Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENGENALAN PERTANIAN DAN ALAT-ALAT

PERTANIAN MODERN MENUJU PERTANIAN INDUSTRI 4.0

Disusun Oleh:

NAMA : WAIZ AL QADRI


NIM : 201710200311155

Agroteknologi III-D

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN- PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2019
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum wr.wr

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT karena atas seizinNYA lah kami
dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan judul Pertanian modern. Dalam makalah ini
dabahas mengenai pengertian dari pertanian modern, teknologi pertanian modern,
manajemen pertanian modern, dan alat-alat pertanian modern. Dalam menyelesaikan
makalah ini tentunya kami mendapat pengarahan dan bimbingan dari dosen dan bantuan
dari teman – teman kelompok dua. Oleh sebab itu kami sebagai penyusun ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya atas kesediaan para pihak yang
bersangkutan untuk keterlubatannya dalam menyelesaikan makalah ini.

Shalawat beriring salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan nabi besar
Muhammad Saw yang telah bekerja keras, rela berjuang bertumpah darah demi
menegakkan agama islam. Semoga kita menjadi bagian dari orang – orang yang akan
mendapat safaatnya kelak amien.

Dalam makalah ini pastinya masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan.


Baik dalam pengetikan maupun materi yang di sampaikan. Oleh sebab itu kepada pembaca
sangat di harapkan kritik dan saran yang membangun kea rah yang lebih baik. Semoga
maklah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. terutama bagi kami sebagai penyusun.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Wassalammualaikum Wr. Wb

Malang, 2 Januari 2019

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian khusus nya di indonesia,mulai berkembang sekitar tahun 1975. Sejarah ada
nya teknologi pertanian di indonesia tidak dapat terlepas dari sejarah indnesia itu sendiri.
Indnesia yg pda era perang dunia pertama diduduki oleh kolonial belanda menjadi tempat
pertaniaan pemrintah kolonial hindia belanda dalm hal pemenuhan kebutuhan mereka
.Pertanian moderen meliputi lebih banyak dari pada pengeluaran tradisional bagi makan
manusia dan ternak .Abad ke20an merupakan perubahan terbesar dalam bidang pertanian,
terutamanya dalam chemistry agriculture (penggunaan bahan kimia dalam pertanian)Ini
termasuklah applikasi baja kimia, racun dan pengawalan serangga perosak dan, analisa
produk pertanian, dan pemakanan haiwan dan ternakan.Bermula dari dunia barat, revolusi
hijau telah menyemarakkan perubahan kepada tatacara pertanian ke seluruh
dunia.Perubahan lain dalam pertanian termasuklah penanaman secara, hidroponik,
pembiakan tanaman, penghibridan, manipulasi gen, pengurusan nutrien tanah, dan kawalan
rumpai.Penggunaan haiwan bukan sahaja untuk tujuan pembiakan dan penternakan haiwan
tetapi juga untuk daging atau hasil sampingannya (seperti susu, telor, bulu) secara
berterusan, dan juga sebagai pets (haiwan kesayangan). Kejenteraan juga telah
meninggikan pengeluaran dan produktiviti pertanian dunia.

Revolusi Hijau memang mampu meningkatkan produksi padi Indonesia dan mengubah
posisi Indonesia dari negara pengimpor beras terbesar menjadi negara berswasembada
beras pada tahun 1984. Meskipun demikian keberhasilan tersebut juga membawa dampak
negatif. Pertama, penggunaan padi unggul berproduksi tinggi ternyata diikuti oleh
hilangnya benih padi lokal yang dianggap sebagai benih padi bermutu rendah, karenanya
petani dilarang menanam padi varietas lokal. Meskipun demikian, daerah-daerah yang
tidak terjangkau paket teknologi Revolusi Hijau termasuk lahan-lahan marginal, petani
tetap memanfaatkan benih lokal yang telah beradaptasi dengan kondisi lingkungan
setempat. Kedua, Paket Revolusi Hijau mendesak berbagai teknologi tradisional petani
dalam mengelola sawah mereka. Sebagian besar petani Indonesia sudah lupa bagaimana
membuat kompos maupun menggunakan pupuk hijau, karena telah tersedia pupuk kimia
yang lebih praktis dan berhasil guna, demikian pula teknologi tradisional memproses padi
menjadi beras sudah hilang digantikan dengan mesin penggiling padi.

Pertanian modern yang bertumpu pada pasokan eketernal berupa bahan-bahan kimia
buatan (pupuk dan pestisida), membawa manusia kepada pemikiran untuk tetap
mempertahankan penggunaan masukan dari luar sistem pertanian itu, namun tidak
mebahayakan kehidupan manusia dan lingkungannya menimbulkan kekhawatiran berupa
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, sedangkan pertanian tradisional yang
bertumpu pada pasokan internal tanpa pasokan eksternal menimbulkan kekhawatiran
berupa rendahnya tingkat produksi pertanian, jauh di bawah kebutuhan manusia. Kedua hal
ini yang dilematis dan hal ini telah (Mugnisjah, 2001). Pertanian modern dikhawatirkan
memberikan dampak pencemaran sehingga membahayakan kelestarian lingkungan, hal ini
dipandang sebagai suatu krisis pertanian modern.
Sebagai alternatif penanggulangan krisis pertanian modern adalah penerapan pertanian
organik. Kegunaan budidaya organik menurut Sutanto (2002) adalah meniadakan atau
membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh budidaya kimiawi.
Pemanfaatan pupuk organik mempunyai keunggulan nyata dibanding dengan pupuk kimia.
Pupuk organik dengan sendirinya merupakan keluaran setiap budidaya pertanian, sehingga
merupakan sumber unsur hara makro dan mikro yang dapat dikatakan cuma-cuma. Pupuk
organik berdaya amliorasi ganda dengan bermacam-macam proses yang saling
mendukung, bekerja menyuburkan tanah dan sekaligus menkonservasikan dan
menyehatkan ekosistem tanah serta menghindarkan kemungkinan terjadinya pencemaran
lingkungan. Dengan demikian penerapan sistem pertanian organik pada gilirannya akan
menciptakan pertanian yang berkelanjutan.

1.2 Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu untuk memberikan informasi mengenai pertanian
modern dan pengenalan alat-alat pertanian modern untuk menghadapi pertanian di era
revolusi 4.0 .

1.3 Rumusan Masalah


a. Apakah yang dimaksud pertanian modern?
b. Alat-alat pertanian?
c. Teknologi pertanian modern melalui bioteknologi?
d. Pemanfaatan kegiatan bioteknologi dalam berbagai bidang?
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengenalan Pertanian Modern

Pertanian modern atau dikenal dengan istilah pertanian spesialisasi menggambarkan


tingkat pertanian yang paling maju. Keuntungan (profit) komersial murni merupakan
ukuran keberhasilan dan hasil maksimum per hektar dari hasil upaya manusia (irigasi,
pupuk, pestisida, bibit unggul, dll) dan sumber daya alam merupakan tujuan kegiatan
pertanian. Konsep-konsep teori ekonomi seperi biaya tetap dan biaya variable, tabungan,
investasi, dan jumlah keuntungan, kombinasi faktor-faktor yang optimal, kemungkinan
produksi yang optimum, harga-harga pasar, semuanya itu merupakan hal-hal yang sangat
penting baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

1. Management Pertanan Modern

Obat – obatan Manajemen pertanian modern menitik beratkan pada segi:

a. Produktivitas

Merupakan upaya untuk menaikkan jumlah produksi dari lahan pertanian yang tersedia.

 Faktor – faktor yang dapat menunjang hasil produksi antara lain:

- Lahan

- Kesuburan tanah

- Bibit yang di gunakan

- Tenaga kerja

- Pupuk

- Aspek manajemen pengolahan hasil

-Modernisasi alat pertanian

b. Efisiensi
 Efisiensi menurut pengertian ilmu ekonomi di bagi menjadi tiga :

- Efisiensi teknis

- Efisiensi alokatif (harga)

- Efisiensi ekonomi

Suatu penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis apabila faktor produksi
yang di pakai menghasilkan produksi yang maksimum.

• Efisiensi harga di lihat dari profit (keuntungan) yang di dapatkan.


• Efisiensi ekonomi yaitu apabila usaha pertanian tersebut mencapai efisiensi teknis
dan harga

Di Indonesia Gebrakan revolusi hijau terlihat pada dekade 1980-an. Saat itu,
pemerintah mengkomando penanaman padi, pemaksaan pemakaian bibit impor, pupuk
kimia, pestisida, dan lain-lainnya. Hasilnya, Indonesia sempat menikmati swasembada
beras. Namun pada dekade 1990-an, petani mulai menghadapi serangan hama, kesuburan
tanah merosot, ketergantungan pemakaian pupuk yang semakin meningkat dan pestisida
yang tidak manjur lagi.

 Contoh sistem pertanian modern

Corporate Farming adalah sebuah sistem pertanian dengan menerapkan cara panggarapan
lahan yang relatif luas secara bersamasama dalam satu sistem pengelolaan oleh sebuah
perusahaan atau korporasi.

B. Pemanfaatan Teknologi Pertanian

Kehadiran revolusi genetika dalam pertanian melalui bioteknologi disambut


gembira tidak hanya oleh peneliti, tetapi juga oleh praktisi pertanian. Bioteknologi
merupakan teknologi yang memanfaatkan agen hayati (makhluk hidup) yang telah
mengalami rekayasa genetika atau bagian-bagian untuk menghasilkan barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan manusia dan lingkungannya. Pada masa lalu gen ditransfer
melalui persilangan biasa atau cara konvensional pada tanaman sekerabat. Misalkan padi
atau jagung varietas yang satu dengan varietas padi atau jagung varietas yang lain.
Perkembangan teknologi pertanian modern melalui bioteknologi dapat memindahkan gen
dari spesies apa saja ke spesies lain melalui berbagai cara, antara lain dengan pemanfaatan
vektor pemindah genBioteknologi manusia mampu melewati batasan biologi, baik itu
kelompok hewan, tumbuhan maupun mikroorganisme dalam memasukkan sifat yang
diinginkan.

Bioteknologi dan industri bioteknologi dalam dasawarsa terakhir berkembang


sangat pesat. Tercatat sampai dengan tahun 1997 tidak kurang dari 124 "organisme baru"
terutama tanaman-tanaman transgenik (tanaman yang telah mengalami rekayasa genetik)
telah dimintakan izin dan dipatenkan untuk dibudidayakan dan dipasarkan secara global.
Ratusan ribu produk hayati termasuk di dalamnya makhluk tanaman, hewan dan mikrob
telah dipaten oleh negara-negara maju, termasuk Amerika-Serikat, negara-negara Uni
Eropa, dan Jepang. Pengembangan bioteknologi melalui rekayasa genetika berlandaskan
pada keanekaragaman hayati atau dapat dikatakan bahwa keanekaragaman hayati
merupakan aset pengembangan bioteknologi. Indonesia merupakan negara dengan
kekayaan keanekaragaman hayati terbesar di dunia, diikuti oleh Brazil, Zaire, dan negara-
negara berkembang lainnya. Dapat dipastikan bahwa negara-negara yang maju
teknologinya adalah negara-negara miskin keanekaragaman hayati, sedang negara yang
kaya keanekaragaman hayatinya terbatas kemampuan teknologinya. Diperkirakan di dunia
ini terdapat 5 - 30 juta spesies (jenis makhluk hidup), dan hanya sekitar 1,4 juta yang telah
terindentifikasi secara ilmiah.
Di samping nilai tambah ekonomis, pemanfaatan tanaman dan hewan yang telah
mengalami rekayasa mempunyai potensi merugikan terhadap keanekaragaman hayati dan
kesehatan lingkungan termasuk kesehatan manusia dan ternak. Sebagai contoh, padi yang
toleran herbisida akan memacu peningkatan pemakaian pestisida. Padi yang diberi
masukan berupa gen Bacillus thuringensis akan mengganggu keseimbangan ekologi.
Bacillus thuringensis (Bt) adalah mikroorganisme yang menghasilkan racun yang
menghalangi serangga hama secara alami. Bt merupakan pestisida alami karena dapat
mengendalikan hama tertentu yang ditargetkan tanpa meninggalkan pengaruh pada
mamalia, burung atau spesies serangga dan mikroorganisme yang menguntungkan. Produk
rekayasa genetika ternyata semakin meluas. Setiap kali menanam, petani harus membeli
benih dari perusahaan/agen, sehingga ketergantungan petani terhadap benih tersebut makin
besar.

C. Alat-alat pertanian modern

Teknologi pada awalnya dibuat untuk mempermudah aktivitas dan pekerjaan manusia.
Teknologi juga dibedakan menjadi beberapa macam. Mulai dari teknologi pangan yang
pastinya berkaitan dengan pengolahan bahan pangan, maupun teknologi pertanian yang
juga berkatan dengan aktivitas atau kegiatan pertanian. Teknologi pertanian itu sendiri kini
mulai gencar dikembangkan tidak hanya dari kalangan akademisi saja, tetapi juga
merambah pada pemerintah atau badan-badan terkait lainnya. Kebutuhan pangan yang
semakin meningkatserta notabene nya negara Indonesia adalah negara agraris membuat
wilayah ini menjadi pangsa pasar teknologi yang menarik dan patut untuk serius
dikembangkan. Sebenarnya teknologi di dunia pertanian sudah mulai berkembang sejak
ditemukannya cangkul, sabit, garu, dan beberapa alat pertanian sederhana lainnya. Karena
memang sebelumnya petani masih menggunakan anggota tubuh atau alat remanen untuk
mengolah pertanian. Seiring berjalannya waktu alat-alat pertanian atau teknologi pertanian
tersebut mulai dirasa kurang efektif dan membutuhkan tenaga yang besar serta waktu yang
lama jika digunakna untuk mengolah sawah dan pertanian. Maka dari itu ilmu pengetahuan
kembali dikembangkan sedemikian rupa sehingga lahirlah teknologi pertanian baru yang
hingga kini masih dipakai yaitu traktor dan alat penggilingan padi.

Adapun alat-alat pertanian yang dapat mempermudah para petani yaitu seperti:

1. Traktor
Jenis alat pertanian ini pasti sudah tidak asing lagi dengan yang satu ini. Kini
traktor juga sudah hampir tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Apalagi dengan
beberapa tahun silam, presiden Joko Widodo yang sempat memberikan bantuan puluhan
traktor bagi petani di salah satu daerah di Indonesia. Pada zaman dahulu, untuk mengolah
tanah di persawahan memang masih menggunakan tenaga dari hewan seperti kerbau
maupun sapi, walaupun saat ini masih ada juga petani tradisional kita yang
mempertahankan sistem bertani seprti ini, namun jumlahnya kian sedikit, mengingat
kepraktisan dan caranya yang terlalu rumit. Kini peran pembajak sawah lebih banyak
beralih menggunakan traktor karena harganya juga yang tidak terlalu mahal serta lebih
praktis.

2. Rotavator

Rotavator ini cara kerjanya masih mirip dengan cara kerja menggunakan pembajak
tradisional. Rotavator digunakan dalam mengolah tanah. Pengolahan tanah yang diolah
menggunakan rotavator yaitu pertama dan kedua. Antara pengolahan tanah pertama dan
kedua ini mengalami perbedaan. Jika pengolahan tanah pertama fungsinya memotong,
mencacah, lalu membolak-balikkan tanah. Nah ntuk mengolah tanah yang kedua yaitu
lebih cenderung untuk merapikan kembali tanah, menghilangkan gulma, serta yang terakhir
memperbaiki sistem masuknya air.

3. Bajak Singkal

Bajak singkal fungsinya hampir sama dengan rotavator, yaitu digunakan untuk
membolak-balikan lapisan tanah. Untuk jenisnya, bajak singkal juga punya 2 jenis,yaitu
bajak singkal yang memiiki 1 arah dan bajak singkal dua arah.
4. Garuh Sisir

Kalau jenis alat yang satu ini merupakan rangkaian pengolahan lanjutan dari bajak
singkal. Gunanya yaitu agar tanah yang masih berbentuk bongkahan bisa hancur dan
gembur sehingga siap ditanami.

5. Garuh Piring

Bedanya dengan garu sisir yaitu , jika garu sisir untuk menghancurkan bongkahan
tanah, kalau garu piring digunakan untuk membersihkan gulma serta pada tahap
selanjutnya digunakan untuk menutup kembali benih yang telah ditanam menggunakan
tanah.Selain itu, ada juga alat penanam modern saat ini. Aat penanam modern bisa untuk
menanam jagung, padi, maupun kentang. Yaitu cukup dengan meletakkan benih di bagian
alat tersebut, lalu dijalankan seperti menjalankan traktor. Dengan perkembangan alat yang
semakin modern, diharapkan produktivitas pertanian kian meningkat sehingga hasilnya
lebih maksimal.
BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

Pertanian adalah suatu komponen penting dari kehidupan ini. Tanpa adanya
pertanian kehidupan di dunia ini tidak akan berlangsung. Seiring dengan perkembangan
zaman pertanian pun berkembang pula dengan berbagai jenis bentuk. Baik dari segi
peralatan yang digunakan, tenaga kerja, maupun lahan dan penemuan - penemuan baru
tentang pertanian. Perkembangan ini biasa di sebut dengan pertanian Modern, yaitu
pertanian menggunakan alat-alat atau teknologi modern dalam pengelolaan pertanian.

Saran

Semoga apa yang telah di sampaikan dalam makalah ini dapat barmanfaat terutama
dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Sebaiknya dalam membuat makalah tentunya
mencari informasi dari berbagai sumber. Agar materi yang di sampaikan dapat lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Asparno, marzuki. 1990. pertanian modern dan masalahnya. Andi Offset.


Yogyakarta: erlangga

Gardner,F.P.,R.Brent pearce dan Roger Mitchel.1991. Budidaya tanaman modern. Penerbit


universitas Indonesia: Jakarta

Hasan, basri jumin.2011. perkembangan pertanian modern. Di akses dari:


http://www.google.co.id Pada: 28 november 2012

Hendarto, kuswanto. 2010. Teknologi pertanian modern. Gramedia: Jakarta

Mahida, U.N.2011. Penggunaan industry bidang pertanian. Universitas Andalas: padang

Yusnita. 2008. Pemanfaatan kultur jaringan pada budidaya pertanian. Universitas


Indonesia: Jakarta. Di akses dari: http://www.google.co.id pada: 27 november
2012

Anda mungkin juga menyukai