Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGATAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah "
pemikiran sistem ekonomi islam". Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada
Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-qur’an dan
Sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
sistem peradaban islam dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan selama
penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi kami
semua dan bagi pembaca makalah.

penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia dapat dikatakan penerapan ekonomi syariah susah. Hal ini dikarenakan
terkendala oleh adanya penjajahan yang dilakukan oleh Belanda yang menggap bahwa ekonomi
islam dapat menghambat dan mengubah pemikiran rakyat Indonesia dalam melakukan kegiatan
ekonomi, padahal ketika itu pihak Belanda melakukan sistem monopoli yang hukumnya haram.
Karena itu rakyat Indonesia membutuhkan waktu yang lama untuk dapat memikirkan dan
mengenali sistem ekonomi islam yang pada dasarnya dilandasi pada Al-quran dan as-sunnah.
Sebagai negara yang mayoritas penduduknya umat islam, seharusnya sistem ekonomi islam
dapat dilakukan secara kaffah ( menyeluruh) yang mengedepankan keadilan dan transparansi
dalam pengelolaan usaha-usaha dan aset-aset negara. Sehingga dalam makalah ini akan
dijelaskan pentingnya pemikiran dan sistem ekonomi islam untuk mengatasi krisis ekonomi saat
ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Ekonomi dalam wacana pemikiran islam.
2. Bagaimana Periodesasi sejarah pemikiran ekonomi islam
3. Apa Pengertian Sistem Ekonomi Islam
4. Bagaimana Perbedaan antara Sistem Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional

C. Tujuan Pembahasan
Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas, tujuan pembahasan ini adalah :
1. Untuk mengetahui ekonomi dalam wacana pemikiran ekonomi islam.
2. Untuk mengetahui periodesasi sejarah pemikiran ekonomi islam.
3. Untuk mengetahui pengertian sistem ekonomi islam.
4. Untuk mengetahui perbedaan antara sistem ekonomi islam dan ekonomi konvensional.
BAB II
LANDASAN TEORI

Pengertian pemikiran dalam bahasa inggris disebut inference yang berarti penyimpulan
yang berarti mengeluarkan sebuah hasil dari sebuah kesimpulan.
Pengertian ekonomi menurut paul A. Samuelson ekonomi merupakan cara yang
dilakukan manusia dan kelompoknya untuk memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk
memperoleh berbagai komoditi dan mendistribusikannya untuk dkonsumsi oleh masyarakat.
Pemikiran ekonomi islam adalah suatu kesimpulan mengenai cara manusia dan
kelompoknya memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk memperoleh komoditi dan
mendistribusikannya untuk dikonsumsi oleh masyarakat namun dengan cara yang sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah.
Amirin (1992:3) “sistem menunjuk sehimpunan gagasan, prinsip dan doktrim, hukum dan
sebagainya yang membentuk suatu kesatuan yang logis yang dikenal sebagai isi bauh pikiran,
filsafat tertentu, agama atau bentuk pemerintahan tertentu.
Nasution at all (2007:11) mengemukakan sistem ekonomi islam adalah suatu sistem
ekonomi yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai islam yang bersumber dari al-quran, as-
sunnah, ijma dan qiyas atau sumber lain.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Ekonomi dalam wacana pemikiran islam
Islam mempunyai sistem ekonomi yang secara fundamental berbeda dengan sistem yang
tengah berjalan. Ia memiliki akar dalam syariat yang membentuk pandangan dunia sekaligus
saran dan strategi yang berbeda dengan sistem sekuler yang menguasai dunia hari ini. Sasaran-
sasaran yang dikehendaki islam secara mendasar bukan material namun didasarkan atas konsep
islam sendiri atas kebahagian manusia (Al-falah) dan kehidupan yang baik (hayatan thayiban)
yang sangat menekankan aspek persaudaraan (ukhuwah) keadilan sosio-ekonomi dan
pemenuhan kebutuhan spiritual umat manusia.
Marthon (2001:21) mengemukakan; sebagai peta kehidupan manusia, konsep ekonomi
islam sudah ada semenjak kehadiran agama islam diatas bumi ini. Al-quran dan hadits kaya akan
hukum-hukum dan pengarahan kebijakan ekonomi yang harus diambil dan disesuaikan dengan
perubahan zaman serta perbedaan kawasan regional.
Konsep dasar yang yang ditawarkan Al-quran dan hadits merupakan wacana global tentang
kehidupan ekonomi yang berfungsi sebagai kerangka atas kebijakan dan langkah pelaku
ekonomi dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Sebagai contoh, larangan Allah terhadap
transaksi ribawi.
Allah berfirman dalam surat al-baqoroh ayat 275, yang artinya :
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan syaiton lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang
demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata, sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah
sampai kepadanya larangan dari tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka
baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan) dan urusanya kepada
Allah. Orang yang kembali mengambil riba, maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya.
2. Periodisasi sejarah pemikiran ekonomi islam
2.1 Pemikiran Ekonomi Era Rasulullah saw
Pada masa rasulullah saw adalah masa peletakan dasar hukum dan perundingan. Konsep
pemikiran ekonomi islam memiliki kecenderungan sebagai berikut:
a. Mewujudkan kebahagian manusia.Bila masyarakat jahiliyah pra islam mendefinisikan
kebahagiaan sebagai rasa materil murni, maka islam menyatakan dengan suatu cara yang
menyertakan juga aspek spiritual dan kesejahteraan yang komperhensif. Pemikiran ekonomi
Rasulullah saw mencoba mengkolaborasikan aspek spiritual dan material.
b. Tujuan kesejahteraan yang ingin diciptakan oleh pemikiran ekonomi islam adalah yang selaras
dengan maqashid syariah. Artinya kesejahteraan itu terletak pada perlindungan terhadap agama,
keselamatan nyawa manusia, akal, keturuna, dan harta benda. Parameter bagi kemajuan ekonomi
bukan pada tingkat pertumbuhan material, melainkan pada sejauh mana lima aspek maqashid
syariah itu telah diciptakan ekonomi.
c. Pemikiran ekonomi yang dibangun oleh Rasulullah berlandaskan syariah yang sakral,
doktriner, berupa kaidah dan prinsip umum yang global, dimana manusia bebas berkreasi
menciptakan mekanisme yang tepat guna merealisasikan maqoshid tersebut. Atau lebih tepatnya
bahwa ilmu ekonomi islam menegaskan karakternya dalam rumusan kaidah fiqh sebagai berikut:
1. Pada dasarnya sesuatu praktek muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkanya atau dalil yang meniadakan kebolehannya.
2. Setiap muslim terikat dengan syarat yang disepakatinya, kecuali syarat yang menghalalkan
yang haram atau mengharamkan yang halal.
2.2 Pemikiran Ekonomi Era Khulafah Ar-rasyidin
Para khalifah era pertama islam adalah sahabat-sahabat dekat Rasulullah saw. Mereka
mendapat pengaruh baik dari Rasulullah saw akhir zaman tersebut. Mereka tetap teguh dalam
memegang prinsip dan kaidah hukum yang telah dicanangkan Rasulullah saw. Karena itu
pemikiran ekonomi mereka merupakan kelanjutan dari pemikiran-pemikiran dasar yang telah
dibangun era tasyri. Oleh karena itu tidak banyak dijumpai perbedaan prinsip antara para
khalifah dengan Rasulullah saw, khususnya pada sektor mikro perekonomian umat islam.
Pada masa Abu Bakar tidak banyak perbedaan dengan sebelumnya dalam income dan
pembelanjaan. Hanya saja Abu Bakar mendistribusikan kekayaan negara kepada umat islam
dengan prinsip persamaan, menyamakan bagian tiap individu. Salah satu prestasi yang dibangun
oleh khalifah pertama dalam bidang ekonomi adalah keputusan beliau memerangi kelompok
yang enggan membayar zakat. Sebagaimana yang pernah mereka tunaikan kepada rasulullah
saw.
Kebijakan abu bakar ini mengokohkan sumber utama income negara, yaitu zakat.
Berbedah dengan khalifah umar, beliau memiliki prestasi dengan ekspansi demografis dan
geografis sehingga sangat berpengaruh dalam memperbesar pendapatan negara. Prestasi ekonomi
ini berlanjut dengan kontribusinya yang besar dalam membentuk institusi yang disebut dengan
istilah kas negara (baitul maal). Dalam distribusi kekayaan negara (yang berasal dari harta fai)
Umar berbeda dengan Abu Bakar. Bila Abu Bakar mengedepankan prinsip persamaan, maka
Umar menggunakan kebijakan proporsional. Pada masa Usman bin Affan, kebijakan yang beliau
ambil dari distribusi kekayaan mengacu pada konsep Abu Bakar, yaitu persamaan. Sementara
Ali mengikuti dan mencontoh Umar bin Khotob, yaitu proporsional (Djalaluddin: 2007).
2.3 Pemikiran Ekonomi Cendikiawan Muslim
Pada pertengahan abad ke-15 upaya pengembangan dan elaborasi pemikiran ekonomi
berdasarkan nilai dan prinsip syariah telah dilakukan. Fenomena tersebut ditandai dengan adanya
elaborasi pemikiran ekonomi yang diartikulasikan oleh para ulama dalam kitab-kitab fiqih, ushul
fiqih, tafsir, hadits dan lain sebagainya. Langkah tersebut dilakukan sebagai upaya harmonisasi
inteligensi seorang muslim terhadap perubahan kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk
meningkatkan kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat.
Kontekstualisasi pemikiran ekonomi tersebut telah berhasil diaktualisasikan oleh kaum
muslimin dengan membentuk sebuah peradaban dalam kegiatan ekonomi. Bukti sejarah
mengatakan, empat abad pertama sebelum runtuhnya peradaban islam, masyarakat muslim telah
mengembangkan konsep asset and financial system. Konsep yang dikembangkan antara lain:
trade balance, fiscal policy, dan infrastructure of monetary system. Dalam perdagangan, sistem
transaksi yang uang sebagai medium of exchange, menggunakan letter of credit dalam
perdagangan lintas regional, dan menggunakan transfer sebagai mekanisme pembayaran (Mathz,
1977), (Marthon, 2007:24).
2.4 Pemikiran Ekonomi abad Modern
a. Aliran Kapitalisme
Sistem ekonomi yang bangunannya terdiri diatas landasan teori yang bebas dari ekonomi
liberal diistilahkan dengan sistem kapitalis moderen (modern capitalism). Aplikasi dari konsep
aliran kebebasan ekonomi memberikan stimulasi bagi timbulnya sektor industri, perdagangan
dan modal di negara-negara Eropa. Dengan menjamurnya industri dan perdagangan, income dan
modal yang dimiliki oleh individu (pemilik modal) semakin berkembang, sehingga melahirkan
kelompok pemikik modal yang membentuk sistem perekonomian kapitalisme. Sistem ekonomi
kapitalis pada intinya adalah sistem ekonomi yang bersandar atas kebebasan dalam melakukan
kegiatan ekonomi (kebebasan kepemilikan, transaksi, produksi, penentuan upah dan harga,
konsumsi, serta kebebasan untuk membelanjakan income dan kekayaan). Semua kesepakatan
yang ada berdasarkan atas mekanisme pasar bebas yang membentuknya, dengan tujuan meraih
keuntungan materi bagi pihak yang terlibat dalam transaksi.
Chapra (2000:18) mengemukakan bahwa kapitalis dapat dikatakan memiliki lima ciri
menonjol dibawah ini.
a. Ekspansi kekayaan dipercepat dan diproduksi yang maksimal serta pemenuhan
keinginanindividual.
b. Kebebasan inividu dalam mengaktualisasikan kepentingan diri sendiri dan kepemilikan atau
pengelolaan kekayaan pribadi dianggap hal yang penting.
c. Inisiatif individu pembuatan keputusan yang terdesentrasi dalam pasar kompetitif dianggap
sebagai syarat utama untuk mewujudkan effisiensi optimum dalam alokasi sumber daya.
d. Peran pemerintah atau penilaian kolektif baik dalam efisiensi alokatif maupun pemerataan
distributif dianggap tidak penting.
e. Melayani kepentingan diri sendiri oleh setiap individu secara otomatis melayani kepentingan
sosial kolektif.

b. Aliran Sosialisme
Manusia tidak bersedia menerima kesulitan dan penderitaan golongan miskin yang
menjadi karakteristik kapitalisme laissez-faire. Karena itu ada reaksi yang muncul dalam
beragam bentuk salah satu yang paling penting adalah sosialisme. Secara etimologi sosialisme
adalah kemasyarakatan. Sosialisme berakar pada paham sosialis yang lahir pada abad ke-18. Inti
dari aliran sosialisme adalah lebih mengutamakan kesejahteraan masyarakat umum dari pada
kesejahteraan pribadi. Aliran ini berprinsip tentang urgensi pemerintah dalam dunia
perekonomian, dimana tidak diakui adanya kepemilikan individu. Resources dan semua faktor
produksi; tanah, industri, dan infrastruktur yang ada merupakan hak kepemilikan negara.
Bahkan, segala kebijakan dan perencanaan tentang stabilitas perekonomian ditentukan
sepenuhnya oleh pemerintah.
Paul tillich, RH. Tawvey dan Kurt Schumacher dalam Chapra (2000: 70) memiliki
pandangan sebagai berikut :
a. Mereka memiliki kritik yang sama terhadap mode produksi kapitalisme dan berpendapat
bahwa pasar bebas tidak terkontrol yang menjadi induk tesisnya akan menyebabkan alokasi
sumber daya yang memihak pada golongan kaya dan memperpanjang ketidak adilan dan
kesenjangan dalam pendapatan dan kekayaan.
b. Pada abad 20 sistem sosialisme menyebar di sebagian Eropa timur ditandai dengan adanya
revolusi Rusia pada abad 1917 lewat sebuah gerakan anti kapitalis yang terinspirasi konsep
sosialis Karl Marx
c. Mereka merasa bahwa demokratispun tidak akan bekerja secara efektif selama kesenjangan
dan kepentingan umum masih ada.
2. Pengertian Sistem Ekonomi Islam
Terdapat beberapa definisi sistem dari para pakar dan ahli antara lain dikemukakan oleh Amirin
(1992:3) “sistem menunjuk sehimpunan gagasan, prinsip dan doktrim, hukum dan sebagainya
yang membentuk suatu kesatuan yang logis yang dikenal sebagai isi bauh pikiran, filsafat
tertentu, agama atau bentuk pemerintahan tertentu. Di sisi lain ia mengemukakan sistem
merupakan suatu bentuk atau pola pengaturan, pelaksanaan atau pemerosesan dan juga dalam
pengertian metode pengelompokan, pengkondifikasian dan sebagainya.
Pendapat lain dikemukakan oleh Nasutian at all (2007:11) sistem didefinisikan sebagai
suatu organisasi berbagai unsur yang saling berhubungan satu sama lain. Unsur-unsur tersebut
juga saling mempengaruhi, dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan
pemahaman semacam itu, maka kita bisa menyebutkan bahwa sistem ekonomi merupakan
organisasi yang terdiri dari bagian-bagian yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan.
Selanjutnya Nasution at all (2007:11) mengemukakan sistem ekonomi islam adalah suatu
sistem ekonomi yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai islam yang bersumber dari al-quran.
As-sunnah, ijma dan qiyas atau sumber lainnya.
3. Perbedaan antara Sistem Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional
Perbedaan dasar antara ekonomi islam dan ekonomi islam dan konvensional boleh dilihat dari
beberapa sudut yaitu :
1) Sumber
Kedudukan sumber ekonomi islam itu mutlak dari Al-quran dan as-sunnah. Kedudukan sumber
yang mutlak ini menjadikan islam itu sebagai suatu agama yang istimewa dibandingkan dengan
agama-agama lain. Al-quran dan as-sunnah ini menyuruh kita mempraktikan ajaran wahyu
tersebut dalam semua aspek kehidupan termasuk soal muamalah. Oleh karena itu, rujukan untuk
manusia dalam semua keadaan termasuk persoalan ekonomi ini lengkap. Kesemuanya itu
menjurus kepada suatu tujuan yaitu pembangunan seimbang rohani dan jasmani manusia
berasaskan tauhid.
Sedangkan ekonomi konvensional tidak bersumber atau berlandaskan wahyu. Oleh karena itu, ia
lahir dari pemikiran manusia yang bisa berubah berdasarkan waktu atau masa sehingga
diperlukan maklumat yang baru.
Tujuan yang tidak sama akan melahirkan implikasi yang berbeda karena itu pakar ekonomi islam
bertujuan untuk mencapai al-falah di dunia dan akhirat, sedangkan ekonomi konvensional
mencoba menyelesaikan segala permasalahan yang timbul tanpa ada pertimbangan mengenai
soal ketuhanan dan keakhiratan tetapi lebih mengutamakan untuk kemudahan manusia di dunia
saja.
2) Tujuan Kehidupan
Tujuan ekonomi islam membawa pada konsep kebahagian (al-falah) di dunia dan akhirat.
Sedangkan ekonomi sekular untuk kepuasan dunia saja. Ekonomi islam meletakkan manusia
sebagai khalifah di muka bumi ini dimana segala bahan yang ada dibumi dan di langit adalah
diperuntukan untuk manusia.
Kesemuanya bertujuan untuk beribadah kepada Allah SWT. Manusia merupakan makhluk sosial
karena itu dalam soal pemilihan harta terdapat harta milik individu dan juga terdapat harta yang
menjadi hak masyarakat umum.
3) Konsep harta sebagai Wasilah
Di dalam islam, harta bukanlah merupakan tujuan hidup, tetapi sekedar wasilah atau perantara
bagi mewujudkan perintah Allah SWT. Maka dari itu harta bukanlah tujuan utama kehidupan di
dunia hingga ke alam akhirat. Ini berbeda dengan konvensional yang meletakkan keduniaan
sebagai tujuan yang tidak tidak mempunyai kaitan dengan Tuhan dan akhirat sama sekali. Untuk
merealisasikan tujuan hidup menurut aliran konvensional ini, mereka membentuk sistem yang
mengikuti selera nafsu mereka guna memuaskan kehendak materill mereka semata. Oleh karena
itu, sistem konvensional mempunyai tujuan mengutamakan kepentingan individu atau
keuntungan golongan tertentu serta menindas golongan atau individu yang lemah dan berprinsip
siapa kuat dialah yang berkuasa.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berangkat dari pemaparan diatas kami sedikit menyimpulkan bahwa, ekonomi islam
adalah ekonomi ketuhanan yang erdasarkan syariat islam. Perlu kita ketahui bahwa ekonomi
islam adalah bagian integral dari islam itu sendiri. Ekonomi sebagai bagian dari aktivitasa sosial
manusia tentu bermuara pada kemanusiaan. Islam sebagai ajaran yang prikemanusiaan tentu
mengajarkan atau meletakan dasar fundamental dalam perilku ekonomi. Landasan normatif
dipegang teguh dalam menjalankan aktivitas ekonomi. Tidak hanya berhenti disini saja, ekonomi
islam harus pula dilihat dari aspek epitemologinnya agar kta mampu mngetahui kerangka
bangunan ekonomi islam. Untuk mengetahui itu maka penulis coba melihat kebelekang pada
masa rasul, khalifa dan seterusnya.
Perlu kita pahami bersama, diera yang modern ini banyak sekali paradigma- paradigma
bau yang muncul dalam ekonomi islam. Aspek aksiologi yang kemudian disandarkan selaama ini
tentu membuat islam hanya bersifat normatif, sehingga jauh dari aspek aktual dan praktisnya.
Kami mengharapakan dari makalah ini kita dapat mengetahui hakikat ekonomi islam serta
menambaha pemahaman kita terhadap ekonomi islam.

2. Saran
Dari makalah diatas seidiktbanaya telah kita ketahui, apa itu ekonomi islam, namun hal
diatas belum bisa sempurna karena masih banyak kekurangannnya. Dari kekurangan yang
kemudian di teliti oleh pemabaca nanti nnya diharapakan dapat menlengkapi makalah ini untuk
kemudian menyempurnakan sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Chapra, M. Umer, 2000, Islam dan Tantangan Ekonomi, Gema Insani, jakarta.
Samuelson, Paul, A., makro ekonomi, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Marthon, said sa’ad, 2007, Ekonomi Islam di Tengah Krisis Ekonomi Global, Zikrul Hakim, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai