Laporan Praktikum
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Parasitologi
Yang dibina oleh Sofia Ery Rahayu, S.Pd, M.Si dan Nur’aini Kartikasari, S.Si.,
M.Sc.
Disajikan Pada Hari Selasa Tanggal 2 Desember 2019
Disusun oleh :
PENDAHULUAN
Diamati setiapa hari adanya telur nyamuk berupa bintik hitam pada permukaan spons
yang dekat permukaan air
Diberi sedikit pakan pelet ikan yang sudah dihaluskan pada botol yang terdapat larva
4. Pemeliharaan pupa
Dipindah pupa yang telah terbentuk ke dalam gelas plastik yang sudah diisi dengan air
sumur
DItutupi gelas dengan kain yang diberi lubang yang berfungsi untuk masuknya udara
a
.
PEMBAHASAN
Kulit telur melindungi embrio yang sedang berkembang dari tekanan biotik
dan abiotik, dan membantu menjaga keseimbangan airnya. Kulit telur nyamuk
terdiri dari tiga lapisan: exochorion, endochorion, dan kutikula serosal. Baik
exochorion dan endochorion hadir ketika telur nyamuk diletakkan, karena mereka
diproduksi oleh sel-sel folikel nyamuk betina di ovarium selama koriogenesis
(Gambar 5.1.) (Farnesi et al., 2015).
PENUTUP
6.1 Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas yakni nyamuk
merupakan contoh serangga yang mengalami metamorphosis sempurna.
Metamorfosis sempurna dimulai dari stadium telur, larva, pupa kemudian
nyamuk dewasa. Kelompok kami melakukan pengamatan hingga stadium
telur melalui penjaringan dengan wadah yang berisi air sumur, dari
penjaringan tersebut terlihan bitnik hitam yang diindikasikan sebagai telur
nyamuk. Kulit telur melindungi embrio yang sedang berkembang dari
tekanan biotik dan abiotik, dan membantu menjaga keseimbangan airnya.
Kulit telur nyamuk terdiri dari tiga lapisan: exochorion, endochorion, dan
kutikula serosal.
6.2 Saran
Penelitian selanjutnya mengenai metode membuat siklus hidup
nyamuk sebaiknya dilengkapi dari stadium telur, larva, pupa hingga menjadi
nyamuk dewasa. Waktu penelitian hendaknya dilakukan lebih awal,
sehingga dapat teramati pada semua fase.
DAFTAR RUJUKAN
Agustin, I., Tarwotjo, U. & Rahadian, R. 2017. Perilaku Bertelur dan Siklus Hidup
Aedes aegypti pada Berbagai Media Air. Jurnal Biologi. 6(4), hlm. 71-81.
Depkes. Pengenalan Tentang Nyamuk: Depkes RI. , (2007).
Farnesi, L.C., Menna-Barreto, R.F.S., Martins, A.J., Valle, D., Rezende, G.L.,
2015. Physical features and chitin content of eggs from the mosquito vectors
Aedes aegypti, Anopheles aquasalis and Culex quinquefasciatus:
Connection with distinct levels of resistance to desiccation. Journal of Insect
Physiology 83, 43–52. https://doi.org/10.1016/j.jinsphys.2015.10.006
Farnesi, L.C., Vargas, H.C.M., Valle, D., Rezende, G.L., 2017. Darker eggs of
mosquitoes resist more to dry conditions: Melanin enhances serosal cuticle
contribution in egg resistance to desiccation in Aedes, Anopheles and Culex
vectors. PLoS Negl Trop Dis 11, e0006063.
https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0006063
Novianto, I. W. (2007). Kemampuan Hidup Larva Culex quinquefasciatus Say.
pada Habitat Limbah Cair Rumah Tangga. Universitas Sebelas Maret.
Shidqon, M. A. (2016). Bionomik Nyamuk Culex sp sebagai Vektor Penyakit
Filariasis Wuchereria bancrofti. Universitas Negeri Semarang.
Soedarto. (1992). Entomologi. Jakart: Erlangga.
Vargas HCM, Farnesi LC, Martins AJ, Valle D, Rezende GL (2014) Serosal cuticle
formation and distinct degrees of desiccation resistance in embryos of the
mosquito vectors Aedes aegypti, Anopheles aquasalis and Culex
quinquefasciatus. J Insect Physiol 62: 54±60.
https://doi.org/10.1016/j.jinsphys. 2014.02.001 PMID: 24534672
Yulidar & Wilya, V. 2015. Siklus Aedes aegypti pada Skala Laboratorium. SEL.
2(1), hlm. 22-28.
Zulhasril, & Hoedojo. (2008). Pengenalan Siklus Hidup Nyamuk. Jakarta:
Yudhistira.