Anda di halaman 1dari 5

Artikel Vitamin C

oleh : Adizty Suparno

Sumber :

 http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2008/05/vitamin-c-yang-berlebih-baik-dan-
buruknya
 http://id.wikipedia.org/wiki/Radikal_bebas
 http://id.wikipedia.org/wiki/Antioksidan
 http://wapedia.mobi/id/Vitamin_C
 http://www.benih.net/lifestyle/gaya-hidup/vitamin-c-perlukah.html

Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan penting
dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk
utamanya yaitu asam askorbat.

Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal
bebas. Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan elektron, sehingga molekul tersebut
menjadi tidak stabil dan selalu berusaha mengambil elektron dari molekul atau sel lain.

Radikal bebas dapat dihasilkan dari hasil metabolisme tubuh dan faktor eksternal seperti asap
rokok, hasil penyinaran ultra violet, zat kimiawi dalam makanan dan polutan lain.

Antioksidan itu sendiri didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang melindungi sel dari efek
berbahaya radikal bebas oksigen reaktif jika berkaitan dengan penyakit, radikal bebas ini dapat
berasal dari metabolisme tubuh maupun faktor eksternal lainnya.

Beberapa karakteristik vitamin C antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan
logam.

Rumus bangun Vitamin C :


Vitamin C berhasil diisolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928 dan pada tahun 1932
ditemukan bahwa vitamin ini merupakan agen yang dapat mencegah sariawan. Albert Szent-
Györgyi menerima penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1937 untuk
penemuan ini. Selama ini vitamin C atau asam askorbat dikenal perananny dalam menjaga dan
memperkuat imunitas terhadap infeksi. Pada beberapa penelitian lanjutan ternyata vitamin C juga
telah terbukti berperan penting dalam meningkatkan kerja otak. Dua peneliti di Texas Woman's
University menemukan bahwa murid SMTP yang tingkat vitamin C-nya dalam darah lebih tinggi
ternyata menghasilkan tes IQ lebih baik daripada yang jumlah vitamin C-nya lebih rendah.

Vitamin C merupakan zat penting untuk tubuh, namun sayangnya, tubuh manusia tidak dapat
memproduksinya secara alami. Kita hanya dapat memperolehnya dari asupan makanan sehari-
hari. Banyak sekali jenis makanan yang mengandung vitamin C, baik alami maupun sintesis
berupa suplemen vitamin maupun makanan dan minuman bervitamin. Namun yang masih
menjadi perdebatan hingga kini adalah berapa sebenarnya kebutuhan tubuh akan Vitamin C.
Perlukah kita mengkonsumsi suplemen vitamin C dosis tinggi?

R.F. Cathcart, seorang praktisi kesehatan yang meneliti kegunaan vitamin C bagi tubuh,
mengatakan Vitamin C diperlukan oleh tubuh untuk membantu fungsi antioksidan tubuh dan
menghalau radikal bebas. Karena alasan ini pula, banyak yang percaya vitamin C mampu
meningkatkan kekebalan tubuh. Bahkan, Linus Pauling, yang menerima hadiah nobel di bidang
Kimia, dalam bukunya yang berjudul Vitamin C and the Common Cold, menyebutkan bahwa
asupan vitamin C dosis tinggi sangat berguna meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah
berbagai penyakit.

Di beberapa negara, dosis yang dianjurkan berkisar dari 60-90 miligram vitamin C perhari. Tapi,
dari penghitungan Pauling, rata-rata setiap orang membutuhkan 1.000 miligram atau lebih setiap
harinya. Penemuan Pauling ini lah yang banyak digunakan sebagai bahan promosi para produsen
suplemen vitamin C untuk menjual produk suplemen vitamin C dosis tinggi.

Namun, tak semua setuju hasil temuan Pauling itu. “Buku Pauling sangat berpengaruh, tapi saya
percaya bahwa kebanyakan orang tidak memperoleh manfaat yang besar dari serangan flu
dengan mengkonsumsi secara rutin,” kata Robert Douglas dari Universitas Nasional Australia di
Canberra.

Untuk membuktikannya, Douglas dan Harri Hemila, dari Universitas Helsinki, Finlandia,
mempelajari 55 penelitian dari tahun 1940 hingga 2004. Penelitian ini dibandingkan dengan
pengaruh sekitar 200 miligram yang diberikan rutin dengan yang tidak diberikan.

Dari 23 penelitian yang menelaah pencegahan penyakit dalam suatu populasi, keduanya
menunjukkan bahwa konsumsi rutin vitamin C tidak mengurangi resiko tekena flu. Meski
memang, mereka menemukan bahwa rata-rata pengkonsumsi rutin vitamin C cenderung lebih
cepat sembuh dari flu. Namun tetap tidak dianjurkan terlalu sering mengkonsumsi vitamin C
dosis tinggi setiap hari.
Meskipun demikian, orang-orang yang menderita tekanan fisik yang ekstrim karena suhu yang
sangat dingin memperoleh manfaat yang signifikan jika mengkonsumsi vitamin C. Penelitian
terhadap para pemain ski, tentara, dan pelari maraton menunjukkan bahwa konsumsi rutin
vitamin C dapat mengurangi kemungkinan terkena flu hingga setengahnya.

Kebutuhan minimal vitamin C berbeda-beda pada setiap tingkat umur dan keadaan tubuh.
Kebutuhan vitamin C berdasarkan umur tercantum di bawah ini: Pada anak-anak

 0 – 6 bulan : 40 mg/hari
 7 – 12 bulan : 50mg/hari
 1 – 3 tahun: 15mg/hari
 4 – 8 tahun: 25 mg/hari
 9 – 13 tahun: 45 mg/hari

Pada remaja

 Wanita 14 – 18 tahun: 65 mg/hari


 Pria 14 – 18 tahun: 75 mg/hari

Pada dewasa > 19 tahun

 Pria : 90mg/hari
 Wanita : 75mg/hari

Pada keadaan khusus lainnya terdapat peningkatan kebutuhan seperti :

 Pada wanita hamil dan menyusui.


 Perokok.
 Orang yang sedang sakit dan mengalami infeksi seperti demam dan batuk.

Buah-buahan dan sayuran yang mengandung vitamin C antara lain :

Buah :

 Strawberry 95mg/100ml
 Papaya 85mg/100ml
 Kiwi 75mg/100ml
 Jeruk 70mg/100ml
 Mangga 45mg/100ml
 Nanas 24mg/100ml
 Semangka 15mg/100ml

Sayur :

 Brokoli 60mg/100g
 Tomat 35mg/100g
 Kembang kol 25mg/100g
 Cabai hijau 120mg/100g
 Bayam 59mg/100g
 Sawi 50mg/100g

Harus diingat bahwa cara pengolahan makanan dapat mempengaruhi jumlah kadar vitamin C dan
mineral lainnya dalam makanan. Sifat vitamin C yang larut air dapat mengakibatkan turunnya
vitamin C dalam makanan yang di cuci dan direbus terlalu lama. Peranan vitamin C dalam tubuh
antara lain :

 Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang
menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di
tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar,
pendarahan kecil, dan luka ringan.
 Vitamin c juga berperan penting dalam membantupenyerapan zat besi dan mempertajam
kesadaran. Sebagai antioksidan, vitamin c mampu menetralkan radikal bebas di seluruh
tubuh. Melalui pengaruh pencahar, vitamini ini juga dapat meningkatkan pembuangan
feses atau kotoran.
 Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut
Teknologi Massachusetts menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan
bahan makanan yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi
vitamin C berkurang sampai 81%.
 Menurunkan resiko terkena anemia yang disebabkan karena kehancuran sel darah merah
yang terlalu cepat

Namun ada pula hal yang tidak menguntungkan dari mengkonsumsi vitamin C secara berlebihan,
yaitu :

 Konsumsi vitamin C lebih dari 2000mg/hari sangat tidak dianjurkan karena dapat
menyebabkan kerusakan lambung. Sifat vitamin C yang asam dapat merusak lambung
terutama bila dikonsumsi sebelum makan.
 Menyebabkan diare dan produksi gas berlebih pada usus sehingga akan terasa kembung.
 Memperberat kerja ginjal

Pengujian vitamin C pada umumnya digunakan tritrasi iodimetri, yaitu dengan penambahan Iod
kepada vitamin C atau komoditi yang diduga terdapat vitamin C. Vitamin C bersifat pereduksi
(reduktor) sedangkan Iod bersifat pengoksidasi (oksidator) sehingga keduanya menghasilkan
reaksi redoks (reduksi-oksidasi). Vitamin C akan teroksidasi oleh Iod dan sebaliknya, Iod
tereduksi oleh vitamin C (Asam Askorbat). Dalam pengamatan oleh mata, dapat terlihat warna
Iod yang berubah dari coklat tua menjadi tak berwarna (jernih). reaksi yang terjadi dapat tertulis
seperti :

C6H8O6 + H2O → C6H8O7 + 2H+ + 2e-


2e- + I2 → 2I-
C6H8O6 + H2O + I2 → C6H8O7 + 2H+

Anda mungkin juga menyukai