Bab III
Bab III
BAB III
LANDASAN TEORI
A. Investasi
B. Proyek Konstruksi
C. Segmentasi Pasar
8
9
Keterangan :
N’ = Jumlah Pengamatan yang diperlukan
k = Tingkat kepercayaan (k=2, 1-α =95%)
s = Tingkat ketelitian (5%)
N = Jumlah data yang didapat
Xi = Data Pengamatan
Tingkat signifikansi :
A= 0.05, N; rtabel =0.182
Area Kritis :
H0 Diterima, jika r kalkulasi ≥ r table
H0 Ditolak, jika r kalkulasi < r table
b) Uji Realibilitas
Uji realibilitas merupakan uji yang digunakan untuk menguji
keajekan pengukuran kuesioner yang erat hubungannya dengan
masalah kepercayaan (Suparto, 2014). Sehingga uji ini lebih kepada
untuk melihat tingkat konsistensi dari responden terhadap variabel
yang ada sehingga data yang diperoleh akan cenderung memberikan
hasil yang sama (konsisten). Uji ini dilakukan menggunakan software
SPSS dengan tingkat signifikansi 0.05 dan jumlah N=115.
Hipotesis :
H0 : Nilai variabel-variabel yang ada realible
H1 : Nilai variabel-variabel yang ada tidak realible
Tingkat signifikansi :
A= 0.05, N= 115; rtabel = 0.182
Area Kritis :
H0 Diterima, jika r kalkulasi ≥ r table
H0 Ditolak, jika r kalkulasi < r table
3. Uji Korelasi
Uji Korelasi merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui ada
atau tidaknya hubungan antar variabel (Suparto, 2014). Uji ini dilakukan
menggunakan korelasi pearson pada software SPSS dengan tingkat
signifikansi 0.05 dan jumlah N=115. Metode tersebut digunakan untuk
mengetahui kuat atau tidaknya Hubungan antara variabel-variabel bebas
dan variabel tidak bebas (Budiwati dkk, 2010).
Hipotesis :
H0 : Terdapat hubungan tiap variabel terhadap pemilihan tipe rumah
H1 : Tidak terdapat hubungan tiap variabel terhadap pemilihan tipe rumah
11
Tingkat signifikansi :
A= 0.05, N= 100; rtabel = 0.182
Area Kritis :
H0 Diterima, jika r kalkulasi ≥ r table
H0 Ditolak, jika r kalkulasi < r table
Atau
H0 Diterima, jika nilai signifikansi < 0.05
H0 Ditolak, jika nilai signifikansi > 0.05
E. Kajian Ekonomi
n 1
1
Periode pengembalian n 1 Cf 1 An
An
(III.3)
di mana,
Cf = Biaya pertama
An = Aliran Kas pada tahun ke-n
n = Tahun pengembalian ditambah
2. Return on Investment (ROI)
Return on investment adalah perbandingan antara pemasukan (income) per
tahun terhadap dana investasi yang memberikan indikasi profitabilitas
suatu investasi. Yang dapat dirumuskan seperti:
Pemasukan
ROI 100% (III.4)
Investasi
3. Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) didasarkan atas konsep pendiskontoan seluruh
arus kas ke nilai sekarang. Dengan mendiskontokan semua arus kas masuk
dan keluar selama umur proyek (investasi) ke nilai sekarang, kemudian
13
di mana,
NPV = Nilai sekarang bersih.
(C)t = Arus kas masuk tahun ke-t.
(Co)t = Arus kas keluar tahunke-t.
n = Umur unit usaha hasil investasi.
i = Arus pengembalian (rate of return).
t = Waktu.
4. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return adalah tingkat pengembalian yang menghasilkan
NPV arus kas masuk sama dengan NPV arus keluar. Rumusnya adalah
sebagai berikut:
n n
(C )t (Co)t
t 0 (1 i )
t
t 0 (1 i )
t
(III.6)
di mana;
(C)t = Arus kas masuk pada tahun t.
(Co)t = Arus kas keluar pada tahun t.
i = Tingkat pengembalian (diskonto).
n = Tahun.
Karena arus kas keluar proyek umumnya merupakan biaya pertama (Cf),
maka persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi:
n
(Co)t
(1 i)
t 0
t
(Cf ) 0 (III.7)
(1 i ) t
t 0
IP (III.9)
(C 0)t
t 0 (1 i) t
n
di mana,
R = Nilai sekarang pendapatan.
(C)op = Nilai sekarang biaya (di luar biaya pertama).
Cf = Biaya pertama.
Kriteria BCR akan memberikan petunjuk sebagai berikut:
BCR > 1 Usulan proyek diterima.
BCR < 1 Usulan proyek ditolak.
BCR = 1 Netral.
7. Break Even Point (BEP)
Break event point (BEP) adalah titik dimana total biaya pengeluaran sama
dengan pendapatan. Titik impas yang mengindikasikan bahwa tingkat
produksi telah menghasilkan pendapatan yang sama bearnya dengan biaya
produksi yang dikeluarkan. Selain itu penjelasan sebagai berikut:
pendapatan = biaya produksi
= biaya tetap (FC) + biaya tak tetap (VC)
= FC + Qi + VC
maka,
Qi x P = FC + Qi x VC (III.13)
FC
Qi =
P VC
dimana :
Qi = jumlah unit yang dihasilkan dan terjual pada titik impas
FC = biaya tetap (fixed cost)
P = harga penjualan per unit
VC = biaya tak tetap (variable cost).