Anda di halaman 1dari 5

A.

Kronologi Perkara
Dalam putusan No. 44 K/AG/1998 ini melibatkan Sampurni binti Kaulan
umur 32 tahun, agama Islam, pekerjaan Wiraswasta, tempat tinggal di Jalan Raya
Kras 264 Desa Kras, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri. Melawan Sudaryanto bin
Soedoto, umur 38 tahun, agama Islam, pekerjaan sopir, bertempat tinggal di Jalan
Raya Kras 264 Desa Kras, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri.
Gugatan tentang gugat cerai yang diajukan ke Pengadila Agama Kabupaten
Kediri yang terdaftar pada kepniteraan Pengadilan Agama Kabupaten Kediri dalam
Register Perkara No. 455/Pdt.G/1997/PA.Kab.Kdr. Gugatan tentang gugat cerai yang
diajukan oleh Sampurni binti Kaulan (istri) sebagai penggugat dan Sudaryanto bin
Soedoto (suami) sebagai tergugat.
Kasus posisi gugatan gugat cerai tersebut pada pokoknya:
1. Bahwa Penggugat adalah isi sah Tergugat yang menikah pada tanggal 26 Februari
1983 tercatat di Kantor Urusan Agama Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri
dengan mnedapatkan Kutipan Akta Nikah Nomor : 654/37/1983/, tanggal 26
Februari 1983;
2. Bahwa setelah pernikahan tersebut Penggugat dan Tergugat telah hidup bersama
dirumah Penggugat selama 14 tahun 4 bulan dan telah berhubungan (ba’da
dhukul) dan telah dikaruniai 3 orang anak, belum pernah cerai;
3. Bahwa sejak Januari 1997 rumah tangga Penggugat dan Tergugat telah tidak
harmonis lagi, disebabkan Tergugat tidak mau bekerja, bila disarankan untuk
bekerja malah marah-marah dan memicu pertengkaran dan bila marah tidak
segan-segan berbuat yang merugikan Penggugat dengan menutup usaha salon
Penggugat;
4. Bahwa akibat dari pertengkaran-pertengkaran tersebut antar Penggugat dan
Tergugat sudah pisah tempat tinggal hingga kini 2 bulan lamanya;

Setelah menempuh proses pemeriksaan tahap demi tahap, Pengadilan Agama


Kabupaten Kediri menjatuhkan putusan No. 455/Pdt.G/1997/PA.Kab.Kdr, tanggal 11
Juni 1997 M. bertepatan dengan tanggal 6 Sofar 1418 H. dengan putusan, menolak
eksepsi tergugat dan mengabulkan seluruh gugatan penggugat.

Tergugat tidak puas atas putusan Pengadilan Agama Kabupaten Kediri No.
455/Pdt.G/1997/PA.Kab.Kdr, tanggal 11 Juni 1997 tersebut. Tergugat mengajukan
upaya hokum banding sebelum putusan tersebut berkekuatan tetap (Inkracht van
gewijsde) ke Pengadilan Tinggi Agama Surabaya. Setelah melakukan pemeriksaan
atas permohonan banding oleh tergugat tersebut, Pengadilan Tinggi Agama Surabaya
menjatuhkan putusan No. 142/Pdt.G/1997/PTA.Sby tanggal 7 Oktober 1997 M.,
bertepatan dengan tanggal 5 Jumadil Akhir 1418 H. yang pokoknya menolak gugatan
penggugat-Terbanding.

Selanjutnya, penggugat merasa tidak puas atas putusan Pengadilan Tinggi Agama
Surabaya No. 142/Pdt.G/1997/PTA.Sby. Maka, penggugat mengajukan upaya hukum
kasasi sebelum putusan tersebut berkekuatan hukum tetap (Inkracht van gewijsde) ke
Mahkamah Agung RI tanggal 25 November 1997.

Alasan-alasan Sampurni binti Kaulan yang dahulu sebagai Penggugat-Terbanding


mengajukan kasasi pada pokoknya sebagai berikut:

1. Bahwa Pengadilan Tinggi Agama Jawa Timur telah salah menerapkan hokum
pembuktian, karena telah menolak keterangan saksi-saksi yang diajukan oleh
pemohon kasasi/penggugat asal dengan alasan keraguan pengetahuan saksi-saksi
tersebut. Dalam hal ini saksi I pemohon kasasi/penggugat asal bertentangga dekat
bersebelahan rumah hanya terhalang oleh dinding rumah, sudah barang tentu
mengetahui langsung keadaan percekcokan pemohon kasasi/penggugat asal
dengan termohon kasasi/tergugat asal, dengan demikian pula saksi kedua
mengetahui keadaan rumah tangga pemohon kasasi/penggugat asal dan termohon
kasasi/tergugat asal karena tempat tinggal satu desa dengan pemohon
kasasi/penggugat asal;
2. Bahwa Pengadilan Tinggi Agama Jawa Timur telah salah menerapkan hokum
pembuktian, karena menolak bukti surat penerimaan laporan No.
Pol.2.PK/29/1997/Polsek. Laporan tersebut berindikasi adanya pertengkaran
antara pemohon kasasi/penggugat asal dan termohon kasasi/tergugat asal. Dalam
hal ini termohon kasasi/tergugat asal menutup usaha Kapsalon pemohon
kasasi/penggugat asal secara paksa oleh karenanya pemohon kasasi/penggugat
asal melaporkan perbuatan termohon kasasi/tergugat asal tersebut akhirnya
didamaikan di Kepolisian sehingga Kapsalon tersebut dapat dibuka lagi, hal ini
menunjukkan adanya percekcokan;
3. Bahwa saksi-saksi pemohon kasasi/penggugat asal dan masyarakat sekitarnya tahu
bahwa termohon kasasi/ tergugat asal tidak mempunyai pekerjaan, semua biaya
hidup rumah tangga adalah hasil usaha pemohon kasasi/penggugat asal dari usaha
salon
4. Bahwa pemohon kasasi/penggugat asal pisah rumah dengan termohon
kasasi/tergugat asal disebabkan termohon kasasi/tergugat asal menyekap,
mencekik leher pemohon kasasi/penggugat asal, disamping itu termohon
kasasi/penggugat asal tidak segan-segan memfitnah pemohon kasasi/tergugat asal
tersebut membuat rumah tangga retak.

Dengan demikian adanya hal tersebut menurut Mahkamah Agung alas an-alasan
tersebut dapat dibenarkan karena judex facti salah menerapkan hkum dengan berbagai
pertimbangan-pertimbangan. Putusan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya harus
dibatalkan dan Mahkamah Agung akan mengadili sendiri dengan menjatuhkan
Putusan Mahkamah Agung No. 44 K/AG/1998 tanggal 19 Februari 1999 bahwa oleh
Karena percekcokan secara terus menerus dan tidak dapat didamaikan kembali dan
telah terbukti berdasarkan keterangan saksi, maka dapat dimungkinkan putusan
perceraian antara penggugat dengan tergugat tersebut.

B. Posita dan Petitum


Posita:
Bahwa Sampurni binti Kaulan (penggugat asli) dan Sudaryanto bin Soedoto
(tergugat asli) adalah suami istri yang menikah pada tanggal 26 Februari 1993
terdaftar di KUA kecamatan Kras Kabupaten Kediri dengan No.654/37/1983 serta
telah dikaruniai 3 orang anak.
Bahwa sejak tahun 1997 rumah tangga peggugat asli dengan tergugat asli telah
tidak harmonis lagi disebabkan tergugat asli tidak mau bekerja, apabila marah tidak
segan-segan berbuat yang merugikan penggugat asli dengan menutup usaha salon
penggugat asli.
Bahwa antara penggugat asli dan tergugat asli sudah pisah tempat tinggal
hingga dua bulan lamanya.
Bahwa dengan alasan-alasan tersebut penggugat asli mengajukan gugat cerai
terhadap tergugat asli ke Pengadilan Agama Kabupaten Kediri pada tanggal 29 April
1997.
Petitum
Primair :
 Mengabulkan gugatan Penggugat
 Menceraikan perkawinan penggugat dengan tergugat
 Menetapkan biaya perkara menurut hokum

Subsidair: :
Apabila Pengadilan Agama Kabupaten Kediri berpendapat lain, mohon diputus yang
seadil-adilnya.

C. Identifikasi Yurisprudensi
KAIDAH HUKUM : Bahwa oleh karena percekcokan terus menerus dan tidak dapat
didamaikan kembali dan telah terbukti berdasarkan keterangan saksi, maka dapat
dimungkinkan putusan perceraian antara penggugat dengan tergugat tersebut
NOMOR REGISTER : 44 K/ AG / 1998
TANGGAL PUTUSAN : 19 FEBRUARI 1999
MAJELIS :
1. Drs. H. Taufiq , SH,. M.H
2. H. Zainal Abidin Abubakar , SH.
3. H. Sunardi Padang , SH.

KLASIFIKASI : Cerai Gugat

Dalam Yurisprudeensi No. 44 K/AG/1998 “Bahwa oleh karena percekcokan terus-


menerus dan tidak dapat didamaikan kembali dan telah terbukti berdasarkan
keterangan saksi maka dapat dimungkinkan putusan perceraian antara penggugat dan
tergugat tersebut. Dengan dasar pertimbangan:

Pertama, Mahkamah Agung berpendapat Pengadilan Tinggi Agama Surabaya dalam


memutus perkara ini kurang pertimbangannya;

Kedua, bahwa dalam pemeriksaan di Pengadilan Agama Kabupaten Kediri


perselisihan antara penggugat dengan tergugat telah terbukti berdasarkan keterangan
saksi-saksi, disamping itu telah dilakukan perdamaian tetapi tidak berhasil dan
tergugat tidak bersedia menghadirkan saksi-saksi, sehingga usaha untuk didamaikan
sulit dilakukan;

Ketiga, bahwa berdasarkan apa yang dipertimbangkan pertimbangan tersebut di atas,


maka permohonan kasasi yang diajukan oleh pemohon kasasi Sampurni binti Kaulan
tersebut harus dikabulkan dan membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Agama
Surabaya, sehingga Mahkamah Agung mengadili sendiri dalam perkara ini dengan
menguatkan putusan Pengadilan Agama Kabupaten Kediri yang dianggap tepat dan
benar.

D. Bunyi putusan
Mengabulkan permohonan kasasi dari pemohon kasasi : SAMPURNI BINTI
KAULAN tersebut;
Membatalkan putusan pengadilan Tinggi Agama Surabaya tanggal 7 Oktober 1997 H.
bertepatan dengan tanggal 3 Jumadil Akhir 1418 H. Nomor:
142/Pdt.G/1997/PTA.Sby. tersebut.
Mengadili sendiri:
Dalam eksepsi:
- Menolak eksepsi tergugat

Dalam pokok perkara:

1. Mengabulkan gugatan penggugat;


2. Menjatuhkan tala’ satu raj’i tergugat (Sudaryanto bin Soedoto) terhadap
penggugat (Sampurni binti Kaulan)
3. Menghukum penggugat untuk membayar biaya perkara dalam tingkat banding
sebesar Rp. 48.000,- (empat puluh delapan ribu rupiah);

E. Bunyi Putusan

Anda mungkin juga menyukai