SPH Pencernaan Sipejar-1
SPH Pencernaan Sipejar-1
NIM: 190341621637
Offering: A 2019
1.
NO SALURAN PENCERNAAN TUNIKA PENYUSUNNYA
1. Esofagus Tunika Mukosa
Terdiri dari lamina epitalia, lamina propria, dan muskularis
mukosa. Pada lamina epitelia tersusun dari seel epitel silindris
selapis. Dan pada bagian epitel esofagus juga ditemukan sel
mukosit. (Hidayatullah dkk, 2012).
Sel mukosit mengandung lendir yang berfungsi sebagai
pelumas makanan untuk menuju ke lambung agar dinding
pada esofagus tidak mengalami kerusakan. (Hafez dkk, 2013)
Tunika Submukosa
Pada tunika ini terdapat lamina propria, dan dibagian lamina
propria dan tunika submukosa ditemukan jaringan ikat
kolagen yang memiliki fungsi untuk menguatkan lipatan
mukosa esofagus. Pada tunika ini juga ditemukan adanya
pembuluh darah, limfe, saraf.
Tunika Muskularis
Tunika muskularis ini yang terlihat sangat tipis dan mirip
seperti garis. Pada tunika hanya ditemukan satu lapisan otot
saja yang memiliki bentuk yang sangat tipis yaitu otot sirkuler
dan tidak ditemuka serat otot longitudinal. (Mokhtar, 2015)
Tunika Serosa
Pada tunika serosa ini hanya mengandung jaringan ikat tidak
teratur dan serat kolagen yang terletak dibagian paling luar
tunika serosa. Tunika serosa terlihat sangat tipis bentuknya.
(Senarat dkk, 2013)
2. a. Mengaktifkan enzim dalam proses pengubahan enzim pepsinogen menjadi pepsin apabila pH
yang dimiliki sejumlah 1,8 sampai 3,5, Membunuh Kuman, Perbaiki Asam Lambung, Bahan Penghasil
Energi yaitu pada proses pencernaan dari sukrosa, Mencerna Makanan.
b. Pada lambung memiliki empat macam tunika yaitu tunika mukosa, tunika submukosa, tunika
muskularis, dan tunika serosa. Pada tunika mukosa memiliki tiga macam sel yaitu sel goblet, sel parietal,
dan sel chief. Sel goblet inilah yang memiliki peran penting dalam perlindungan dinding lambung akibat
kerusakan yang disebabkan oleh enzim-enzim dan asam lambung, karena sel goblet dapat memproduksi
mukus yang digunakan untuk perlinsungan. (Sari, 2016)
3. a. Sebagai detoksifikasi dan inaktivasi, sekresi empedu, fungsi metabolik, penyimpaanan metabolit,
sintesis protein.
b. Pada masalah pencernaan makanan bisa terjadi koletasis dan jaundice, keadaan ini terjadi kegagalan
dalam prosuksi empedu. Kegagalan produksi empedu adalah definisi dari kolestasis. Pada kolestasis akan
mengakibatkan gagalnya proses penyerapan pada lemak, vitamin, dan bisa juga terjadi penimbunan asam
empedu, bilirubin, dan kolesterol di hati. Jaundice adalah keadaan dimana bilirubin dalam sirkulasi aliran
darah dan pigmen empedu pada kulit, membran mukosa, dan bola mata. (Depkes RI, 2007)
4. Lambung tidak dapat menyerap sari-sari makanan karena tidak memiliki sel penyusun tunika-tunika,
tetapi terdapat sel-sel yang berfungsi untuk menghasilkan mukus dan penyekresian mukus. Di dalam
lambung hanya terjadi penyimpanan makanan sementara waktu untuk penghancuran makanan, pada
lambung terjadi proses pencernaan makanan secara kimiawi. Proses pencernaan kimiawi terjadi proses
pengahasilan enzim yang digunakan untuk mengubah bentuk kandungan makanan.