Anda di halaman 1dari 2

PATOGENESIS

Mekanisme yang jelas sehingga obat dapat menyebabkan timbulnya NET


belum diketahi secara pasti. Tetapi, mekanisme imunologis, metabolit obat yang
mengalami reaktifasi dan interaksi diantara keduanya diduga merupakan
patogenesis timbulnya NET. NET ialah bentuk parah dari SJS. Sebagian kasus -
kasus SJS berkembang menjadi NET. imunopatogenesis yakni merupakan reaksi
tipe II (sitolitik).

Studi immunopatologik mendemonstrasikan kemunculan dari CD8+


limposit T pada epidermis dan dermis dalam reaksi be ntuk bulla, dengan ciri-ciri
sel yang mirip natural killers pada fase awal, dimana monosit akan muncul pada
fase akhir. Beberapa sitokin penting yaitu interleukin 6, TNF -α, dan Fas-L juga
muncul pada lesi kulit pasien NET. TNF mungkin juga berperan penting .
Molekul ini muncul pada lesi epidermis, cairan lepuh, dan dalam sel mononu -
lear perifer dan makrofag. Sekarang ditemukan teori genetika yang juga berperan
penting.

Pada penderita NET ditemukan, keratinosit mengalami apoptosis yang


luas. Kondisi ini dipicu oleh adanya gangguan detoksifikasi metabolit obat yang
bersifat reaktif. Hal ini kemudian menginisiasi respon sistem imun tubuh
membentuk kompleks antigen yang kemudian menghasilakan sitokin -sitokin
seperti interleukin (IL)-6, TNF-D, interferon-γ, IL-18 dan Fas Ligand (FasL).
Pada kondisi normal, apoptosis sel segera dieliminasi pada tahap awal oleh
fagosit. Namun, pada kondisi seperti NET apoptosis yang luas terjadi sehingga
kemampuan fagosit untuk mengeliminasi sel yang apoptosis terbatas sehingga sel
menjadi nekrosis dan menghasilkan komponen intraseluler, yang menyebabkan
respon inflamasi.

Pada kulit yang normal FasL yang disajikan oleh keratinosit sangat rendah
dan terlokalisir di dalam sel (intraseluller). Pada lesi akibat NET, ditemukan
level FasL yang disajikan oleh kratinosit tinggi dan terletak dipermukaan luar sel
(ekstraseluler) sehingga terjadi interaksi antara Fas dan FasL. Setelah kontak
terjadi FasL menginduksi Fas multimerasi dan mengirimkan signal yang cepat
sehingga terjadi kematian cell akibat apoptosis. Semakin luasnya apoptosis
semakin menyebabkan destruksi epidermis yang luas .

GEJALA KLINIS

NET merupakan penyakit yang berat dan sering menyebabkan kematian


karena gangguan keseimbangan cairan/elektrolit atau karena sepsis. Gejalanya
mirip SJS yang lebih berat. Penyakit mulai secara akut dengan gejala prodormal.
Pasien tampak sakit berat dengan demam tinggi, kesadaran menurun
(soporokomatosa). Kelainan kulit mulai dengan eritema generalisata kemudian
timbul banyak Vesikel dan bula, dapat pula disertai purpura. Lesi pada kulit
dapat disertai lesi pada bibir dan selput lender mulut berupa erosi, ekskoriasi,
dan perdarahan sehingga terbentuk krusta berwarna merah hitam pada bibir.
Kelainan semacam itu dapat pula terjadi di orifisium genita lia eksterna. Juga
dapat disertai kelainan pada mata seperti pada SJS.

Pada NET yang terpenting adalah terjadinya epidermolisis, yaitu


epidermis terlepas dari dasarnya yang kemudian menyeluruh. Adanya
epidermolysis menyebabkan tanda Nikolsky positif pada k ulit yang eritematosa,
yaitu jika kulit ditekan dan digeser, maka kulit akan terkelupas. Epidermolisis
mudah dilihat pada tempat yang sering terkena tekanan, yakni pada punggung
dan bokong karena biasanya pasien berbaring. Pada sebagian pasien kelainan
kulit hanya berupa epidermolisis dan purpura, tanpa disertai erosi, Vesikel, dan
bula. Kuku dapat terlepas (onikolisis). Kadang-kadang dapat terjadi perdarahan
di traktusgastrointestinal.

Anda mungkin juga menyukai