Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENGAJARAN

(SAP)

Mata Kuliah : Keterampilan Dasar Kebidanan


Kode Mata Kuliah : Bd. 308
SKS : 2 (T: 1 P: 1)
Pokok Bahasan : Perawatan Luka Pasca Operasi
Sasaran : Mahasiswi Akademi Kebidanan Kamandre Palopo
Tingkat/Semester : I/II
Waktu Pertemuan : 2 x 50 =100 menit
Pertemuan ke : II
Dosen : Delsi Kartika

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Tujuan Intruksional Umum
1) Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa dapat menerapkan cara
merawat luka bekas operasi.

b. Tujuan Intruksional Khusus


1) Transisi demografik
2) Masalah kependudukan di Indonesia
- Jumlah dan pertumbuhan penduduk
- Persebaran dan kepadatan penduduk
- Struktur umur penduduk
3) Kelahiran dan kematian.

II. MATERI (Terlampir)


Konsep kependudukan di Indonesia.

III. METODE
- Ceramah
- Diskusi

IV. MEDIA DAN ALAT


- Laptop
- LCD
- White board
- Spidol
V. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa


kegiatan
I. Pendahuluan Pembukaan : 10 menit

- Memberi salam dan memperkenalkan diri Menjawab salam dan


mendengarkan

- Menyampaikan deskripsi mata kuliah, Mendengar dan


TIU/TIK. memperhatikan

II. Penyajian Isi : 80 menit

- Menjelaskan tentang transisi demografi Mendengar dan


memperhatikan
- Menjelaskan tentang masalah
kependudukan.
Mendengar dan
- Menjelaskan kelahiran dan kematian memperhatikan

- Memberikan kesempatan pada mahasiswi


menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Bertanya
mahasiswi yang lain

- Menyempurnakan jawaban pertanyaan yang


diajukan oleh mahasiswi. Menjawab

- Mengevaluasi pemahaman mahasiswa


tentang materi yang telah dijelaskan dengan Bertanya
mengajukan pertanyaan

III. Penutup Penutup : 10 menit


- Merangkum materi yang telah di jelaskan Mendengar dan
Memperhatikan
- Memberi tugas baca dengan buku sumber
yang ada. Memperhatikan

- Menutup dan memberi salam Menjawab salam

VI. REFERENSI
1. Anna Glasier, Ailsa Gabbie. 2006. Keluarga Berencana & Kesehatan
Reproduksi. Penerbit EGC. Jakarta
2. Ari suliatywati. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Peneribit Salemba
Medika. Jakarta.
3. Arikunto. S, 2003, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka
Cipta, Jakarta.
4. BKKBN. 2007. Bultin Program KB Nasional, No. 2 Tahun 2007.
5. . 2012. Pembinaan PUS dan Kesertaan Ber-KB Seluruh Tahan
Keluarga.
6. Dyah Novita Setia Arum. 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini.
Penerbit Mitra Cendikia. Yogyakarta.
7. Hartanto H. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar
Harapan. Jakarta.
KONSEP KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

A. Transisi Demografi
Transisi demografi adalah berkembangnya keadaan peralihan penduduk yang
semula relatif tetap (stationer) berkembangnya dengan pesat dan akhirnya
mencapai tetap (stationer) kembali.
1. Faktor-faktor yang menyebabkan turunnya mortalitas antara lain :
a. Perkembangan teknologi di bidang pertanian dan perkembangan
industri modern / dewasa ini dikenal juga revolusi hijau yang ada pada
masyarakat Indonesia ditetapkan sebagai panca usaha di bidang
pertanian.
b. Munculnya pemerintahan yang relatif stabil / mantap yang
memungkinkan mantapnya fasilitas penyaluran bahan makanan dan
jasa.
c. Kemajuan sanitasi lingkungan menimbulkan kondisi lingkungan yang
sehat.
d. Kemajuan di bidang kedokteran, gizi, pengobatan dan program-
progran kesehatan masyarakat.
2. Faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi mortalitas , didasarkan pada :
a. Berdasarkan penelitian, kematian di desa pada umumnya lebih rendah
dibanding di kota (mutu kehidupan yang lebih sehat di desa).
b. Pilihan terhadap perkerjaan / profesi yang juga berpengaruh terhadap
tinggi rendahnya mortalitas dan lingkungan pekerjaan yang tidak sehat
(tambang, pabrik, percetakan, lingkungan berdebu dan sebagainya)
meningkatkan mortalitas.
Promortalitas adalah kondisi penentu di dalam sekelompok manusia
(keluarga, suku dan sebagainya) yang menyebabkan angka kematian di
dalam kelompok tersebut tetap tinggi. Kondisi ini meliputi :
1. Kondisi subyektif (kondisi, agama, kepercayaan) misalnya berani
membela agama (wali sahid) dan membela negara (patriot) berani mati
menyongsong maut karena kepercayaan dapat masuk surga / nirwana.
Rasa malu (wirang) terdapat di masyarakat membuat orang mau
membunuh diri (tekanan sosial) misalnya harakiri di Jepang.
2. Kondisi obyektif (C) misal :
a. Bencana alam banyak menelan korban (banjir, gempa dan
sebaginya).
b. Kelaparan / kekurangan makan karena kegagalan panen atau
paceklik.
c. Peperangan.
d. Keracunan akibat polusi (air, tanah, udara).
e. Ketagihan minuman keras (candu) dan bahan narkotika
f. Kondisi pendapatan yang rendah, kondisi ini dapat berakibat gawat
karena siklus yang terjadi akibat kondisi tersebut (diagram
berikut).
g. Anti mortalitas adalah seluruh kondisi penentu di dalam
sekelompok manusia (keluarga, suku dan sebaginya) yang
menyebabkan angka kematian di dalam kelompok tersebut
menurun). Kondisi ini meliputi :
3. Kondisi subyektif (tradisi, agama, kepercayaan) misalnya
a. Larangan terhadap bunuh diri atau membunuh orang lain. Baik
berdasarkan agama ataupun hukum Negara.
b. Jangan mudah menyerah dalam hidup
4. Kondisi obyektif (kondisi sosial, ekonomi, budaya, politik) misalnya :
a. Kondisi kehidupan yang lebih menurunkan jumlah kematian bayi
hilang atau wabah penyakit.
b. Kondisi teknologi maju membantu terciptanya kondisi kesehatan,
keamanan dan penghindaran terhadap bencana alam.\
c. Kondisi pendidikan yang baik menyebar luaskan ilmu dan
kesadaran terhadap hidup yang sehat.
d. Kondisi sanitasi yang baik menciptakan lingkungan tempat tinggal
yang baik.

B. Masalah Kependudukan di Indonesia


Masalah kependudukan di Indonesia antara lain :
1. Jumlah dan pertumbuhan penduduk
Orang pertama yang mengemukakan teori mengenai penduduk

adalah Thomas Robert melthus yang hidup pada tahun 1886-1824 dalam

edisi pertamanya Essay on population tahun 1798 Melthus

mengemukakan dua pokok pendapatnya yaitu penduduk seperti bahan

makanan adalah penting bagi kehidupan manusia dan nafsu manusia tidak

dapat tertahan dan tidak terbatas atas dua hal tersebut dia mengemukakan

pendapatnya bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari

pertumbuhan bahan makanan. Dalil yang dikemukakan Malthus yaitu

jumlah penduduk meningkat secara geografis (deret ukur) sedangkan

kebutuhan hidup kian meningkat secara alat arit matika (deret hitung),

akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang besar antara

jumlah penduduk dan kebutuhan hidup.

Sementara pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar antara

2,15% pertahun hingga 2,49% pertahun. Tingkat pertumbuhan penduduk

seperti itu dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas),

kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi).

Peristiwa kelahiran di suatu daerah menyebabkan perubahan

jumlah dan komposisi penduduk, sedangkan peristiwa kematian dapat

menambah maupun mengurangi jumlah penduduk di suatu daerah.

Mengurangi bagi yang ditinggalkan dan menambah bagi daerah yang

didatangi. Selain penyebab langsung seperti kelahiran, kematian dan

migrasi terdapat penyebab tidak langsung seperti keadaan social,

ekonomi, budaya, lingkungan, politik dsb. Pertumbuhan penduduk seperti


dikemukakan di atas dapat dikatakan terlalu tinggi karena dapat

menimbulkan berbagai persoalan. Jadi apabila pertubuhan penduduk di

Indonesia tahun 1990 sebesar 2,15% pertahun diperlukan investasi

sebesar 2,15 kali 4 sama dengan 8,6% pertahun. Sedangkan tingkat

pertumbuhan GNP di Indonesia pada tahun yang sama hanya mencapai

4% pertahun. Defisit antara kemampuan dan kebutuhan sebesar 8,6%-

4%=4% ditutup pinjaman dari luar negeri.

2. Persebaran dan kepadatan penduduk.

Permasalahan yang muncul adalah tidak meratanya kepadatan

penduduk antar daerah di Indonesia, secara ekonomi permasalahan yang

muncul dari kondisi ini adalah rendahnya produktifitasnya daerah dengan

kepadatan penduduk yang rendah..tuktur umur penduduk.

Umur dan jenis kelamin merupakan karakteristik penduduk utama,

pengelompokan penduduk berdasarkan dua karakteristik tersebut selalu

diperlukan dalam menganalisis data. Melalui analisis komponen

penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin disuatu daerah atau

Negara dapat dihitung berbagi perbandingan atau rasio antara lain rasio

jenis kelamin waktu lahir atau sex rasio birth, rasio ibu dan anak (wild

women ratio) dan rasio beban ketergantungan (dependenty ratio).

Komposisi penduduk di Indonesia termasuk dalam model ekposive atau

umur muda mengandung masalah penyediaan lapangan kerja pendidikan

dan beban kelompok produktif.

3. Kelahiran dan kematian


Kelahiran adalah ukuran tingkat kelahiran yang digunakan dalam

perhitungan proyeksi adalah angka kelahiran total atau Total Fertility

Rate (TFR) dan angka kelahiran menurut umur atau Age Specificity

Fertility Rate (ASFR).

Kematian adalah ukuran tingkat kematian yang digunakan dalam

perhitungan proyeksi adalah angka kematian bayi atau Infant Mortality

Rate (IMR), Karena IMR merupakan salah satu indikator yang penting

yang mencerminkan derajat kesehatan masyarakat. Di samping itu IMR

dapat di pakai sebagai alat monitoring situasi kependudukan sekarang

maupun sebagai alat untuk mengidentifikasi kelompok umur penduduk

tertentu yang mempunyai resiko kematian tinggi.

Anda mungkin juga menyukai