Anda di halaman 1dari 52

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. Berkat rahmat, petunjuk,
dan pertolongan-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah ini tak lupa pula kita
panjatkan salawat serta salam kepada nabi junjungan kita nabi Muhammad SAW
yang telah membimbing kita dari alam gelap menuju alam yang terang menerang.
Adapun judul dari makalah ini yaitu “HORMON PROESTEROGEN DAN
ESTEROGEN”. Tugas ini ditulis sebagai tugas presentasi mata kuliah
farmakologi toksiologi.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat dijadikan bahan untuk belajar
dan menambah ilmu pengetahuan dalam memahami.Penulis menyadari makalah
ini jauh dari kesempurnaan,penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.

PALU,27 FEBRUARI 2018

PENYUSUN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman - "yang mengerakan") adalah


pembawa pesan kimiawi antar sel atau antarkelompok sel. Hormon adalah
senyawa yang secara normal dikeluarkan oleh kelenjar endokrin atau jaringan
tubuh dan dilepaskan ke peredaran darah, menuju jaringan sasaran, berinteraksi
secara selektif dengan reseptor khas dan menunjukkan efek biologis (Siswandono
dan Soekardjo, B., 1995).

Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan, memproduksi


hormon. Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sel untuk mencari sel
target. Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein
reseptor tertentu pada permukan sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor
protein akan menerima sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan mempengaruhi
ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular, termasuk di
antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis
(kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan,
pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin,
dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause).
Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon
lainya. Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme
multiselular.
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 PENGERTIAN

 HORMON PROESTEROGEN

Progesteron adalah hormon steroid yang berperan dalam siklus menstruasi


wanita, mendukung proses kehamilan, dan embriogenesis. Progesteron tergolong
kelompok hormon progestogen, dan merupakan hormon progestogen yang banyak
terdapat secara alami.

Tanaman Dioscorea mexicana mengandung senyawa steroid diosgenin,


yang dapat diubah menjadi progesteron di laboratorium. Tanaman lain yang dapat
dimanfaatkan untuk mensintesis progesteron adalah Dioscorea pseudojaponica
dan Dioscorea villosa.Pada manusia dan beberapa binatang, progesteron
diproduksi di ovarium (khususnya setelah ovulasi di corpus luteum), pada otak,
selama kehamilan, dan pada plasenta.

Pria dan wanita sama-sama memproduksi progesteron, namun wanita


tercatat memproduksi hormon progesteron dua kali lebih banyak dibanding pria.
Wanita menggunakan progesteron bersama dengan hormon wanita lain seperti
estrogen untuk memfasilitasi proses reproduksi. Progesteron ditemukan di
ovarium, kelenjar adrenal, dan plasenta. Progesteron juga disimpan dalam sel
lemak tertentu. Di luar tubuh manusia, progesteron dapat ditemukan dalam satu
jenis ubi tertentu. Wanita yang telah mengalami menopause dan gadis remaja
prapubertas memiliki tingkat progesteron yang sangat rendah. Seorang wanita
yang memiliki tingkat rendah progesteron selama masa aktif reproduksi disebut
mengalami defisiensi atau kekurangan progesteron. Gejala kekurangan
progesteron meliputi menstruasi yang tidak teratur, kista ovarium, dan keguguran.
Seorang wanita yang diduga mengalami kekurangan progesteron akan diminta
untuk melakukan pemeriksaan sampel darah. Sebelum melakukan pemeriksaan
sampel darah, pasien diminta untuk tidak mengambil pil KB, suplemen estrogen,
atau suplemen progesteron setidaknya satu bulan sebelum pengujian agar hasil
pemeriksaan akurat.

 EFEK FISIOLOGIS

a) Efek Pada Sistem Reproduksi

a. Menyiapkan uterus (rahim) untuk kehamilan


b.Selama kehamilan, progesteron juga menurunkan respon kekebalan
tubuh ibu, untuk menerima janin.

c. Menurunkan pergerakan otot halus uterus (rahim)

d. Menghambat laktasi selama kehamilan

e.Penurunan kadar progesteron selama masa kehamilan mungkin menjadi


awal mula proses kelahiran bayi.

f. Mempertebal dinding endometrium setelah terjadi ovulasi

g.Menghambat produksi LH agar korpus luteum mengalami degenerasi


saat tidak terjadi fertilisasi

h. Menghambat laktasi saat kehamilan

i. Mempersiapkan endometrium untuk implantasi zigot

b) Efek Pada Sistem Saraf

•Progesteron termasuk hormon neurosteroid, berperan meningkatkan


kemampuan belajar dan daya ingat

c) Efek Pada Sistem Lainnya

a.Menurunkan kejang otot polos

b.Menururunkan kerja empedu dan kandung kemih

c.Memiliki efek antiinflamasi dan mengatur respon kekebalan tubuh

d.Menormalkan pembekuan darah, kadar seng dan tembaga, kadar oksigen


sel, dan lemak yang disimpan untuk energi.

e.Mempengaruhi kesehatan gusi, meningkatkan risiko gingivitis dan


kerusakan gigi.

f.Mencegah kanker endometrium, dengan cara mengatur efek estrogen.

Oleh karena ketersediaan hayati progesteron sangat buruk ketika


digunakan secara oral, maka hormon ini banyak disintesis sebagai progestin, akan
tetapi progestin tidak mampu menggantikan peran progesteron alami karena pada
banyak kasus progestin hanya diproduksi untuk menyerupai efek progesteron
pada uterus.

 . Progesteron Selama Perkembangan Payudara


Pubertas seorang wanita ditandai oleh menstruasi dan perkembangan
payudara. Payudara mulai tumbuh beberapa tahun sebelum menstruasi yang
didorong oleh estrogen, prolaktin, dan hormon lainnya. Setelah ovulasi dan
menstruasi pertama, tubuh mulai memproduksi progesteron. Bersama dengan
estrogen dan hormon lainnya, progesteron membantu melanjutkan pertumbuhan
dan perkembangan payudara. Saat terjadi kekurangan progesteron, seorang wanita
berpotensi mengalami hambatan perkembangan saluran air susu dan kelainan
perkembangan bentuk payudara.

 Progesteron Selama Konsepsi

Infertilitas atau sulit hamil adalah akibat lain dari defisiensi progesteron.
Progesteron memberi sinyal pada payudara dan rahim untuk mempersiapkan
konsepsi. Payudara kemudian akan membesar untuk memproduksi lebih banyak
air susu. Progesteron juga akan merangsang lapisan rahim menjadi lebih tebal dan
leher rahim untuk mengeluarkan lendir lebih banyak.

Progesteron juga akan memberi tahu sistem kekebalan tubuh untuk menyesuaikan
diri sehingga memungkinkan tubuh menerima sel telur yang dibuahi. Jika
konsepsi tidak terjadi, level progesteron akan menurun dan memicu dimulainya
siklus menstruasi. Tubuh seorang wanita dengan kadar progesteron rendah tidak
akan mengalami perubahan untuk mempersiapkan pembuahan sehingga sulit
untuk hamil.

 Progesteron Selama Kehamilan

Selama kehamilan, progesteron membuat uterus menebal dan


menstabilkan posisi janin. Progesteron juga terus merangsang pertumbuhan
jaringan payudara untuk memproduksi air susu. Hormon ini berperan pula
memperkuat dinding panggul dan mendorong produksi lendir yang menyumbat
leher rahim untuk mencegah masuknya infeksi. Semua hal ini akan melindungi
janin. Seorang wanita yang kekurangan progesteron menjadi lebih berpotensi
mengalami keguguran. Level progesteron yang rendah juga membuat seorang
wanita yang berhasil melahirkan akan kesulitan memberikan ASI secara efektif.

 Kontrasepsi Hormonal

A. Definisi Kontrasepsi Hormonal

Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan


untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung
preparat estrogen dan progesterone. Keuntungan kontrasepsi hormonal sangat luas
disamping mencegah terjadinya kehamilan, menurut sebuah buletin yang
dikeluarkan olehAmerican College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG)
dan diterbitkan dalam Obstetrics & Gynecology edisi Januari 2010.

“Kami sudah mengenal selama bertahun-tahun bahwa kontrasepsi hormonal


memiliki keuntungan kesehatan diluar mencegah kehamilan,” kata penulis Robert
L. Reid, MD, dari Kingston, Ontario, Kanada sebagai penulis utama, dalam suatu
rilis berita.

Selama tahun-tahun reproduksi, lebih dari 80% wanita di Amerika Serikat


menggunakan beberapa bentuk kontrasepsi hormonal, seperti kontrasepsi oral atau
pil, patch, single-rod progestin dan implan lainnya, suntikan, cincin vagina, dan
intrauterine device (IUD). Selain untuk mencegah kehamilan yang tidak
direncanakan, kontrasepsi hormonal digunakan untuk mengobati gangguan
menstruasi termasuk dismenore dan menoragiadengan efektif. Laporan
menunjukkan, sampai 90% wanita muda dismenore, yang merupakan penyebab
utama absen sekolah dan bekerja. Jika tidak diobati, menoragia dapat
menyebabkan anemia. Sekitar tiga perempat wanita dengan dismenore
menanggapi dengan positif kombinasi pengibatan dengan kontrasepsi oral, dan
cincin vagina mungkin sama efektifnya. Kontrasepsi hormonal dapat diberikan
secara oral dalam bentuk pil atau injeksi. Pil kontrasepsi mengandung kombinasi
antara estrogen dan progesteron. Sedangkan sediaan injeksi hanya mengandung
progesteron saja. Estrogen menghambat ovulasi dengan menekan hipotalamus
dalam menskresi FSH releasing factor, LH releasing factor, dan selanjutnya
mengurangi skresi FSH dan LH. Progesteron menghambat pergerakan sperma
dengan meningkatkan kekentalan muskus pada servik, memperlambat transpor
ovum, menghambat aktivasi enzim penghidrolisa sperma yang diperlukan untuk
fertilisasi, menghambat aktivasi enzim penghidrolisa sperma yang diperlukan
untuk fertilisasi, menghambat inflamasi, dan ovulasi melalui pengurangan skresi
FSH dan LH.

Kedua hormon tersebut diperlukan untuk pematangan folikel gravida


dalam ovarium, karena hambatan tersebut menyebabkan ovulasi terhambat yang
mengakibatkan pembuahan tidak dapat terjadi. Selain itu, estrogen dan
progesteron juga akan menyebabkan perubahan endometrium sehingga terjadi
perubahan lendir serviks dan motilitas tuba falofi yang mengganggu pergerakan
sperma.
 . Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat
yang bersifat hormonal, yaitu:

Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan):kehamilan,


gejala thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau
tumor dalam rahim. Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan
intensif oleh dokter): penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan
vagina berat, penyakit ginjal dan jantung.

 Macam – Macam Kontrasepsi Hormonal

Alat kontrasepsi modern yaitu bisa berupa Pil, AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim), suntik, implant (susuk), Tubektomi dan Vasektomi.Alat
kontrasepsi hormonal yang paling banhyak di jumpai di masyarakat yaitu ,suntik,
pil kombinasi, IUD dan susuk(implant).

1. Kontrasepsi Suntikan

Tersedia suntik 1 bulan (estrogen + progesteron) dan 3 bulan (depot


progesteron, tidak terjadi haid). Cukup praktis tetapi karena memasukkan hormon
sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang yang sensitif sering mengalami efek
samping yang agak berat.

1) Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate 50 Mg.

2)Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate dan estrogen.

3) Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang mengandung derivate


testosteron.

• Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan (Hartanto H.2004)

a. Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum


untuk terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing faktor
dari hipotalamus.

b. Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh spermatozoa.

c. Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk


implantasi dari hasil konsepsi.

• Keuntungan dan Kerugian

1) Keuntungan ( Hartanto.H,2004 )
a. Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8 minggu
untuk 6 bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali tiap
12 minggu.

b. DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150 mg.

c. Tingkat efektifitasnya tinggi

d. Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.

e. Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.

f. Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.

g. Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak


disuntik ulang, sedangkan IUD dan implant yang non-bioderdable harus
dikeluarkan oleh orang lain.

h. Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa perlu


memberitahukan kepada siapapun termasuk suami atau keluarga lain.

i. Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang disebabkan
estrogen, antara lain mual atau efek samping yang lebih serius seperti
timbulnya bekuan darah disamping estrogen juga dapat menekan produksi ASI.

2) Kerugian ( Hartanto,2004).

a. Perdarahan yang tidak menentu

b. Terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan

c. Berat badan yang bertambah

d. Sakit kepala

e. Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan

f. Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik lagi.

g. Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan 0.7%.

h. Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.

i. Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan

j. Memerlukan biaya yang cukup tinggi.

• Saat Pemberian Yang Tepat ( Wiknjosastro,2001)


a. Pasca persalinan

1) Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu post
partum dan sebelum berkumpul dengan suami.

2) Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.

b. Pasca Abortus

1) Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.

2) Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.

c. Interval

1) Hari kelima menstruasi

2) Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.

• Cara Penggunaan ( Saifuddin AB,2003).

Depo provera atau Depo progestin disuntikan secara intra muscular tiap 12
minggu dengan kelonggaran batas waktu suntik, biasa diberikan kurang satu
minggu.

• Efek Samping dan Penanggulangannya ( Hartanto,H.2004)

• Efek samping ( Hartanto,H.2004)

1) Gangguan Haid :

a. Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan


kontrasepsi suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem.

b. Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama


menggunakan kontrasepsi suntikan.

c. metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya

2) Keputihan

Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa
mengganggu ( jarang terjadi)

3) Perubahan berat badan

Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah


menggunakan kontrasepsi suntikan.
4) Pusing dan sakit kepala

Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau
keseluruhan dari bagian kepala . Ini biasanya bersifat sementara.

5) Hematoma

Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah
kulit.

• Penanggulangannya ( Saifuddin,A.B,2003)

1) Gangguan haid

a) Konseling

Memberikan penjelasan kepada calon akseptor bahwa pada pemakaian


kontrasepsi suntikan dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut adalah akibat
pengaruh hormonal suntikan dan biasanya gejala-gejala perdarahan tidak
berlangsung lama

b) Pengobatan

Apabila pasien ingin mendapat haid, dapat diberikan pemberian Pil KB


hari I sampai ke II masing masing 3 tablet, selanjutnya hari ke IV diberikan 1 x 1
selama 3 – 5 hari. Bila terjadi perdarahan, dapat pula diberikan preparat estrogen
misalnya : Lymoral 2 x 1 sehari sampai perdarahan berhenti. Setelah perdarahan
berhenti, dapat dilaksanakan “tepering off” ( 1 x 1 tablet ).

2) Keputihan

a) Konseling :

Menjelaskan kepada akseptor bahwa kontrasepsi suntikan jarang terjadi


keputihan. Bila hal ini terjadi juga, harus dicari penyebabnya dan segera di
berikan pengobatan.

b) Pengobatan :

Pengobatan medis biasanya tidak diperlukan. Pada kasus dimana cairan


berlebihan dapat diberikan preparat Anti Cholinergis seperti extrabelladona 10 mg
dosis 2 x 1 tablet untuk mengurangi cairan yang berlebihan. Perubahan warna dan
bau biasanya disebabkan oleh adanya infeksi.

3) Perubahan Berat Badan


a) Konseling :

Menjelaskan kepada akseptor bahwa kenaikan berat badan adalah salah


satu efek samping kontrasepsi suntikan. Kenaikan berat badan dapat juga
disebabkan hal-hal lain. Hipotesa para ahli : DMPA merangsang pusat
pengendalian nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan
lebih banyak dari biasanya. Disamping itu dapat pula terjadi penurunan berat
badan.

b) Pengobatan :

Pengobatan diet merupakan pilihan utama. Dianjurkan untuk


melaksanakan diet rendah kalori serta olahraga yang teratur. Bila terlalu kurus,
dianjurkan untuk diet tinggi kalori, bila tidak berhasil dianjurkan untuk ganti cara
kontrasepsi non hormonal.

4) Pusing dan Sakit Kepala

a) Konseling:

Menjelaskan kepada akseptor bahwa efek samping tersebut mungkin ada


tetapi jarang terjadi dan biasanya bersifat sementara.

b) Pengobatan

Pemberian anti prostaglandin untuk mengurangi keluhan acetosal 500mg, 3 x 1


tablet/hari.

5) Hematoma

a) Konseling

Menjelaskan kepada calon akseptor mengenai kemungkinan efek samping

b) Pengobatan

Kompres dingin pada daerah yang membiru selama 2 hari. Setelah itu
diubah menjadi kompres hangat sehingga warna biru/kuning menjadi hilang.

2. Kontrasepsi Oral ( Pil )

Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk tablet,


mengandung hormon estrogen dan progestrone yang digunakan untuk mencegah
hamil. Kontrasepsi oral terdiri atas lima macam yaitu :
1) Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan progestrone sintetik yang
diminum 3 kali seminggu. Pil kombinasi terdapat 3 tipe jenis berdasarkan
variasi dosis, yaitu monofasik,bifasik dan trifasik.

2) Pil sekunseal, Pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan urutan
hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan
hormon tersebut,estrogen hanya diberikan selama 14 – 16 hari pertama di ikuti
oleh kombinasi progestrone dan estrogen selama 5 – 7 hari terakhir.

3)Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung progestrone dalam
dosis mini ( kurang dari 0,5 mg) yang harus diminum setiap hari termasuk pada
saat haid.

4) Once a moth pil, pil hormon yang mengandung estrogen yang ” Long acting ”
yaitu biasanya pil ini terutama diberikan untuk wanita yang mempunyai
Biological Half Life panjang.

5)Morning after pil, merupakan pil hormon yang mengandung estrogen dosis
tinggi yang hanya diberikan untuk keadan darurat saja, seperti kasus
pemerkosaan dan kondom bocor.

• Efek samping yang ditimbulkan kontrasepsi Oral ( Pil ).

a. Nousea

b. Nyeri payudara

c. Gangguan Haid

d. Hipertensi

e. Acne

f. Penambahan berat badan.

• Keuntungan Kontrasepsi Oral ( Pil )

a. Mudah menggunakannya

b. Cocok untuk menunda kehamilan pertama dari pasangan usia subur muda.

c. Mengurangi rasa sakit pada saat menstruasi

d. Dapat mencegah defesiensi zat besi (Fe)

e. Mengurangi resiko kanker ovarium.


3. Kontrasepsi Implant

Kontrasepsi implant mekanisme kerjanya adalah menekan ovulasi


membuat getah serviks menjadi kental dan membuat endometrium tidak sempat
menerima hasil konsepsi.

• Efek samping Implant

Pada umumnya efek samping yang ditimbulkan implant tidak berbahaya.


Yang paling sering ditemukan adalah gangguan haid yang kejadiannya bervariasi
pada setiap pemakaian, seperti pendarahan haid yang banyak atau sedikit, bahkan
ada pemakaian yang tidak haid sama sekali. Keadaan ini biasanya terjadi 3 – 6
bulan pertama sesudah beberapa bulan kemudian. Efek samping lain yang
mungkin timbul, tetapi jarang adalah sakit kepala, mual, mulut kering, jerawat,
payudara tegang, perubahan selera makan dan perubahan berat badan.

• Keuntungan Implant.

a. Efektifitas tinggi setelah dipasang

b. Sistem 6 kapsul memberikan perlindungan untuk 5 tahun

c. Tidak mengandung estrogen

d. Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya dikeluarkan

e.Implant melepaskan progestin dengan kecepatan rendah dan konstant, sehingga


terhindar dari dosis awal yang tinggi

f. Dapat mencegah terjadinya anemia

• Kerugian Implant

a. Insersi dan pengeluaran harus dikeluarkan oleh tenaga terlatih

b. Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan
implant

c. Lebih mahal

d. Sering timbul perubahan pola haid

e. Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.

4. IUD
IUD ditempatkan setinggi mungkin dalam rongga rahim waktu pemasangan
yang paling baik adalah 40 hari setelah persalinan.

• Cara Kerja

a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii

b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri

c.AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun


AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi sperma untuk fertilisasi

• Keuntungan Kontrasepsi IUD

a.Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1


kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan)

b. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan

c. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu
diganti)

d. Tidak mempengaruhi hubungan seksual

e. Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A

f. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

g.Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi
infeksi)

h. Dapat digunakan sampai manopouse

i. Tidak ada interaksi dengan obat-obat

j. Membantu mencegah kehamilan ekktopik

• Kelemahan Kontrasepsi IUD

Efek samping umum terjadi:

a. perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar
mensturasi, saat haid lebih sakit

b.Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang
memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang
apabila pemasangan benar)

c. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

d.Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti
pasangan

e. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai


AKDR, PRP dapat memicu infertilitas

f. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan


AKDR

g.Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan


AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari

h.Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang
dapat melepas

i. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila
AKDR dipasang segera setelah melahirkan)

j.Tidakmencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk


mencegah kehamilan normal

k.Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu.

• Yang Boleh Menggunakan

a. Usia reproduktif

b. Keadaan nulipara

c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

d.Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui

f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

g. Risiko rendah dari IMS

h. Tidak menghendaki metoda hormonal

i. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari


j. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama

k. Perokok

l. Gemuk ataupun kurus

m. Yang Tidak Diperkenankan Menggunakan

n. Sedang hamil

o. Perdarahan vagina yang tidak diketahui

p. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)

q.Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus
septik

r.Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat
mempengaruhi kavum uteri

s. Penyakit trofoblas yang ganas

t. Diketahui menderita TBC pelvik

u. Kanker alat genital

v. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

D. Contoh Sediaan Kontrasepsi Hormonal

Estrogen Progestin Jumlah Pil

MONO FASIK

• EES 20 µg

• EES 30 µg

• EES 50 µg

Desogestrel 150 µg

Gestodem 75 µg

Desogestrel 150 µg

Levonogestrel 150 µg

Linestrenol 2,5 mg
Linestrenol 1 mg

E.Tanda – Tanda Bahaya atau Potensial Bahaya Pada Penggunaan Kontrasepsi


Hormonal

Tanda-Tanda Kemungkinan Penyebab

1. Nyeri lambung hebat

2. Nyeri dada hebat

3. Sakit kepala hebat

4. Pandangan kabur,flashing setelah kena sinar, dan kebutaan

5.Nyeri kaki hebat (betid & paha) 1. Sakit pd kandung kemih, adenoma
hepatik,pembekuan darah,dan pankreatis

2. Pembekuan darah pd paru-paru dan infark jantung

3. Stroke,migren,hipertensi

4. Stroke,hipertensi,masalah pembuluh darah temporer

5. Terjadinya pembekuan darah pada hepar

Hormon Estrogen

Estrogen adalah hormon seks yang umumnya diproduksi oleh rahim


wanita yang merangsang pertumbuhan organ seks anak perempuan, seperti halnya
payudara dan rambut kelamin, dikenal sebagai karakteristik seks sekunder.
Estrogen juga mengatur siklus menstruasi. Pada kebanyakan wanita, hormon
indung telur tidak memainkan peran yang penting dalam gairah seks mereka.
Dalam sebuah penelitian pada wanita dibawah usia 40 tahun, 90% melaporkan
tidak adanya perubahan dalam nafsu seks atau fungsi setelah hormon seks
diturunkan karena pengangkatan kedua rahim.

Estrogen penting dalam menjaga kondisi dinding vagina dan


elastisitasnya, serta dalam memproduksi cairan yang melembabkan vagina.
Mereka juga membantu untuk menjaga tekstur dan fungsi payudara wanita. Pada
pria, estrogen tidak memiliki fungsi yang diketahui. Namun, kadar yang terlalu
tinggi dapat mengurangi selera seksual, menyebabkan kesulitan ereksi,
pembesaran payudara, dan kehilangan rambut tubuh pada beberapa pria.
Hormon estrogen adalah hormon steroid seks dengan 18 atom C dan dibentuk
terutama dari 17-ketosteroid androstenedion. (Sarwono Prawirohardjo, ilmu
kandungan)

Hormon estrogen adalah hormon seks yang diproduksi oleh rahim untuk
merangsang pertumbuhan organ seks, seperti; payudara dan rambut pubik;
mengatur siklus menstruasi.

Hormon Estrogen merupakan hormon steroid kelamin karena memiliki struktur


kimia berintikan steroid dan secara fisiologik sebagian besar diproduksi oleh
kelenjar endokrin sistem reproduksi. Hormon ini dihasilkan oleh Folikel Graaf.
Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH.

Estrogen dibagi menjadi dua, yaitu:

 Estrogen Alami : Estrogen diproduksi oleh folikel ovarium, dan juga


adrenal dan testis. Merupakan hormon steroid yang memiliki 18 atom
kabon dengan cincin-A (aromatik) tidak tersaturasi.
 Estrogen Sintetis : Senyawa sintetis (buatan) yang mempunyai efek
estrogenik kuat bila diberikan secara oral.

Berdasarkan struktur kimia, estrogen yang digunakan dalam terapi dibagi menjadi
2 kelompok, yaitu:

1. Steroid

Ketiga estrogen alami utama dalam perempuan estron (E1), estradiol (E2),
dan estriol (E3). Estradiol (E2) adalah bentuk dominan pada wanita tidak hamil,
estron diproduksi selama menopause, dan estriol merupakan estrogen utama
kehamilan. Dalam tubuh ini semua diproduksi dari androgen melalui tindakan
enzim.

Meskipun orang sering menganggap estrogen sebagai entitas tunggal,


hormon ini sebenarnya tiga molekul biokimiawi berbeda yang secara alami tubuh
memproduksi Ketiga molekul estrogen memiliki kegiatan yang berbeda yang
membuat mereka lebih atau kurang "estrogenik:".

· Estrone lebih lemah dari estradiol. Estron dibuat dari lemak tubuh.Dari
menarche dengan menopause estrogen utama adalah 17β-estradiol. Pada wanita
postmenopause lebih estron hadir dari estradiol. Ia wujud dengan banyak untuk
wanita yang putus-haid.
· Estradiol adalah dihasilkan dari testosteron dan estron dari androstenedion oleh
aromatase. Estradiol dibuat dari ovarium, dan memberikan penampilan wanita
melengkung mereka.

Estriol hadir dalam jumlah kecil dan sebagian besar dibuat selama kehamilan

Premarin, obat estrogenik sering diresepkan, mengandung estrogen dan


steroid equilin equilenin, selain estron sulfat tetapi karena resiko kesehatan, lebih
banyak estrogen genetik bernama Progynova (estradiol valerat) sekarang lebih
sering diresepkan.

2. Nonsteroid

Berbagai bahan sintetis dan alami telah diidentifikasi yang juga memiliki aktivitas
estrogenik.

· Zat sintetis dari jenis ini dikenal sebagai xenoestrogens.

· Tanaman produk dengan aktivitas estrogenik yang disebut fitoestrogen.

·Yang dihasilkan oleh jamur yang dikenal sebagai mycoestrogens.

Hormon Estrogen

Fungsi Estrogen yang umumnya diproduksi oleh rahim yakni :

1. merangsang pertumbuhan organ seks anak perempuan, seperti halnya payudara


dan rambut kelamin, dikenal sebagai karakteristik sekssekunder.
2. Estrogen juga mengatur siklus menstruasi.
3. Menjaga kondisi dinding vagina dan elastisitasnya, serta dalam memproduksi
cairan yang melembabkan vagina.
4. Mereka juga membantu untuk menjaga tekstur dan fungsi payudara wanita.
5. Mencegah gejala menopause seperti hot flushes (rasa panas didaerah tubuh
bagian atas dan gangguan mood)
6. Mempertahankan fungsi otak.
7. Mengatur pola distribusi lemak di bawah kulit sehingga membentuk tubuh
wanita yang feminine
8. Meningkatkan pertumbuhan dan elastisitas serta sebagai pelumas sel jaringan
(kulit, saluran kemih, vagina, dan pembuluh darah).
9. Estrogen juga mempengaruhi sirkulasi darah pada kulit, mempertahankan
struktur normal kulit agar tetap lentur, menjaga kolagen kulit agar terpelihara dan
kencang serta mampu menahan air.
10. Produksi sel pigmen kulit
11. Pada pria, estrogen tidak memiliki fungsi yang diketahui. Namun, kadar yang
terlalu tinggi dapat mengurangi selera seksual, menyebabkan kesulitan ereksi,
pembesaran payudara, dan kehilangan rambut tubuh pada beberapa pria.

2.3 Mekanisme Kerja

Hormon Progesteron

Progestin merupakan hormon yang secara alami terutama diproduksi oleh


corpus luteum dan plasenta yang berperan dalam reproduksi dengan
mempersiapkan endometrium untuk implantasi telur dan membantu
perkembangan serta berfungsinya kelenjar mammary. Di samping efek
progestationalnya, progestin sintetik tertentu memiliki efek anabolik, androgenik
atau estrogenik (biasanya lemah). Progesteron merupakan progestin alam yang
paling banyak yang selain efeknya sebagai hormon juga berfungsi sebagai prazat
untuk produksi berbagai androgen, kortikosteroid dan estrogen secara endogen.

Progesteron merupakan progestin alam yang paling banyak yang selain efeknya
sebagai hormon juga berfungsi sebagai prazat untuk produksi berbagai androgen,
kortikosteroid dan estrogen secara endogen. Mekanisme kerja progesteron dalam
kontrasepsi adalah sebagai berikut :

1. Ovulasi

Ovulasi sendiri mungkin dapat dihambat karena terganggunya fungsi poros


hipotalamus-hipofisis-ovarium dan karena modifikasi dari FSH dan LH pada
pertengahan siklus yang disebabkan oleh progesteron.

2. Implantasi

Implantasi mungkin dapat dicegah bila diberikan progesteron pra-ovulasi. Ini


yang menjadi dasar untuk membuat IUD yang mengandung progesteron.
Pemberian progesteron-eksogenous dapat mengganggu kadar puncak FSH dan
LH, sehingga meskipun terjadi ovulasi produksi progesteron yang berkurang dari
korpus luteum menyebabkan penghambatan dari implantasi. Pemberian
progesteron secara sistemik dan untuk jangka waktu yang lama menyebabkan
endometrium mengalami keadaan istirahat dan atropi.
3. Transpor Gamet atau Ovum

Pengangkutan ovum dapat diperlambat bila diberikan progesteron sebelum terjadi


fertilisasi.

4. Luteolisis

Pemberian jangka lama progesteron saja mungkin menyebabkan fungsi corpus


luteum yang tidak adekuat pada siklus haid sehingga menghambat
folikulogenesis.

5. Lendir serviks yang kental

Dalam 48 jam setelah pemberian progesteron, sudah tampak lendir serviks yang
kental, sehingga motilitas dan daya penetrasi dari spermatozoa sangat terhambat.

Lendir serviks yang tidak cocok dengan sperma adalah lendir yang jumlahnya
sedikit, kental dan seluler serta kurang menunjukkan ferning dan spinnbarkeit.

Hormon Estrogen

Estradiol memasuki sel-sel bebas dan berinteraksi dengan target sitoplasma sel
reseptor. Setelah reseptor estrogen yang telah mengikat ligan, estradiol dapat
memasukkan inti dari sel target, dan mengatur transkripsi gen, yang mengarah ke
pembentukan pesan RNA (MRNA). MRNA berinteraksi dengan ribosom untuk
memproduksi protein tertentu yang mengekspresikan efek estradiol pada sel
target.

Estradiol mengikat baik untuk kedua reseptor estrogen, ERα, dan ERβ, berbeda
dengan estrogen tertentu lainnya, terutama obat yang preferentially bertindak atas
salah satu reseptor. Obat-obat ini disebut modulator reseptor estrogen
selektiv/selective estrogen receptor modulation, atau SERM. Estradiol adalah
estrogen alami yang paling ampuh.

Mekanisme kerja Hormon Progesteron dan Estrogen

Progesteron : Menginduksi sintesis protein spesifik melalui reseptor intrasel

Estrogen : Menginduksi sintesis protein spesifik melalui efek androgen (Belajar


Mudah Farmakologi, EGC 2004)
2.4 Kekurangan

Hormon Progesteron

Deteksi kekurangan hormon progesteron

a. Anamnesa

Merujuk pada fungsi-fungsi hormon progesteron yang telah dipaparkan


sebelumnya, maka ada beberapa pertanyaan dalam proses anamnesa yang dapat
ditanyakan kepada pasien, yang dalam hal ini dapat membimbing kita untuk
memahami gambaran konsentrasi progestseron dalam tubuh pasien.

Pertanyaan tersebut antara lain :

Apakah pasien merasakan kecemasan berlebih ?

Apakah pasien mengalami kepanikan dan gelisah ?

Adakah keluhan insomnia ?

Adakah keadaan payudara yang membengkak serta nyeri payudara berebih saat
menstruasi ?

Adakah sikap agresif dan migraine serta nyeri perut bawah sebelum menstruasi ?

Apakah terjadi penurunan gairah seksual ?

Apakah pasien pernah mengalami keguguran sebelumnya ?

Bila pasien memiliki tanda-tanda seperti disebutkan diatas, maka pemeriksa dapat
mencurigai kemungkinan pasien mengalami kekurangan hormon progesteron

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan lanjutan yang harus dilakukan oleh


pemeriksa setelah menemukan kemungkinan kekurangan progesteron pada pasien
melalui proses anamnesa sebelumnya.

Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan antara lain :

- Menilai tanda-tanda kekurangan cairan .

Tanda ini biasanya tidak spesifik dan mudah untuk dikenali, tetapi dapat menjadi
gejala awal yang menjadi pertimbangan pemeriksa.

- Menilai tampilan otot wajah pasien


Pasien yang mengalami kekurangan progesteron cenderung memiliki otaot wajah
yang tampak tegang.
Efek kekurangan hormon progesteron

Melihat dari betapa besar fungsi hormon progesteron dalam tubuh, maka
kekurangan progesteron dapat sangat berpengaruh bagi penderita. Pengaruh-
pengaruh yang mungkin terjadi antara lain :

a. Pengaruh umum

· Terganggunya siklus menstruasi

· Nyeri berlebihan selama siklus menstruasi

· Tidak terjadinya ovulasi

· Meningkatnya resiko keguguran

· Meningkatnya stres dan rasa tidak nyaman selama kehamilan, terutama


pada trimester I.

· Gangguan tidur (insomnia) yang dapat berakibat buruk pada perkembangan


janin.

· Menurunnya daya ingat

· Keringnya mukosa vagina

· Nyeri sendi dan infeksi saluran kencing

b. Pasca persalinan

- Depresi

Selama hamil, kadar progesteron selalu terjaga karena tubuh terus menerus
menghasilkan hormon ini melalui plasenta. Setelah melahirkan, plasenta berhenti
memproduksi sehingga kadar progesteron mendadak turun. Menurut penelitian
yang dilakukan NaProTechnology, penurunan kadar progesteron berkaitan dengan
terjadinya depresi setelah melahirkan (postpartum depression). Kadang-kadang
depresi yang ditandai dengan gejala selalu sedih dan gelisah serta mudah
menangis ini bisa berlangsung hingga 6 bulan.

- Retensi cairan

Retensi atau penumpukan cairan sering terjadi setelah melahirkan, sebagai akibat
dari berkurangnya kadar progesteron. Biasanya kondisi ini ditandai dengan
pembengkakan (edema) terutama dibagian kaki dan tangan. Hal ini terjadi karena
pada siklus normal, progesteron juga berfungsi sebagai diuretic. Oleh progesteron,
kelebihan carain yang terdapat dibeberapa jaringan tubuh akan dikeluarkan
melalui urin.

- Siklus menstruasi yang tidak teratur

Dalam siklus yang normal, menstruasi terjadi ketika kadar progesteron mendadak
turun sebagai sinyal bagi dinding rahim untuk luruh. Kekurangan progesteron
menyebabkan dinding rahim tidak luruh tepat pada waktunya, karena perubahan
komposisi hormonal tidak terjadi secara drastis.

Gangguan pada siklus menstruasi merupakan keluhan yang sering dialami para
ibu setelah melahirkan. Selain kadar hormon progesteron belum normal, produksi
Air Susu Ibu (ASI) juga sering dituding sebagai pemicunya

Penyebab kekurangan hormon progesteron

a. Stres

Aktifitas yang padat dan beban kerja yang berat dapat menimbulkan stres. Hal
inilah yang memicu terhentinya produksi hormon sehingga menyebabkan
terjadinya kekurangan progesteron.

b. Diet

Pola makan sehari-hari juga memberikan kontribusi dalam ketidakseimbangan


hormon. Hal ini terjadi karena kebiasaan mengkonsumsi makanan yang secara
tidak langsung mengandung estrogen, seperti daging ayam, sapi, serta babi yang
diternakkan yang diberikan makanan tambahan berupa hormon estrogen demi
memepercepat pertumbuhannya.

c. Kontrasepsi

Kebanyakan pil kontasepsi menggunakan progestin sebagai terapi pengganti


hormon. Progestin memiliki sifat yang ridak sama dengan progesteron alami,
sehingga hanya akan memicu meningkatnya kadar hormon estrogen didalam
tubuh.

d. Lingkungan

Tanpa kita sadari tubuh kita sehari-hari telah banyak menerima paparan estrogen
sintesis seperti yang terkandung dalam deterjen, pestisida serta berbagai macam
produk perawatan kecantikan. Stimulus paparan yang terjasi secara terus-menerus
ini memberikan dampak negatif terhadap reseptor estrogen dalam tubuh, sehingga
menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang mengacu pada keadaan estrogen
dominan.
Hormon Estrogen

Dampak jangka panjang akibat berkurangnya hormon estrogen adalah:

1. Meningkatnya risiko Osteoporosis ( patah tulang ).

2. Meningkatnya risiko penyakit jantung koroner.

3. Meningkatnya risiko dimensia ( linglung ).

4. Meningkatnya risiko kanker usus besar.

5. Meningkatnya risiko stroke dan katarak.

2.5 Kelebihan

Hormon Progesteron

1. Pengaruh kelebihan hormon progesteron

- Pasien tampak kelelahan

- Kehiangan gairah seksual

- Ketidakstabilan emosi

- Kembung dan nafsu makan berkurang

- Siklus menstruasi tidak teratur

2. Penyebab kelebihan hormon progesteron

Progesteron hanya akan berada dalam keadaan over supply apabila pasien
mengkonsumsi suplemen serta obat-obatan yang mengandung progesteron dalam
dosis yang tinggi, yang dalam hal ini tidak sesuai dengan kebutuhan.

Hormon Estrogen

Kelebihan Estrogen :

· kista pada payudara,

· kelelahan,

· sakit kepala,
· mood swing
2.6 Indikasi dan Kontraindikasi

Hormon Progesteron

• Indikasi

a. Kontrasepsi

b. Perdarahan menstruasi hemoragik/ tidak teratur

c. Karsinoma endometrium

d. Hipoventilasi

• Kontraindikasi

Meningioma.

• Efek samping

a. Maskulinisasi pada penggunaan lama

b. Toksisitas minimal.

• Farmakokinetik

Dimetabolisme oleh hati menjadi glukoronida atau konjugat sulfat. Sebagian besar
dosis awal cepat didegradasi oleh metabolisme lintasan pertama, sehingga
progesterone tidak mencapai jaringan bila diberikan secara oral. Progestin sintetis
sebaliknya tidak rentan terhadap metabolisme lintasan pertama sehingga dapat
diberikan secara oral.

Hormon Estrogen

• Indikasi

a. Kontrasepsi

b. Vaginitis atrofik

c. Osteoporosis

d. Penyakit kardiovaskuler yang terkait menopause

e. Perdarahan menstruasi hemoragik

f. Kegagalan perkembangan ovarium


g. Hirsutisme

h. Kanker prostate

• Kontraindikasi

a. Kehamilan teratogenik

b. Neoplasma yang tergantung estrogen

c. Perdarahan pervaginam

d. Kerusakan hati

e. Kelainan tromboembolik

• Efek Samping

a. Nausea (memburuk pada waktu pagi, kemudian terjadi toleransi)

b. nyeri tekan payudara dan edema

c. ginekomastia

d. (Peran estrogen dalam mengubah risiko penyakit kardiovaskuler belum jelas)

• Farmakokinetik

Sebagian besar estrogen diabsorpsi dengan baik secara oral. Estrogen cenderung
cepat didegradasi oleh hati selama lintasan pertama dari saluran cerna.
Metabolitnya adalah glukororonida dan konjugat sulfide yaitu estradiol, estron
dan estriol.

Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat
estrogen dan progesterone.
Keuntungan kontrasepsi hormonal sangat luas disamping mencegah terjadinya
kehamilan, menurut sebuah buletin yang dikeluarkan olehAmerican College of
Obstetricians and Gynecologists (ACOG) dan diterbitkan dalam Obstetrics &
Gynecology edisi Januari 2010.
“Kami sudah mengenal selama bertahun-tahun bahwa kontrasepsi hormonal
memiliki keuntungan kesehatan diluar mencegah kehamilan,” kata penulis Robert
L. Reid, MD, dari Kingston, Ontario, Kanada sebagai penulis utama, dalam suatu
rilis berita.
Selama tahun-tahun reproduksi, lebih dari 80% wanita di Amerika Serikat
menggunakan beberapa bentuk kontrasepsi hormonal, seperti kontrasepsi oral atau
pil, patch, single-rod progestin dan implan lainnya, suntikan, cincin vagina, dan
intrauterine device (IUD). Selain untuk mencegah kehamilan yang tidak
direncanakan, kontrasepsi hormonal digunakan untuk mengobati gangguan
menstruasi termasuk dismenore dan menoragiadengan efektif.
Laporan menunjukkan, sampai 90% wanita muda dismenore, yang merupakan
penyebab utama absen sekolah dan bekerja. Jika tidak diobati, menoragia dapat
menyebabkan anemia. Sekitar tiga perempat wanita dengan dismenore
menanggapi dengan positif kombinasi pengibatan dengan kontrasepsi oral, dan
cincin vagina mungkin sama efektifnya.
Kontrasepsi hormonal dapat diberikan secara oral dalam bentuk pil atau injeksi.
Pil kontrasepsi mengandung kombinasi antara estrogen dan progesteron.
Sedangkan sediaan injeksi hanya mengandung progesteron saja. Estrogen
menghambat ovulasi dengan menekan hipotalamus dalam menskresi FSH
releasing factor, LH releasing factor, dan selanjutnya mengurangi skresi FSH dan
LH. Progesteron menghambat pergerakan sperma dengan meningkatkan
kekentalan muskus pada servik, memperlambat transpor ovum, menghambat
aktivasi enzim penghidrolisa sperma yang diperlukan untuk fertilisasi,
menghambat aktivasi enzim penghidrolisa sperma yang diperlukan untuk
fertilisasi, menghambat inflamasi, dan ovulasi melalui pengurangan sekresi FSH
dan LH.
Kedua hormon tersebut diperlukan untuk pematangan folikel gravida dalam
ovarium, karena hambatan tersebut menyebabkan ovulasi terhambat yang
mengakibatkan pembuahan tidak dapat terjadi. Selain itu, estrogen dan
progesteron juga akan menyebabkan perubahan endometrium sehingga terjadi
perubahan lendir serviks dan motilitas tuba falofi yang mengganggu pergerakan
sperma.
Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat
yang bersifat hormonal, yaitu:
Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan):kehamilan, gejala
thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor
dalam rahim.
Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif oleh dokter):
penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan vagina berat, penyakit
ginjal dan jantung.
Macam – Macam Kontrasepsi Hormonal
Alat kontrasepsi modern yaitu bisa berupa Pil, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim), suntik, implant (susuk), Tubektomi dan Vasektomi.
Alat kontrasepsi hormonal yang paling banhyak di jumpai di masyarakat yaitu
,suntik, pil kombinasi, IUD dan susuk(implant).
1. Kontrasepsi Suntikan
Tersedia suntik 1 bulan (estrogen + progesteron) dan 3 bulan (depot
progesteron, tidak terjadi haid). Cukup praktis tetapi karena memasukkan hormon
sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang yang sensitif sering mengalami efek
samping yang agak berat.
1) Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate 50 Mg.
2) Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate dan estrogen.
3) Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang mengandung derivate
testosteron.
• Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan (Hartanto H.2004)
a. Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum
untuk terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing faktor dari
hipotalamus.
b. Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh spermatozoa.
c. Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk
implantasi dari hasil konsepsi.
• Keuntungan dan Kerugian
1) Keuntungan ( Hartanto.H,2004 )
a. Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8 minggu
untuk 6 bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali tiap 12
minggu.
b. DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150 mg.
c. Tingkat efektifitasnya tinggi
d. Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
e. Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.
f. Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.
g. Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak
disuntik ulang, sedangkan IUD dan implant yang non-bioderdable harus
dikeluarkan oleh orang lain.
h. Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa perlu
memberitahukan kepada siapapun termasuk suami atau keluarga lain.
i. Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang disebabkan
estrogen, antara lain mual atau efek samping yang lebih serius seperti timbulnya
bekuan darah disamping estrogen juga dapat menekan produksi ASI.

2) Kerugian ( Hartanto,2004).
a. Perdarahan yang tidak menentu
b. Terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan
c. Berat badan yang bertambah
d. Sakit kepala
e. Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan
f. Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik lagi.
g. Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan 0.7%.
h. Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.
i. Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan
j. Memerlukan biaya yang cukup tinggi.

• Saat Pemberian Yang Tepat ( Wiknjosastro,2001)


a. Pasca persalinan
1) Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu post
partum dan sebelum berkumpul dengan suami.
2) Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.
b. Pasca Abortus
1) Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.
2) Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.
c. Interval
1) Hari kelima menstruasi
2) Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.

• Cara Penggunaan ( Saifuddin AB,2003).


Depo provera atau Depo progestin disuntikan secara intra muscular tiap 12
minggu dengan kelonggaran batas waktu suntik, biasa diberikan kurang satu
minggu.

• Efek samping ( Hartanto,H.2004)


1) Gangguan Haid :
a. Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan
kontrasepsi suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem.
b. Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama
menggunakan kontrasepsi suntikan.
c. metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya
2) Keputihan
Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa
mengganggu ( jarang terjadi)
3) Perubahan berat badan
Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah
menggunakan kontrasepsi suntikan.
4) Pusing dan sakit kepala
Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau
keseluruhan dari bagian kepala . Ini biasanya bersifat sementara.
5) Hematoma
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah kulit.
• Penanggulangannya ( Saifuddin,A.B,2003)
1) Gangguan haid
a) Konseling
Memberikan penjelasan kepada calon akseptor bahwa pada pemakaian
kontrasepsi suntikan dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut adalah akibat
pengaruh hormonal suntikan dan biasanya gejala-gejala perdarahan tidak
berlangsung lama
b) Pengobatan
Apabila pasien ingin mendapat haid, dapat diberikan pemberian Pil KB hari I
sampai ke II masing masing 3 tablet, selanjutnya hari ke IV diberikan 1 x 1
selama 3 – 5 hari. Bila terjadi perdarahan, dapat pula diberikan preparat estrogen
misalnya : Lymoral 2 x 1 sehari sampai perdarahan berhenti. Setelah perdarahan
berhenti, dapat dilaksanakan “tepering off” ( 1 x 1 tablet ).
2) Keputihan
a) Konseling :
Menjelaskan kepada akseptor bahwa kontrasepsi suntikan jarang terjadi
keputihan. Bila hal ini terjadi juga, harus dicari penyebabnya dan segera di
berikan pengobatan.
b) Pengobatan :
Pengobatan medis biasanya tidak diperlukan. Pada kasus dimana cairan
berlebihan dapat diberikan preparat Anti Cholinergis seperti extrabelladona 10 mg
dosis 2 x 1 tablet untuk mengurangi cairan yang berlebihan. Perubahan warna dan
bau biasanya disebabkan oleh adanya infeksi.
3) Perubahan Berat Badan
a) Konseling :
Menjelaskan kepada akseptor bahwa kenaikan berat badan adalah salah satu efek
samping kontrasepsi suntikan. Kenaikan berat badan dapat juga disebabkan hal-
hal lain. Hipotesa para ahli : DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu makan
di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya.
Disamping itu dapat pula terjadi penurunan berat badan.
b) Pengobatan :
Pengobatan diet merupakan pilihan utama. Dianjurkan untuk melaksanakan diet
rendah kalori serta olahraga yang teratur. Bila terlalu kurus, dianjurkan untuk diet
tinggi kalori, bila tidak berhasil dianjurkan untuk ganti cara kontrasepsi non
hormonal.
4) Pusing dan Sakit Kepala
a) Konseling:
Menjelaskan kepada akseptor bahwa efek samping tersebut mungkin ada tetapi
jarang terjadi dan biasanya bersifat sementara.
b) Pengobatan
Pemberian anti prostaglandin untuk mengurangi keluhan acetosal 500mg, 3 x 1
tablet/hari.
5) Hematoma
a) Konseling
Menjelaskan kepada calon akseptor mengenai kemungkinan efek samping
b) Pengobatan
Kompres dingin pada daerah yang membiru selama 2 hari. Setelah itu diubah
menjadi kompres hangat sehingga warna biru/kuning menjadi hilang.
2. Kontrasepsi Oral ( Pil )
Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk tablet,
mengandung hormon estrogen dan progestrone yang digunakan untuk mencegah
hamil. Kontrasepsi oral terdiri atas lima macam yaitu :
1) Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan progestrone sintetik yang
diminum 3 kali seminggu. Pil kombinasi terdapat 3 tipe jenis berdasarkan variasi
dosis, yaitu monofasik,bifasik dan trifasik.
2) Pil sekunseal, Pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan urutan
hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan
hormon tersebut,estrogen hanya diberikan selama 14 – 16 hari pertama di ikuti
oleh kombinasi progestrone dan estrogen selama 5 – 7 hari terakhir.
3) Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung progestrone dalam
dosis mini ( kurang dari 0,5 mg) yang harus diminum setiap hari termasuk pada
saat haid.
4) Once a moth pil, pil hormon yang mengandung estrogen yang ” Long acting ”
yaitu biasanya pil ini terutama diberikan untuk wanita yang mempunyai
Biological Half Life panjang.
5) Morning after pil, merupakan pil hormon yang mengandung estrogen dosis
tinggi yang hanya diberikan untuk keadan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan
dan kondom bocor.
• Efek samping yang ditimbulkan kontrasepsi Oral ( Pil ).
a. Nausea
b. Nyeri payudara
c. Gangguan Haid
d. Hipertensi
e. Acne
f. Penambahan berat badan.
• Keuntungan Kontrasepsi Oral ( Pil )
a. Mudah menggunakannya
b. Cocok untuk menunda kehamilan pertama dari pasangan usia subur muda.
c. Mengurangi rasa sakit pada saat menstruasi
d. Dapat mencegah defesiensi zat besi (Fe)
e. Mengurangi resiko kanker ovarium.
3. Kontrasepsi Implant
Kontrasepsi implant mekanisme kerjanya adalah menekan ovulasi membuat getah
serviks menjadi kental dan membuat endometrium tidak sempat menerima hasil
konsepsi.
• Efek samping Implant
Pada umumnya efek samping yang ditimbulkan implant tidak berbahaya. Yang
paling sering ditemukan adalah gangguan haid yang kejadiannya bervariasi pada
setiap pemakaian, seperti pendarahan haid yang banyak atau sedikit, bahkan ada
pemakaian yang tidak haid sama sekali. Keadaan ini biasanya terjadi 3 – 6 bulan
pertama sesudah beberapa bulan kemudian. Efek samping lain yang mungkin
timbul, tetapi jarang adalah sakit kepala, mual, mulut kering, jerawat, payudara
tegang, perubahan selera makan dan perubahan berat badan.
• Keuntungan Implant.
a. Efektifitas tinggi setelah dipasang
b. Sistem 6 kapsul memberikan perlindungan untuk 5 tahun
c. Tidak mengandung estrogen
d. Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya dikeluarkan
e. Implant melepaskan progestin dengan kecepatan rendah dan konstant, sehingga
terhindar dari dosis awal yang tinggi
f. Dapat mencegah terjadinya anemia
• Kerugian Implant
a. Insersi dan pengeluaran harus dikeluarkan oleh tenaga terlatih
b. Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan
implant
c. Lebih mahal
d. Sering timbul perubahan pola haid
e. Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
4. IUD
IUD ditempatkan setinggi mungkin dalam rongga rahim waktu pemasangan yang
paling baik adalah 40 hari setelah persalinan.
• Cara Kerja
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi
perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
• Keuntungan Kontrasepsi IUD
a. Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1
kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan)
b. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
c. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu
diganti)
d. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
e. Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
f. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
g. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi
infeksi)
h. Dapat digunakan sampai manopouse
i. Tidak ada interaksi dengan obat-obat
j. Membantu mencegah kehamilan ekktopik
• Kelemahan Kontrasepsi IUD
Efek samping umum terjadi:
a. perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar
mensturasi, saat haid lebih sakit
b. Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang
memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila
pemasangan benar)
c. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
d. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti
pasangan
e. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai
AKDR, PRP dapat memicu infertilitas
f. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan
AKDR
g. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan
AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari
h. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang
dapat melepas
i. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila
AKDR dipasang segera setelah melahirkan)
j. Tidakmencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk
mencegah kehamilan normal
k. Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu.
• Yang Boleh Menggunakan

a. Usia reproduktif
b. Keadaan nulipara
c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
d. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g. Risiko rendah dari IMS
h. Tidak menghendaki metoda hormonal
i. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
k. Perokok
l. Gemuk ataupun kurus
m. Yang Tidak Diperkenankan Menggunakan
n. Sedang hamil
o. Perdarahan vagina yang tidak diketahui
p. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
q. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus
septik
r. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat
mempengaruhi kavum uteri
s. Penyakit trofoblas yang ganas
t. Diketahui menderita TBC pelvik
u. Kanker alat genital
v. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
Hormon Progesteron
Deteksi kekurangan hormon progesteron

a. Anamnesa

Merujuk pada fungsi-fungsi hormon progesteron yang telah dipaparkan


sebelumnya, maka ada beberapa pertanyaan dalam proses anamnesa yang dapat
ditanyakan kepada pasien, yang dalam hal ini dapat membimbing kita untuk
memahami gambaran konsentrasi progestseron dalam tubuh pasien.

Pertanyaan tersebut antara lain :

ü Apakah pasien merasakan kecemasan berlebih ?

ü Apakah pasien mengalami kepanikan dan gelisah ?

ü Adakah keluhan insomnia ?

ü Adakah keadaan payudara yang membengkak serta nyeri payudara berebih saat
menstruasi ?
ü Adakah sikap agresif dan migraine serta nyeri perut bawah sebelum menstruasi
?

ü Apakah terjadi penurunan gairah seksual ?

ü Apakah pasien pernah mengalami keguguran sebelumnya ?

Bila pasien memiliki tanda-tanda seperti disebutkan diatas, maka pemeriksa dapat
mencurigai kemungkinan pasien mengalami kekurangan hormon progesteron

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan lanjutan yang harus dilakukan oleh


pemeriksa setelah menemukan kemungkinan kekurangan progesteron pada pasien
melalui proses anamnesa sebelumnya.

Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan antara lain :

- Menilai tanda-tanda kekurangan cairan .

Tanda ini biasanya tidak spesifik dan mudah untuk dikenali, tetapi dapat menjadi
gejala awal yang menjadi pertimbangan pemeriksa.

- Menilai tampilan otot wajah pasien

Pasien yang mengalami kekurangan progesteron cenderung memiliki otaot wajah


yang tampak tegang.

Efek kekurangan hormon progesteron

Melihat dari betapa besar fungsi hormon progesteron dalam tubuh, maka
kekurangan progesteron dapat sangat berpengaruh bagi penderita. Pengaruh-
pengaruh yang mungkin terjadi antara lain :

a. Pengaruh umum

· Terganggunya siklus menstruasi

· Nyeri berlebihan selama siklus menstruasi

· Tidak terjadinya ovulasi

· Meningkatnya resiko keguguran

· Meningkatnya stres dan rasa tidak nyaman selama kehamilan, terutama


pada trimester I.
· Gangguan tidur (insomnia) yang dapat berakibat buruk pada perkembangan
janin.

· Menurunnya daya ingat

· Keringnya mukosa vagina

· Nyeri sendi dan infeksi saluran kencing

b. Pasca persalinan

- Depresi

Selama hamil, kadar progesteron selalu terjaga karena tubuh terus menerus
menghasilkan hormon ini melalui plasenta. Setelah melahirkan, plasenta berhenti
memproduksi sehingga kadar progesteron mendadak turun. Menurut penelitian
yang dilakukan NaProTechnology, penurunan kadar progesteron berkaitan dengan
terjadinya depresi setelah melahirkan (postpartum depression). Kadang-kadang
depresi yang ditandai dengan gejala selalu sedih dan gelisah serta mudah
menangis ini bisa berlangsung hingga 6 bulan.

- Retensi cairan

Retensi atau penumpukan cairan sering terjadi setelah melahirkan, sebagai akibat
dari berkurangnya kadar progesteron. Biasanya kondisi ini ditandai dengan
pembengkakan (edema) terutama dibagian kaki dan tangan. Hal ini terjadi karena
pada siklus normal, progesteron juga berfungsi sebagai diuretic. Oleh progesteron,
kelebihan carain yang terdapat dibeberapa jaringan tubuh akan dikeluarkan
melalui urin.

- Siklus menstruasi yang tidak teratur

Dalam siklus yang normal, menstruasi terjadi ketika kadar progesteron mendadak
turun sebagai sinyal bagi dinding rahim untuk luruh. Kekurangan progesteron
menyebabkan dinding rahim tidak luruh tepat pada waktunya, karena perubahan
komposisi hormonal tidak terjadi secara drastis.

Gangguan pada siklus menstruasi merupakan keluhan yang sering dialami para
ibu setelah melahirkan. Selain kadar hormon progesteron belum normal, produksi
Air Susu Ibu (ASI) juga sering dituding sebagai pemicunya
Penyebab kekurangan hormon progesteron

a. Stres

Aktifitas yang padat dan beban kerja yang berat dapat menimbulkan stres. Hal
inilah yang memicu terhentinya produksi hormon sehingga menyebabkan
terjadinya kekurangan progesteron.

b. Diet

Pola makan sehari-hari juga memberikan kontribusi dalam ketidakseimbangan


hormon. Hal ini terjadi karena kebiasaan mengkonsumsi makanan yang secara
tidak langsung mengandung estrogen, seperti daging ayam, sapi, serta babi yang
diternakkan yang diberikan makanan tambahan berupa hormon estrogen demi
memepercepat pertumbuhannya.

c. Kontrasepsi

Kebanyakan pil kontasepsi menggunakan progestin sebagai terapi pengganti


hormon. Progestin memiliki sifat yang ridak sama dengan progesteron alami,
sehingga hanya akan memicu meningkatnya kadar hormon estrogen didalam
tubuh.

d. Lingkungan

Tanpa kita sadari tubuh kita sehari-hari telah banyak menerima paparan estrogen
sintesis seperti yang terkandung dalam deterjen, pestisida serta berbagai macam
produk perawatan kecantikan. Stimulus paparan yang terjasi secara terus-menerus
ini memberikan dampak negatif terhadap reseptor estrogen dalam tubuh, sehingga
menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang mengacu pada keadaan estrogen
dominan.

Hormon Androgen

PENGERTIAN
Androgen adalah setiap hormon steroid dengan rumus kimianya berciri 19
atom C dengan inti steroid yang memeliki efek maskulinisasi. Pertama kali
ditemukan pada tahun 1936. Mempunyai fungsi penting terhadap reporduksi laki-
laki yang bertanggung jawab untuk pengembangan karakteristik seksual sekunder
pada pria termasuk pertumbuhan rambut, wajah, tubuh, tulang dan pengembangan
otot. Androgen banyak dihasilkan di berbagai tempat di dalam tubuh seperti di
ovarium, kelenjar adrenal dan yang paling banyak ada di testis.

Androgen adalah Sebuah hormon seks pria yang mempromosikan


pengembangan dan pemeliharaan karakteristik seks pria. Androgen utama adalah
testosteron. (midterm). Androgen (AN-dro-jen) Testosteron atau hormon steroid
terkait. Merangsang perubahan somatik pada pubertas pada kedua jenis kelamin,
libido dewasa pada kedua jenis kelamin, perkembangan anatomi laki-laki pada
janin dan remaja, dan spermatogenesis. (saladin)

Pada masa pubertas baik untuk laki-laki dan wanita, hormon androgen
yang dihasilkan akan meningkat kadarnya yang akan menstimulasi pertumbuhan
rambut pubis dam meningkatkan libido (hasrat seksual). Di testis akan terjadi
peningkatan produksi testoteron, dan pada wanita selain androgen yang meningkat
ada hormon estrogen yang terjadi peningkatan di ovarium.

Androgen Pada Wanita

Tubuh wanita juga menghasilkan androgen meskipun tidak mempunyai


testis sebagaimana pada pria. Androgen ini dihasilkan terutama oleh kelenjar
adrenal, yang mempunyai efek maskulin terhadap wanita seperti untuk
merangsang pertumbuhan rambut pubis dan ketiak. Tidak hanya kelenjar adrenal
yang menghasilkan androgen tapi ovarium juga menghasilkan androgen meskipun
dalam jumlah yang tidak besar pada sel target. Androgen ini akan diubah menjadi
testoteron yang mempunyai efek maskulin.
Dehydroepiandrosterone (DHEA) merupakan hormon steroid yang
dihasilkan dengan kolesterol sebagai bahan, dan korteks adrenal sebagai
pengolahnya. Androgen ini adalah prekursor utama estrogen alami. DHEA juga
dapat disebut dengan dehydroisoandrosterone atau dehydroandrosterone.

Androstenedione merupakan sebuah steroid androgenik yang dihasilkan


oleh testis, korteks adrenal, dan ovarium. Selain diubah secara metabolik ke
testosteron dan androgen lainnya, mereka juga termasuk struktur induk dari
estron.

Androstenediol merupakan metabolit steroid yang dipercaya berperan


sebagai regulator utama dari sekresi gonadotropin.
Androsterone merupakan bahan kimia yang diciptakan saat pemecahan
androgen dari progesteron. Androgen ini ditemukan dalam jumlah yang kurang
lebih sama dalam plasma dan urin pria dan wanita.

Dihidrotestosteron (DHT) merupakan metabolit testosteron, dan androgen


yang lebih kuat daripada testosteron dalam mengikat pada reseptor androgen.
Androgen ini dihasilkan dalam korteks adrenal.

FUNGSI ANDROGEN
1. Testoteron
Testoteron berfungsi sebagai memulai dan menyelesaikan proses pubertas,
pengembangan tulang dan otot, pertumbuhan rambut tubuh, termasuk rambut
wajah, perubahan pita suara untuk menghasilkan suara laki-laki dewasa, gairah
seks (libido) dan fungsi seksual, pertumbuhan kelenjar prostat dan fungsi dan
produksi sperma
2. Dehydroepiandrosterone (DHEA)
Berfungsi mengobati obesitas, diabetes, dan lupus. DHEA diketahui dapat
memperbaiki tidur.
3. Androstenedione (Andro)
Androstenedione juga dapat dijadikan suplemen bagi manusia saat
membentuk tubuh yang atletis.
4. Dihidrotestosteron (DHT)
Dihidrotestosteron berfungsi untuk pembentukan karakteristik seks laki-
laki yang utama dan paling karakteristik seks sekunder laki-laki selama pubertas,
seperti otot pertumbuhan, wajah dan tubuh pertumbuhan rambut, dan
memperdalam suara.

MACAM-MACAM OBAT HORMONE ANDROGEN


a. Estrogen
Estrogen merupakan antiandrogen alami. Efek estrogen pada jaringan
target berlawanan dengan efek androgen. Slain itu estrogen juga merupakan
penghambat kuat sekresi gonadotropin sehingga secara sekunder menghambat
sekresi testosterone.

b. Progesterone
Merupakan antiandrogen lemah. Beberapa derivate progesterone dengan
gugus 1,2-α-metilene, misalnya siprosteron asetat merupakan antiandrogen yang
paling kuat. Siprosteron asetat juga memiliki sifat progestogenik dan menghambat
sekresi gonadotropin. Obat ini merupakan penghambat kompetitif androgen
disamping menghambat produksi testosterone. Pemberian 200 mg siprosteron
asetat selama 10 sampai 14 hari pada laki-laki menurunkan libido yang
berlebihan. Efeknya terhadap libido ini menyebabkan siproteron asetat tidak
mungkin digunakan sebagai kontrasepsi laki-laki. Selain itu hasil penelitian
menunjukan bahwa efektifitas siprosteron sebagai kontrasepsi laki-laki tidak
konsisten. Efek lain yang mengganggu adaah ginekomastia. Siproteron efektif
untuk terapi pubertas prekoks, tetapi ternyata efek sampingnya berat yaitu
menghambat efek anabolic androgen dan pertumbuhan anak. Siproteron juga
efektif untuk hirsutisme berat dikombinasikan dengan estrogen.
Beberapa penelitian dengan siproteron asetat 200-300 mg per hari
menunjukan hasil yang cukup baik untuk hipertrofi prostat dan karsinoma prostat.
Klormadinon asetat, analog siproteron digunakan pada karsinoma prostat dengan
dosis 100 mg perhari.
Agonis dan antagonis GnRH digunakan untuk menurunkan sekresi
testosterone. Analog GnRH diberika secara berlebihan terus-menerus akan
menurunkan sensitifitas dan jumlah reseptor GnRH (down regulation) sehingga
produksi LH akan menurun yang diikuti dengan penurunan produksi testosterone.
Obat ini dipakai untuk terapi kanker prostat. Abareliks adalah antagonis GnRH
yang juga dipakai untuk kanker prostat, terutama untuk yang telah metastasis ke
sum-sum tulang belakang.

c. Flutamid
Merupakan suatu antiandrogen yang buka steroid sehingga tidak
memperlihatkan aktifitas hormone. Kerjanya mungkin melalui perubahan in vivo
menjadi 2-hidrosiflutamid dan mengakibatkan regresi organ-organ yang
dipengaruhi testosterone. Misalnya prostat dan vesicular seminalis. Karena
mekanisme umpan balik testosterone dipengaruhi maka terjadi peningkatan LH
dan testosterone plasma. Kenaikan testosterone plasama ini dapat menjadi
pembatas efek flutamid yang berlebihan. Oleh karena itu flutamid paling
bermanfaat untuk menghambat androgen adrenal pasien yang mendapat GnRH
terus-menerus, atau pada wanita (produksi LH nya tidak terkontrol oleh
androgen). Kegunanaan klinik flutamid ialah untuk kanker prostat 3 kali sehari,
diberikan bersama GnRH analog. Contoh GnRH analog adalah leuprolid,
buserelin, leuprorelin, goserelin, dalam bentuk sediaan suntikan depo yang
diberika 3 bulan sekali. Bicalotamin ternyata lebih aman dan pengguanaannya
lebih mudah yaitu satu kali sehari. Sedangkan nilotamid kurang aman dibanding
keduanya.
Selain itu flutamid juga bermanfaat untuk terapi hirsutisme pada
perempuan, tetapi efek samping pada hepar membatasi keguanaan kosmetik
tersebut.
d. Finasterid
Merupakan sediaan penghambat kompetitif enzim 5-α-reduktase tipe II
yang aktif secara oral. Dutasterid menghabat tipe I dan II. Kedua obat ini
menurunkan kadar DHT plasama dan prostat tanpa peningkatan LH atau
testosterone dan diindikasikan untuk hyperplasia prostat jinak. Efek sampingnya
impotensi dapat diketahui mekanismenya. Finsaterid juga bermanfaat
untuk hirsutisme wanita dan male pattern baldness pada pria.beberapa obat
misalnya spironolakton dan simetidin memperlihatkan efek anti androgen sebagai
efek sampingnya, tetapi sekarang telah terbukti bahwa spironolakton dapat
digunakan pada wanita dengan hirsutisme dengan efek samping haid yang
irregular.

MEKANISME KERJA
Testosteron dari plasma masuk ke sel target dengan cara difusi.
Tergantung jaringan dan fungsi sel yang dimasukinya testtosteron dapat bekerja
langsung sebgai androgen melalui ikatan denga reseptor androgen, atau dengan
berubah dahulu menjadi dehidrotestosteron (DHT) yang kemudian akan berikatan
dengan resptor androgen yang sama tetapi dengan afinitas yang lebih tinggi.
Testeron juga dapat bekerja sebagai estrogen di jaringan yang mempunyai enzim
aromatase (CYP19, ada di banyak jaringa terutama di hepar dan jaringan
lemak)yang aka mengubahnya menjadi estrasiol yang kemudian bekerja melaui
reseptor estrogen. Efek ini nyata pada tulang yaitu pada penutupan epifisis dan
peningkatan densitas tulang. Beberapa penelitian menunjukan perannya pada
libido bila diberikan pada difisiensi CYP19.
Di prostat dan vesikula seminalis, 90% testosterone di ubah oleh enzim 5α-
redutase menjadi dehidrotestoren (DHT) yang lebih aktif berfungsi sebagai
mediator intrasel hormon tersebut. DHT berikatan dengan reseptor di stoplasa 10x
lebih kuat di banding dengan tesostero dan kompleks DHT-reseptor lebih muda
menjadi bentuk aktif dan berikatan dengan DNA dari pada kompleks testosteron –
reseptor. Ini menjelaskan kelebihan DHT di banding testosterone dalam hal
potensi androgeniknya. DHT berperan pada genitalia eksterna saat diferensiasi
pada masa gestasi, maturasi pada pubertas, serta timbulnya penyakit prostat.
Tidak semua jaringa target memerlukan perubahan testosterone menjadi
DHT. Testosterone langsung bekerja pada perkembangan duktus wolfii dalam
masa embrional, masa dan keeuatan oto rangka, eritropoesis, dan pada sel sertoli.
Beberapa penelitian menunjukan efeknya pada peningkatan kepadatan tulang.
Dalam susunan saraf pusat, sebagian efek testosteron terjadi karena
aromatisasinya menjadi estradiol. Pada rangsangan pertumbuhan folikel rambut,
DHT lebih berperan dari pada testosterone.
Testosteron atau DHT berikatan dengan reseptor di sitoplasma, kemudian
kompleks steroid- reseptor ini mengalami modifikasi dan translokasi kedalam
nucleus dan berikatan dengan tempat ikatan spesifik( specific binding sites) pada
kroososm.hal ini menyebabkan aktifitas RNA polymerase meningat di ikuti
peningkatan sintesis RNA spesifik dan selanjutnya peningkatan sintesis protein.
Modifikasi kompleks steroid – reseptor serta peningkatan sintesis asam nukleat
dan proten spesifik tersebut sangat kompleks. Jenis reseptor seperti ini sama
dengan reseptor hormone steroid lainnya dan hormone tiroid, disebut nuclear
reseptor superfamily. Keseluruhan mekanisme kerja androgen dengan perbedan
efek dalam berbagai jaringan baru dapat di jelaskan akhir – akhir ini. Pertama,
DHT mempunyai afinitas terhadap reseptor lebih dari pada testosterone. Kedua,
ada mekanisme lain yang juga mempengaruhi kerja androgen, yaitu adanya ko-
factor transkripsi berupa ko- activator maupun ko- reseptor yang bersifat spesifik
jaringan target. Sampai saat ini, peran ko- factor transkripsi ini pada reseptor
nuclear lainnya. Mekanisme kerja androgen pada perempuan sama dengan laki –
laki.
Ditemukan adanya mutasi reseptor androgen yang menjelaskan beberapa
kelainan klinik. Sehubungan dengan obat, masalah dapat timbul pada pengobatan
kanker prostat yaitu bila kemudian terjadi perubahan dari androgen sensitive
menjadi androgen insensitive sehingga pada tahap tertentu pengobatan dengan
menurunkan kadar atau anti androgen menjadi tidak bermanfaat lagi Karena
kanker kembali berkembang dalam kondisi rendah androgen. hal ini kini dapat di
jelaskan dengan kemungkinan terjadi mutasi gen reseptor androgen atau
perubahan pada co – regulatory protein reseptor androgen.
Usaha untuk memisahkan efek androgenic dari efek anabolic androgen
belu berhasil, seba semua kerja hormone androgen yag di kenal sampa saat ini di
perantarai satu reseptor protein yang sama. Pada pemasaran produk sering di
kaakan suatu produk lebih berefek anabolic dan kurang berefek androgenic
berdasarka penurunan kadar N urin (parameter peningkatan anabolisme protein
atau penurunan katabolisme protein) tidak berhubungan dengan efek androgenic .
hal ini hanya terbukti pada hewan coba; pada manusa kedua efek masih berjalan
bersamaan.

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI


Penggunaan alkil androgen hanya untuk edema, angioneurotik herediter
atau terapi jangka pendek pada penyakit berat karena preparat ini hepatotoksik.
Androgen sebaiknya tidak diberikan pada pasien laki-laki dengan
karsinoma prostat atau karsinoma payudara. Selama efek-efek hormon ini pada
sistem saraf pusat anak yang sedang berkembang belum diketahui dengan jelas,
maka pemberian androgen-androgen ini pada bayi dan anak-anak sebaiknya
dihindarkan.
Penggunaan steroid androgenic dikontraindikasikan pada wanita – wanita
hamil atau wanita – wanita yang mungkin hamil selama jalannya terapi.
Androgen sebaiknya tidak diberikan pada pasien-pasien laki-laki dengan
karsinoma prostat atau karsinoma payudara. Selama efek-efek hormone ini pada
system saraf pusat anak yang sedang berkembang belum diketahui dengan jelas,
maka pemberian androgen-androgen ini pada bayi dan anak-anak sebaiknya
dihindarkan.
Jika obat-obat ini digunakan pada anak-anak dengan tujuan untuk
mencapai pertumbuhan maksimal, maka obat-obat ini harus diberikan dengan
sangat hati-hati. Pada sebagian besar pasien, pengguananan somatotorpin adalah
lebih tepat.
Harus dilakukan dengan hati-hati juga ketika memberikan obat-obat ini
pada pasien-pasien dengan penyakit jantung yang predisposisi dapat menimbulkan
edema. Jika terjadi retensi natrium dan air pasien akan merespon terapi direuktika.
Terapi metiltestosteron dihubungkan dengan terjadinya kreatinuria, terapi
signifikansi temuan ini tidak diketahui.

EFEK SAMPING
a. Maskulinisasi
Pada perempuan, semua sediaan androgen berefek maskulinisasi. Gejala
dini ialah pertumbuhan kumis, acne, merendahnya nada suara. Gangguan
menstruasi akan terjadi bila sekresi gonadotropin terhambat. Gejala-gejala ini
dapat hilang bla penggunaan androgen segera dihentikan. Setelah pengobatan
jangka lama, misalnya pada karsinoma payudara, efek samping ini irreversible.
Efek maskulinisasi lebih kecil dengan sediaan anabolic atau sediaan androgen
lama. Androgen dikontraindikasikan pada kehamilan berdasarkan kemungkinan
efek maskulinisasi janin perempuan.
b. Feminisasi
Efek samping ginekosmatia cenderung terjadi pada laki-laki, terutama
yang ada gangguan hepar. Hal ini mungkin berhubungan dengan aromatisasi
androgen menjadi estrogen, sebab pemberian ester testosterone meningkatkan
kadar estrogen plasma pada laki-laki. Diketahui bahwa enzim aromatase lebih
aktif pada anak dari pada dewasa, sedangkan pada gangguan hepar metabolisme
androgen menurun sehingga lebih banyak androgen ke periver mengalami
aromatisasi. Efek samping ini tidak terjadi pada penggunaan steroid yang
direduksi pada posisi 5-α misalnya oksandrolon.

c. Penghambatan spermatogenesis
Androgen diperlukan untuk spermatogenesis, tetapi penggunaan androgen
dosis rendah jangka panjang justru dapat menghambat spermatogenesis.
Androgen dosis tersebut cukup untuk menghambat sekresi LH, FSH, dan
testosterone endogen sehingga kadar testosterone di dalam testis tidak cukup
untuk berlangsungnya spermatogenesis normal. Hal ini terjadi karena aromatisasi
testosterone menjadi estrogen, penghambat kuat sekresi gonadotropin.
Androgen dosis tinggi juga menghambat sekresi testosterone endogen,
tetapi kadar plasma yang dicapai jauh diatas normal (dengan segala konsekwensi
efek sampingnya), jadi kadar testosterone dalam testis cukup untuk
spermatogenesis.

d. Hyperplasia prostat
Pada laki-laki usia lanjut, androgen dapat merangsang pembesaran prostat
karena hyperplasia; hal ini menyababkan obstruksi. Juga kemungkinan munculnya
kanker prostat yang mungkin tadinya tidaknya terdeteksi. Karena itu perlu
perhatian khusus bila digunakan pada laki-laki usia lanjut.

e. Gangguan pertumbuhan
Hati-hati memberikan androgen pada anak-anak prapubertas, sebab dapat
terjadi pubertas prekoks. Jangan memberikan anabolic steroid untuk merangsang
pertumbuhan anak yang meskipun berbadan kecil tetapi normal dan sehat.
Pemberian untuk gangguan pertumbuhan tertentu harus dilakukan oleh ahli
hormone anak karena biasanya bukan hanya androgen yang diperlukan. Androgen
mempercepat penutupan epifisis sehingga mungkin anak tidak akan mencapai
tinggi badan yang seharusnya. Beratnya efek samping ini tergantung dari usia
tulang, obat yang dipakai dosis dan lama terapi. Efek samping ini dapat bertahan
kurang lebih 6 bulan meskipun pemberian androgen di hentikan.
Pada laki-laki dengan hipogonadisme, terapi androgen pada awalnya dapat
menimbulkan priapismus, efek samping ini akan hilang walaupun terapi di
teruskan.

f. Edema
Pada dosis terapi untuk hipogonadisme retensi cairan biasanya tidak
sampai menimbulkan edema. Pemberian androgen dosis besar misalnya pada
pengobatan neoplasma menimbulkan edema yang disebabkan oleh retensi air dan
elektrolit. Hal ini harus dipertimbangkan sewaktu memberikan androgen pada
pasien gagal jantung, penyakit ginjal, sirosis hepatis, dan hipoprotenemia.

g. Ikterus
Metiltesteosteron merupakan androgen yang pertama diketahui dapat
menimbulkan hepatitis kolestatik. Ikterus jarang terjadi dan reversible bila obat
dihentikan. Bila timbul ikterus hal ini disebabkan stasis empedu dalam kapiler
bilier tanpa kerusakan sel kemudian diketahui bahwa keadaan ini ditimbulkan
oleh 17-α-alkil steroid. Testosterone dan ester testosterone tidak menimbulkan
efek samping ini, karena itu ester testosterone lebih sering digunakan dalam
klinik. Efek samping ikterus berhubungan dengan dosi dan muncul 2 sampai 5
bulan setelah mulai terapi. Karena itu steroid 17-α-alkil dipakai hanya untuk
jangka pendek 3 sampai 4 minggu, di susul massa istirahat yang sama lamanya.
Obat ini sebaiknya tidak diberikan pada pasien penyakit hati, walaupun
terpaksa harus disertai perhatian khusus. Pemberian steroid derifat 17-α-alkil
memperbesar timbulnya keganasan hepatoseluler dan endothelial terutama pada
penggunaan dosis besar jangka panjang misalnya pada terapi anemia refrakter.

h. Hiperkalsemia
Hiperkalsemia dapat timbul pada perempuan pasien karsinoma payudara
yang di obati dengan androgen. Pada keadaan ini terapi androgen harus dihentikan
dan diberi cairan yang cukup (hidrasi)serta diberi pengobatan terhadap
hiperkalsemia.

PENANGANAN
Androgen telah menggunakan terapi medis yang sah. Mereka yang
diresepkan untuk laki-laki ketika testosteron tidak diproduksi secara alami oleh
tubuh. Androgen sintetis datang dalam bentuk pil, patch, dan bentuk suntik.
Mereka lebih sering diresepkan untuk anak-anak laki-laki untuk membuat testis
tidak turun turun, Orto membawa pubertas tentang laki-laki ketika serius tertunda.
Pada pria dewasa, androgen yang digunakan untuk memperbaiki kekurangan
hormon alami dan untuk mengurangi "menopause pria" gejala seperti kurangnya
dorongan seks, kecemasan, dan depresi. Beberapa androgen yang digunakan
untuk mengobati kekerdilan karena kemampuan mereka untuk merangsang
pertumbuhan.
Keperluan medis sah androgen pada perempuan termasuk penggunaan
mereka dalam mengobati beberapa jenis kanker payudara dan anemia. Kadang-
kadang androgen diberikan setelah melahirkan untuk mengurangi rasa sakit pada
payudara dan kepenuhan pada wanita yang memilih untuk tidak menyusui.
Wanita yang mengalami perubahan gender juga androgen diberikan untuk
meningkatkan karakteristik laki-laki mereka.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Progesteron adalah hormon steroid yang berperan dalam siklus menstruasi


wanita, mendukung proses kehamilan, dan embriogenesis. Progesteron tergolong
kelompok hormon progestogen, dan merupakan hormon progestogen yang banyak
terdapat secara alami. Progesteron ini mempunyai efek terhadap sistem
reproduksi, saraf, maupun sistem lainnya.
Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang
bersifat hormonal, yaitu:
Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan):kehamilan, gejala
thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor
dalam rahim.
Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif oleh dokter):
penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan vagina berat, penyakit
ginjal dan jantung.
Alat kontrasepsi modern yaitu bisa berupa Pil, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim), suntik, implant (susuk), Tubektomi dan Vasektomi.
Alat kontrasepsi hormonal yang paling banyak di jumpai di masyarakat yaitu
,suntik, pil kombinasi, IUD dan susuk(implant).
Semua jenis kontrasepsi tersebut tentunya memiliki mekanisme yang berbeda.
Namun pada keuntungan dan kerugianya terdapat beberapa kesamaan di antara
alat kontrasepsi pil, suntik, IUD, implant. Dari ke empat jenis kontrasepsi tersebut
kerugian/efek samping yang sering terjadi dari ke empatnya yaitu seperi gangguan
haid, terjadinya perdarahan, timbulnya jerawat, keputihan, serta terjadinya
peningkatan berat badan.

Estrogen penting dalam menjaga kondisi dinding vagina dan


elastisitasnya, serta dalam memproduksi cairan yang melembabkan vagina.
Mereka juga membantu untuk menjaga tekstur dan fungsi payudara wanita. Pada
pria, estrogen tidak memiliki fungsi yang diketahui. Namun, kadar yang terlalu
tinggi dapat mengurangi selera seksual, menyebabkan kesulitan ereksi,
pembesaran payudara, dan kehilangan rambut tubuh pada beberapa pria.

Hormon estrogen adalah hormon steroid seks dengan 18 atom C dan


dibentuk terutama dari 17-ketosteroid androstenedion. (Sarwono Prawirohardjo,
ilmu kandungan)
Hormon estrogen adalah hormon seks yang diproduksi oleh rahim untuk
merangsang pertumbuhan organ seks, seperti; payudara dan rambut pubik;
mengatur siklus menstruasi.

Hormon Estrogen merupakan hormon steroid kelamin karena memiliki


struktur kimia berintikan steroid dan secara fisiologik sebagian besar diproduksi
oleh kelenjar endokrin sistem reproduksi. Hormon ini dihasilkan oleh Folikel
Graaf. Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH.

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Pearce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.2009. Jakarta : PT.


Gramedia Pustaka Utama.

Setiadi. Anatomi dan Fisiologi Manusia. 2007.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Diana. Kamus Kedokteran Lengkap. Surabaya: Serba Jaya.

H. Syaifudin, B.AC.Drs. Anatomi Fisiologis. Edisi : 2, 1997. EGC. Jakarta.

Buku Saku Ilmu Kandungan, 2003


Olson, James, M.D, Ph.D. Belajar Mudah Farmakologi. Edisi : 1, 2004. EGC.
Jakarta

Arif Manjoer,.dkk,. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jilid I. Media


Aesculapius. FKUI. Jakarta. 2001

Rustam Mochtar,.Prof,. DR,. Sinopsis Obstetri. Jilid II. EGC. Jakarta. 1998

http://risaluvita.wordpress.com/2012/12/03/makalah-farmakologi-hormon-
progesteron-dan-kontrasepsi-hormonal/

Anda mungkin juga menyukai