Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Pengertian Sistem Kemudi
Sistem kemudi berfungsi untuk memungkinkan perubahan arah kemana
kendaraan itu bergerak, pengarahanini di lakukan oleh kemudi dengan jalan
memutarkan roda kemudi untuk merubah arah roda-roda depan. Perputaran roda
kemudi memutarkan poros utama yang berhubungan dengan roda kemudi, roda
gigi kemudi yang terdapat pada bagian bawah poros utama merubah gerak poros
utama menjadi gerakan mendatar dan gerakan ini di pindahkan ke lengan pitmen
yang berhubungan dengan roda-roda depan bantuan sambungan-sambungan,
bila sebuah roda terdorong maka roda lainya akan tertarik dan memungkinkan
roda-roda berputar mengelilingi kingpin atau sambungan roda (Daryanto,
sudarto, 2009 : 44).
Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan
cara membelokan roda depan. Cara kerjanya bila steering wheel (roda kemudi)
di putar, steering column (batang kemudi) akan meneruskan tenagan putarannya
ke steering gear (roda gigi kemud). Steering gear memperbesar tenaga putar ini
sehingga di hasilkan momen puntir yang lebih besar untuk di teruskan ke
steering lingkage. Steering lingkage akan meneruskan gerakan steering gear ke
roda-roda depan. (Novriza, 2011)
Sistem kemudi adalah salah satu sistem pada kendaraan yang berfungsi
untuk mengendalikan kendaraan, dengan cara mengatur arah ban depan ke kiri
atau ke kanan sesuai kehendak pengemudi. Cara kerja sistem kemudi adalah
ketika steering wheel di putar, steering column (batang kemudi) akan
meneruskan tenagan putarannya ke steering gear (roda gigi kemud). Steering
gear memperbesar tenaga putar ini sehingga di hasilkan momen puntir yang
lebih besar untuk di teruskan ke steering lingkage. Steering lingkage akan
meneruskan gerakan steering gear ke roda-roda depan.

2. Mobil Listrik
Menurut M. Abdul Rahman dalam Jurnal Riset Daerah Vol. XII
(2013:2) mengungkapkan bahwa mobil listrik adalah suatu kendaraan yang
sudah di komersilkan dan sudah di gunakan sehari-hari oleh masyarakat secara
luas dengan menggunakan baterai sebagai pengganti bahan bakar minyak
(BBM)
Mobil listrik adalah mobil yang digerakkan dengan motor listrik DC,
menggunakan energi listrik yang disimpan dalam beterai atau tempat
penyimpanan energi. Mobil listrik memiliki beberapa kelebihan dibandingkan
dengan mobil berbahan bakar BBM secara umum. Hal yang paling utama
adalah mobil listrik tidak menghasilkan polusi udara, mobil listrik jauh lebih
ramah lingkungan biaya perawatan lebih murah, ditambah teknologi baterai
yang semakin maju dari mobil bensin, selain itu mobil listrik juga mengurangi
efek rumah kaca karena tidak membutuhkan bahan bakar fosil sebagai
penggerak utamanya.

3. Jenis –jenis Sistem kemudi


Menurut kholis Nur Faizan dalam Jurnal Inovtek Polben Vol. 07 dengan
judul Rancang bangun Kopling Pada Pompa Power Steering Suzuki Vitara
(2017:1) menyimpulkan bahwa sistem kemudi merupakan suatu mekanisme
pada kendaraan yang berfungsi untuk mengatur arah kendaraan dengan cara
membelokan roda depan. Sistem kemudi yang biasa di terapkan pada kendaraan
roda empat pada dasarnya memiliki dua jenis, yaitu sistem kemudi manual dan
otomatis
A. Sistem kemudi manual
a. Sistem kemudi manual
pada dasarnya sistem kemudi manual tidak banyak memiliki
komponen yang menambah tenaga untuk membelokan kendaraan,
sehingga penegmudi cenderung mengeluarkan tenaga yang cukup
besar untuk mengarahkan kendaraan
Gambar 1. Sistem kemudi manual
(Sumber: Modul K013 Memperbaiki Sistem Kemudi)
b. Sistem kemudi rack dan pinion

Gambar 2. Sistem kemudi rack dan pinion


(Sumber: Modul K013 Memperbaiki Sistem Kemudi)
B. Sistem kemudi otomatis
a. Powersteering
Dengan tambahan power steering pengemudi tidak perlu
mengeluarkan tenaga yang besar karena pada sistem kemudi power
steering ini di bantu oleh tenaga hidraulik yang membuat pengendara
lebih mudah mengarahkan kendaraan.
Gambar 3. Sistem kemudi power steering
(Sumber: Modul K013 Memperbaiki Sistem Kemudi)
4. Wheel Aligment
Wheel algiment (geometri roda) adalah sudut-sudut kemiringan roda
yang di bentuk oleh garis sumbu vertikal jika kendaraan di pandang dari
depan,samping, atau atas. (Novriza, 2011) Wheel aligment adalah penyetelan
sudut geometris dan ukuran roda-roda yang terdiri dari camber, caster, toe-in,
kingpin inclination, dan turning radius. Wheel aligment sangat berpengaruh
pada derajat sumbu belok dan kenyamanan pengemudi, jika tidak di
perhitungkan dengan matang maka bisa menyebabkan berubahnya derajat
sumbu belok pada kendaraan, timbulnya rasa tidak nyaman pada pengemudi,
dan berpengaruh pada keausan ban

5. Faktor-faktor yang mempenharuhi Wheel aligment


A. Sudut caster
Muksin Rasyid Harahap dalam Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Fakultas
Teknik UISU Vol. 1 yang berjudul Urgensi Spooring dan Balaning roda
Mobil Jenis Kendaraan Ringan menyatakan bahwa sudut caster dalah
sudut antara king-pin dengan garis vertikal yang di lihat dari samping
kendaraan. caster ini ada yang positif dimana kemiringan pada bagian
atasnya mengarah ke belakang kendaraan, sedangkan caster negatif
berlawanan dengan caster negatif.(2016:1) Sudut caster adalah sudut yang
dibentuk oleh perpanjangan garis sumbu. kedua buah ball joint ( garis king
pin ) dengan garis vertikal bila dilihat dari samping kendaraan jarak antara
titik potong perpanjangan garis king pin dan jalan dengan titik pusat
persinggungan ban , dan jalan disebut trail/tread.
Gambar 4. Sudut caster
(Sumber: K013 Memperbaiki Sistem Kemudi)
Joko Dewanto dan Hendrik Heryanto dalam Jurnal Vol 2 yang berjudul
Pemanfaatan Sistem Bluethoot Pada Mesin Spooring menyatakan bahwa
sudut caster terbagi menjadi tiga bagian di antaranya adalah positif caster
yaitu ketika bagian atas sumbu kemudi berada di belakang garis vertikal,
sedangkan bagian bawah sumbu putar keudi berada di bagian depan garis
vertikal di lihat dari samping kendaraan, negatif caster yaitu ketika bagian
atas sumbu kemudi berada di belakang garis vertikal dan bagian
bawahnya berada di belakang garis vertikal dilihat dari samping
kendaraan, lalu ada zero caster yaitu ketika bagian atas sumbu kemudi
sejajar dengan garis vertikal di lihat dari samping kendaraan. (2016:2)

Gambar 5. Sudut caster positif


(Sumber: K013 Memperbaiki Sistem Kemudi)
Gambar 6. Sudut caster negatif
(Sumber: K013 Memperbaiki Sistem Kemudi)
B. Sudut chamber
Muksin Rasyid Harahap dalam Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Fakultas
Teknik UISU Vol. 1 yang berjudul Urgensi Spooring dan Balaning roda
Mobil Jenis Kendaraan Ringan menyatakan bahwa sudut chamber adalah
sudut kemiringan ban pada bagian atasnya yang di lihat dari depan atau
belakang kendaraan sudut chamber ada yang positif dan ada yang negatif.
Chamber positif yaitu kemiringan roda ke arah luar pada bagian atasnya
sengankan chamber negatif adalah kemiringan roda ke arah dalam pada
bagian atasnya. (2016:1) sudut chamber adalah sudut yang di bentuk oleh
garis simetris ban terhadap garis vertikal kendaraan jika dilihat dari depan
ataupun bagian belakang kendaraan

Gambar 6. Sudut chamber


(Sumber: K013 Memperbaiki Sistem Kemudi)
Joko Dewanto dan Hendrik Heryanto dalam Jurnal Vol 2 yang berjudul
Pemanfaatan Sistem Bluethoot Pada Mesin Spooring menyatakan bahwa
sudut chamber terbagi menjadi tiga jenis yaitu positif chamber yaitu
apabila bagian atas roda miring ke arah luar di lihat dari depan kendaraan
sehingga membuat sudut dengan garis vertikal, negatif chamber yaitu apa
bila bagian atas roda miring ke arah dalam di lihat dari depan kendaraan
sehingga membuat sudut dengan garis vertikal, zero chamber yaitu
apabila tidak ada kemiringan roda dimana bagian atas roda sejajar atau
segaris dengan garis vertikal di lihat dari depan kendaraan. (2016:2)

Gambar 7. Sudut chamber


(Sumber: K013 Memperbaiki Sistem Kemudi)
C. King pin inclination
King pin inclination adalah kemiringan king pin terhadap garis
vertikal bila dilihat dari depan atau belakang kendaraan. Muksin Rasyid
Harahap dalam Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Fakultas Teknik UISU Vol. 1
yang berjudul Urgensi Spooring dan Balaning roda Mobil Jenis Kendaraan
Ringan menyatakan bahwa dengan adanya king-pin inklinasi bersama-
sama caster, maka off-set akan menjadi sangat kecil dan kemudi akan lebih
stabil, karena roda-roda berputar disekitar king-pin khususnya ketika
kendaraan sedang berhenti. (2016:1)

Gambar 8. King pin inclination


(Sumber: K013 Memperbaiki Sistem Kemudi)
D. Toe-in
Muksin Rasyid Harahap dalam Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Fakultas
Teknik UISU Vol. 1 yang berjudul Urgensi Spooring dan Balaning roda
Mobil Jenis Kendaraan Ringan menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
toe in adalah selisih jarak antara proyeksi pertengahan lebar ban bagian
belakang lebih besar dari bagian depa.(2016:1) toe-in adalah titik tengah
ban kiri dan ban kanan pada bagian belakang ( A ) dengan jarak antara titik
tengah ban kiri dan kanan pada bagian depan ( B ) , dan roda depan. dilihat
dari atas kendaraan.

Gambar 9. Toe-in
(Sumber: K013 Memperbaiki Sistem Kemudi)
E. Turning angle/turning radius (sudut belok)
Adalah besarnya sudut belok pada roda depan. Muksin Rasyid Harahap
dalam Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Fakultas Teknik UISU Vol. 1. yang
berjudul Urgensi Spooring dan Balaning roda Mobil Jenis Kendaraan
Ringan menyatakan bahwa pentingnya turning radius terutama bila ukuran
bannya besar serta kecepatan kendaraan bertambah. Besarnya turning
radius di ukur dengan jalan menempatkan roda-roda depan di atas tum-ble
dengan jalan memutar steer kekiri atau kekanan lebih kurang 20 derajat
dan tergantung pada kendaraan yang diukur serta spesifikasinya. (2016:1)
Gambar 9. Sudut belok (turning angel)
(Sumber: K013 Memperbaiki Sistem Kemudi)
B. Penelitian Relevan
1. Joni dewanto dan Dicky efendi (2013) yang berjudul “Pengaruh Sudut Camber
Roda depan pada Kemampuan Belok Mobil Model 4 dan 2 Roda penggerak
(4WD dan RWD)”. Sudut chamber roda depan yang negatif dapat berdampak
menurunkan kemampuan belok mobil baik jenis 4WD maupun RWD.
2. Muksin Rasyid Harahap (2016) yang berjudul “Urgensi Sporing dan Balansing
Roda Mobil Jenis Kendaraan Ringan”. Menyimpulkan bahwa beberapa jenis
keausan pada kendaraan baik normal maupun tidak normal;
a. Keausan pada bahu/kedua tepi ban, akibat tekanan ban yang kurang
dari semestinya
b. Keausan ban pada bagian tengah, akibat tekanan terlalu tinggi
c. Telapak ban mengelupas, akibat sering ngebut atau mengakselerasi
tiba-tiba
d. Keausan ban yang tak karuan, akibat sering mengerem mendadak
e. Keausan ban pada satu bahu, akibat sudut chamber yang tidak tepat
f. Telapak ban berumbai-umbai, akibat toe-in atau toe-out tidak tepat
g. Keausan yang tidak teratur, akibat roda tidak balans
h. Ban yang aus seluruhnya sangat berbahaya jika terus dipergunakan
Di sarankan pada pengendara bermotor agar betul-betul memperhatikan
kondisi dari ban serta perawatan yang berhubungan dengan kenyamanan
dalam mengemudi atau front wheel alignment.
3. Yehezkiel Marianus Limantoro dan Joni Dewanto (2012) yang berjudul
“Pengaruh Sudut Chamber Roda Depan Pada Kemampuan Belok Mobil
Model Dengan Penggerak Roda Depan”. Semakin negatif chamber roda
depan, maka radius belok minimum mobil semakin besar/melebar. Dan
semakin tinggi kecepatan mobil maka radius belok minimum mobil juga
semakin besar. Hal ini disebabkan karena semakin negatif chamber roda depan
maka luas permukaan ban yang menempel pada keramik semakin sedikit dan
berakibat kurangnya grip dari roda depan.
4. Dicky Efendi dan Joni Dewanto (2013) yang berjudul “Pengaruh Sudut
Chamber Roda Depan Pada Kemampuan Belok Mobil Model Dengan
Penggerak Empat Roda”. Pada penggerak 4WD pada sudut negatif tertenti
radius belok akan membesar tetapi pada sudut yang lain radius belok semakin
kecil. Radius belok mobil penggerak 4WD lebih minimum dari pada radius
belok RWD, karena pada mobil berpenggerak 4WD gaya terbagi rata
dikeempat roda dan pada waktu belok keempat roda mempunyai gaya untuk
melaju. Sedangkan pada mobil berpenggerak RWD gaya hanya berada di 2
roda bagian belakang sehingga pada waktu belok tidak ada gaya pada ban
bagian depan yang digunakan untuk belok. Hal ini menyebabkan bahwa mobil
4Wdlebih mudah di kendalikan dari pada mobil RWD

C. Kerangka Berfikir
Mobil listrik adalah hasil pengembangan dari mobil berbahan bakar minyak,
tidak jauh berbeda seperti pendahulunya banyak faktor yang mempengaruhi mobil
listrik agar bisa melaju dengan nyaman dan aman, seperti pada bentuk chasis atau
rangka sampai ke penyetelan sumbu geometris roda atau wheel aligment. Wheel
aligment adalah sudut kemiringan roda jika kendaraan di lihat dari depan, samping,
atau atas. Keberhasilan penyetelan pada wheel aligment ini juga di dukung oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah.
Penyetelan pada sudut chamber, caster, kingpin inclination, toe-in, dan turning
angel yang mana jika penyetelan pada sudut tersebut di lakukan dengan baik dan
benar maka dapat di pastikan mobil dapat melaju dan berbelok dengan nyaman dan
stabil. Chamber adalah sudut kemiringan roda bagian atas yang megarah ke bagian
dalam atau luar yang besar sudut kemiringannya di ukur dalam skala derajat. Sudut
chamber sangat berpengaruh pada sudut belok kendaraan dan kenyamanan
pengendara pada saat menggerakan kemudi kendaraan, ini dikarenakan jika sudut
kemiringan roda bagian atas mengarah kedalam atau di sebut sudut positif akan
mengakibatkan pengemudian pada kendaraan menjadi ringan, namun jika
penyetelannya tidak di lakukan dengan benar maka akan menyebabkan keausan pada
bagian luar roda menjadi sangat cepat. Jika sudut kemiringan roda bagian atas
mengarah ke dalam atau di sebut sudut negatif akan mengakibatkan bebasnya
bantalan roda bertambah dan dapat menambah momen bengkok pada spindle
kendaraan dan jika penyetlan pada sudut negatif tidak di lakukan dengan benar maka
akan menyebabkan kendaraan berat pada saat di kemudikan.
Berdasarakan pernyataan yang di atas dapat di tarik kesimpulan, bahwa semua
kendaraan terutama mobil listrik harus di lakukan penyetlan pada wheel aligment,
terutama pada sudut chamber yang akan mempengaruhi kenyamanan dan keamanan
pengemudi pada saat melaju maupun berbelok sehingga menghasilkan judul
Pengaruh Penyetlan Sudut Chamber Terhadap Sudut Belok Mobil Listrik.

D. Pertanyaan penelitian
1. Berapa derajat sudut positif atau negatif yang di dapatkan pada sudut chamber
prototype mobil listrik?
2. Berapa derajat sudut belok yang di dapat setelah melakukan penyetelan pada
sudut chamber protype mobil listrik?
3. Setelah di lakukang test ride, berapakah derajat sudut chamber yang aman dan
nyaman pada ptotype mobil listrik?

Anda mungkin juga menyukai