Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut bahasa kata “matematika” berasal dari kata μάθημα(máthema) dalam bahasa
Yunani yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar”
juga μαθηματικός (mathematikós) yang diartikan sebagai “suka belajar”.

Bahasa simbol, matematika itu adalah bahasa numrik, matematika itu adalah bahasa yang
menghilangkan sifat kabur, majemuk, dan emosional, matematika adalah metode berpikir
logis , matematika adalah saran berpikir, matematika adalah logika pada masa dewasa ,
matematika adalah ratunya ilmu dan sekaligus menjadi pelayannya, matematika adalah sains
mengenai kuantitas dan besaran, matematika adalah sains yang bekerja menarik
mkesimpulan-kesimpulan yang perlu, matematika adalah sains formal yang murni,
matematika dalah sains yang memanipulsi simbol, matematika adalah ilmu tentang bilangan
dan ruang, matematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur ,
matematika adalah imu yang abstrak dan deduktif .
BAB II

PEMBAHASAN

1. Sejarah Matematika dalam Bangsa Yunani

Kata "matematika" berasal dari kata μάθημα (máthema) dalam bahasa Yunani yang
diartikan sebagai "sains, ilmu pengetahuan, atau belajar" juga μαθηματικός (mathematikós)
yang diartikan sebagai "suka belajar".

Dasar fakta tentang asal-usul peradaban Yunani dan matematikanya:

 Perkiraan yang terbaik adalah bahwa peradaban Yunani kembali pada 2800 SM –
pada saat pembangunan piramida besar di Mesir. Orang Yunani menetap di Asia
Kecil, mungkin rumah asli mereka, di bidang Yunani modern, dan di Italia selatan,
Sisilia, Kreta, Rhodes, Delos, dan Afrika Utara.
 Sekitar 775 SM mereka berubah dari tulisan hieroglif ke abjad Fenisia. Hal ini
memungkinkan mereka untuk menjadi lebih baik, atau setidaknya lebih lancar dalam
kemampuan mereka untuk mengekspresikan pikiran konseptual.
 Peradaban Yunani kuno berlangsung hingga sekitar 600 SM
 Pengaruh Mesir dan Babilonia itu terbesar di Miletus, kota Ionia di Asia Kecil dan
tempat kelahiran filsafat Yunani, matematika dan ilmu pengetahuan.

Dari sudut pandang matematika nya, yang terbaik adalah untuk membedakan antara dua
periode: periode klasik dari sekitar 600 SM sampai 300 SM dan Aleksandria atau periode
Helenistik dari 300 SM sampai 300 AD Memang, dari sekitar 350 SM pusat matematika
pindah dari Athena ke Alexandria (di Mesir), kota ini dibangun oleh Alexander Agung (358 -
323 SM). Ini tetap menjadi pusat matematika selama seribu tahun sampai perpustakaan
dihentikan oleh umat Islam pada sekitar 700 AD.

2. Matematikawan-Matematikawan Yunani Kuno

Seperti yang kita ketahui bahwa matematikawan Yunani menggunakan penalaran


deduktif. Bangsa Yunani menggunakan logika untuk menurunkan simpulan dari definisi dan
aksioma, dan menggunakan kekakuan matematika untuk membuktikannya. Berikut beberapa
matematikawan pada masa Yunani kuno :

1. Thales(± 624 – 548 SM)

Thales dilahirkan di Militus. Dimasa mudanya Thales aalah seorang pedagang yang
membawanya pergi jauh dari negerinya. Dalam kunjungannya ke negeri-negeri yang lain,
Thales berkesempatan menambah pengetahuannya dalam bidang matematika, alam dan
astronomi. Thales mengemukakan lima teorema tentang geometri, yang mungkin
diperolehnya dari hasil perjalanannya. Teorema tersebut adalah:

 Suatu lingkaran dibagi dua sama besar oleh diameternya.


 Sudut-sudut alas suatu segitiga sama kaki adalah sama.
 Pasangan sudut siku-siku yang dibuat oleh dua garis yang berpotongan adalah sama.
 Dua segitiga adalah sama dan sebangun apabila dua sudut dan satu sisinya sama.

· Suatu sudut yang dilukis dalam setengah lingkaran adalah siku-siku.

Dalam bidang astronomi, Thales dikagumi karena Thales sudah dapat memprediksi
gerakan ellips matahari dalam peredarannya dalam satu tahun.

2. Phytagoras

Sama halnya dengan Thales, Phytagoras juga pernah belajar di Mesir, Babylonia, dan
India. Sekembalinya dia dari perjalanan ke luar negeri, Phytagoras mendirikan sebuah
sekolah di Crotona yang memberikan pelajaran falsafah, matematika dan ilmu pengetahuan
alam. Motto dari Phytagoras yang terkenal adalah “semua adalah bilangan” atau “bilangan
menguasai seluruh alam”. Dalam hal ini, bilangan dianggap sebagai sejumlah titik dalam
konfigurasi geometri, yang menggambarkan mata rantai antara geometir dan aritmatika.
Phytagoras dan pengikutnya membangun bilangan-bilangan figuratif dimana banyak teorema
menarik yang dapat dibuat dengan bilangan figuratif ini, antara lain: Bilangan
triangular, Bilangan bujursangkar, Bilangan pentagon, Bilangan hexagon, Bilangan persegi
panjang.

Bilangan lainnya yang dianggap sebagai hasil temuan Phytagoras adalah bilangan
bersahabat dan bilangan sempurna. Suatu bilangan dikatakan bilangan bersahabat apabila
bilangan yang pertama sama dengan jumlah pembagi murni bilangan kedua, dan bilangan
kedua sama dengan pembagi murni bilangan pertama. Sedangkan untuk bilangan sempurna
apabila jumlah pembagi murni suatu bilangan sama dengan bilangan itu sendiri.

3. Anaxagoras

Anaxagoras dilahirkan di Clazomenae dan meninggal kira-kira tahun 428 SM. Dia pernah
dipenjarakan di Athena karena dia mengatakan bahwa matahari bukanlah dewa yang harus
disembah, melainkan hanyalah sebuah benda besar yang berpijar. Pendapat ini sangat
bertentangan dengan kepercayaan masyarakat ketika itu sehingga Anaxagoras dimusuhi oleh
masyarakat. Kemudian Anaxagoras menerbitkan buku yang berjudul “On Nature”. Dengan
terbitnya buku tersebut, pendapat Anaxagoras mengenai alam semesta mulai berkembang di
tengah masyarakat dan akhirnya karya Anaxagoras ini menjadi buku yang sangat popular di
zaman itu.

4. Hippocrates

Hippocrates dilahirkan di Chios kira-kira tahun 460 SM. Hippocrates menulis buku yang
berjudul “Element of Geometry”. Menurut teorema Hippocrates, segment-segment yang
sebangun dari lingkaran-lingkaran yang mempunyai ratio yang sama dengan kuadrat-kuadrat
alasnya. Hippocrates mendemonstrasikan teoremanya ini dengan memperlihatkan bahwa luas
dua lingkaran adalah berbanding lurus dengan kuadrat diameter-diameternya.
5. Archytas

Archytas dilahirkan di Torentum kira-kira 428 SM. Dia adalah seorng jenderal dan
negarawan sekaligus seorang pengikut Phytagoras yang menempatkan aritmatika diatas
geometri. Archytas adalah orang yang sangat perhatian dengan pendidikan dan kurikulum
sekolah. Dia membagi matematika atas empat cabang matematika, yakni aritmatika,
geometri, musik dan astronomi. Salah satu karya Archytas yang menonjol adalah
penyelesaian Delion Problem dengan tiga dimensi yang melibatkan kerucut dan silinder, yang
merupakan langkah pertama kepada geometri analitik.

6. Zeno

Menurut ajaran Phytagoras, ruangan dan waktu diasumsikan sebagai titik-titik, dan ruang
dan waktu juga mempunyai suatu sifat yang disebut “kontinuitas”. Menurut ajaran
Phytagoras waktu dan ruang dapat dibagi atas bagian-bagian yang sangat kecil sekali, yakni
kecil yang tak terhingga. Tetapi pendapat ini ditentang oleh Zeno, yang berpendapat bahwa
konsep divisibialitas dan multiplicitas adalah tidak mungkin.

Zeno mengemukakan beberapa paradox, yang sebagian besar berhubungan dengan gerak
benda. Diantara paradok-paradok Zeno ini yang paling terkenal antara lain: dichotomy,
achiles, panah, stadium.

7. Democritus

Democritus dikenal sebagai penganut paham “Doctrin Materialistik”. Dia pernah


melakukan perjalanan ke Mesir dan Babylonia. Democrats banyak menulis tentang
matematika, beberapa buku diantaranya adalah : on numbers, on geometry, on irrational.
Disamping Democritus juga banyak menulis risalah-risalah dalam bidang matematika dan
kimia.

8. Plato (428 - 348 SM)

Meskipun tidak banyak menghasilkan karya-karya dalam bidang matematika, namun


Plato adalah seorang inspirator aktivitas matematika, dimana dia banyak membantu
mathematician lainnya dalam pengembangan matematika. Salah satu penemuan khusus dari
Plato dalam bidang matematika adalah penemuannya tentang rumus triple phytagoras.
Pentingnya Plato dalam sejarah matematika adalah karena perannya yang sebagai pemancing
inspirasi dan bimbingannya terhadap teman-teman seangkatannya.

Dalam karyanya Republic, Plato mengatakan bahwa “aritmatika mempunyai efek yang
besar sekali, yaitu memaksa pikiran untuk memikirkan bilangan yang abstrak” dan “bilangan
adalah raja dari kelahiran buruk dan baik”. Dari apa yang telah dilakukan dan dihasilkan
Plato, dapat diambil kesimpulan bahwa Plato mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
perkembangan matematika. Akademi Plato di Athena merupakan pusat matematika dunia
pada waktu itu. Dan dari seklah Plato ini muncul guru-guru dan peneliti-peneliti matematika
yang kenamaan pada zamannya, seperti Eudoxus.
9. Eudoxus (408 – 355 SM)

Eudoxus adalah salah seorang murid Plato.Dalam bidang matematika, Eudoxus


memperkenalakan hal baru mengenai perbandingan seharga. Dimana a/b = c/d jika dan hanya
jika diketahui bilangan m dan n, bilangan ma < nb, maka mc < nd, atau jika ma = nb, maka
mc = nd, atau jika ma > nb, maka mc > nb.

Disamping defenisi mengenai perbandingan seharga, Eudoxus menemukan lagi suatu


aksioma yang sering disebut dengan”aksioma kontuinitas”. Aksioma ini menyatakan bahwa:
apabila diketahui dua besaran yang mempunyai suatu ratio (artinya bilangan tersebut tidak
ada yang sama dengan nol) maka dapat dicari suatu pengali sehingga salah satunya lebih
besar dari yang lain.

10. Archimedes (287 - 212 SM)

Ia berasal dari Syracuse. Ia menggunakan metoda kelelahan untuk menghitung luas di


bawah busur parabola dengan penjumlahan barisan tak hingga, dan memberikan hampiran
yang cukup akurat terhadap Pi. Dia juga mengkaji spiral yang mengharumkan namanya,
rumus-rumus volume benda putar, dan sistem rintisan untuk menyatakan bilangan yang
sangat besar.

11. Hippias

Hippies dilahirkan di Ellis. Hippies banyak sekali menulis naskah, baik mengenai
matematika, maupun pidato-pidato, tetapi semua hasil karya Hippias ini tidak dapat
ditemukan. Hippies memperkenalkan bentuk kurva yang lain dari kurva, garis lurus dan
lingkaran, yang lebih dikenal dengan trisectrix/quadratrix dari Hippias. Kurva Hippias ini
lebih dikenal dengan quadratrix, sebab kurva ini dapat digunakan untuk mengkuadratkan
suatu lingkaran.

12. Aristotles (388 – 322 SM)

Karyanya yang berjudul “On Indivisible Lines” cukup menjadi pembicaraan orang ramai.
Isi dari risalah ini mengenai indivisible (tak dapat dibagi). Aristotle juga menulis biografi
tentang Phytagoras, namun karyanya ini hilang. Diskusi-diskusi dan ceramah-ceramah yang
dilakukannya mengenai adanya infinito (tak terhingga) dalam aritmatika dan geometri
mempengaruhi penulis-penulis berikutnya terhadap dasar-dasar matematika.

3. Mengkuadratkan Lingkaran

Salah stau tulisan matematika tertua tertulis dalam papyrus Rhind, dinamakan setelah
seorang ahli tentang Mesir, A Henry Rhind yang ditemukan di Luxor tahun 1958. Panjang
gulungan tersebut sekitar 6 meter dan lebarnya meter yang ditulis sekitar 1650 SM oleh
seorang ahli menulis, Ahmes yang mengkopi dokumen tersebut 200 tahun lebih tus. Data
waktu pada papirus Rhind dibuat pada tahun 3400 SM.

Pada papyrus Rhind, Ahmes menerangkan peraturan untuk membangun kuadrat yang
hampir sama dengan lingkaran. Peratusannya adalah harus memotong dari diameter
lingkaran dan membangun kuadratnya pada tempat yang tersisa. Walaupun hal tersebut
bukan bangunan gometri, tetapi hal tersebut memperlihatkan masalah dalam membangun
kuadrat dari bidang yang sama pada lingkaran kembali pada awal dari matematika. Hal itu
adalah perkiraan yang bagus sesuai pada nilai 3.1605 daripada 3.14159 untuk

4. Membagi Tiga Sebuah Sudut

Ada tiga masalah klasik dalam matematika Yunani yang sangat berpengaruh pada
perkembangan Geometri. Masalah tersebut adalah mengkuadratkan lingkaran, menggandakan
kubus, dan membagi tiga sebuah sudut. Walaupun mereka berhubungan kami memilih
membahasnya secara terpisah.

Masalah yang mucul dalam membagi tiga sebuah sudut ini adalah banyak bukti yang
palsu. Untuk mencirikan sebuah bukti yang telah diberikan. Untuk mengetahui bahwa
berbeda dan sering kesalahan tersebut sulit dimengerti dan sulit ditemukan. Ada beberapa ciri
yang membedakan pembagian tiga sebuah sudut dengan dua masalah klasik Yunani lainnya.
Pertama tidak ada sejarah yang jelas yang menghubungkan kapan masalah tersebut pertama
kali dipelajari. Kedua, masalah ini mempunyai tipe yang agak berbeda. Seseorang bisa
mengkuadratkan lingkaran ataupun menggandakan kubus. Akan tetapi, adalah mungkin
untuk membagi tiga sebuah sudut. Sebagai contoh ada metode untuk membagi tiga sebuah
sudut. Untuk menentukan sudut yang tepat CAB menggambar sebuah lingkaran untuk
memotong AB pada E. gambar lingkaran kedua (dengan radius yang sama) dengan pusat E
dan biarkan bersimpangan dengan lingkaran pertama pada D. lalu DAE adalah segitiga sama
sisi, maka sudut DAE adalah 60° dan DAC adalah 30°. Maka sudut CAB terbagi tiga.

Pappus dalam Mathematical collection menulis:

Ketika ahli geometri dahulu mencari cara membagi sudut rectilinier menjadi tiga bagian
yang sama mereka tidak mampu. Kami berpendapat ada tiga jenis masalah dalam geometri,
yang dikenal dengan “plane”, “solid”, dan “liniear”. Plane adalah semua masalah yang dapat
dipecahkan dengan garis lurus dan lingkaran. Solida adlah masalah yang dipecahkan dengan
menggunakan satu atau lebih bahian dari kerucut. Hal tersebut adalah sangat penting dalam
mengkonstruksi untuk menggunakan permukaan angka-angka solid, dalam hal ini, kerucut.
Yang terakhir adalah tipe ketiga, yang disebut maslah” liniear”. Untuk konstruksi dalam hal
kurva ini berbeda dengan yang telah disebutkan diatas, kurva mempunyai lebih banyak
variasi dan awalnya terdesak dan timbul dari permukaan yang tidak beraturan dan dengan
gerakan yang rumit. Pada karakter ini dimana terdapat adanya kurva dinamakan “surface
loci”dan ada beberapa yang lainnya yang bahkan lebih terlihat langsung.

Kurva ini mempunyai ciri-ciri yang menarik. Baru-baru ini banyak penulis baru yang
mempertimbangkan petingnya beberapa ciri tersebut untuk diteliti lebih jauh kemudian, dan
salah satu kurva tersebut dinamakan “the paradoxial curve” oleh Meneiaus. Kurva lain yang
mempunyai tipe yang sama adalah spiral, quadratic, cochloids, dan cissoids. Karena masalah-
masalah itu dibedakan dengan cara tersebut, para ahli geometri dahulu tidak mampu untuk
memecahkan masalah yang sudah dikemukakan diatas tentang sudut, karena oleh solid
alaminya; bagi mereka yang tidak biasa dengan bagian dari kerucut, dan karena alassan itulah
mereka tidak mampu. Selanjutnya, walaupun begitu, mereka membagi tiga sudut tersebut
dengan metode conic, menggunakan pinggiran atau tepi.

Kami akan menjelaskan metode yang ditemukan dalam memecahkan masalah ini,
sebelum itu marilah kita lihat mengapa masalah ini muncul dengan cara alami. Mungkin cara
yang paling jelas terlihat adalah seseorang akan memotong jalan dengan mengkaji konstruksi
yang menggunakan penggaris dan kompas untuk membagi dua buah sudut. Tentukan sudut
CAB lalu tandai panjang sejajar AB dan AC. Lengkapi parrallelogram CABD dan gambar
diagonal AD yang akan dengan mudah terlihat membagi dua sudut CAB.

Orang Yunani dahulu pasti ingin membagi sudut dengan perbandingan yang mereka
inginkan. Awalnya memang memungkinkan adanya konstruksi dari polygon biasa dengan
sudut berapa saja. Konstruksi dari poligon biasa menggunakan penggaris dan kompas adalah
salah satu tujuan utama dari matematikawan Yunani dan hal ini tidak lagi menjadi tujuan saat
Gauss menemukan bahwa polygon selanjutnya dapat dikonstruksikan dengan menggunakan
penggaris dan kompas yang tidak dapat ditemukan oleh orang Yunani dahulu.

Walaupun sulit untuk menentukan kapan ditemukan munculnya masalah membagi tiga
sebuah sudut, yang kami tahu Hippocrates, yang pertama kali memberikan kontribusi penting
pada masalah mengkuadratkan lingkaran dan menggandakan kubus, dan juga yang
mempelajari maslah membagi tiga sebuah sudut.

Caranya adalah tentukan sebuah sudut CAB lalu gambar CD tegak lurus dengan AB
untuk memotong pada AD. Lengkapi rectangle CDAF. Perpanjang FC sampai E dan gambae
AE untuk memotong CD di H. setelah didapat titik E maka HE = 2AC. Sekarang sudut di
EAB adalah 1/3 sudut CAB. Untuk melihatnya jadikan G sebagai titik tengah HE maka
didapat HG= GE = AC. Karena ECH adalah sudut yang benar, CG = HG = GE. Sekarang
sudut EAB = sudut CEA = sudut ECG. Dan juga karena AC= CG kita dpat sudut CAG =
sudut CGA. Tetapi sudut CGA = sudut GEC + sudut ECG = 2 X EAB seperti yang diminta.

Salah satu alasan mengapa masalah pembagian tiga sebuah sudut terlihat kurang
menarik adalah karena konstruksi diatas. Walaupun tidak mungkin dengan ujung garis tak
bertanda dan kompas, sekalipun demikian mudah digunakan dalam latihan. Solusi mekanik
sangat mudah ditemukan. Cukup tandai panjang 2 x AC pada akhir tangan kanan pada
penggaris dan geser penggaris dengan satu tanda pada CD, yang lain pada DC panjangkan
sampai penggaris membagi garis melewati A. pembagian tiga telah ditemukan dengan proses
mekanik yang mudah. Maka sebagai masalah yang praktis cukup dikerjakan sedikit lagi saja
walaupun orang Yunani secara umum masih tidakpuas dengan solusi mekanik, mereka tidak
dapat menemukannya dengan pandangan matematika murni.

Ada solusi lain yang ditemukan Archimedes. Book of Lemmas yang menyerupai ciri
Archimedes. Sejarawan matematika percaya bahwa hasil yang ditemukan dalam Book of
Lemmas memang sesuai dengan pendapat Archimedes dan hasil yang ditentukan dalam
membagi tiga sebuah sudut adalah jiwa dari pekerjaan On spirals yang banyak orang
mengakui bahwa metode ini memang mirip dengan pendapat Archimedes.
Nicomedes adalah penemu kurva conchoids yang digunakan untuk
memproformalisasikan proses yang telah kita gambarkan pada memutar penggaris dengan
tetap berada satu titik dalam garis. Konstruksinya dijelaskan lebih detail dalam biografi
Nicomedes yang terdapat dalam pembahasan ini. Akan tetapi, dalam berlatih metode
pemindahan penggaris untuk menggambar conchoids terlihat metode Nicomedes lebih pada
teori daipada praktek.

Pappus memberikan dua solusi yang keduanya berkaitan dengan gambar hiperbola.
Yang menunjukkan jika AB adalah garis tegas tepat titik P seperti 2x sudut PAB = sudut
PBA adalah hiperbola. Hiperbola mempunyai dua keanehan, fokus B dan langsung tegak
lurus pada dua bidang AB. Hiperbola ditentukan pada sisi sebelah kiri dari dua diagram. Sisi
kanan dua diagram tersebut memperlihatkan bagaimana hiperbola ini dapat digunakan untuk
membagi tiga sudut AOB. Dengan O sebagai pusat lingkaran melalui A dan B lalu
membangun.

Parabola dengan dua keanehan fokus B dan langsung tegak lurus dengan dua bidang
AB. Marilah kita potong lingkaran pada P lalu PO membagi tiga sudut AOB. Untuk melihat
apa yang patut kita catat dari gambar hiperbola diatas, 2 x sudut PAB = sudut PBA. Akan
tetapi, 2 x sudut PAB = sudut POB, dan dua sudut PBA = POA (sudut pada pusat lingkaran
adalah 2 x sudut pada kedudukan keliling dalam garis lengkung yang sama). Oleh karena itu
2 x sudut POB = sudut POA, sama seperti yang diinginkan.

5. Astronomi Yunani

Astronomi yang akan kita bahas sekarang, selama 1000 tahun adalah cabang dari
matematika. Orang-orang Yunani mulai berpikir tentang filosofi dejak zaman Thales sekitar
600 SM. Thales membawa ilmu tersebut dari Mesir, dan kemungkinan juga dari Babilonia.

Sistim waktu 12 bulan dan 30 hari tidak berjalan dengan baik karena bulan secara
cepat keluar dari fase dengan 30 hari pada tiap bulan. Maka pada tahun 600 SM hal itu
diganti dengan 6 full bulan beri 30 hari dan 6 empty bulan berisi 29 hari. Pada saat yang sama
ketika Thales membuat terobosan pada filsafat, solon, seorang negarawan Athena yang
kemudian dikenal dengantujuh orang bijak dari Yunani, mengenalkan sistim kalender baru.

Kalender solon berdasar pada perputaran dua tahun. Ada 13 bulan dengan 30 hari tiap
bulannya pada tiap periode dari 2 tahun, sehingga pertahun terdiri dari 369 hari dan perbulan
teridiri dari 2 ½ hari. Akan tetapi, orang-orang Yunani percaya paada bulan sebagai sistem
waktu mereka dan penyesuaian pada kalender penting untuk menyesuaikan pada fase bulan
dan musim. Oleh karena itu, astronomi adalah jalan keluar yang paling baik dalam
menanangani masalah kalender yang kacau tersebut.

Sekitar 450 SM Oenopides menemukan bahwa orbit pada matahari menghasilkan


sudut 24° pada equator, pendapat tersebut bertahan di Yunani sampai Eratosthenes
menyempurnakannya pada tahun 250 SM. Penemuan 12 tanda zodiak tidak dapat dipastikan
penemunya, sebab tidak dapat diketahui pasti penemunya. Oenopides juga memberikan ide
tentang kalender perputaran 59 tahun dengan berisi 730 bulan. Philolaus yang seorang ahli
pitagoras juga mengajukan teori perputaran 59 tahun yang berisi 729 bulan. Sepertinya dalam
hal penentuan kalender ini lebih banyak bergantung pada ilmu pitagoras daripada astronomi,
karena 729 adalah 272, 27 adalah angka pitagoras untuk bulan, yang 27 juga 93. Sedangkan
angka 9 adalah angka yang berhubungan bumi.

Pada tahun 432 SM, Meton mengenalkan sebuah kalender dengan sistim perputaran
19 tahun. Kalender buatan Meton ini sepertinya tidak pernah ditiru. Meton dan Euctemon
bekerja menggunakan salah satu penemuan astronom terbesar, yaitu parapegma. Paragpegma
adalah papan batu snagkutan yang dapat dipindahkan dan tulisan untuk mengindikasikan
kedekatan hbungan antara, contoh, munculnya bintang tertentu dan waktu sipil. Paragpema
juga beris ramalam meteorologi, kemunculan dan bentuk bintang tidak hanya pada
paragpegma tetapi juga padda papiri.

Pendekatan Hipparchus pad ilmu pengetahuan memuatnya berada jauh diatas


astronom dahulu lainnya. Pendekatan yang berdasarkan data dari observasi yang akurat,
adalah ia mengumpulkan data dan kemudian membuat teori untuk mencocokan fakta
observasinya.

6. Sistem Angka Yunani

Sistim angka Yunani pertama yang kita bahas adalah Acropohonic system yang
digunakan pada awal millennium SM. Acrophonic berarti simbol-simbol untuk angka berasal
dari huruf pertama dari nama angka, jadi simbol tersebut muncul dari abreviasi kata yang

Acrophonic 5, 10, 100, 1000, 10000

Kita melalaikan angka satu, mudahnya ‘|’, yang merupakan notasi nyata tidak berasal
dari inisiatif huruf pada angka. Untuk 5, 10, 100, 1000, 10000 menjadikan teka-teki bagi
pembaca dan simbol untuk 5 yang seharusnya P jika itu adalah inisial dari Pente. Akan
ntetapi ini hanyalah semata-mata konsekuensi perubahan pada alphabet Yunani setelah angka
yang berasal dari huruf diperbaiki. Pada waktu itu simbol-simbol mungkin tidak dikira
berasal dari huruf maka tidak ada inisiatif untuk mengubahnya dengan simbol-simbol pada
huruf. Bentuk asli adalah G dan Pente aslinya adalah Gente.

Sekarang sistem yang berdasar pada kaidah tambahan pada cara yang sama untuk angka
Romawi. 8 disimbolkan V|||, simbol untuk lima diikuti oleh tiga simbol sekaligus. Ini adalah
1-10 angka acroponik Yunani.
1-10 dalam angka acrophonic Yunani

Jika berdasarkan 10 digunakan dengan sistem tambahan tanpa simbol lanjutan maka
banyak karakter yg dibutuhkan untuk mewakili angka tertentu. Angka 9999 akan
membutuhkan 36 simbol bila menggunakan sistem tersebut dan ini akan sangat tidak praktis.
Kita sudah mengetahui angka acroponik Yunani mempunyai simbol khusus untuk 5. Tidak
mengejutkan untuk memangkas karakter yang diinginkan dan juga tampaknya timbul dari
menghitung dengan jari. Kita mempunyai 10 jari tetapi hanya ada lima pada masing-
masingnya. Yang lebih mengejutkan lagi adalah sistem tersebut mempunyai simbol lanjutan
untuk 50, 500, 5000, dan 50000 tetapi itu semua bukan karakter yang abru, agaknya itu
semua gabungan dari simbol untuk 5
dan simbol-simbol untuk 10, 100,
1000, 10000 berturut-turut. Dibawah
ini adalah gabungan itu dibuat.

Gabungan angka acrophonic

Coba perhatikan karena tidak adanya aspek posisi dalam system tersebut, tidak
dibutuhkan nol sebagai pengganti tempat yang kosong. Simbol H mewakili 100 karena tidak
adanya masalah yang ditimbulkan dalam hal penggambarannya dengan angka puluhan atau
satuan.

Beberapa bentuk 50 yang telah


ditemukan, kebanyakan dari bentuk ini
lebih tua dari bentuk utama angka-
angka, kami melihat tipe ada pada periode 1500 SM sampai 1000 SM.

Perbedaan bentuk angka 50 dalam tiap daerah Yunani yang berbeda

Hal ini yang tidak bernilai adalah sistem angka ini tidak terdiri dari angka abstrak
yang kita bayangkan seperti angka sekarang. Sekarang angka 2 digunakan untuk
menggambarkan dua objek dan dua dianggap mempunyai cirri abstrak bahwa semua
gabungan dari dua objek mempunyai kesamaan. Kita tahu bahwa masy Yunani dahulu
mempunyai perbedaan ide sedikit karena nagka digunakan memperkecil perbedaan
tergantung pada apa angka yang diwakili. Kegunaan utama dari sistem angka ini adalah untuk
menghitung uang. Unit dasar uang adalah drachma dengan jenis pecahan yang terbesar
adalah 6000 drachmas. Drachma terbagi dalam satuan-satuan kecil, yang

bernama obol yaitu dari drachma, dan chalkos yaitu daro obol. Setengah dan separuh
obol juga digunakan. Perhatikan sistem valuta tersebut tidak berdasarkan pada sistem angka
menggunakan 10 sebagai dasar dan 5 sebagai dasar kedua.

Perbedaan unit-unit valuta tersebut ditandai dengan merubah notasi pada setiap unit
dalam angka.

Bentuk unit-unit tersebut akan menandakan drachmas. Unit-uit tersebut akan muncul
seperti T (T untuk talent). Penjumlahan uang menyangkut drachmas dan oblos akan tertulis
seperti :

3807 drachmas dan 3 oblos

Sistem acroponic tidak hanya digunakan untuk menghitung uang. Sistem yang sama
juga digunakan untuk timbangan dan untuk mengukur, hal ini tiddak mengejutkan karena
nilai uang juga berkaitan dengan sistem timbangan. Hal ini juga didukung bahw drachma
adalah juga nama dari satuan berat.

Ada 24 huruf dalam alphabet klasik Yunani dan ditambah dengan 3 huruf yang lebih
tua yang tidak digunakan lagi. Ke 27 huruf tersebut adalah :
Dari sini kita telah menemukan hal yang teratas dan yang terbawah dari 24 huruf klasik
tersebut. Huruf digamma, koppa, dan san adalah yang telah usang. Walaupun tidak menaruh
simbol tersebut diatas simbol-simbol tersebut
muncul pada table dibawah.

Perhatikan 6 diwakili oleh simbol huruf kuno digamma

Sembilan huruf
lainnya mewakili simbol 10,
20,…,90.

Perhatikan 90 diwakili oleh simbol kuno koppa

9 huruf lainnya mewakili simbol 100, 200, …, 900

Perhatikan 900 diwakili oleh


simbol kuno sun.

Sekarang angka yang dibentuk dengan kaidah tambahan seperti contoh 11, 12, …, 19
ditulis :

Angka yang lebih besar dibuat berdasarkan cara yang sama. Contoh
269.

Sekarang sistem angka telah


disetujui tetapi tanpa modifikasi
sehingga terdapat halangan yaitu tidak
bisa menulis angka yang lebih besar dari 999. Simbol gabungan dibuat untuk mengatasi
masalah ini. Angka antara 1000 dan 9000 dibentuk dengan menambahkan tanda pada simbol
1 sampai 9.

Pertama dari 1000, …, 9000

Kedua dari 1000, …, 9000

Bagaimana orang Yunani mendeskripsikan angka yang lebih besar dari 9999? Mereka
membuat nagka merek lebih besar dari itu pada tingkat tak hingga yaitu 10000. Simbol M
dengan angka kecil untuk lebih dari 9999 yang ditulis diatasnya maksudnya adalah angka
kecil tersebut dikalikan dengan 10000. Oleh karena itu tulisan 2 diatas M mewakili angka
20000.

Tentu saja menulis angka yang lebih besar diatas M agak susah maka dalam
beberapa kasus angka yang kecil di tulis didepan M daripada diatasnya. Contohnya
adalah :

Walaupun tidak mendapat pengetahuan langsung dari usulan Apollonius dapat


mengetahuinya dari laporan Pappus. Sistem yang digambarkan diatas bekerja dengan hasil
tak hingga. Usulan yang digunakan Apollonius untuk mengembangkan angka yang besar
adalah bekerja dengan jumlah yang tidak terhitung. M dengan diatas mewakili 10000, M
dengan diatas mewakili M2, disebut 100000000, dll. Angka yang dikalikan dengan 10000,
10000000, dll ditulis dengan simbol M dan ditulis antara bagian angka, kata yang
diinterpretasikan sebagai plus. Dibawah adalah cara Apollonius menulis 587571750269.

Archimedes
menggambarkan sistem yang sama tetapi menggunakan 10000 = 104 sebagai dasar angka
yang dapat ditingkatkan sampai 100000000 = 108 bahkan lebih tinggi lagi. Oktat pertama
dari Archimides terdiri dari angka diatas 108 sedangkan oktat kedua adalah angka dari
108 sampai 1016. Dengan menggunakan sistem ini Archimides menghitung bahwa butiran
pasir yang sesuai engan dunia adalah 8 oktat, yaitu 1064.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Menurut bahasa kata “matematika” berasal dari kata μάθημα(máthema) dalam bahasa Yunani
yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar”
juga μαθηματικός (mathematikós) yang diartikan sebagai “suka belajar”.

matematika itu adalah bahasa numrik, matematika itu adalah bahasa yang menghilangkan
sifat kabur, majemuk, dan emosional, matematika adalah metode berpikir logis , matematika
adalah saran berpikir, matematika adalah logika pada masa dewasa , matematika adalah
ratunya ilmu dan sekaligus menjadi pelayannya, matematika adalah sains mengenai kuantitas
dan besaran, matematika adala/h sains yang bekerja menarik mkesimpulan-kesimpulan yang
perlu, matematika adalah sains formal yang murni, matematika dalah sains yang memanipulsi
simbol, matematika adalah ilmu tentang bilangan dan ruang, matematika adalah ilmu yang
mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur, matematika adalah imu yang abstrak dan
deduktif.

Seperti yang kita ketahui bahwa matematikawan Yunani menggunakan penalaran deduktif.
Bangsa Yunani menggunakan logika untuk menurunkan simpulan dari definisi dan aksioma,
dan menggunakan kekakuan matematika untuk membuktikannya.

Anda mungkin juga menyukai