau ideal atau yang bersifat jangka panjang. Misalnya pembangunan
bangsa (nation building) dan peningkatan kualitas hidup manusia.
Selanjutnya Riyadi dan Bratakusumah (2003) menyebutkan ciri-ciri dari perencanaan
pembangunan lainnya adalah:
a. Menghasilkan program-program yang bersifat umum
b. Analisis perencanaan bersifat makro/luas
c. Lebih efektif dan efisien digunakan untuk perencanaan jangka menengah dan panjang
d. Memerlukan pengetahuan secara interdisipliner, general dan universal, namun tetap
memiliki spesifikasi masing-masing yang jelas
e. Fleksibel dan mudah untuk dijadikan sebagai acuan perencanaan pembangunan jangka
pendek (satu tahunan).
Melihat berbagai ciri-ciri perencanaan pembangunan tersebut, maka dapat ditarik
kesimpulan jika perencanaan pembangunan dilakukan guna mencapai suatu perubahan pada
aspek perekonomian melalui berbagai aspek lainnya seperti peningkatan perekonoian
nasional, pendapatan perkapita, perubahan struktur ekonomi, perluasan kesempatan kerja,
pemerataan pembangunan. Proses perencanaan menurut Conyers (1991) memiliki tiga
komponen yang dapat diidentifikasi, antara lain: analisa dan pengumpulan data, perumusan
kebijakan, serta persiapan pelaksanaan program dan proyek tertentu. Masing-masing
komponen tersebut diuraikan sebagai berikut:
a. Analisa dan Pengumpulan Data
Analisa dan pengumpulan data merupakan hal yang penting dalam proses perencanaan. Hal
ini berlaku untuk hampir semua bentuk perencanaan yang diperlukan dua macam data utama
yaitu: 1) data mengenai kelengkapan pelayanan dan 2) data mengenai kebutuhan bagi
pelayanan di masa akan datang.
b. Perumusan Kebijakan
Proses perencanaan dan pembuatan kebijakan saling berkaitan. Mereka yang terlibat dalam
proses perencanaan harus mengetahui isu kebijakan yang ada relevansinya, mempunyai
informasi mengenai dasar pembuatan kebijakan, dan memberikan tanggapan dalam kebijakan
serta mencari cara untuk implementasikan keputusan kebijakan.
c. Penyiapan Program
Proses perencanaan ini adalah menyiapkan usulan-usulan rinci bagi masa yang akan datang.
Usulan ini mencakup perkiraan kegiatan serta jumlah anggaran yang diperlukan untuk
mengimplementasikan.
Tjokroamidjojo (1989) mengemukakan tahapaan dalam suatu proses perencanaan
pembangunan sebagai berikut:
a. Penyusunan Rencana, harus terdapat unsur:
1. Tinjauan keadaan. Tinjauan keadaan sebelum memulai sesuatu rencana atau tinjauan
tentang pelaksanaan rencana sebelumnya. Kegiatan ini diusahakan dapat dilakukan dan
diidentifikasi masalah-masalah pokok yang dihadapi dan prospek yang masih bisa
dikembangkan.
2. Perkiraan keadaan (forecasting). Pada unsur ini diperlukan adanya data-data statistik,
berbagai hasil penelitian dan teknik-teknik proyeksi. Mekanisme informasi untuk
mengetahui kecenderungan-kecenderungan perspektif masa depan.
3. Penetapan tujuan rencana (plan objectivies) dan cara-cara pencapaian tujuan rencana
tersebut. Sering kali nilai-nilai politik, sosial masyarakat, memainkan peranan yang
cukup penting. Secara teknis didasari kepada tinjauan keadaan dan perkiraan tentang
masa depan yang akan dilalui rencana. Dilihat dalam suatu kerangka yang lebih luas
berdasarkan asas konsistensi dan prioritas.
4. Identifikasi kebijakan/kegiatan usaha yang perlu dilakukan dalam rencana. Suatu
kebijakan mungkin perlu didukung dengan program-program pembangunan. Secara
operasional, rencana kegiatan ini perlu dilakukan berdasarkan pemilihan alternatif dan
skala prioritas.
5. Persetujuan rencana. Proses pengambilan keputusan disini mungkin bertingkat-tingkat,
dari keputusan bidang teknis kemudian memasuki wilayah proses politik.
b. Penyusunan Program Rencana
Penyusunan program rencana lebih terperinci mengenai tujuan dari sasaran dalam jangka
waktu tertentu, yaitu perincian jadwal kegiatan, jumlah dan jadwal pembiayaan dan
menetapkan lembaga/instansi yang akan melakukan program-program pembangunan
(proyek). Keberadaan rencana mempunyai kedudukan yang legal dalam pelaksanaannya.
c. Pelaksanaan Rencana
Sering kali perlu dibedakan antara tahap konstruktif dan tahap operasi. Hal ini perlu
dipertimbangkan karena sifat kegiatan usahanya berbeda. Tahap pelaksanaan operasi perlu
mempertimbangkan kegiatan pemeliharaan, kebijaksanaan perlu diikuti implikasi
pelaksanaannya dan secara terus menerus memerlukan penyesuaian-penyesuaian.
d. Pengawasan atas Pelaksanaan Rencana
1) Mengusahakan agar pelaksanaannya sesuai dengan rancangan.
2) Jika ada penyimpangan, perlu diketahui seberapa jauh dan apa penyebabnya.
3) Dilakukan tindakan korektif terhadap penyimpangan-penyimpangan.
e. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan secara terus menerusyang fungsinya untuk membantu proses
perencanaan pembangunan agar kelemahan-kelemahan, kekurangan-kekurangannya dapat
diidentifikasi yang akhirnya untuk perbaikan rencana atau program.
Riyadi dan Bratakusumah (2004) menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
perencanaan pembangunan antara lain meliputi:
a. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan baik eksternal maupun internal, yang dapat mencakup bidang sosial,
budaya, ekonomi, dan politik. Faktor eksternal biasanya datang dari pengaruh global yang
berkembang dalam lingkup nasional maupun internasional. Sedangkan faktor internal,
merupakan pengaruh yang datang dari wilayah perencanaan itu sendiri.
b. Faktor Sumber Daya Manusia Perencana
Seperti halnya setiap kegiatan, baik yang dilaksanakan oleh individu maupun
organisasi/kelompok. Sumber daya manusia selalu menjadi faktor utama sebagai “motor”
penggerak. Kualitas perencanaan yang baik lebih mungkin tercipta oleh sumber daya manusia
yang tepat dan berkualitas. Sementara itu perencanaan yang baik juga memungkinkan untuk
dapat diimplementasikan dalam program pembangunan. Kualitas perencanaan yang baik
tergantung pada kemampuan, keahlian, dan keluwesan dari para perencananya disamping
teknik dan metode yang digunakan.
c. Faktor Sistem yang Digunakan
Sistem perencanaan yang dimaksud disini adalaha aturan-aturan atau kebijakan-kebijakan
yang digunakan oleh suatu daerah/wilayah tertentu sebagai dasar pelaksanaan perencanaan
pembangunan. Hal tersebut biasanya menyangkut pada prosedur, mekanisme, pelaksanaan,
pengambilan keputusan, pengesahan dan sebagainya.
d. Faktor Perkembangan Ilmu dan Teknologi
Ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi faktor penting dan berperan sangat besar bagi
upaya mencapai suatu perencanaan. Perkembangan yang pesat berakibat antara lain pada
lahirnya berbagai ilmu dan beraneka ragam temuan yang terjadi dalam bidang teknologi,
terutama teknologi informasi dan komunikasi.
e. Faktor Pendanaan
Faktor pendanaan pada dasarnya merupakan faktor yang sudah given. Artinya, hal itu
memang harus ada untuk melakukan suatu kegiatan atau aktivitas. Pelaksanaan perencanaan
harus benar-benar serius, dalam arti pihak-pihak yang berkaitan termasuk para perencananya
harus fokus terhadap tugasnya. Selain itu dalam perencanaan pembangunan daerah harus
sudah dapat diperhitungkan atau dipertimbangkan masalah-masalah pendanaan. Mulai dari
berapa jumlah yang dibutuhkan (anggaran), dari mana sumber pendanaannya dan bagaimana
sistem pengelolaannya.
Berdasarkan penjelasan yang ada maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa tahapan
perencanaan pembangunan merupakan suatu siklus yang memiliki keterkaitan antara satu
dengan yang lainnya. Sementara itu proses perencanaan pembangunan mempertimbangkan
adanya berbagai aspek yang ada didalamnya dimana dengan adanya aspek tersebut dapat
mempengaruhi pelaksanaan suatu rencana. Terdapat berbagai faktor penghambat dan
pendukung berjalannya tahapan suatu perencanaan pembangunan yakni faktor lingkungan,
faktor sumber daya manusia perencana, faktor sistem yang digunakan, faktor perkembangan
ilmu dan teknologi, dan faktor pendanaan.

Anda mungkin juga menyukai