Anda di halaman 1dari 20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini akan membahas tentang tinjauan mengenai
pariwisata yang diperoleh dari berbagai macam referensi dan teori yang terkait
dalam studi ini. Adapun pembahasan lebih dalam yaitu mengenai pengertian
pariwisata, pengertian pengembangan, pengertian sarana dan prasarana,
pengertian obyek wisata, pengertian zonasi kawasan.
Tinjauan yang dimaksudkan merupakan tinjauan yang berkaitan
dalam penelitian ini yang berkaitan dengan masalah pariwisata yaitu dapat
mengidentifikasi kajian dasar pariwisata agar mengetahui kebutuhan sarana
dan prasarana apa saja yang bisa menjadikan suatu objek wisata itu
berkembang dan menjadi wisata yang berkelanjutan.
2.1 Pengertian Pengembangan
Menurut Seels & Richey (Alim Sumarno, 2012) pengembangan
berarti proses menterjemahkan atau menjabarkan spesifikasi rancangan
kedalam bentuk fitur fisik. Pengembangan secara khusus berarti proses
menghasilkan bahan-bahan pembelajaran. Sedangkan menurut Tessmer dan
Richey (Alim Sumarno, 2012) pengembangan memusatkan perhatiannya
tidak hanya pada analisis kebutuhan, tetapi juga isu-isu luas tentang
analisis awal-akhir, seperti analisi kontekstual. Pengembangan bertujuan
untuk menghasilkan produk berdasarkan temuan-temuan uji lapangan.
Dari pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengembangan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar,
terencana, terarah untuk membuat atau memperbaiki, sehingga menjadi
produk yang semakin bermanfaat untuk meningkatkan kualitas sebagai upaya
untuk menciptakan mutu yang lebih baik.

Tabel 2.1 Pengertian Pengembangan


No. Pustaka
Menurut Seels & Richey (Alim Tessmer dan Richey (Alim
Sumarno, 2012) Sumarno, 2012)
1. Proses menterjemahkan Analisis kebutuhan
2. Spesifikasi Rancangan Fitur fisik Analisis awal-akhir
3. Analisi kontekstual
Sumber: Hasil kajian peneliti, 2019

2.2 Pengertian Pariwisata


Pariwisata adalah suatu perpindahan sementara yang dilakukan
manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan rutin, keluar dari tempat
kediamannya. Aktivitas dilakukan selama mereka tinggal di tempat yang
dituju dan fasilitas dibuat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pelajaran
pariwisata adalah suatu pelajaran yang keluar dari keadaan biasanya dan ini
14
15

dipengaruhi oleh keberadaan ekonomi, fisik dan kesejahteraan sosial


wisatawan yang akan melakukan kegiatan wisata (Marpaung, 2002 : 13).
Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata,
yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar
tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan melakukan kegiatan yang
menghasilkan upah.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perjalanan wisata
merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih dengan
tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin
mengetahui sesuatu. Dapat juga karena kepentingan yang berhubungan
dengan kegiatan olahraga untuk kesehatan, konvensi, keagamaan, dan
keperluan usaha yang lainnya, (Gamal Suwantoro, 1997 : 3).
Pariwisata dalam arti modern adalah fenomena zaman sekarang
yang didasarkan pada kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa,
penilaian dalam menumbuhkan cinta pada alam, kesenangan dan kenikmatan
alam semesta pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan
bangsa dan kelas dalam masyarakat manusia sebagai hasil perkembangan
perniagaan, industri, perdagangan, dan adanya semakin sempurna alat-alat
pengakutan (Pendit, 2002 : 32).
Kepariwisataan adalah hakekat dari pada perlawatan serta masa
tinggal dari pengunjung-pengunjung asing ke suatu daerah negara atau
tempat, sepanjang tinggalnya itu tidak mengakibatkan suatu keadaan tinggal
menetap dan tidak pulang mengakibatkan suatu hubungan yang bersifat
employemet (R.S Damardjati, 2007 : 77).
Wisatawan adalah orang-orang yang sedang mengadakan
perjalanan dalam waktu minimal 24 jam dan maksimal 3 bulan ke suatu negeri
yang bukan negeri dimana ia tinggal atau setiap orang yang mengujungi suatu
Negara dengan tujuan untuk menetap atau bekerja tetap, dan membiarkan
uangnya di tempat tersebut dengan uang yang diperoleh di tempat lain
(Musanef, 1996 : 14).

Tabel 2.2 Pengengtian Kepariwisataan


No. Pustaka
(Marpaung, 2002 : 13) (Gamal Suwantoro, (Pendit, 2002 : 32).
1997 : 3)
1. Keberadaan ekonomi Kegiatan olahraga Perdagangan
2. Bentuk Fisik Konvensi Industri
3. Kesejahteraan sosial Keagamaan Alat-alat pengakutan
wisatawan
4. Keperluan usaha
Sumber: Hasil kajian peneliti, 2019
16

2.2.1 Jenis-jenis Wisata


Setelah mendefinisikan tentang isitilah pariwisata menurut
beberapa ahli, berikut juga akan disampaikan mengenai jenis-jenis pariwiata.
Jenis-jenis pariwisata yang telah kita kenal antara lain :
a. Wisata Budaya
Wisata ini dimaksudkan dengan perjalanan yang dilakukan atas
dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang
dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat
lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan
dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, seni dan budaya
mereka (Pendit, N.S, 1994 : 41).
b. Wisata Konvensi
Wisata Konvensi adalah wisata yang menyediakan fasilitas
bangunan dengan ruangan-ruangan tempat bersidang bagi peserta
konverensi, atau pertemuan lainnya yang bersifat nasional
maupun internasional. (Pendit, N.S, 1994 : 43).
c. Wisata Sosial
Wisata Sosial adalah perorganisasian suatu perjalanan murah serta
mudah untuk memberikan kesempatan kepada golongan
masyarakat ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan seperti
misalnya kaum buruh, pemuda, pelajar atau mahasiswa, petani
dan sebagainya. (Pendit, N.S, 1994 : 44).
d. Wisata Cagar Alam
Wisata Cagar Alam adalah wisata yang diselenggarakan agen atau
biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan jalan
mengatur wisata ketempat atau daerah cagar alam, taman lindung,
hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang pelestariaannya
dilindungi oleh undang-undang (Pendit, N.S, 1994 : 44 ).
e. Wisata Bulan Madu
Wisata Bulan Madu adalah suatu penyelenggaraan perjalanan
bagi pasangan pasangan pengantin baru yang sedang berbulan
madu,dengan fasilitas-fasilitas khusus, tersendiri demi
kenikmatan perjalanan dan kunjungan mereka (Pendit, N.S, 1994
: 47).
17

Tabel 2.3 Jenis-Jenis Wisata


No. Pustaka
Wisata Wisata Wisata Wisata Wisata
budaya konvensi sosial cagar alam bulan madu
1. Mempelajari Fasilitas Suatu Diselenggar Fasilitas
keadaan bangunan perjalanan akan oleh khusus
rakyat murah dan agen atau
mudah biro
perjalanan
2. Kebiasaan Ruangan Tujuan
dan adat tempat wisata untuk
istiadat bersidang ekonomi
bagi peserta lemah
konverensi
3. Cara hidup
4. Seni dan
budaya
Sumber: Hasil kajian peneliti, 2019

2.3 Pengertian Sarana dan Prasarana


Sarana kepariwisataan yang dimaksud adalah kegiatan pariwisata
yang menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan wisatawan,
mulai dari wisatawan berangkat menuju daerah tujuan wisata, hingga kembali
lagi ke tempat asalnya. Menurut Pendit Nyoman. S. Dalam bukunya yang
berjudul “Pengantar Ilmu Pariwisata”, dalam dunia kepariwisataan dikenal 3
(tiga) sarana yang saling melengkapi yaitu :
1. Sarana pokok kepariwisataan (main tourism suprastructures),
Yang dimaksud dengan sarana pokok kepariwisataan adalah
“perusahaan perusahaan yang hidup dalam kehidupannya sangat
bergantung kepada lalu lintas wisatawan dan traveler lainnya”.
Fungsinya adalah memberikan fasilitas pokok yang dapat
memberikan pelayanan bagi yang kedatangan wisatawan. Adapun
perusahaan yang termasuk dalam kelompok ini yaitu :
a. Perusahaan yang usaha kegiatannya mempersiapkan dan
merencanakan perjalanan wisatawan atau disebut juga “Receptive
Tourist Plan” misalnya Travel Agent, Tour Operation dan lain-
lain.
b. Perusahaan yang memberikan pelayanan di daerah tujuan ke mana
wisatawan akan pergi yang biasa disebut “Residential Tourist
Plan” misalnya hotel, hostel, cottage dan sebagainya.
2. Sarana pelengkap kepariwisataan (Supplementing Tourism
suprastructure),yaitu kegiatan usaha pariwisata yang
menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya
18

melengkapi sarana pokok tetapi dapat membuat wistawan merasa


betah dan ingin tinggal lebih lama di daerah wisata. Termasuk di
dalamnya adalah sarana olah raga lapangan tenis, lapangan golf,
kolam renang dan lain-lain.
3. Sarana penunjang kepariwisataan “(Supporting Tourism
Supractructure)”. Yaitu kegiatan usaha pariwisata yang
menunjang sarana pokok dan sarana pelengkap yang mempunyai
fungsi untuk membuat wisatawan merasa terhibur dan lebih
banyak membelanjakan uangnya di tempat yang dikunjunginya,
misalnya toko-toko souvenir, night club, casino, discotic dan lain-
lain.
Sarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang
memungkinkan agar prasarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang
serta dapat memberikan pelayanan pada wisatawan untuk memenuhi
kebutuhan mereka yang beraneka ragam. Sarana wisata merupakan
kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan
wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. (Suwantoro, 2004:22).
Sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan
kehidupannya sangat tergantung kepada arus kedatangan orang yang
melakukan perjalanan wisata, termasuk ke dalam kelompok ini adalah:
perusahaan-perusahaan angkutan wisata, hotel dan jenis akomodasi lainnya,
bar dan restoran, serta rumah makan lainnya, sarana olahraga. (Lothar
A.Kreck dalam Yoeti, 1996:197)
Prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas utama atau dasar
yang memungkinkan sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang
dalam rangka memberikan pelayanan kepada para wisatawan. Yang termasuk
prasarana pariwisata antara lain, adalah :
a. Prasarana perhubungan, meliputi: jalan raya, jembatan dan
terminal bus, rel kereta api dan stasiun, pelabuhan udara (airport)
dan pelabuhan laut (sea port/harbour)
b. Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih.
c. Instalasi penyulingan bahan bakar minyak.
d. Sistem pengairan atau irigasi untuk kepentingan pertanian,
peternakan dan perkebunan.
e. Sistem perbankan dan moneter.
f. Sistem telekomunikasi seperti telepon, pos, telegraf, faksimili,
telex, email, dan lain.
g. Prasarana kesehatan seperti rumah sakit dan pusat kesehatan
masyarakat.
h. Prasarana, keamanan, pendidikan dan hiburan.
Prasarana adalah semua fasilitas yang dapat memungkinkan
proses perekonomian berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga dapat
memudahkan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Prasarana
19

wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya manusia yang mutlak
dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanan di daerah tujuan wisata, seperti
jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan. (Suwantoro, 2004:21).

Tabel 2.4 Sarana dan Prasarana


No. Pustaka
Pendit Nyoman. S (Lothar A.Kreck (Suwantoro, 2004:21).
dalam Yoeti,
1996:197)
1. Toko souvenir Rumah makan Jalan
2. Hotel Listrik
3. Hostel Air
4 Cottage Telekomunikasi
5. Jembatan
6. Angkutan wisata
7. Hotel
8. Akomodasi lainnya
Sumber: Hasil kajian peneliti, 2019

2.4 Pengertian Objek Wisata


Objek wisata adalah perwujudan dari pada ciptaan manusia, tata
hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang
mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan. Dalam membangun objek
dan daya tarik wisata tersebut harus diperhatikan keadaan sosial ekonomi
masyarakat setempat, sosial budaya setempat, nilai-nilai agama, adat istiadat,
lingkungan hidup, beserta objek dan daya tarik wisata itu sendiri.
Pembangunan objek dan daya tarik wisata dapat dilakukan oleh pemerintah,
badan usaha, dan perseorangan. Penggolongan jenis objek wisata akan terlihat
dari ciri khas yg ditonjolkan oleh tiap-tiap objek wisata. Objek wisata
dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yaitu (Andi Mappi S, 2001:30-33) :
a. Objek wisata alam, misalnya : laut, pantai, gunung (berapi),
danau, sungai, air terjun, fauna (langka), flora (langka), kawasan
lindung, cagar alam, pemandangan alam, lain - lain.
b. Objek wisata budaya, misalnya : upacara kelahiran, tari - tari
(tradisional), musik (tradisional), pakaian adat, perkawinan adat,
upacara turun ke sawah, upacara panen, cagar budaya, bangunan
bersejarah, peninggalan tradisional, festival budaya, kain tenun
(tradisional), tekstil lokal, pertunjukan (tradisional), adat istiadat
lokal, museum, dan lain - lain.
c. Objek wisata buatan, misalnya : sarana dan fasilitas olahraga,
permainan (layangan), hiburan (lawak/akrobatik dan sulap),
20

ketangkasan (naik kuda), taman rekreasi, taman nasional, pusat -


pusat perbelanjaan, dan lain – lain.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka jenis objek wisata yang
dibahas dalam penelitian ini termasuk dalam kategori objek waisa alam yang
berwujud seperti laut, pantai, gunung (berapi), danau, sungai, air terjun, fauna
(langka), flora (langka), kawasan lindung, cagar alam, pemandangan alam,
lain - lain.

Tabel 2.5 Kelompok Objek Wisata


No. Pustaka
(Andi Mappi S, 2001:30-33)
Jenis Objek
Variabel
Wisata
1. Wisata Alam laut, pantai, gunung (berapi), danau, sungai, air terjun,
fauna (langka), flora (langka), kawasan lindung, cagar
alam, pemandangan alam
2. Wisata Musik (tradisional), pakaian adat, perkawinan adat, cagar
Budaya budaya, peninggalan tradisional, festival budaya, kain
tenun (tradisional), tekstil lokal, pertunjukan (tradisional),
adat istiadat lokal
3. Wisata Buatan Pusat - pusat perbelanjaan
Sumber: Hasil kajian peneliti, 2019

2.5 Pengertian Objek Wisata Alam


Wisata dalam bahasa Inggris disebut tour yang secara etimologi
berasal dari kata torah (ibrani) yang berarti belajar, tornus (bahasa latin) yang
berarti alat untuk membuat lingkaran, dan dalam bahasa Perancis kuno disebut
tour yang berarti mengelilingi sirkuit. Pada umumnya orang memberi
pandangan kata wisata dengan rekreasi, wisata adalah sebuah perjalanan,
namun tidak semua perjalanan dapat dikatakan wisata (Suyitno,2001).
Wisata alam merupakan kegiatan rekreasi dan pariwisata yang
memanfaatkan potensi alam untuk menikmati keindahan alam baik yang
masih alami atau sudah ada usaha budidaya, agar ada daya tarik wisata ke
tempat tersebut. Wisata alam digunakan sebagai penyeimbang hidup setelah
melakukan aktivitas yang sangat padat dan suasana keramaian kota. Sehingga
dengan melakukan wisata alam tubuh dan pikiran kita menjadi segar kembali
dan bisa bekerja dengan lebih produktif dan kreatif lagi, karena dengan wisata
alam memungkinkan kita memperoleh kesenangan jasmani dan rohani. Dalam
melakukan wisata alam kita harus melestarikan area yang masih alami,
memberi manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya
masyarakat setempat sehinga bisa menjadi Desa wisata. (Anonymous).
Wisata alam adalah bentuk kegiatan rekreasi dan pariwisata yang
memanfaatkan potensi sumber daya alam, baik dalam keadaan alami maupun
setelah ada usaha budidaya, sehingga memungkinkan wisatawan memperoleh
21

kesegaran jasmaniah dan rohaniah, mendapatkan pengetahuan dan


pengalaman serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam
(Anonymous, 1982 dalam Saragih, 1993). Mengenai pengertian objek wisata,
dapat dilihat dari beberapa sumber antara lain :
a. Peraturan Pemerintah No.24/1979. Objek wisata adalah
perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta
sejarah bangsa dan tempat keadaan alam yang mempunyai daya
tarik untuk dikunjungi.
b. Surat Keputusan Departemen Pariwisata, Pos, dan
Telekomunikasi No.KM 98/PW:102/MPPT-87.

Obyek wisata adalah tempat atau keadaan alam yang memiliki


sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai
daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan. Suatu
daerah untuk menjadi daerah tujuan wisata (DTW) yang baik, harus
mengembangkan tiga hal agar daerah tersebut menarik untuk dikunjungi,
yakni:

1. Adanya sesuatu yang dapat dilihat (something to see),


maksudnya adanya sesuatu yang menarik untuk dilihat, dalam hal
ini obyek wisata yang berbeda dengan tempat-tempat lain
(mempunyai keunikan tersendiri). Disamping itu perlu juga
mendapat perhatian terhadap atraksi wisata yang dapat dijadikan
sebagi entertainment bila orang berkunjung nantinya.
2. Adanya sesuatu yang dapat dibeli (something to buy), yaitu
terdapat sesuatu yang menarik yang khas untuk dibeli dalam hal
ini dijadikan cendramata untuk dibawa pulang ke tempat masing-
masing sehingga di daerah tersebut harus ada fasilitas untuk dapat
berbelanja yang menyediakan souvenir maupun kerajinan tangan
lainnya dan harus didukung pula oleh fasilitas lainnya seperti
money changer dan bank.
3. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan (something to do), yaitu
suatu aktivitas yang dapat dilakukan di tempat itu yang bisa
membuat orang yang berkunjung merasa betah di tempat tersebut
Yoeti (1996).

Dari keterangan di atas, dapat di simpulkan bahwa suatu objek


wisata yang baik dan menarik untuk dikunjungi harus mempunyai keindahan
alam dan juga harus memiliki keunikan dan daya tarik untuk dikunjungi dan
juga didukung oleh fasilitas pada saat menikmatinya.
22

2.5.1 Karakteristik Objek Wisata Alam


Karakteristik objek wisata alam menurut (Suyitno, 2001) :
1. Bersifat sementara, bahwa dalam jangka waktu pendek pelaku
wisata akan kembali ke tempat asalnya.
2. Melibatkan komponen - komponen wisata, misalnya sarana
transportasi, akomodasi, restoran, objek wisata, toko cindera mata
dan lain-lain.
3. Umumnya dilakukan dengan mengunjungi objek wisata dan
atraksi wisata.
4. Memiliki tujuan tertentu yang intinya untuk mendapatkan
kesenangan.
5. Tidak untuk mencari nafkah ditempat tujuan, bahkan
keberadaannya dapat memberikan kontribusi pendapatan bagi
masyarakat atau daerah yang dikunjungi.
2.5.2 Tipologi Obyek Wisata Alam
a. Komponen obyek wisata alam menurut (Suyitno, 2001) meliputi
:
1. Sarana transportasi
2. Akomodasi
3. Restoran
4. Objek wisata
5. Toko cinderamata dan lain-lain.
b. Menurut Direktorat Pemanfaatan Alam dan Jasa Lingkungan,
2002, komponen obyek wisata alam adalah :
1. Taman Nasional
2. Taman Hutan Raya
3. Taman Wisata Alam
4. Taman Buru
5. Hutan Lindung
6. Hutan Produksi
c. Sedangkan Menurut Pendit (1999) wisata dapat dibagi ke dalam
dua kategori berdasarkan jenis-jenisnya, yaitu :
1. Wisata Alam, yang terdiri dari wisata alam, cagar alam,
buru dan argo.
2. Wisata sosial budaya, yang meliputi peninggalan sejarah,
monumen dan museum.
23

Tabel 2.6 Komponen Obyek Wisata Alam


No. Pustaka
(Suyitno, 2001) Direktorat Pendit (1999)
Pemanfaatan Alam
dan Jasa Lingkungan,
2002
1. Sarana Transportasi Taman Nasional Wisata alam
2. Akomodasi Taman Hutan Raya Cagar alam
3. Restoran Taman Wisata Alam Taman Buru
4 Objek wisata Taman Buru Argo
5. Toko cinderamata Hutan Lindung
6. Hutan Produksi
Sumber: Hasil kajian peneliti, 2019

2.6 Pengertian Zonasi Kawasan Wisata


Zonasi adalah pembagian atau pemecahan suatu areal menjadi
beberapa bagian, sesuai dengan fungsi dan tujuan pengelolaan. Pemecahan
suatu areal yang dimaksud ialah penentuan suatu zona-zona pada lokasi
penelitian yaitu kawasan wisata alam Air Terjun KM 18 Tanjung Selor. Zona
adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik lingkungan
yang spesifik. Zoning adalah bagian lingkungan kota ke dalam zona-zona dan
menetapkan pengendalian pemanfaatan ruang / memberlakukan ketentuan
hukum yang berbeda-beda (Barnett, 1982: 60-61; So, 1979:251). Mengutip
buku dari Bp. Ismail bahwa Zona adalah kawasan atau area yang memiliki
fungsi dan karakteristik lingkungan yang spesifik, maka zona dipastikan
memiliki suatu identitas atau ciri yang berbeda dari area lain disekitarnya.
Sedangkan Zoning adalah pembagian kawasan ke dalam beberapa zona sesuai
dengan fungsi dan karakteristik semula atau diarahkan bagi pengembangan
fungsi-fungsi lain. Dan Zoning regulation dapat didefinisikan sebagai
ketentuan yang mengatur tentang klasifikasi, notasi dan kodifikasi zona-zona
dasar, peraturan penggunaan, peraturan pembangunan dan berbagai prosedur
pelaksanaan pembangunan. Zoning regulation merupakan salah satu
perangkat dalam perencanaan tata ruang suatu wilayah, yang mana rencana
tata ruang wilayah tersebut memiliki jenjang rencana makro hingga mikro.
Zoning regulation atau sering disebut peraturan zonasi juga dapat difungsikan
sebagai pengendali pelaksanaan pembangunan kota atau wilayah agar rencana
tata ruang dapat diimplementasikan dengan tepat. Tujuan penyusunan
peraturan zonasi antara lain :
1. Mengatur kepadatan penduduk dan intensitas kegiatan, mengatur
keseimbangan dan keserasian peruntukan tanah dan menentukan
tindakan atas suatu satuan ruang.
24

2. Melindungi kesehatan, keamanan dan kesejahteraan masyarakat


3. Mencegah kesemrawutan, menyediakan pelayanan umum yang
memadai serta meningkatkan kualitas hidup
4. Meminimumkan dampak pembangunan yang merugikan
5. Memudahkan pengambilan keputusan secara tidak memihak dan
berhasil guna serta mendorong peran serta masyarakat.
Fungsi peraturan zonasi adalah :
1. Sebagai pedoman penyusunan rencana operasional, Peraturan
zonasi memuat ketentuan-ketentuan tentang perjabaran rencana
yang bersifat makro ke dalam rencana yang bersifat meso sampai
kepada rencana yang bersifat mikro (rinci).
2. Sebagai panduan teknis pemanfaatan lahan, ketentuan-ketentuan
teknis peraturan zonasi seperti ketentuan tentang penggunaan
rinci, batasan-batasan pengembangan persil dan ketentuan-
ketentuan lainnya menjadi dasar dalam pengembangan dan
pemanfaatan lahan.
3. Sebagai instrumen pengendalian pembangunan, peraturan zonasi
secara lengkap memuat ketentuan tentang prosedur pelaksanaan
pembangunan sampai ke tata cara pengawasannya.
Pada peneletian ini dilakukan penentuan zonasi agar
menghasilkan zona-zona yang nantinya akan dikembangkan sesuai dengan
tujuan penelitian ini, yaitu mengembangkan kawasan Wisata Air Terjun KM
18 Tanjung Selor. Secara keruangan pengembangan wisata dapat dilakukan
dengan menentukan zona wisata menggunakan teknik overlay. Analisa
overlay ini bertujuan menentukan zona wisata pada kawasan Wisata Air
Terjun KM 18, tanpa memberikan bobot pada masing-masing variabel yang
akan di overlay. Hasil dari analisa overlay tersebut menghasilkan beberapa
zona yaitu, Zona intensif, Zona ekstensif dan Zona perlindungan alam
(Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 36 Tahun 2010, tentang
Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman
Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam).
Pada masing-masing zona memiliki karakteristik fisik yang
berbeda dan luasan yang berbeda, ada beberapa variabel yang digunakan
dalam analisa teknik overlay pada penelitian ini yaitu, kemiringan lereng
kawasan, curah hujan dan jenis tanah kawasan Wisata Air Terjun KM 18.
Penentuan variabel penelitin ini berdasarkan beberapa peraturan terkait
tentang wisata alam pada lokasi penelitian adapun peraturannya yaitu
(Berdasarkan Kepres No. 32 Tahun 1990 dan Peraturan Mentri Pekerjaan
Umum No. 41/PRT/M/2007).
25

2.7 Studi-studi Terkait


Pada sub bab ini menjelaskan tentang studi kasus terkait tentang
pengembangan obyek wisata alam yang berkelanjutan yang sudah pernah
diteliti terlebih dahulu. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.7 sebagai
berikut
24

Tabel 2.7
Penelitian Terdahulu Yang Terkait

No Judul Nama Tujuan Sasaran Indikator Variabel Metode Output

(1) Mengindentifikasi Hasil


potensi dan karakteristik A. Penggunaan a. Hutan penelitian ini
fisik kawasan wisata alam Lahan Lindung berupa zona
Zona Wisata Air Terjun Madakaripura; wisata pada
Kawasan (2) Menganalisa factor- kawasan wisata
a. Kunjungan Analisa
Wisata Alam faktor yang mempengaruhi alam Air
Menentukan B. Jumlah Keseluruhan Theoritical
Air Terjun pengembangan kawasan Terjun
zona wisata Kunjungan Kegiatan Deskriptif
Madakaripura, wisata alam Air Terjun Madakaripura,
Jos Oktarina kawasan Wisata Kualitatif,
Kabupaten Madakaripura; Kabupaten
Pratiwi, Rima wisata alam teknik
1 Probolinggo. (3) Menentukan zona Probolinggo
Dewi Air Terjun analisa
Jurnal Teknik wisata pada kawasan dengan melihat
Suprihardjo Madakaripura, a. Ketinggian Delphi dan
POMITS Vol. wisata alam Air Terjun pada kondisi
Kabupaten analisa
2, No. 2, Madakaripura C. eksisting serta
Probolinggo teknik
(2013) ISSN: Karakteristik faktor-faktor
Overlay.
2337-3539 Fisik Kawasan yang
(2301-9271) Wisata mempengaruhi
b. Kelerengan pengembangan
kawasan
wisata.
25

No Judul Nama Tujuan Sasaran Indikator Variabel Metode Output


e.
Untuk Perkembangan
merumuskan kondisi
Arahan Zonasi arahan peninggalan
Hasil
Pengembangan pengembangan Memberikan arahan situs cagar
penelitian ini
Di Kawasan Kawasan Situs pengembangan yang budaya
berupa zona
Situs Cagar Cagar Budaya sesuai dengan fungsinya. f. Objek/atraksi Metode
wisata pada
Budaya Patiayam Kualitatif,
g. Daya tarik kawasan wisata
Patiayam Kab. Kabupaten teknik
wisata alam Air
Kudus. Jurusan Kudus analisis
Terjun
Perencanaan Maulana h. transportasi delphi.
Madakaripura,
Wilayah dan Mohammad Analisis
A. Kajian i. Infrastruktur Kabupaten
Kota, Fakultas Atsnansyah, deskriptif
2 Literatur Hasil Probolinggo
Teknik, Diah Intan j. Akomodasi kualitatif
Analisis dengan melihat
Universitas Kusuma (tempat dengan
pada kondisi
Diponegoro, Dewi menginap) metode
eksisting serta
Jl. Prof. k. Usaha historis.
faktor-faktor
Soedarto, SH, makanan dan Metode
yang
Kampus Undip minuman analisis
mempengaruhi
Tembalang, deskriptif.
l. Jasa pengembangan
Semarang,
pendukung kawasan
Indonesia
lainnya wisata.
50275
m. Informasi

n. Promosi
26

No Judul Nama Tujuan Sasaran Indikator Variabel Metode Output


o. Kebudayaan
Lokal
p. Aktivitas
perilaku
masyarat
a. Air Terjun
Sendang
b. Goa Jepang
c. Budaya
Lokal
B. Objek d. Kesenian
Wisata Alam Teater
e. Musik

f. Rupa

g. tari
a. Tempat
Pertunjukan
C. Fasilitas Kesenian
Pendukung b. Tempat
Perbelanjaan
(souvenir)
D. Promosi a. Papan
dan Informasi Informasi
27

No Judul Nama Tujuan Sasaran Indikator Variabel Metode Output

b. Media Sosial

c. Media Cetak
d. Media
Elektronik
a. Kawasan
E. Zona Inti Penemuan
Fosil
a. Arean
Pelindung
Zona Inti
F. Zona
b. Pelestarian
Penyangga
dan aktivitas
kegiatan
masyarakat
a. Pusat
Fasilitas
G. Zona Pelayanan,
Pengembangan Kegiatan
Pariwisata
b. Perjas
a. Area
H. Zona
Peruntukan
Penunjang
Sarana dan
28

No Judul Nama Tujuan Sasaran Indikator Variabel Metode Output


Prasarana
Penunjang
b. Kegiatan
Komersial dan
Rekreasi
Umum
Strategi Bertujuan a. Objek
Wisata Hasil
Pengembangan untuk
penelitian ini
Ekowisata menganalisis b. Aksesibilitas
A. Observasi berupa zona
Karst Pada pengelolaan
Lapangan c. Sarana dan wisata pada
Obyek Wisata unsur Prasarana Metode kawasan wisata
Air Terjun Sri pariwisata
d. Kualitatif, alam Air
Getuk Di pada obyek Mengidentifikasi posisi
Insfrastruktur teknik Terjun
Kabupaten Wasidi, wisata Air strategi pengembangan
analisis Madakaripura,
Gunung Kidul. Amran Terjun Sri melalui diagram SWOT, a. Pengelola
3 data Kabupaten
1 Badan Achmad, M. Getuk dan dan merumuskan strategi
b. Pedagang diskriptif Probolinggo
Kepegawaian Hatta Jamil peran pengembangan melalui
kualitatif dengan melihat
Daerah pemerintah di matrik SWOT.
B. Wawancara c. Penduduk dan pada kondisi
Kabupaten dalamnya,
SWOT eksisting serta
Gunungkidul 2 menganalisis d. Pengunjung faktor-faktor
Fakultas faktor
yang
Kehutanan penghambat e. Wisatawan
mempengaruhi
Universitas dan faktor C. Studi a. Peraturan- pengembangan
Hasanuddin 3 pendukung, Dokumentasi peraturan
29

No Judul Nama Tujuan Sasaran Indikator Variabel Metode Output


Fakultas serta b. Perencanaan kawasan
Pertanian merumuskan dinas/instansi wisata.
Universitas strategi
Hasanuddin pengembangan c. Desa
kedepan.
Sumber: Hasil kajian peneliti, 2019
30

2.8 Sintesa Kajian Pustaka Penelitian


Pada sub bab ini menjelaskan tentang sintesa kajian pustaka yang
sesuai dengan sasaran penelitian terkait Arahan Pengembangan Kawasan
Wisata air Terjun KM 18 Tanjung Selor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada table berikut:

Tabel 2.8 Sintesa Kajian Teori


Sasaran Referensi Variabel Terpilih Variabel Amatan
Air Terjun :
1. Air Terjun
Daya Tarik Pesona Alam
Transportasi :
2. Transportasi
Moda Angkutan Umum
3. Akomodasi Homestay
4. Informasi Papan Informasi/
Petunjuk
5. Promosi
1. Peribadatan
2. Kesehatan
3. Warung Makan
4. Tempat Perbelanjaan
6. Sarana
Souvenir
5. Kamar Mandi
6. Tempat Sampah
7. Gazebo
Mengidentifikasi
potensi dan masalah 1. Jalan
(Yoeti Oka A, 2. Keamanan
Kawasan Wisata Air 7. Prasarana
1996) : 3. Tempat Parkir
Terjun KM 18
Tanjung Selor 4. Listrik
5. Air Bersih
8. Aksesibilitas 6.Telekomunikasi
9. Infrastruktur
10. Wisatawan
11. Rumah Makan
12. Penduduk
13. Pengelola
14. Papan Informasi
15. Tempat
Perbelanjaan
Souvenir
16. Perjas
Penentuan zonasi (Jos Oktarina 1. Karakteristik Fisik
1. Zona Intensif
pengembangan Pratiwi, 2013) : Kawasan
31

Sasaran Referensi Variabel Terpilih Variabel Amatan


Kawasan Wisata Air 2. Zona Intensif 2. Zona Ekstensif
Terjun KM 18
Tanjung Selor 3. Zona Ekstensif 3. Zona Perlindungan

4. Zona Perlindungan
1. Pola Pertumbuhan 1. Potensi Alam
2. Rencana Tata
2. Intensif
Ruang
Arahan 3. Potensi Alam 3. Ekstensif
pengembangan
(Douglass 4.Aspek Kelestarian 4. Dilindungi
berdasarkan zonasi di
dalam Fendeli,
Kawasan Wisata Air 5. Areal Blok
2000) :
Terjun KM 18 Pemanfaatan
Tanjung Selor 6. Intensif
7.Ekstensif
8. Dilindungi
Sumber: Hasil kajian peneliti, 2019

Anda mungkin juga menyukai