PENDAHULUAN
Kelelahan merupakan suatu pola yang timbul pada suatu keadaan yang
secara umum terjadi pada setiap individu yang tidak sanggup lagi
tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi
tubuh. Kelelahan diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu kelelahan otot dan
kelelahan umum. Secara umum kelelahan dapat dimulai dari yang sangat
jenis dan lama pekerjaannya. Beban kerja yang diterima seseorang harus
1
2
seorang tenaga kerja berbeda dari satu kepada yang lainnya dan sangat
jenis kelamin, usia dan ukuran tubuh dari pekerja yang bersangkutan
(Tarwaka,2015).
di bidang pemproduksian rokok yang terletak di Jl. LU. Adisucipto No. 51,
antara lain bagian linting 1 dan 2, Packing SKT 1 dan 2, Sortir, Packing
SKM 1 dan 2, Making SKM, Prossesing (saos), dan Mesin Scrub. Peneliti
Lux, secara teori kondisi ini dapat menyebabkan kelelahan mata pada
tenaga kerja pelintingan manual karena nilai rerata kedua bagian di bawah
menurunkan objek kerja secara manual dengan kedua tangan. Hal tersebut
Weight Limit – RWL). Sebagai suatu berat beban yang seluruh tenaga kerja
yang sehat akan dapat mengangkat selama periode waktu kerja 8 jam /hari
kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. Tahun sebelumnya
kecelakaan kerja, pada tahun 2011 meningkat 0,8% atau terdapat 99.491
terjadi sekitar 129.911 kasus kecelakaan kerja, dan tahun 2014 yang terjadi
105.383 kasus.
kerja sebanyak 3 kasus (4,26%), dan lain lain sebanyak 12 kasus (16,9%)
penggerak 1 kasus, pesawat uap dan bejana tekan 1 kasus, bahan kimia 1
kasus, debu berbahaya 1 kasus, radiasi dan bahan radio aktiv 1 kasus,
akibat binatang 1 kasus, permukaan lantai kerja 1 kasus dan lain lain
dalam kategori kelelahan kerja ringan, dan 4 orang lagi (9,8%) termasuk
dengan jumlah sampel yang termasuk dalam kategori normal. Hal ini dapat
tinggi dan juga keterampilan yang baik, selain itu pekerjaan ini juga
Pada PT. Unggul Mekar Sari ini dapat memproduksi tepung tapioka
p-value: 0,018 (P<0,05) yang berarti ada hubungan yang signifikan antara
berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan
kelelahan semakin tinggi beban kerja maka akan semakin tinggi pula
nyeri bahu, nyeri punggung, nyeri pada lutut, nyeri pada tangan, nyeri
intensitas penerangan yang sesuai standar yaitu 200 Lux. Pada ruang
merata, secara teori kondisi ini dapat menyebabkan kelelahan pada tenaga
kerja.
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah “adakah hubungan antara beban kerja dan penerangan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2017”.
2. Tujuan Khusus
8
2017.
2017.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis:
2. Manfaat Aplikatif:
a. Bagi peneliti/penulis.
penelitian ini.
9
b. Bagi institusi
c. Bagi Perusahaan
E. Ruang Lingkup
pendekatan Cross sectional. Uji statistik yang digunakan Uji Chi Square.
Variabel terikat: Kelelahan pekerja dan Variabel Bebas: Beban kerja dan
orang dengan total sampel 76 orang di PT. Unggul Mekar Sari Lampung
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kelelahan Kerja
istirahat. Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan syaraf
(Tarwaka, 2015).
kelelahan dapat dimulai dari yang sangat ringan sampai perasaan yang
kerja, apabila rata-rata beban kerja melebihi 30-40% dari tenaga aerobik
11
maksimal (Astrand & Rodahl, 1977 dan Pulat, 1992 dalam (Tarwaka,
2015).
melalui fisik untuk suatu waktu disebut kelelahan otot secara fisiologi, dan
Sampai saat ini masih berlaku dua teori tentang kelelahan otot
yaitu teori kimia dan teori syaraf pusat. Pada teori kimia secara umum
hilangnya efisiensi otot, sedangkan perubahan arus listrik pada otot dan
saraf melalui saraf sensoris ke otak yang disadari sebagai kelelahan otot.
dinamis. Pada kerja otot statis, dengan pengerahan tenaga 50% dari
pada pengerahan tenaga < 20% kerja fisik dapat berlangsung cukup lama.
(Tarwaka, 2015).
14
Tingkat
kelelahan
pemulihan/penyegaran
Penyegaran (Recuperation).
15
energi yang dihasilkan oleh tenaga kerja, maka kontraksi otot akan
tenaga aerobik maksimum untuk kerja 1 jam, 40% untuk kerja 2 jam dan
33% untuk kerja 8 jam terus menerus. Nilai tersebut didesain untuk
4. Pengukuran Kelelahan
berikut:
2015).
dan reaksi motor. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah
2015)
reaksi adalah waktu untuk membuat suatu respon yang spesifik saat
antara 150 s/d 200 millidetik. Waktu reaksi tergantung dari stimuli
(Tarwaka, 2015).
18
ringan. Tetapi untuk kelelahan yang berat diperlukan waktu yang lama
kerja (pre and post test). Dari perbedaan nilai hasil kelelahan antara
19
individu dalam kelompok kerja yang cukup banyak atau kelompok sampel
populasi kerja yang besar, maka hasilnya tidak akan valid dan reliabel
(Tarwaka, 2015).
sederhana yaitu “YA” (ada kelelahan) dan “TIDAK” (tidak ada kelelahan).
skor atau nilai haruslah mempunyai definisi operasional yang jelas dan
dimana
hasil yang menunjukkan tingkat kelelahan yang tinggi. Tabel dibawah ini
Tabel 2.1
sebagai berikut:
dalam pekerjaan.
a. Umur
b. Status Gizi
2015).
c. Motivasi Kerja
d. Kepuasan kerja
e. Beban Kerja
PK, 2014).
(Tarwaka, 2015).
f. Lingkungan kerja
2014).
adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerjaan dan yang
1) kelembaban
Salah satu akibat dari stasiun kerja yang tidak ergonomis ini
1995):
kerja seperti sikap kerja berdiri, sikap kerja duduk di kursi, sikap
(Neli,Komang, 2011).
3) Penerangan
(Sucipto,2014).
28
4) Suhu
5) Kebisingan
adalah 85dB.
g. Jenis kelamin
(Tarwaka, 2015).
B. Beban Kerja
sehari-hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh dari
mental.
Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh
tenaga kerja berbeda dari satu kepada yang lainnya dan sangat tergantung dari
tingkat keterampilan, kesegaran jasmani, keadaan gizi, jenis kelamin, usia dan
harus dihadapi. (Meshkati, 1988) Mengingat kerja manusia bersifat mental dan
pembebanan yang optimum yang ada diantara kedua batas yang ekstrim tadi
dan tentunya berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya
(Tarwaka, 2015).
perilaku dan persepsi dari pekerja. Beban kerja kadang-kadang juga dapat
diartikan secara operasional pada berbagai faktor seperti tuntutan tugas atau
Beban kerja dapat diukur dengan evaluasi fisiologis, evaluasi psikologis atau
cara-cara tidak langsung. Untuk itu dianjurkan untuk modifikasi beban kerja
a. Intensitas kerja
b. Tempo kerja
e. Data biologis (modifikasi makan dan minum, pemulihan sesudah tidur dan
bergilir/shift work) .
dalam bersikap menjadi lebih cepat dan mudah. Selanjutny dapat dicegah
berbagai faktor yang sangat komplek, baik faktor internal maupun eksternal.
Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar
tubuh pekerja. Yang termasuk beban kerja eksternal yaitu tugas (task) itu
sendiri, organisasi dan lingkungan kerja. Ketiga aspek ini sering disebut
sebagai stressor.
stasiun kerja, tata ruang tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi
pekerjaan dll.
33
pekerja yaitu:
udara.
serangga.
Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam
tubuh itu sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal.
Reaksi tubuh tersebut juga dikenal sebagai strain. Berat ringannya strain
34
status gizi).
dll)
utama yang menentukan beban kerja adalah tuntutan tugas, usaha dan
selalu diperhitungkan.
c) Performansi.
Kerja fisik adalah kerja yang memerlukan energi fisik pada otot
fisik juga dapat dikonotasikan sebagai kerja berat, kerja otot atau
(Tarwaka, 2015).
dan Rodalh (1989) bahwa penilaian beban kerja fisik dapat dilakukan
(Tarwaka, 2015).
(Tarwaka, 2015).
kalori untuk aktivitas mental juga lebih rendah. Padahal secara moral
lain:
SWAT).
a. Pembobotan.
berpasangan.
b. Pemberian rating.
berbeda dari pekerjaan yang sama, jika kontribusi dari keenam faktor
2015).
total rating pembobotan (the sum of the weight rating) untuk setiap
(Tarwaka, 2015).
a. Intruksi.
41
b. Familiarisasi.
b. Pembobotan.
satu untuk setiap pekerjaan. Satu set kartu harus dibuat untuk
2015).
Tabel 2.2
Rendah 0–9
42
Sedang 10 – 29
Cukup Tinggi 30 – 49
Tinggi 50 - 79
ditentukan dari jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan. Semakin tinggi
tingkat ketelitian dari jenis dan sifat pekerjaan, maka akan semakin besar
yang ditetapkan di Indonesia tersebut secara garis besar hamper sama dengan
sedikit 20 luks.
43
Tabel 2.3
sangat diperlukan, agar setiap pekerja dapat melakukan pekerjaannya secara lebih
gangguan terhadap kesehatan dan bahkan keslamatan bagi para pekerja yang
D. Kerangka Teori
45
E. Kerangka Konsep
F. Hipotesis
Ha : 1. Ada hubungan antara beban kerja dengan Kelelahan Kerja di PT. Unggul
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
sekaligus pada suatu saat (point time approach) . Artinya tiap subjek
hubungan antara beban kerja dan penerangan ditempat kerja dengan kelelahan
kerja pada pekerja di bagian produksi tepung tapioka di PT. Unggul Mekar
C. Rancangan Penelitian
48
variabel- variabel yang termasuk dalam efek observasi sekaligus pada waktu
D. Subjek Penelitian
1. Populasi
penelitian atau objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah
2. Sampel
3. Karakteristik sampel
a. Inklusi
49
b. Ekslusi
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau
ukuran yang dimiliki atau didapat oleh satuan penelitian tentang sesuatu
1. Variabel Dependen
2. Variabel Independen
F. Definisi Operasional
No
Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur
51
2=agak
tinggi,
jika nilai
beban
kerja
30 – 49
3=tinggi,
jika nilai
beban
kerja
50 – 79
4=sangat
tinggi,
jika nilai
beban
kerja
80–100
52
G. Pengumpulan Data
secara lisan dari seseorang mengenai faktor beban kerja dan penerangan
untuk pengumpulan data. Pada penelitian ini alat yang digunakan yaitu
ditempat kerja mengunakan alat lux meter dan kuisioner yang digunakan
H. Pengolahan Data
1. Editing
wawancara apakah data sudah lengkap (semua data sudah terisi), jelas
53
(data cukup jelas terbaca), relevan (data yang tertulis relevan dengan
pertanyaan).
2. Coding
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan untuk memudahkan
3. Scoring
4. Processing
5. Cleaning
6. Tabulating
lewat tabulasi akan segera tampak ringkasan dan susunan dalam bentuk
tabel. Sehingga variable bebas dan variable terkait yang telah dijawab
54
oleh responden melalui kuisioner dapat diperoleh kemudian data ini siap
di analisis.
I. Analisis Data
1. Analisis Univariat
dependen. Data yang terkumpul dalam penelitian ini akan diolah dengan
2. Analisis Bivariat
untuk melihat hubungan antara variabel independen yaitu beban kerja dan
perhitungan nilai p value ≤ nilai alpha (0,05) maka ada hubungan antara
variabel independen dan dependen. Jika nilai p value > nilai alpha (0,05)
dependent.
55