Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH EKOLOGI TANAMAN

“Ekofisiologi Tanaman Lada”

DISUSUN OLEH : KELOMPOK II

Gabriela Anastasia Siahaan D1A018045


Khairullah Zikri Wisna D1A018055
Muhammad Ibnuh D1A018060
Doni Rianto D1A018061
Tria Lestari D1A018065

DOSEN PENGAMPU:

1. Dr. Ir Ridwan M, M.S.


2. Miranti Sari Fitriani, S.P., M.P.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Shubhanallah wa taala atas limpahan rahmat


dan karunia-NYA sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah Ekologi Tanaman yang ber judul “Ekofisiologi Tanaman Lada”.
Pada kesempatan ini kelompok kami mengucapkan terimakasih kepada
dosen pengampu mata kuliah Ekologi Tanaman I Dr. Ir Ridwan M, M.S. dosen II.
Miranti Sari Fitriani, S.P., M.P. yang telah banyak memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam pembuatan makalah ini. Selanjutnya ucapan terimakasih
kepada keluarga dan orang-orang tercinta yang telah banyak memberikan
dukungan kepada kelompok kami dan rekan-rekan mahasiswa seperjuangan
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Demi kesempurnaan makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan pihak yang membutuhkan.

Jambi,15 September 2019

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii


DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN .........................................................................


1.1 Latar Belakang .....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................
1.3 Tujuan ..................................................................................................

BAB II FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI


TANAMAN LADA ...................................................................................
2.1 Tanah dan Kesuburan Tanah .................................................................
2.2 Air .........................................................................................................
2.3 Suhu ......................................................................................................
2.4 Cahaya ...................................................................................................
2.5 Unsur Hara ............................................................................................
2.6 Kelembaban...........................................................................................
2.7 Teknis Budidaya....................................................................................
2.8 Ketinggian Tempat ................................................................................

BAB III TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN LADA ..............................


3.1 Pembibitan ............................................................................................
3.2 Pemindahan Kelapang Produksi ...........................................................
3.3 Pemupukan ............................................................................................
3.4 Pemeliharaan .........................................................................................
3.5 Pemanenan ............................................................................................
3.6 Peremajaan ............................................................................................
BAB IV RESPON TANAMAN LADA TERHADAP
LINGKUNGAN .........................................................................................
4.1 Respon Tanaman Lada Pada Berbagai Stadia Pertumbuhan
Terhadap Suhu ......................................................................................
4.2 Respon Tanaman Lada Pada Berbagai Stadia Pertumbuhan
Terhadap Cahaya ...................................................................................
4.3 Respon Tanaman Lada Pada Berbagai Stadia Pertumbuhan
Terhadap Ketersediaan Air ...................................................................
4.4 Respon Tanaman Lada Pada Berbagai Stadia Pertumbuhan
Terhadap Ketinggian Tempat ................................................................
4.5 Respon Tanaman Lada Pada Berbagai Stadia Pertumbuhan
Terhadap Kelembaban ..........................................................................
4.6 Respon Tanaman Lada Pada Berbagai Stadia Pertumbuhan
Terhadap Ketersediaan Hara .................................................................
4.7 Teknis Budidaya Lada...........................................................................
4.8 Jenis Tanah dan Kesuburan Tanah ........................................................
BAB V PROSPEK PENGEMBANGA TANAMAN LADA .................
5.1 Prospek Pengembangan Tanaman Lada Ditinjau Dari Segi Teknis ....
5.2 Prospek Pengembangan Tanaman Lada Ditinjau Dari Segi Sosial ......
5.3 Prospek Pengembangan Tanaman Lada Ditinjau Dari Segi Ekonomi..
5.4 Prospek Pengembangan Tanaman Lada Ditinjau Dari Segi Ekologi....

BAB VI PENUTUP ...................................................................................


6.1 Kesimpulan ...........................................................................................
6.2 Saran ......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Lada (Piper nigrum L.) merupakan salah satu jenis rempah yang paling
penting diantara rempah-rempah lainnya (King of Spices), baik ditinjau dari segi
perannya dalam menyumbangkan devisa negara maupun dari segi kegunaannya
yang sangat khas dan tidak dapat digantikan dengan rempah lainnya.
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil utama lada dan
mempunyai peranan penting dalam perdagangan lada dunia. Pasokan lada
Indonesia dalam perdagangan dunia dipenuhi dari Provinsi Bangka Belitung yaitu
Lada Putih dengan sebutan Muntok White Pepper dan Provinsi Lampung Lada
hitam sebagai Lampung Black Pepper yang sudah dikenal sejak sebelum Perang
Dunia ke-II.
Indonesia pernah memiliki peran yang sangat penting dengan kemampuan
memasok sekitar 80% dari kebutuhan lada dunia sebelum Perang Dunia II.
Bahkan selama masa penjajahan Belanda pada tahun 1772, lada mampu
memberikan keuntungan sebesar dua per tiga dari keuntungan yang diperoleh
VOC. Kontribusi Lada (Hitam dan Putih) Indonesia di pasar dunia selama 5 tahun
terakhir mengalami peningkatan. Kontribusi ekspor lada Indonesia pada kurun
waktu 2004 – 2009 berkisar antara US$ 54.636.738 – 140.313.000.
Tahun 2000 Indonesia masih menempati posisi nomor 1 dunia, namun sejak
Vietnam mengembangkan lada secara intensif, posisi Indonesia di pasar dunia
menjadi turun. Penurunan ini juga disebabkan melemahnya daya saing akibat
rendahnya produktivitas dan mutu lada nasional.
Saat ini, posisi Indonesia berada pada urutan ketiga dunia negara eksportir
lada (putih dan hitam) setelah Vietnam dan Brazil. Untuk lada putih, meskipun
saat ini Indonesia masih merupakan pengekspor utama di dunia, namun posisinya
terancam oleh Vietnam.
Areal pengembangan lada tahun 2010 mencapai 186.296 ha dengan produksi
sekitar 84.218 ton yang tersebar di 29 provinsi dan hampir seluruhnya dikelola
oleh rakyat (99,90%) dengan melibatkan sekitar 324 ribu KK petani di lapangan.
Dengan demikian, apabila 1 KK diasumsikan terdiri dari 5 anggota keluarga maka
usaha lada ini mampu menghidupi sejumlah 1,62 juta petani di lapangan. Belum
termasuk masyarakat yang terlibat dalam perdagangan dan industri perladaan.
Namun demikian, dalam beberapa tahun terakhir terjadi pengurangan areal
lada yang diakibatkan beberapa faktor antara lain: (a) kekeringan; (b) serangan
penyakit busuk pangkal batang, hama penggerek batang dan bunga, serta penyakit
kuning dan kerdil utamanya di Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Timur,
dan Sulawesi Tenggara; (c) konversi areal lada baik untuk tambang maupun
komoditi lain seperti kelapa sawit, karet dan kakao.
Permasalahan yang dominan di lapangan adalah rendahnya produktivitas
tanaman lada yang baru mencapai rata-rata 723 kg/ha pada tahun 2010 dari
potensi di tingkat lapangan 2,5 ton/ha, atau di tingkat penelitian 4 ton/ha. Kondisi
tersebut antara lain diakibatkan intensitas serangan hama/penyakit lada, belum
menggunakan benih unggul, kurangnya pemeliharaan lada di tingkat lapangan,
dan lemahnya permodalan yang dimiliki petani.
Mempertimbangkan kondisi tersebut dan dalam rangka mengatasi berbagai
permasalahan pengembangan lada, salah satu upaya yang dilakukan adalah
rehabilitasi dan perluasan tanaman lada. Upaya ini sangat positif dan pada
umumnya akan memberikan dampak yang mampu menggairahkan masyarakat
petani. Hal ini sesuai dengan visi pembangunan perkebunan 2010-2014 yaitu
”Terwujudnya peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan
berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perkebunan”.
Untuk mendukung terlaksananya kegiatan rehabilitasi dan perluasan lada
rakyat dengan baik perlu disusun Pedoman Teknis sebagai acuan bagi
pelaksanaan kegiatan di lapangan.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa Saja Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Tanaman Lada?


1.2.2 Bagaimana Teknis Budidaya Tanaman Lada?
1.2.3 Bagaimana Respon Tanaman Lada Terhadap Faktor Lingkungan?
1.2.4 Bagaimana Prospek Pengembangan Tanaman Lada?
1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk Mengetahui Apa Saja Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi


Tanaman Lada.
1.3.2 Memahami dan Mengetahui Bagaimana Teknis Budidaya Tanaman Lada.
1.3.3 Memahami dan Mengetahui Bagaimana Respon Tanaman Lada Terhadap
Faktor Lingkungan.
1.3.4 Memahami dan Mengetahui Bagaimana Prospek Pengembangan Tanaman
Lada.
BAB II
FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI
TANAMAN LADA

2.1 Tanah dan Kesuburan Tanah

Pertama adalah jenis tanah, meskipun sebenarnya tanaman lada tidak


terlalu sudah untuk tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti Andisol, Vertisol,
Alfisol, Oxisol yang penting mengandung banyak zat hara, subur dan memiliki
drainase yang baik. Selain beberapa jenis tanah diatas terdapat satu jenis tanah
yang sangat baik untuk pertumbuhan tanaman lada yaitu Tanah liat berpasir
(Sandy clay).
2.2 Air

Kebutuhan tanaman terhadap air untuk setiap fase pertumbuhan akan


berbeda termasuk pada tanaman lada yang membutuhkan air dengan curah hujan
rata-rata 1000-3000 mm per tahun.

2.3 Suhu

Untuk mencapai pertumbuhan yang baik dan hasil produksi yang


memuaskan, sebaiknya lada ditanam di daerah beriklim tropis sinar matahari 10
jam/hr; suhu udara 20-34oC dan kelembaban udara optimal 60-80%.
(Artanti.2007).

2.4 Cahaya

Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat


mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Cahaya menurut Newton
(1642 - 1727) terdiri dari partikel-partikel ringan berukuran sangat kecil yang
dipancarkan oleh sumbernya ke segala arah dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Sementara menurut Huygens ( 1629 - 1695), cahaya adalah gelombang seperti
halnya bunyi. Perbedaan antara keduanya hanya pada frekuensi dan panjang
gelombangnya saja (Nurholilah, 2012). Tanaman lada tumbuh baik pada intensitas
cahaya yang rendah pada intensitas sekitar 30 -50 persen dari radiasi penuh.
2.5 Unsur Hara

Lada dapat tumbuh disemua jenis tanah, terutama tanah gembur berpasir
dengan unsur hara yang cukup dan drainase yang baik. Lada dapat tumbuh
optimal pada tanah yang netral dengan pH 6,0-7,0. Suhu tanah berkisara anatara
14-290C. Berikut sifat dan karakteristik yang dapat dilihat dari sifat fisik fisika,
kimiawi maupun biologisnya. Tanaman lada menghendaki kondisi tanah yang
memiliki aerasi dan drainase yang baik serta kelembaban udara antara 60-80%.

2.6 Kelembaban

Tanaman lada dapat tumbuh dengan subur pada daerah yang memiliki
kelembaban anatara 200 C sampai 340 C. Selain itu lada juga sangat menyukai
daerah yang bercurah hujan antara 2000-3000 MM pertahun.
2.7 Teknis Budidaya

2.7.1 Pemilihan bibit lada unggulan


Tahap pertama dalam proses cara menanam lada adalah pemilihan bibit
unggulan, dengan menggunakan bibit yang memiliki kualitas baik maka hasil
buah nantinya akan baik juga. Namun banyak petani pemula yang menganggap
penggunaan bibit unggulan tidak terlalu penting serta kurangnya pengetahuan
mengenai ciri dan cara memilih atau membuat bibit lada berkualitas, dibawah ini
akan kami jelaskan semuanya.
Ciri bibit lada unggulan :
1. Pertumbuhan bibit seragam, maksudnya adalah jika bibit yang anda
tanaman benar benar memiliki kualitas yang baik maka proses
pertumbuhannya akan seragam atau bareng
2. Tahan saat dipindah, bibit yang memiliki kualitas baik akan tahan saat
dipindahkan dari satu tempat ketempat lain.
3. Proses pertumbuhan cepat, anda bisa membedakan mana bibit yang
berkualitas dan bibit yang tidak berkualitas dengan melihat proses atau
lama pertumbuhan bibit, apakah lebih cepat atau lambat jika bibit yang
dipilih tumbuh lebih cepat dari masa pertumbuhan biasanya serta seragam
maka bibit tersebut berkualitas baik
Cara membuat bibit lada berkualitas :
Langkah pertama yang perlu anda lakukan adalah memenuhi persyarat lokasi
pembibit lada. Lokasi yang cocok untuk proses pembibitan adalah tempat datar,
dekat dengan sumber air, dekat dengan lokasi budiaya lada, bebas dari serangan
hama pengganggu
Setelah semua syarat lokasi anda siap, langkah selanjutnya yang harus dilakukan
adalah menyiapkan tempat penanam berupa polybag dan media tanan berupa
tanah biasa, tanah humus dan pupuk kandang kering
Pilih indukan lada yang subur, lalu potong cabang lada yang tidak terlalu tua
namun sudah memiliki batang dan daun
Selanjutnya tanam bahan steak tersebut kedalam polybag yang sudah diisi media
tanam
Lakukan penyiraman dan perawatan bibit lada hingga siap dipindah kelahan
tanam
2.7.2 Pengolahan lahan tanam lada
Cara menanam lada selanjutnya adalah pengolahan lahan tanam, meskipun
sebenarnya anda bisa menggunakan polybag langsung tapi dalam penggunaan
polybag jumlah tanaman terbatas. Oleh karena itu sebaknya untuk menggunakan
lahan kosong jika proses budidaya lada berjumlah banyak, berikut ini adalah
langkah demi langkah pengolahan lahan tanaman lada.

Cara pengolahan lahan tanam lada :


1. Persiapkan lokasi lahan yang sudah memenuhi persyaratan tumbuh
tanaman lada diatas, setelah itu siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk pengolahan lahan tanam berupa cangkul, sabit, tanah
humus, pupuk kandang kering.
2. Selanjutnya bersihkan lahan dari hama pengganggu baik rumput atau
tanaman yang tidak berguna lainnya.
3. Setelah lahan bersih, lakukan penggemburan tanah dengan mencangkul
berkedalam 40 cm dalam proses ini anda bisa menambahkan tanah humus
dan pupuk kandang agar tanah lebih kaya akan unsur hara (biarkan selama
7 hari).
4. Setelah lahan dibiarkan selama 1 minggu anda bisa melanjutkan ke tahap
selanjutnya yaitu pembuatan bedengan dengan ukuran lebar 135-140 cm,
ketinggian 50 cm, panjang sesuaikan dengan kondisi lahan serta buat
drainase disekitar bedengan agar proses pengaliran air lancar.
5. Tahap terakhir buatlah lubang yang akan digunakan untuk penanam bibit
lada yang sudah disiapkan sebelumnya dengan jarak 40 cm antar lubang.

2.7.3 Proses Penanam Lada


Penanaman lada dilakukan jika bibit sudah berumur cukup serta memang
benar benar siap ditanam, karena jika bibit dipindahkan dalam waktu yang tidak
tepat potensi kematiannya akan tinggi. Cara menanam lada, kita bisa mengambil
bibit lada yang sudah berusia dan memiliki ciri ciri siap ditanam pada lahan yang
sudah disiapkan sebelumnya. Ambil bibit lada dari tempat pembibitan, sobek
polybag lalu keluar bibit beserta tanahnya dan tanam kedalam lubang yang sudah
disiapkan tadi tutup kembali menggunakan tanah yang sudah dicampur pupuk
kandang.

2.7.4 Proses Perawatan Tanaman Lada


Perawatan tanaman lada dilakukan agar buah yang dihasilkan melimpah atau
banyak, sehingga para petani bisa mengalami untung yang banyak saat
memasarkannya. Disini kami akan menyajikan proses perawatan tanaman yang
masuk dalam salah satu tahap cara menanam lada terpenting dibawah ini.
1. Pembuatan sulur
Cara perawatan tanaman lada yang pertama adalah pembuatan sulur, tujuan
dilakukan pembuatan sulur agar cabang baru dari tanaman lada dapat merambat di
tiang tiang sulur tersebut. Anda bisa membuat tiang sulur dari bambu yang sudah
dipotong.
2. Penyiangan
Selanjutnya adalah penyianngan atau pembersihan lokasi lahan tanaman lada
dari rumput dan hama pengganggu lainnya, kegiatan ini dilakukan pada lahan
yang sudah mulai ditumbuhi rumput biasanya pada 2 minggu awal penanaman.
3. Pemupukan susulan
Perawatan tanaman lada berikutnya adalah pemupukan susulan, tujuan
dilakukan kegiatan ini agar tanaman mendapat asupan yang digunakan untuk
pembuatan makanan atau fotosintesis ditambah jika tanaman lada sudah mulai
berbuah maka kebutuhan akan zat hara akan bertambah.

2.7.5. Proses panen


Cara menanam lada yang terakhir dan yang paling ditunggu tunggu oleh
petani adalah proses panen, namun perlu anda ingat proses panen tidak dapat
dilakukan secara sembarangan karena dapat merusak kualitas buah lada. Cara
menanam lada dari awal hingga proses panen ini memang membutuhkan waktu
yang panjang namun semua itu akan terbayar jika hasil panen sesuai dengan
harapan diawal.
Tanaman lada yang siap dipanen biasanya berumur 6-7 bulan dari waktu
awal penanaman lada serta buah sudah berwarna hijau tua. Selain itu juga bisa
mengecek buah lada siap dipanen atau belum dengan cara memijit buah sudah
keras/ masih lunak. Setelah itu terdapat penjelasan cara panen lada yang benar
Buah harus dipetik secara selektif, dan panen harus dilakukan sesering mungkin
selama musim panen. Dengan seringnya dilakukan pemetikan selama musim
panen ini, dapat diharapkan buah lada yang di petik menjadi seragam. Bila
pemetikan lada hanya dilakukan satu atau dua kali selama musim panen,
kemungkinan buah yang tidak matang atau terlalu tua akan ikut terbawa
Buah lada yang jatuh ke tanah harus diambil secara terpisah dan tidak boleh
dicampur dengan buah lada yang berasal dari pohon. Buah lada yang jatuh ke
tanah harus diproses secara terpisah untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan
Pemetikan lada harus dilakukan dengan cara yang higienis /bersih, dikumpulkan
dan di angkut di dalam kantong atau keranjang yang bersih untuk dibawa
ketempat pemrosesan.

2.8 Ketinggian Tempat

Tinggi rendahnya tempat mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas


tanaman lada. Untuk mencapai produktivitas optimal jika lada dibudidayakan di
dataran rendah, yaitu di wilayah dengan ketinggian 3 -1.000 m dari
permukaan laut. Lada yang ditanam di dataran menengah atau tinggi (lebih dari
1.000 m.d.p.l), pertumbuhan vegetatifnya yaitu akar, batang, dan daun lebih
dominan dibandingkan dengan kemampuannya menghasilkan buah (Sutarno dan
Andoko, 2005). Tingkat kemiringan lahan yang ideal bagi tanaman lada adalah
maksimal 15%. Berdasarkan pemantauan dilapangan, dataran rendah merupakan
tempat paling dominan untuk menanam lada dengan ketinggian kurang dari
200 m dpl. Lada yang ditanam di dataran rendah akan menghasilkan
pertumbuhan vegetatif yang terbaik dan berbuah sangat lebat.

Anda mungkin juga menyukai