Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. Berkat rahmat, petunjuk,
dan pertolongan-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah ini tak lupa pula kita
panjatkan salawat serta salam kepada nabi junjungan kita nabi Muhammad SAW
yang telah membimbing kita dari alam gelap menuju alam yang terang menerang.
Adapun judul dari makalah ini yaitu “HORMON PROESTEROGEN DAN
ESTEROGEN”. Tugas ini ditulis sebagai tugas presentasi mata kuliah
farmakologi toksiologi.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat dijadikan bahan untuk belajar
dan menambah ilmu pengetahuan dalam memahami.Penulis menyadari makalah
ini jauh dari kesempurnaan,penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.
PENYUSUN
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
II.1 PENGERTIAN
HORMON PROESTEROGEN
EFEK FISIOLOGIS
Infertilitas atau sulit hamil adalah akibat lain dari defisiensi progesteron.
Progesteron memberi sinyal pada payudara dan rahim untuk mempersiapkan
konsepsi. Payudara kemudian akan membesar untuk memproduksi lebih banyak
air susu. Progesteron juga akan merangsang lapisan rahim menjadi lebih tebal dan
leher rahim untuk mengeluarkan lendir lebih banyak.
Progesteron juga akan memberi tahu sistem kekebalan tubuh untuk menyesuaikan
diri sehingga memungkinkan tubuh menerima sel telur yang dibuahi. Jika
konsepsi tidak terjadi, level progesteron akan menurun dan memicu dimulainya
siklus menstruasi. Tubuh seorang wanita dengan kadar progesteron rendah tidak
akan mengalami perubahan untuk mempersiapkan pembuahan sehingga sulit
untuk hamil.
Kontrasepsi Hormonal
Alat kontrasepsi modern yaitu bisa berupa Pil, AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim), suntik, implant (susuk), Tubektomi dan Vasektomi.Alat
kontrasepsi hormonal yang paling banhyak di jumpai di masyarakat yaitu ,suntik,
pil kombinasi, IUD dan susuk(implant).
1. Kontrasepsi Suntikan
1) Keuntungan ( Hartanto.H,2004 )
a. Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8 minggu
untuk 6 bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali tiap
12 minggu.
b. DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150 mg.
i. Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang disebabkan
estrogen, antara lain mual atau efek samping yang lebih serius seperti
timbulnya bekuan darah disamping estrogen juga dapat menekan produksi ASI.
2) Kerugian ( Hartanto,2004).
d. Sakit kepala
f. Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik lagi.
1) Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu post
partum dan sebelum berkumpul dengan suami.
b. Pasca Abortus
c. Interval
Depo provera atau Depo progestin disuntikan secara intra muscular tiap 12
minggu dengan kelonggaran batas waktu suntik, biasa diberikan kurang satu
minggu.
1) Gangguan Haid :
2) Keputihan
Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa
mengganggu ( jarang terjadi)
Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau
keseluruhan dari bagian kepala . Ini biasanya bersifat sementara.
5) Hematoma
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah
kulit.
• Penanggulangannya ( Saifuddin,A.B,2003)
1) Gangguan haid
a) Konseling
b) Pengobatan
2) Keputihan
a) Konseling :
b) Pengobatan :
b) Pengobatan :
a) Konseling:
b) Pengobatan
5) Hematoma
a) Konseling
b) Pengobatan
Kompres dingin pada daerah yang membiru selama 2 hari. Setelah itu
diubah menjadi kompres hangat sehingga warna biru/kuning menjadi hilang.
2) Pil sekunseal, Pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan urutan
hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan
hormon tersebut,estrogen hanya diberikan selama 14 – 16 hari pertama di ikuti
oleh kombinasi progestrone dan estrogen selama 5 – 7 hari terakhir.
3)Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung progestrone dalam
dosis mini ( kurang dari 0,5 mg) yang harus diminum setiap hari termasuk pada
saat haid.
4) Once a moth pil, pil hormon yang mengandung estrogen yang ” Long acting ”
yaitu biasanya pil ini terutama diberikan untuk wanita yang mempunyai
Biological Half Life panjang.
5)Morning after pil, merupakan pil hormon yang mengandung estrogen dosis
tinggi yang hanya diberikan untuk keadan darurat saja, seperti kasus
pemerkosaan dan kondom bocor.
a. Nousea
b. Nyeri payudara
c. Gangguan Haid
d. Hipertensi
e. Acne
a. Mudah menggunakannya
b. Cocok untuk menunda kehamilan pertama dari pasangan usia subur muda.
• Keuntungan Implant.
• Kerugian Implant
b. Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan
implant
c. Lebih mahal
4. IUD
IUD ditempatkan setinggi mungkin dalam rongga rahim waktu pemasangan
yang paling baik adalah 40 hari setelah persalinan.
• Cara Kerja
c. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu
diganti)
g.Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi
infeksi)
a. perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar
mensturasi, saat haid lebih sakit
b.Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang
memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang
apabila pemasangan benar)
d.Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti
pasangan
h.Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang
dapat melepas
i. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila
AKDR dipasang segera setelah melahirkan)
a. Usia reproduktif
b. Keadaan nulipara
k. Perokok
n. Sedang hamil
q.Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus
septik
r.Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat
mempengaruhi kavum uteri
MONO FASIK
• EES 20 µg
• EES 30 µg
• EES 50 µg
Desogestrel 150 µg
Gestodem 75 µg
Desogestrel 150 µg
Levonogestrel 150 µg
Linestrenol 2,5 mg
Linestrenol 1 mg
5.Nyeri kaki hebat (betid & paha) 1. Sakit pd kandung kemih, adenoma
hepatik,pembekuan darah,dan pankreatis
3. Stroke,migren,hipertensi
Hormon Estrogen
Hormon estrogen adalah hormon seks yang diproduksi oleh rahim untuk
merangsang pertumbuhan organ seks, seperti; payudara dan rambut pubik;
mengatur siklus menstruasi.
Berdasarkan struktur kimia, estrogen yang digunakan dalam terapi dibagi menjadi
2 kelompok, yaitu:
1. Steroid
Ketiga estrogen alami utama dalam perempuan estron (E1), estradiol (E2),
dan estriol (E3). Estradiol (E2) adalah bentuk dominan pada wanita tidak hamil,
estron diproduksi selama menopause, dan estriol merupakan estrogen utama
kehamilan. Dalam tubuh ini semua diproduksi dari androgen melalui tindakan
enzim.
· Estrone lebih lemah dari estradiol. Estron dibuat dari lemak tubuh.Dari
menarche dengan menopause estrogen utama adalah 17β-estradiol. Pada wanita
postmenopause lebih estron hadir dari estradiol. Ia wujud dengan banyak untuk
wanita yang putus-haid.
· Estradiol adalah dihasilkan dari testosteron dan estron dari androstenedion oleh
aromatase. Estradiol dibuat dari ovarium, dan memberikan penampilan wanita
melengkung mereka.
Estriol hadir dalam jumlah kecil dan sebagian besar dibuat selama kehamilan
2. Nonsteroid
Berbagai bahan sintetis dan alami telah diidentifikasi yang juga memiliki aktivitas
estrogenik.
Hormon Estrogen
Hormon Progesteron
Progesteron merupakan progestin alam yang paling banyak yang selain efeknya
sebagai hormon juga berfungsi sebagai prazat untuk produksi berbagai androgen,
kortikosteroid dan estrogen secara endogen. Mekanisme kerja progesteron dalam
kontrasepsi adalah sebagai berikut :
1. Ovulasi
2. Implantasi
4. Luteolisis
Dalam 48 jam setelah pemberian progesteron, sudah tampak lendir serviks yang
kental, sehingga motilitas dan daya penetrasi dari spermatozoa sangat terhambat.
Lendir serviks yang tidak cocok dengan sperma adalah lendir yang jumlahnya
sedikit, kental dan seluler serta kurang menunjukkan ferning dan spinnbarkeit.
Hormon Estrogen
Estradiol memasuki sel-sel bebas dan berinteraksi dengan target sitoplasma sel
reseptor. Setelah reseptor estrogen yang telah mengikat ligan, estradiol dapat
memasukkan inti dari sel target, dan mengatur transkripsi gen, yang mengarah ke
pembentukan pesan RNA (MRNA). MRNA berinteraksi dengan ribosom untuk
memproduksi protein tertentu yang mengekspresikan efek estradiol pada sel
target.
Estradiol mengikat baik untuk kedua reseptor estrogen, ERα, dan ERβ, berbeda
dengan estrogen tertentu lainnya, terutama obat yang preferentially bertindak atas
salah satu reseptor. Obat-obat ini disebut modulator reseptor estrogen
selektiv/selective estrogen receptor modulation, atau SERM. Estradiol adalah
estrogen alami yang paling ampuh.
Hormon Progesteron
a. Anamnesa
Adakah keadaan payudara yang membengkak serta nyeri payudara berebih saat
menstruasi ?
Adakah sikap agresif dan migraine serta nyeri perut bawah sebelum menstruasi ?
Bila pasien memiliki tanda-tanda seperti disebutkan diatas, maka pemeriksa dapat
mencurigai kemungkinan pasien mengalami kekurangan hormon progesteron
b. Pemeriksaan Fisik
Tanda ini biasanya tidak spesifik dan mudah untuk dikenali, tetapi dapat menjadi
gejala awal yang menjadi pertimbangan pemeriksa.
Melihat dari betapa besar fungsi hormon progesteron dalam tubuh, maka
kekurangan progesteron dapat sangat berpengaruh bagi penderita. Pengaruh-
pengaruh yang mungkin terjadi antara lain :
a. Pengaruh umum
b. Pasca persalinan
- Depresi
Selama hamil, kadar progesteron selalu terjaga karena tubuh terus menerus
menghasilkan hormon ini melalui plasenta. Setelah melahirkan, plasenta berhenti
memproduksi sehingga kadar progesteron mendadak turun. Menurut penelitian
yang dilakukan NaProTechnology, penurunan kadar progesteron berkaitan dengan
terjadinya depresi setelah melahirkan (postpartum depression). Kadang-kadang
depresi yang ditandai dengan gejala selalu sedih dan gelisah serta mudah
menangis ini bisa berlangsung hingga 6 bulan.
- Retensi cairan
Retensi atau penumpukan cairan sering terjadi setelah melahirkan, sebagai akibat
dari berkurangnya kadar progesteron. Biasanya kondisi ini ditandai dengan
pembengkakan (edema) terutama dibagian kaki dan tangan. Hal ini terjadi karena
pada siklus normal, progesteron juga berfungsi sebagai diuretic. Oleh progesteron,
kelebihan carain yang terdapat dibeberapa jaringan tubuh akan dikeluarkan
melalui urin.
Dalam siklus yang normal, menstruasi terjadi ketika kadar progesteron mendadak
turun sebagai sinyal bagi dinding rahim untuk luruh. Kekurangan progesteron
menyebabkan dinding rahim tidak luruh tepat pada waktunya, karena perubahan
komposisi hormonal tidak terjadi secara drastis.
Gangguan pada siklus menstruasi merupakan keluhan yang sering dialami para
ibu setelah melahirkan. Selain kadar hormon progesteron belum normal, produksi
Air Susu Ibu (ASI) juga sering dituding sebagai pemicunya
a. Stres
Aktifitas yang padat dan beban kerja yang berat dapat menimbulkan stres. Hal
inilah yang memicu terhentinya produksi hormon sehingga menyebabkan
terjadinya kekurangan progesteron.
b. Diet
c. Kontrasepsi
d. Lingkungan
Tanpa kita sadari tubuh kita sehari-hari telah banyak menerima paparan estrogen
sintesis seperti yang terkandung dalam deterjen, pestisida serta berbagai macam
produk perawatan kecantikan. Stimulus paparan yang terjasi secara terus-menerus
ini memberikan dampak negatif terhadap reseptor estrogen dalam tubuh, sehingga
menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang mengacu pada keadaan estrogen
dominan.
Hormon Estrogen
2.5 Kelebihan
Hormon Progesteron
- Ketidakstabilan emosi
Progesteron hanya akan berada dalam keadaan over supply apabila pasien
mengkonsumsi suplemen serta obat-obatan yang mengandung progesteron dalam
dosis yang tinggi, yang dalam hal ini tidak sesuai dengan kebutuhan.
Hormon Estrogen
Kelebihan Estrogen :
· kelelahan,
· sakit kepala,
· mood swing
2.6 Indikasi dan Kontraindikasi
Hormon Progesteron
• Indikasi
a. Kontrasepsi
c. Karsinoma endometrium
d. Hipoventilasi
• Kontraindikasi
Meningioma.
• Efek samping
b. Toksisitas minimal.
• Farmakokinetik
Dimetabolisme oleh hati menjadi glukoronida atau konjugat sulfat. Sebagian besar
dosis awal cepat didegradasi oleh metabolisme lintasan pertama, sehingga
progesterone tidak mencapai jaringan bila diberikan secara oral. Progestin sintetis
sebaliknya tidak rentan terhadap metabolisme lintasan pertama sehingga dapat
diberikan secara oral.
Hormon Estrogen
• Indikasi
a. Kontrasepsi
b. Vaginitis atrofik
c. Osteoporosis
h. Kanker prostate
• Kontraindikasi
a. Kehamilan teratogenik
c. Perdarahan pervaginam
d. Kerusakan hati
e. Kelainan tromboembolik
• Efek Samping
c. ginekomastia
• Farmakokinetik
Sebagian besar estrogen diabsorpsi dengan baik secara oral. Estrogen cenderung
cepat didegradasi oleh hati selama lintasan pertama dari saluran cerna.
Metabolitnya adalah glukororonida dan konjugat sulfide yaitu estradiol, estron
dan estriol.
Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat
estrogen dan progesterone.
Keuntungan kontrasepsi hormonal sangat luas disamping mencegah terjadinya
kehamilan, menurut sebuah buletin yang dikeluarkan olehAmerican College of
Obstetricians and Gynecologists (ACOG) dan diterbitkan dalam Obstetrics &
Gynecology edisi Januari 2010.
“Kami sudah mengenal selama bertahun-tahun bahwa kontrasepsi hormonal
memiliki keuntungan kesehatan diluar mencegah kehamilan,” kata penulis Robert
L. Reid, MD, dari Kingston, Ontario, Kanada sebagai penulis utama, dalam suatu
rilis berita.
Selama tahun-tahun reproduksi, lebih dari 80% wanita di Amerika Serikat
menggunakan beberapa bentuk kontrasepsi hormonal, seperti kontrasepsi oral atau
pil, patch, single-rod progestin dan implan lainnya, suntikan, cincin vagina, dan
intrauterine device (IUD). Selain untuk mencegah kehamilan yang tidak
direncanakan, kontrasepsi hormonal digunakan untuk mengobati gangguan
menstruasi termasuk dismenore dan menoragiadengan efektif.
Laporan menunjukkan, sampai 90% wanita muda dismenore, yang merupakan
penyebab utama absen sekolah dan bekerja. Jika tidak diobati, menoragia dapat
menyebabkan anemia. Sekitar tiga perempat wanita dengan dismenore
menanggapi dengan positif kombinasi pengibatan dengan kontrasepsi oral, dan
cincin vagina mungkin sama efektifnya.
Kontrasepsi hormonal dapat diberikan secara oral dalam bentuk pil atau injeksi.
Pil kontrasepsi mengandung kombinasi antara estrogen dan progesteron.
Sedangkan sediaan injeksi hanya mengandung progesteron saja. Estrogen
menghambat ovulasi dengan menekan hipotalamus dalam menskresi FSH
releasing factor, LH releasing factor, dan selanjutnya mengurangi skresi FSH dan
LH. Progesteron menghambat pergerakan sperma dengan meningkatkan
kekentalan muskus pada servik, memperlambat transpor ovum, menghambat
aktivasi enzim penghidrolisa sperma yang diperlukan untuk fertilisasi,
menghambat aktivasi enzim penghidrolisa sperma yang diperlukan untuk
fertilisasi, menghambat inflamasi, dan ovulasi melalui pengurangan sekresi FSH
dan LH.
Kedua hormon tersebut diperlukan untuk pematangan folikel gravida dalam
ovarium, karena hambatan tersebut menyebabkan ovulasi terhambat yang
mengakibatkan pembuahan tidak dapat terjadi. Selain itu, estrogen dan
progesteron juga akan menyebabkan perubahan endometrium sehingga terjadi
perubahan lendir serviks dan motilitas tuba falofi yang mengganggu pergerakan
sperma.
Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat
yang bersifat hormonal, yaitu:
Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan):kehamilan, gejala
thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor
dalam rahim.
Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif oleh dokter):
penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan vagina berat, penyakit
ginjal dan jantung.
Macam – Macam Kontrasepsi Hormonal
Alat kontrasepsi modern yaitu bisa berupa Pil, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim), suntik, implant (susuk), Tubektomi dan Vasektomi.
Alat kontrasepsi hormonal yang paling banhyak di jumpai di masyarakat yaitu
,suntik, pil kombinasi, IUD dan susuk(implant).
1. Kontrasepsi Suntikan
Tersedia suntik 1 bulan (estrogen + progesteron) dan 3 bulan (depot
progesteron, tidak terjadi haid). Cukup praktis tetapi karena memasukkan hormon
sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang yang sensitif sering mengalami efek
samping yang agak berat.
1) Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate 50 Mg.
2) Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate dan estrogen.
3) Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang mengandung derivate
testosteron.
• Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan (Hartanto H.2004)
a. Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum
untuk terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing faktor dari
hipotalamus.
b. Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh spermatozoa.
c. Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk
implantasi dari hasil konsepsi.
• Keuntungan dan Kerugian
1) Keuntungan ( Hartanto.H,2004 )
a. Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8 minggu
untuk 6 bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali tiap 12
minggu.
b. DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150 mg.
c. Tingkat efektifitasnya tinggi
d. Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
e. Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.
f. Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.
g. Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak
disuntik ulang, sedangkan IUD dan implant yang non-bioderdable harus
dikeluarkan oleh orang lain.
h. Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa perlu
memberitahukan kepada siapapun termasuk suami atau keluarga lain.
i. Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang disebabkan
estrogen, antara lain mual atau efek samping yang lebih serius seperti timbulnya
bekuan darah disamping estrogen juga dapat menekan produksi ASI.
2) Kerugian ( Hartanto,2004).
a. Perdarahan yang tidak menentu
b. Terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan
c. Berat badan yang bertambah
d. Sakit kepala
e. Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan
f. Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik lagi.
g. Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan 0.7%.
h. Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.
i. Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan
j. Memerlukan biaya yang cukup tinggi.
a. Usia reproduktif
b. Keadaan nulipara
c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
d. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g. Risiko rendah dari IMS
h. Tidak menghendaki metoda hormonal
i. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
k. Perokok
l. Gemuk ataupun kurus
m. Yang Tidak Diperkenankan Menggunakan
n. Sedang hamil
o. Perdarahan vagina yang tidak diketahui
p. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
q. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus
septik
r. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat
mempengaruhi kavum uteri
s. Penyakit trofoblas yang ganas
t. Diketahui menderita TBC pelvik
u. Kanker alat genital
v. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
Hormon Progesteron
Deteksi kekurangan hormon progesteron
a. Anamnesa
ü Adakah keadaan payudara yang membengkak serta nyeri payudara berebih saat
menstruasi ?
ü Adakah sikap agresif dan migraine serta nyeri perut bawah sebelum menstruasi
?
Bila pasien memiliki tanda-tanda seperti disebutkan diatas, maka pemeriksa dapat
mencurigai kemungkinan pasien mengalami kekurangan hormon progesteron
b. Pemeriksaan Fisik
Tanda ini biasanya tidak spesifik dan mudah untuk dikenali, tetapi dapat menjadi
gejala awal yang menjadi pertimbangan pemeriksa.
Melihat dari betapa besar fungsi hormon progesteron dalam tubuh, maka
kekurangan progesteron dapat sangat berpengaruh bagi penderita. Pengaruh-
pengaruh yang mungkin terjadi antara lain :
a. Pengaruh umum
b. Pasca persalinan
- Depresi
Selama hamil, kadar progesteron selalu terjaga karena tubuh terus menerus
menghasilkan hormon ini melalui plasenta. Setelah melahirkan, plasenta berhenti
memproduksi sehingga kadar progesteron mendadak turun. Menurut penelitian
yang dilakukan NaProTechnology, penurunan kadar progesteron berkaitan dengan
terjadinya depresi setelah melahirkan (postpartum depression). Kadang-kadang
depresi yang ditandai dengan gejala selalu sedih dan gelisah serta mudah
menangis ini bisa berlangsung hingga 6 bulan.
- Retensi cairan
Retensi atau penumpukan cairan sering terjadi setelah melahirkan, sebagai akibat
dari berkurangnya kadar progesteron. Biasanya kondisi ini ditandai dengan
pembengkakan (edema) terutama dibagian kaki dan tangan. Hal ini terjadi karena
pada siklus normal, progesteron juga berfungsi sebagai diuretic. Oleh progesteron,
kelebihan carain yang terdapat dibeberapa jaringan tubuh akan dikeluarkan
melalui urin.
Dalam siklus yang normal, menstruasi terjadi ketika kadar progesteron mendadak
turun sebagai sinyal bagi dinding rahim untuk luruh. Kekurangan progesteron
menyebabkan dinding rahim tidak luruh tepat pada waktunya, karena perubahan
komposisi hormonal tidak terjadi secara drastis.
Gangguan pada siklus menstruasi merupakan keluhan yang sering dialami para
ibu setelah melahirkan. Selain kadar hormon progesteron belum normal, produksi
Air Susu Ibu (ASI) juga sering dituding sebagai pemicunya
Penyebab kekurangan hormon progesteron
a. Stres
Aktifitas yang padat dan beban kerja yang berat dapat menimbulkan stres. Hal
inilah yang memicu terhentinya produksi hormon sehingga menyebabkan
terjadinya kekurangan progesteron.
b. Diet
c. Kontrasepsi
d. Lingkungan
Tanpa kita sadari tubuh kita sehari-hari telah banyak menerima paparan estrogen
sintesis seperti yang terkandung dalam deterjen, pestisida serta berbagai macam
produk perawatan kecantikan. Stimulus paparan yang terjasi secara terus-menerus
ini memberikan dampak negatif terhadap reseptor estrogen dalam tubuh, sehingga
menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang mengacu pada keadaan estrogen
dominan.
Hormon Androgen
PENGERTIAN
Androgen adalah setiap hormon steroid dengan rumus kimianya berciri 19
atom C dengan inti steroid yang memeliki efek maskulinisasi. Pertama kali
ditemukan pada tahun 1936. Mempunyai fungsi penting terhadap reporduksi laki-
laki yang bertanggung jawab untuk pengembangan karakteristik seksual sekunder
pada pria termasuk pertumbuhan rambut, wajah, tubuh, tulang dan pengembangan
otot. Androgen banyak dihasilkan di berbagai tempat di dalam tubuh seperti di
ovarium, kelenjar adrenal dan yang paling banyak ada di testis.
Pada masa pubertas baik untuk laki-laki dan wanita, hormon androgen
yang dihasilkan akan meningkat kadarnya yang akan menstimulasi pertumbuhan
rambut pubis dam meningkatkan libido (hasrat seksual). Di testis akan terjadi
peningkatan produksi testoteron, dan pada wanita selain androgen yang meningkat
ada hormon estrogen yang terjadi peningkatan di ovarium.
FUNGSI ANDROGEN
1. Testoteron
Testoteron berfungsi sebagai memulai dan menyelesaikan proses pubertas,
pengembangan tulang dan otot, pertumbuhan rambut tubuh, termasuk rambut
wajah, perubahan pita suara untuk menghasilkan suara laki-laki dewasa, gairah
seks (libido) dan fungsi seksual, pertumbuhan kelenjar prostat dan fungsi dan
produksi sperma
2. Dehydroepiandrosterone (DHEA)
Berfungsi mengobati obesitas, diabetes, dan lupus. DHEA diketahui dapat
memperbaiki tidur.
3. Androstenedione (Andro)
Androstenedione juga dapat dijadikan suplemen bagi manusia saat
membentuk tubuh yang atletis.
4. Dihidrotestosteron (DHT)
Dihidrotestosteron berfungsi untuk pembentukan karakteristik seks laki-
laki yang utama dan paling karakteristik seks sekunder laki-laki selama pubertas,
seperti otot pertumbuhan, wajah dan tubuh pertumbuhan rambut, dan
memperdalam suara.
b. Progesterone
Merupakan antiandrogen lemah. Beberapa derivate progesterone dengan
gugus 1,2-α-metilene, misalnya siprosteron asetat merupakan antiandrogen yang
paling kuat. Siprosteron asetat juga memiliki sifat progestogenik dan menghambat
sekresi gonadotropin. Obat ini merupakan penghambat kompetitif androgen
disamping menghambat produksi testosterone. Pemberian 200 mg siprosteron
asetat selama 10 sampai 14 hari pada laki-laki menurunkan libido yang
berlebihan. Efeknya terhadap libido ini menyebabkan siproteron asetat tidak
mungkin digunakan sebagai kontrasepsi laki-laki. Selain itu hasil penelitian
menunjukan bahwa efektifitas siprosteron sebagai kontrasepsi laki-laki tidak
konsisten. Efek lain yang mengganggu adaah ginekomastia. Siproteron efektif
untuk terapi pubertas prekoks, tetapi ternyata efek sampingnya berat yaitu
menghambat efek anabolic androgen dan pertumbuhan anak. Siproteron juga
efektif untuk hirsutisme berat dikombinasikan dengan estrogen.
Beberapa penelitian dengan siproteron asetat 200-300 mg per hari
menunjukan hasil yang cukup baik untuk hipertrofi prostat dan karsinoma prostat.
Klormadinon asetat, analog siproteron digunakan pada karsinoma prostat dengan
dosis 100 mg perhari.
Agonis dan antagonis GnRH digunakan untuk menurunkan sekresi
testosterone. Analog GnRH diberika secara berlebihan terus-menerus akan
menurunkan sensitifitas dan jumlah reseptor GnRH (down regulation) sehingga
produksi LH akan menurun yang diikuti dengan penurunan produksi testosterone.
Obat ini dipakai untuk terapi kanker prostat. Abareliks adalah antagonis GnRH
yang juga dipakai untuk kanker prostat, terutama untuk yang telah metastasis ke
sum-sum tulang belakang.
c. Flutamid
Merupakan suatu antiandrogen yang buka steroid sehingga tidak
memperlihatkan aktifitas hormone. Kerjanya mungkin melalui perubahan in vivo
menjadi 2-hidrosiflutamid dan mengakibatkan regresi organ-organ yang
dipengaruhi testosterone. Misalnya prostat dan vesicular seminalis. Karena
mekanisme umpan balik testosterone dipengaruhi maka terjadi peningkatan LH
dan testosterone plasma. Kenaikan testosterone plasama ini dapat menjadi
pembatas efek flutamid yang berlebihan. Oleh karena itu flutamid paling
bermanfaat untuk menghambat androgen adrenal pasien yang mendapat GnRH
terus-menerus, atau pada wanita (produksi LH nya tidak terkontrol oleh
androgen). Kegunanaan klinik flutamid ialah untuk kanker prostat 3 kali sehari,
diberikan bersama GnRH analog. Contoh GnRH analog adalah leuprolid,
buserelin, leuprorelin, goserelin, dalam bentuk sediaan suntikan depo yang
diberika 3 bulan sekali. Bicalotamin ternyata lebih aman dan pengguanaannya
lebih mudah yaitu satu kali sehari. Sedangkan nilotamid kurang aman dibanding
keduanya.
Selain itu flutamid juga bermanfaat untuk terapi hirsutisme pada
perempuan, tetapi efek samping pada hepar membatasi keguanaan kosmetik
tersebut.
d. Finasterid
Merupakan sediaan penghambat kompetitif enzim 5-α-reduktase tipe II
yang aktif secara oral. Dutasterid menghabat tipe I dan II. Kedua obat ini
menurunkan kadar DHT plasama dan prostat tanpa peningkatan LH atau
testosterone dan diindikasikan untuk hyperplasia prostat jinak. Efek sampingnya
impotensi dapat diketahui mekanismenya. Finsaterid juga bermanfaat
untuk hirsutisme wanita dan male pattern baldness pada pria.beberapa obat
misalnya spironolakton dan simetidin memperlihatkan efek anti androgen sebagai
efek sampingnya, tetapi sekarang telah terbukti bahwa spironolakton dapat
digunakan pada wanita dengan hirsutisme dengan efek samping haid yang
irregular.
MEKANISME KERJA
Testosteron dari plasma masuk ke sel target dengan cara difusi.
Tergantung jaringan dan fungsi sel yang dimasukinya testtosteron dapat bekerja
langsung sebgai androgen melalui ikatan denga reseptor androgen, atau dengan
berubah dahulu menjadi dehidrotestosteron (DHT) yang kemudian akan berikatan
dengan resptor androgen yang sama tetapi dengan afinitas yang lebih tinggi.
Testeron juga dapat bekerja sebagai estrogen di jaringan yang mempunyai enzim
aromatase (CYP19, ada di banyak jaringa terutama di hepar dan jaringan
lemak)yang aka mengubahnya menjadi estrasiol yang kemudian bekerja melaui
reseptor estrogen. Efek ini nyata pada tulang yaitu pada penutupan epifisis dan
peningkatan densitas tulang. Beberapa penelitian menunjukan perannya pada
libido bila diberikan pada difisiensi CYP19.
Di prostat dan vesikula seminalis, 90% testosterone di ubah oleh enzim 5α-
redutase menjadi dehidrotestoren (DHT) yang lebih aktif berfungsi sebagai
mediator intrasel hormon tersebut. DHT berikatan dengan reseptor di stoplasa 10x
lebih kuat di banding dengan tesostero dan kompleks DHT-reseptor lebih muda
menjadi bentuk aktif dan berikatan dengan DNA dari pada kompleks testosteron –
reseptor. Ini menjelaskan kelebihan DHT di banding testosterone dalam hal
potensi androgeniknya. DHT berperan pada genitalia eksterna saat diferensiasi
pada masa gestasi, maturasi pada pubertas, serta timbulnya penyakit prostat.
Tidak semua jaringa target memerlukan perubahan testosterone menjadi
DHT. Testosterone langsung bekerja pada perkembangan duktus wolfii dalam
masa embrional, masa dan keeuatan oto rangka, eritropoesis, dan pada sel sertoli.
Beberapa penelitian menunjukan efeknya pada peningkatan kepadatan tulang.
Dalam susunan saraf pusat, sebagian efek testosteron terjadi karena
aromatisasinya menjadi estradiol. Pada rangsangan pertumbuhan folikel rambut,
DHT lebih berperan dari pada testosterone.
Testosteron atau DHT berikatan dengan reseptor di sitoplasma, kemudian
kompleks steroid- reseptor ini mengalami modifikasi dan translokasi kedalam
nucleus dan berikatan dengan tempat ikatan spesifik( specific binding sites) pada
kroososm.hal ini menyebabkan aktifitas RNA polymerase meningat di ikuti
peningkatan sintesis RNA spesifik dan selanjutnya peningkatan sintesis protein.
Modifikasi kompleks steroid – reseptor serta peningkatan sintesis asam nukleat
dan proten spesifik tersebut sangat kompleks. Jenis reseptor seperti ini sama
dengan reseptor hormone steroid lainnya dan hormone tiroid, disebut nuclear
reseptor superfamily. Keseluruhan mekanisme kerja androgen dengan perbedan
efek dalam berbagai jaringan baru dapat di jelaskan akhir – akhir ini. Pertama,
DHT mempunyai afinitas terhadap reseptor lebih dari pada testosterone. Kedua,
ada mekanisme lain yang juga mempengaruhi kerja androgen, yaitu adanya ko-
factor transkripsi berupa ko- activator maupun ko- reseptor yang bersifat spesifik
jaringan target. Sampai saat ini, peran ko- factor transkripsi ini pada reseptor
nuclear lainnya. Mekanisme kerja androgen pada perempuan sama dengan laki –
laki.
Ditemukan adanya mutasi reseptor androgen yang menjelaskan beberapa
kelainan klinik. Sehubungan dengan obat, masalah dapat timbul pada pengobatan
kanker prostat yaitu bila kemudian terjadi perubahan dari androgen sensitive
menjadi androgen insensitive sehingga pada tahap tertentu pengobatan dengan
menurunkan kadar atau anti androgen menjadi tidak bermanfaat lagi Karena
kanker kembali berkembang dalam kondisi rendah androgen. hal ini kini dapat di
jelaskan dengan kemungkinan terjadi mutasi gen reseptor androgen atau
perubahan pada co – regulatory protein reseptor androgen.
Usaha untuk memisahkan efek androgenic dari efek anabolic androgen
belu berhasil, seba semua kerja hormone androgen yag di kenal sampa saat ini di
perantarai satu reseptor protein yang sama. Pada pemasaran produk sering di
kaakan suatu produk lebih berefek anabolic dan kurang berefek androgenic
berdasarka penurunan kadar N urin (parameter peningkatan anabolisme protein
atau penurunan katabolisme protein) tidak berhubungan dengan efek androgenic .
hal ini hanya terbukti pada hewan coba; pada manusa kedua efek masih berjalan
bersamaan.
EFEK SAMPING
a. Maskulinisasi
Pada perempuan, semua sediaan androgen berefek maskulinisasi. Gejala
dini ialah pertumbuhan kumis, acne, merendahnya nada suara. Gangguan
menstruasi akan terjadi bila sekresi gonadotropin terhambat. Gejala-gejala ini
dapat hilang bla penggunaan androgen segera dihentikan. Setelah pengobatan
jangka lama, misalnya pada karsinoma payudara, efek samping ini irreversible.
Efek maskulinisasi lebih kecil dengan sediaan anabolic atau sediaan androgen
lama. Androgen dikontraindikasikan pada kehamilan berdasarkan kemungkinan
efek maskulinisasi janin perempuan.
b. Feminisasi
Efek samping ginekosmatia cenderung terjadi pada laki-laki, terutama
yang ada gangguan hepar. Hal ini mungkin berhubungan dengan aromatisasi
androgen menjadi estrogen, sebab pemberian ester testosterone meningkatkan
kadar estrogen plasma pada laki-laki. Diketahui bahwa enzim aromatase lebih
aktif pada anak dari pada dewasa, sedangkan pada gangguan hepar metabolisme
androgen menurun sehingga lebih banyak androgen ke periver mengalami
aromatisasi. Efek samping ini tidak terjadi pada penggunaan steroid yang
direduksi pada posisi 5-α misalnya oksandrolon.
c. Penghambatan spermatogenesis
Androgen diperlukan untuk spermatogenesis, tetapi penggunaan androgen
dosis rendah jangka panjang justru dapat menghambat spermatogenesis.
Androgen dosis tersebut cukup untuk menghambat sekresi LH, FSH, dan
testosterone endogen sehingga kadar testosterone di dalam testis tidak cukup
untuk berlangsungnya spermatogenesis normal. Hal ini terjadi karena aromatisasi
testosterone menjadi estrogen, penghambat kuat sekresi gonadotropin.
Androgen dosis tinggi juga menghambat sekresi testosterone endogen,
tetapi kadar plasma yang dicapai jauh diatas normal (dengan segala konsekwensi
efek sampingnya), jadi kadar testosterone dalam testis cukup untuk
spermatogenesis.
d. Hyperplasia prostat
Pada laki-laki usia lanjut, androgen dapat merangsang pembesaran prostat
karena hyperplasia; hal ini menyababkan obstruksi. Juga kemungkinan munculnya
kanker prostat yang mungkin tadinya tidaknya terdeteksi. Karena itu perlu
perhatian khusus bila digunakan pada laki-laki usia lanjut.
e. Gangguan pertumbuhan
Hati-hati memberikan androgen pada anak-anak prapubertas, sebab dapat
terjadi pubertas prekoks. Jangan memberikan anabolic steroid untuk merangsang
pertumbuhan anak yang meskipun berbadan kecil tetapi normal dan sehat.
Pemberian untuk gangguan pertumbuhan tertentu harus dilakukan oleh ahli
hormone anak karena biasanya bukan hanya androgen yang diperlukan. Androgen
mempercepat penutupan epifisis sehingga mungkin anak tidak akan mencapai
tinggi badan yang seharusnya. Beratnya efek samping ini tergantung dari usia
tulang, obat yang dipakai dosis dan lama terapi. Efek samping ini dapat bertahan
kurang lebih 6 bulan meskipun pemberian androgen di hentikan.
Pada laki-laki dengan hipogonadisme, terapi androgen pada awalnya dapat
menimbulkan priapismus, efek samping ini akan hilang walaupun terapi di
teruskan.
f. Edema
Pada dosis terapi untuk hipogonadisme retensi cairan biasanya tidak
sampai menimbulkan edema. Pemberian androgen dosis besar misalnya pada
pengobatan neoplasma menimbulkan edema yang disebabkan oleh retensi air dan
elektrolit. Hal ini harus dipertimbangkan sewaktu memberikan androgen pada
pasien gagal jantung, penyakit ginjal, sirosis hepatis, dan hipoprotenemia.
g. Ikterus
Metiltesteosteron merupakan androgen yang pertama diketahui dapat
menimbulkan hepatitis kolestatik. Ikterus jarang terjadi dan reversible bila obat
dihentikan. Bila timbul ikterus hal ini disebabkan stasis empedu dalam kapiler
bilier tanpa kerusakan sel kemudian diketahui bahwa keadaan ini ditimbulkan
oleh 17-α-alkil steroid. Testosterone dan ester testosterone tidak menimbulkan
efek samping ini, karena itu ester testosterone lebih sering digunakan dalam
klinik. Efek samping ikterus berhubungan dengan dosi dan muncul 2 sampai 5
bulan setelah mulai terapi. Karena itu steroid 17-α-alkil dipakai hanya untuk
jangka pendek 3 sampai 4 minggu, di susul massa istirahat yang sama lamanya.
Obat ini sebaiknya tidak diberikan pada pasien penyakit hati, walaupun
terpaksa harus disertai perhatian khusus. Pemberian steroid derifat 17-α-alkil
memperbesar timbulnya keganasan hepatoseluler dan endothelial terutama pada
penggunaan dosis besar jangka panjang misalnya pada terapi anemia refrakter.
h. Hiperkalsemia
Hiperkalsemia dapat timbul pada perempuan pasien karsinoma payudara
yang di obati dengan androgen. Pada keadaan ini terapi androgen harus dihentikan
dan diberi cairan yang cukup (hidrasi)serta diberi pengobatan terhadap
hiperkalsemia.
PENANGANAN
Androgen telah menggunakan terapi medis yang sah. Mereka yang
diresepkan untuk laki-laki ketika testosteron tidak diproduksi secara alami oleh
tubuh. Androgen sintetis datang dalam bentuk pil, patch, dan bentuk suntik.
Mereka lebih sering diresepkan untuk anak-anak laki-laki untuk membuat testis
tidak turun turun, Orto membawa pubertas tentang laki-laki ketika serius tertunda.
Pada pria dewasa, androgen yang digunakan untuk memperbaiki kekurangan
hormon alami dan untuk mengurangi "menopause pria" gejala seperti kurangnya
dorongan seks, kecemasan, dan depresi. Beberapa androgen yang digunakan
untuk mengobati kekerdilan karena kemampuan mereka untuk merangsang
pertumbuhan.
Keperluan medis sah androgen pada perempuan termasuk penggunaan
mereka dalam mengobati beberapa jenis kanker payudara dan anemia. Kadang-
kadang androgen diberikan setelah melahirkan untuk mengurangi rasa sakit pada
payudara dan kepenuhan pada wanita yang memilih untuk tidak menyusui.
Wanita yang mengalami perubahan gender juga androgen diberikan untuk
meningkatkan karakteristik laki-laki mereka.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Rustam Mochtar,.Prof,. DR,. Sinopsis Obstetri. Jilid II. EGC. Jakarta. 1998
http://risaluvita.wordpress.com/2012/12/03/makalah-farmakologi-hormon-
progesteron-dan-kontrasepsi-hormonal/