Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS JURNAL

NURSE-LED NAVIGATION TO PROVIDE EARLY PALLIATIVE CARE


IN RURAL AREAS: A PILOT STUDY

Pesut et al. BMC Palliative Care (2017) 16:37; DOI 10.1186/s12904-017-0211-2

Kualitas Hidup Pasien Stroke dalam Perawatan Palliative Homecare

Ulfah N. Karim, Erika Lubis, 2017. JNKI, Vol. 5, No. 1, Tahun 2017, 42-50

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Menjelang Ajal Dan Palliative Care
Dosen pengampu Edy Suprayitno, M. Kep

Oleh :
WAHYU WIJANARKO (1810201228)
AKBAR UMASANGADJI (1810201213)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prinsip perawatan paliatif adalah meningkatkan atau mempertahankan kualitas

hidup. Seorang pasien penyakit kanker yang tidak dapat disembuhkan boleh saja tetap

sakit, namun tidak boleh kesakitan. Penanganan perawatan paliatif tidak hanya fisiknya

saja, namun juga emosional (spiritual), keadaan sosial, apalagi biasanya pasien stadium

lanjut sudah dalam kondisi habis-habisan.

Keyakinan dasar perawat mengenai manusia dan perawatan memiliki pengaruh yang

sangat besar pada kualitas perawatan yang diberikan dan respon pasien. Demi

mendapatkan tujuan perawatan paliatif dan perbaikan perawatan secara khusus untuk

pasien terminal adalah mencoba mencegah atau mengurangi penderitaan spiritual, emosi,

dan fisik yang sering kali menyertai pada pasien.

Kelompok kami memilih jurnal yang berjudul “Nurse-led navigation to provide

early palliative care in rural areas: a pilot study” dan yang berjudul “Kualitas Hidup

Pasien Stroke dalam Perawatan Palliative Homecare” karena jurnal tersebut sesuai latar

belakang.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis Jurnal Internasional

1. Penulis

Barbara Pesut, Brenda Hooper, Marnie Jacobsen, Barbara Nielsen, Miranda Falk and

Brian P. O ‘Connor

2. Tujuan

Mengujicoba layanan navigasi yang jalankan oleh perawat untuk memberikan

dukungan paliatif dini untuk lansia dan keluarga yang tinggal di rumah dengan

penyakit kronis lanjut.

3. Metode

Dua puluh lima lansia dan 11 anggota keluarga yang hidup dengan penyakit kronis

lanjut menerima kunjungan rumah dua minggu oleh seorang navigator perawat selama

periode 2 tahun. Layanan navigasi termasuk manajemen gejala, pendidikan,

perencanaan perawatan lanjutan, advokasi, mobilisasi sumber daya, dan dukungan

psikososial. Navigator perawat mengumpulkan data longitudinal pada lansia dan

kebutuhan keluarga, dan kualitas hidup lansia dan pemanfaatan layanan kesehatan.

4. Hasil

Kepuasan dengan layanan tinggi. Tidak ada pengurangan selama periode 2 tahun

kecuali melalui kematian, dan beberapa kunjungan yang dibatalkan, menunjukkan

tingkat penerimaan yang tinggi dari intervensi. Navigator menangani kebutuhan yang

kompleks dan multi-segi melalui menghubungkan sumber daya kesehatan, sosial, dan

masyarakat informal. Responden yang mengindikasikan tempat kematian pilihan

dapat mati di tempat pilihan itu ( n = 7). Penggunaan ruang gawat darurat oleh
Responden sangat minim dan sebagian besar tidak dapat dicegah oleh navigator

perawat. Skor kualitas hidup terkait kesehatan longitudinal bagi banyak Responden

adalah buruk, memberikan dukungan lebih lanjut kepada kebutuhan untuk perhatian

yang lebih terfokus pada populasi paliatif hulu ini.

5. Analisis permasalahan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengujicoba layanan yang dikelola oleh

perawat untuk memberikan dukungan paliatif dini untuk lansia dan keluarga mereka

yang tinggal di rumah dengan penyakit kronis lanjut. Adapun permasalahan yang

terjadi sebagai berikut :

a) Adanya kekurangan pada dukungan pada lintasan paliatif memungkinkan lebih

bermasalah daripada fase terminal.

b) Adanya masalah multi-segi (misalnya, konflik keluarga, tantangan keuangan,

gejala yang meresahkan, masalah mobilitas) yang dihadapi para responden ini.

c) Kebutuhan akan dukungan emosional, keinginan untuk mati sesuai pilihan (baik

rumah atau RS); dan kesulitan menegosiasikan hubungan dokter, terutama ketika

banyak dokter terkendala akses terhadap pelayanan pasien paliatif dipedesaan.

d) Responden menggambarkan tantangan layanan. Kadang-kadang mereka enggan

untuk meminta bantuan karena mereka tidak ingin menjadi "beban", tetapi

responden mengaitkan ini dengan cara mereka sendiri daripada persepsi yang

terkait dengan perawat paliatif.

e) Kurangnya integrasi formal dengan layanan kesehatan.

f) Biaya layanan mungkin juga menjadi masalah keberlanjutan yang signifikan

untuk anggaran perawatan kesehatan yang terbatas.


6. Solusi berdasarkan hasil penulusuran jurnal

a) Dengan demikian, solusi untuk keterbatasan layanan kesehatan pedesaan dengan

pembangunan kapasitas masyarakat pedesaan. Hal ini pada gilirannya

mendukung ideal penuaan dan kematian di tempat bagi individu pedesaan.

b) Navigator perawat mengatasi tantangan ini secara bertahap atas kunjungan

berikutnya. Bagian dari perannya termasuk menjembatani kesenjangan antara

perawatan kesehatan dan sosial. Misalnya, lansia memiliki masalah lingkungan

yang terus-menerus, yang berdampak pada kesehatannya, yang membutuhkan

negosiasi selama beberapa bulan oleh perawat paliatif.

B. Analisis Jurnal Nasional

1. Penulis

Ulfah N. Karim1, Erika Lubis

2. Tujuan

Untuk Penelitian fenomenologi ini dilakukan untuk mengeksplorasi secara mendalam

kualitas hidup pasien dalam perawatan Palliative homecare.

3. Metode

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif eksploratif dengan pendekatan

fenomenologi. Pendekatan fenomenologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif fenomenologi. Pendekatan fenomenologi didapatkan dari deskripsi kualitas

hidup pasien stroke dengan menggali dan mendapatkan gambaran secara mendalam.

4. Hasil

Penelitian ini menggambarkan kualitas hidup pasien stroke dalam perawatan

Palliative homecare dengan melihat 3 domain yaitu domain fisik, domain psikologis

dan domain sosial. Penelitian ini menggambarkan kualitas hidup pasien stroke dalam
perawatan Palliative homecare yang menunjukkan bahwa pasien memiliki gangguan

fungsional terkait dengan peningkatan kualitas hidup di sejumlah domain fisik, adalah

aktivitas, pola makan, mobilisasi fisik dan bicara.

5. Analisis permasalahan
a) Masalah utama yang dihadapi pasien stroke yaitu bagaimana keluarga, lingkungan

dan tenaga medis mampu memberikan dan memenuhi kebutuhan perawatan pasien

stroke dalam perawatan Palliative homecare.


b) Berbagai masalah pada pasien stroke baik masalah fisik, psikologi, sosial yang

berdampak terhadap kualitas hidup sehingga menimbulkan masalah baik berasal

dari keluarga, masyarakat maupun lingkungan.


c) Pasien sangat menjadi depresi dan menurun kepercayaan diri karena masalah

psikologis.
d)Terjadi kualitas hidup yang rendah dilihat dari perubahan peran yaitu

ketidakmampuan pasien dalam pemenuhan peran dan tugas dalam keluarga yang

berpengaruh terhadap lingkungan dan adaptasi terhadap kondisi kesehatan selama

perawatan Palliative homecare.


6. Solusi berdasarkan hasil penulusuran jurnal
a) Perawatan yang diberikan dapat dilakukan secara berkesinambungan, dengan

perawatan Palliative homecare yang berkualitas. Maka kondisi pasien dengan

stroke dapat memberikan efek membaik pada fisik maupun psikologisnya. Perawat

sangat berperan dalam meningkatkan kualitas hidup pasien stroke.


b) Keluarga mampu menjadi suporting yang baik dalam proses perawatan didukung

oleh tim medis dan sosial worker yang melakukan kunjungan dan pelayanan medis

secara kontinu, sehingga terjadi peningkatan fungsi sosial.

C. Penerapan Di Indonesia

Di Indonesia Penerapan Palliative homecare sudah diterapkan untuk penderita

kanker di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo, Kota Surabaya tetapi masih belum
optimal. Selama ini, masih ada beberapa penderita kanker pasca perawatan yang tercatat

hanya datang ke puskesmas untuk meminta rujukan pelayanan paliatif ke rumah sakit.

Perawatan di rumah dilakukan oleh perawat komunitas atas permintaan dari penderita

kanker dengan kebutuhan perawatan khusus (misalnya perawatan luka, memasukkan

makanan melalui NGT, dan lain-lain). Sementara follow up kunjungan rumah oleh

perawat komunitas secara rutin dan terjadwal untuk penderita pasca perawatan kanker

tanpa keluhan, belum dilakukan. Padahal penderita tersebut juga masih memerlukan

promosi kesehatan, seperti perilaku sehat, nutrisi, dan terapi komplementer. Penerapan

ini lebih berfokus pada populasi keluarga penderita kanker pasca perawatan yang tercatat

di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo, Kota Surabaya.

Karena peran keluarga sangat penting dalam penerapan family caregiver ini yang

mana mayoritas responden penderita kanker pasca perawatan di rumah sakit kembali ke

keluarga di rumah, Keluarga memiliki peran penting dalam perawatan kesehatan anggota

keluarga, terutama yang sedang sakit. Keluarga juga diharapkan mampu secara mandiri

memberikan dukungan dan perawatan yang tepat untuk membantu meningkatkan

kualitas hidup penderita kanker pasca perawatan.


DAFTAR PUSTAKA

Ulfah N. Karim1, Erika Lubis, 2017. Kualitas Hidup Pasien Stroke dalam Perawatan
Palliative Homecare. Medikal Bedah, Master of Nursing Program, STIKes Binawan,
Jakarta, Indonesia

Barbara Pesut, Brenda Hooper, Marnie Jacobsen, Barbara Nielsen, Miranda Falk and Brian P.
O ‘Connor. 2017. Nurse-led navigation to provide early palliative care in rural areas: a
pilot study. 1School of Nursing, University of British Columbia, Okanagan, 1147
Research Road, Kelowna, BC V1V 1V7, Canada

Anda mungkin juga menyukai