Anda di halaman 1dari 4

NASKAH ROLE PLAY

HIV 3

Seorang ODHA usia 47 tahun datang RS diantar temennya, mengalami batuk dan dinyatakan TB
sudah pengobatan selama 2 bulan sejak status HIVnya belum diketahui. Kondisi umum lemah,
tidak mampu bekerja lagi. Hidup jauh dari keluarga, tinggal dikontrakan dengan temannya yang
pekerjaannya serabutan. Ada permasalahan ketika harus ke RS ambil obat karena tidak ada yang
mengantar dan tak ada biaya.

Teman pasien membawa pasien ke RS untuk diperiksakan dikarenakan kodisi pasien yang
semakin lemah. Sesampainya di RS teman pasien mendaftarkan di adminitrasi dan

Mas Ahmad : Permisi Sus ini saya mengantar teman saya yang sedang sakit

Ayuning : Baik silakkan duduk.

Kemudian pasien dilakukan pengkajian dan temannya menunggu diluar ruangan.

Ayuning : Baik bapak bisa cerita apa yang dikeluhkan saat ini?

Ardi : Begini Sus ! Saya merasa kondisi tubuh semakin lemah, batuk belum sembuh-
sembuh dan di nyatakan TB

Ayuning : Sudah berapa lama Mas-nya batuk ?

Ardi : Sudah ada 3 bulan Sus dan saya juga sudah pengobatan selama 2 bulan, tetapi
akhir ini saya belum memilki uang sedangkan obat TB saya hamper habis.

Ayuning : Baik Mas-nya saya periksa dulu ya ?

Ardi : Iya.. Sus..

Hasil pemeriksaan fokus pernafasaan didapatkan adanya pernapasan cuping hidung, ada otot
bantu nafas, ada retraksi dinding dada, perkusi pekak, auskultasi ada ronchi. RR : 26 x/menit N:
99 x/menit TD : 110/60 Suhu : 38.5oC. Kemudian perawat menghubungi dokter Novita Sp. P.

Ayuning : Tunggu sebentar ya untuk hasil pemeriksaan saya konsulkan ke Dokter.

Ardi : Iya. Sus.


Ayuning : SBAR

Novita : Baik saya akan segera keruangan.

Ayuning : Mas ini sudah saya konsulkan dengan dokternya dan dokternya akan segera
datang untuk memeriksa lebih lanjut,

Novita : “masuk keruangan lalu menyapa perawat dan pasien dan menginformasikan
prosedur yang harus dilakukan pasien yaitu pengambilan spesimen darah untuk
dipemeriksaan di LAB dan dokter mengatakan pengambilan darah ini tujuan
untuk mengetahui pasien apakah terkena HIV karena sesuai peraturan jika ada
penederita TB maka harus di tes HIV” Bagaiman mas Ardi bersedia untuk
dilakukan pemeriksaan ?

Ardi : Baik dokter saya bersedia,

Novita : “meminta tolong kepada perawat untuk memanggilakan petugas LAB yang
sedang jaga”

Ayuning : SBAR dengan petugas LAB

Surya : Baik saya akan segera keruangan

Surya : “masuk keruangan menyapa Dokter dan Perawat lalu komunikasi dengan
pasien sesuai SOP”

Surya : Pengambilan darahnya sudah selesai saya kembali ke ruang LAB. permisi

Ardi : Untuk hasil pemeriksaan bisa di ambil kapan dok ?

Novita : 3 jam lagi hasil nya sudah keluar. Mas nya silakan ditunggu dulu ya !

Tiga jam kemudian hasil tes sudah keluar.

Surya : “mengetuk pintu, memberi salam dan masuk ruangan memberikan hasil
pemeriksaan kepada Dokter”

Novita : Baik mas Ardi ini hasil pemeriksaanya sudah jadi dan jika kemungkinan
terburuk hasilnya positif maka mas Ardi dinyatakan ada virus HIV didalam tubuh
mas Ardi. Dan jika hasilnya negatif harus melakukan pemeriksaan ulang dalam
waktu 3 bulan kemudian.

Ardi : Lalu saya harus bagaimana dok jika hasilnya positif ? apakah saya ada
kemungkinan untuk sembuh normal seperti sedia kala ?

Novita : Begini mas Ardi untuk kemungkinan sembuh Insya Allah ada namun sembuhnya
itu terkontrol dengan minum obat. Dan saya sarankan untuk konsultasi dengan
perawat konselor. Begitu ya mas Ardi ini saya berikan resep untuk pengobatan TB
dan HIV dan selanjutnya Mas Ardi bisa menemui konselor perawat HIV. Silakan
mas Ardi menemui perawat konselor dikeruangan 407.

Ardi : Baik dok terimakasih saya permisi. “lalu pasien keluar ruangan dan menemuai
temannya”

Mas Ahmad : Bagaimana pemeriksaan baik-baik saja bukan ?

Ardi : Saya belum siap untuk mengatakannya, saya minta lolong ambilkan obat di
farmasi, saya mau ke ruang perawat konselor.

Mas Ahmad : Baik tidak apa jika kamu belum mau memberitahu ku, mana resepnya ?

Kemudian teman pasien mengmbilkan obat pasien dan pasien menuju ruang perawat konselor
dengan membawa kertas hasil pemeriksaan. Lalu pasien mengetuk pintu dan didalam ruangan
sudah ada perawat konselor yang duduk menunggu pasiennya.

Ardi : Permisi apa benar ini ruangan konselor

Putri : Iya benar silakan masuk, silakan duduk !


Ardi : Baik terimakasih
Putri : Ada yang bisa saya bantu ?

Ardi : “pasien menjelaskan panjang lebar terhadap kondisinya dan bertambah


tekanan mental mengenai hasil pemeriksaan HIV”

Putri : “memberikan pengertian dan mengantisipasi hasil terburuk dengan


menanyakan kepada pasien langkah apa yang diambil jika hasilnya positif dan
langkah apa yang akan diambil pasien jika hasilnya negatif”
Ardi : jika hasinya ternyata positif saya lebih baik mati saja Sus, saya juga sudah bosan
dengan hidup ini.

Putri : “memberikan pengertian kembali hingga pasien maumenerima keadaannya


dengan bertahap”

Ardi : “pasien akhirnya menyadari bahwa kematian bukan solusi yang tepat dan ingin
hidup lebih lama lagi” Baik Susa pa yang harus saya lakukan terhadap hasil
pemeriksan itu ?

Putri : Jika kemungkinan terburuk yaitu positiF HIV maka mas Ardi harus menjalani
pengobatan ARV untuk menekan pertumbuhan virus HIV yang di konsumsi
seumur hidup.

Ardi : Menyerahkan kertas hasil pememriksaan ke konselor.

Putri : “Memberikan informasi tentang pengobata ARV”

Putri : “Pasien di anjurkan untuk kontrol setiap 3 bulan sekali bertemu untuk konselor

Anda mungkin juga menyukai