Anda di halaman 1dari 18

Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pasien post operasi

TUR dengan Spinal Anestesi (Muh. Hasanudin)

GAMBARAN PERILAKU REMAJA PUTRI PADA


MASA PUBERTAS DI DESA TANJUNGREJO
GROBOGAN

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan

Disusun Oleh :

RIDA CAHYA PRABAWANI


J 210.110.014

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
1
Gambaran Perilaku Remaja Putri Pada Masa Pubertas Di Desa Tanjungrejo Grobogan 2
(Rida Cahya Prabawani)

PENELITIAN

GAMBARAN PERILAKU REMAJA PUTRI PADA


MASA PUBERTAS DI DESA TANJUNGREJO
GROBOGAN

Rida Cahya Prabawani*


Siti Arifah, S.Kp., M.Kes **
Endang Zulaicha S, S.Kp., M.Kep **

Abstrak

Pubertas merujuk pada saat terdapat kemampuan reproduksi, matangnya


organ reproduksi ditandai dengan haid pada anak perempuan. Pada masa tersebut
muncul masalah-masalah yang disebabkan terjadinya perubahan fisik dan
hormonal yang menimbulkan kecemasan, penolakan dan rasa malu, sifat persepsi
tersebut membentuk perilaku seseorang. Penelitian ini bertujuan mengetahui
gambaran perilaku remaja putri pada masa pubertas di Desa Tanjungrejo
Kabupaten Grobogan. Penelitian ini adalah penelitian descriptive eksploratif.
Sampel penelitian adalah 76 Remaja Putri yang sudah mengalami menstruasi di
Desa Tanjungrejo Kabupaten Grobogan. Hasil penelitian adalah: (1) Perasaan
remaja putri dalam menghadapi menstruasi pertama kali adalah merasa sedih,
malu, gelisah, khawatir, bingung dan takut. Orang pertama yang diberitahu adalah
ibu, budaya seputar menstruasi adalah tidak boleh keramas ketika menstruasi,
penggunaan pembalut menunjukan semua remaja putri menggunakan pembalut
modern, perilaku remaja putri terhadap bekas pembalut yang telah digunakan
adalah membuang pembalut dengan terlebih dahulu mencuci, membungkus dan
dibuang di tempat sampah, jumlah penggunaan pembalut sebanyak 3 buah
pembalut sehari, (2) Perilaku remaja putri dalam menghadapi nyeri haid adalah
menggunakan obat-obatan pereda nyeri yang dijual bebas di toko. (3) Perilaku
remaja putri dalam menghadapi jerawat menunjukkan sebagian besar
menggunakan obat jerawat yang dijual bebas di toko (4) Perilaku remaja putri
dalam menghadapi bau badan adalah sebagian besar remaja putri menggunakan
deodorant (5) Perilaku remaja putri dalam menghadapi perubahan bentuk tubuh
menunjukkan sebagian besar merasa tidak menyukai bentuk tubuhnya.

Kata kunci: remaja putri, pubertas, menstruasi budaya, jerawat, bau badan,
bentuk tubuh
Gambaran Perilaku Remaja Putri Pada Masa Pubertas Di Desa Tanjungrejo Grobogan 23
(Rida Cahya Prabawani)

DESCRIPTION OF ADOLESCENT BEHAVIOR ON PUBERTY


FUTURE IN THE VILLAGE TANJUNGREJO
GROBOGAN

By:
Rida Cahya Prabawani

Puberty refers to when there is a reproductive ability, maturation of the


reproductive organs is characterized by menstruation in girls. At the time
problems arise due to changes in the physical and hormonal changes cause
anxiety, denial and shame, the nature of these perceptions shape behavior. This
study aims to know the description of the behavior of teenage girls at puberty in
the village Tanjungrejo Grobogan. This research is descriptive exploratory study.
Samples were 76 girls who have experienced menstruation in the village
Tanjungrejo Grobogan. Results of the study are: (1) Feelings of young women in
the face of first menstruation is feeling sad, embarrassed, anxious, worried,
confused and afraid. The first person who told the mother, the culture surrounding
menstruation is not to be washed when menstruating, use sanitary napkins to show
all young women use sanitary napkins modern, behavior of adolescent girls
against former bandage that has been used is to remove the bandage by first
washing, wrapping and discarded in the trash , the amount of use of sanitary
napkins pads 3 pieces a day, (2) The behavior of young women in the face of
menstrual pain is to use pain relief medications that are sold freely in stores. (3)
The behavior of young women in the face of acne showed mostly using acne
medications that are sold freely in stores (4) The behavior of young women in the
face of body odor is mostly teenage girls use deodorant (5) The behavior of young
women in the face of changes in body shape shows some large felt like shape.

Keywords: girls, puberty, menstruation, culture, acne, body odor, body shape

.
Gambaran Perilaku Remaja Putri Pada Masa Pubertas Di Desa Tanjungrejo Grobogan 3
(Rida Cahya Prabawani)

PENDAHULUAN berkisar antara 9-13,5 tahun.


(Hockenberry, 2005).
Masa remaja merupakan Perubahan fisik pada masa
periode kehidupan terjadinya pubertas terjadi seiring dengan
perubahan biologis, psikologis dan perkembangan karakteristik seks
sosial (Rudolph, 2014). Batas usia primer dan sekunder (Rudolph,
remaja menurut WHO (2009), 2014). Masalah-masalah yang timbul
adalah 12-24 tahun. Di Indonesia pada saat menghadapi usia
jumlah remaja berusia 10 hingga 24 pubertas ini adalah hasil dari
tahun mencapai sekitar 64 juta atau perubahan fisik dan hormonal yang
27,6 persen dari total penduduk menimbulkan kecemasan,
Indonesia. Menurut badan pusat penolakan dan rasa malu (Kartono,
statistik (BPS) Jawa Tengah tahun 2006), dimana sifat persepsi
2014, kelompok umur 10-19 tahun tersebut membentuk perilaku
adalah sekitar 8.145.616 jiwa yang seseorang, apabila perilaku tersebut
terdiri dari 51,8% remaja laki-laki tidak didasari pengetahuan dan
dan 48,2% remaja perempuan. kesadaran, maka akan menimbulkan
Pada masa remaja, manusia perilaku yang tidak baik
mengalami kematangan dari segi (Notoadmodjo, 2007).
fisik psikologis maupun sosialnya Desa Tanjungrejo terletak di
(Depkes, 2007). Perubahan yang Kabupaten Grobogan dengan jarak
paling mencolok adalah fisik (Asriani tempuh 1 jam dari pusat Kota
dkk, 2012). Penyesuaian dan Grobogan dan masih kental dengan
adaptasi dibutuhkan untuk tradisi Jawa, dengan jumlah remaja
menghadapi perubahan ini agar putri usia 9-13 sebanyak 325 remaja
memperoleh identitas diri (Potter dan pada bulan Juni 2015. Dari studi
Perry, 2009). Masa remaja ini pendahuluan yang dilakukan tanggal
ditandai dengan pubertas (Papalia 28 Juni 2015 kepada 5 remaja putri
dkk, 2009). didapatkan hasil 5 remaja putri
Pubertas merujuk pada saat mengatakan cemas, takut dan malu
dimana terdapat kemampuan ketika mendapatkan menstruasi
reproduksi, matangnya organ pertama kali, remaja putri
reproduksi ditandai dengan haid mengatakan tidak tahu bagaimana
pada anak perempuan (Papaliadkk, cara menjaga kebersihan alat
2009). Pubertas berawal dari reproduksi saat menstruasi dan cara
perubahan hormonal yaitu hormon untuk mengurangi nyeri saat
estrogen pada wanita, dan hormon menstruasi. Sebagian dari remaja
testosteron pada pria. Hormon putri di Desa Tanjungrejo masih
esterogen pada perempuan melakukan tradisi yang dilakukan
berperan dalam timbulnya masyarakat setempat seperti
karakteristik seks sekunder seperti mereka diharuskan menaiki 3 anak
pertumbuhan payudara (Potter dan tangga agar menstruasi cepat
Perry, 2009), dan karakteristik seks selesai, 3 remaja putri mengatakan
primer seperti perubahan biologis meminum jamu kunyit asam agar
yang melibatkan organ-organ yang tidak sakit perut dan darah tidak
diperlukan untuk melakukan berbau amis dan ada 1 remaja putri
reproduksi seperti indung telur, tuba yang memakan kapur sirih agar alat
falopi, rahim dan vagina. Usia kelaminnya tidak gatal. Ada 3 remaja
pubertas pada anak perempuan putri yang malu dengan
payudaranya sehingga menutupinya
Gambaran Perilaku Remaja Putri Pada Masa Pubertas Di Desa Tanjungrejo Grobogan 4
(Rida Cahya Prabawani)

dengan memakai baju yang longgar di desa Desa Tanjungrejo


dan sering memperhatikan Kabupaten Grobogan dengan teknik
penampilannya di depan kaca, penentuan proportional random
remaja putri mengatakan tidak sampling.
percaya diri dengan bentuk
tubuhnya. Ketika mulai berjerawat 5 Instrumen Penelitian
remaja putri mengatakan minder, Penelitian ini menggunakan alat
ada 4 remaja putri membeli sabun ukur berupa kuesioner.
cuci muka di toko dan ada 1 remaja
putri mengatakan saat berjerawat Analisis Data
diolesi jeruk nipis. Saat timbul bau Analisa data pada penelitian ini
badan 2 remaja putri mengatakan adalah univariat yaitu
sudah menggunakan deodorant, 2 menggambarkan perilaku remaja
remaja putri yang lain mengatakan putri pada masa pubertas.
menggunakan bedak bau badan,
dan ada 1 remaja putri yang HASIL PENELITIAN DAN
menggunakan serbuk tawas yang PEMBAHASAN
ditaburkan di ketiak, 3 dari remaja
putri juga mengkonsumsi urap daun
beluntas yang menjadi kebiasaan
turun temurun di daerah tersebut
Gambaran Perilaku Remaja Putri
agar tidak bau badan dan keringat dalam Menghadapi Menstruasi
berlebih. Dari uraian tersebut peneliti
ingin melakukan penelitian tentang a. Perasaan Remaja Putri Ketika
bagaimana perilaku remaja putri di Menghadapi Menstruasi Pertama
Desa Tanjungrejo saat pubertas.
Tabel 1. Distribusi Responden
METODELOGI PENELITIAN Berdasarkan Reaksi Saat
Menstruasi Pertama Kali
Rancangan Penelitian (Menarche)
Gambaran Perasaan Frek %
Penelitian ini merupakan jenis Senang 5 7
penelitian kuantitatif, dengan desain Sedih, malu, gelisah, 60 79
penelitian yang digunakan deskriptif khawatir, bingung dan
eksploratif. Penelitian deskriptif takut
eksploratif yaitu jenis penelitian yang Takut 6 8
Bingung 5 7
bertujuan untuk menemukan Total 76 100
sesuatu yang baru. Sesuatu yang
baru itu dapat saja berupa b. Orang yang Pertama Diberitahu
pengelompokkan suatu gejala, fakta,
dan penyakit tertentu (Arikunto, Tabel 2. Distribusi Responden
2010). Berdasarkan Orang
Pertama yang diberitahu
Populasi dan Sampel oleh Remaja Putri Ketika
Populasi dalam penelitian ini Mendapatkan Menstruasi
adalah semua remaja putri yang Pertama
Orang pertama yang Frek %
sudah mengalami pubertas di Desa diberitahu
Tanjungrejo Kabupaten Grobogan Ibu 49 65
yang berjumlah 325 remaja yang Kakak/adik 14 18
terdapat pada 7 Dusun dan 35 RT. Teman 13 17
Sampel penelitian adalah 79 remaja Total 76 100
Gambaran Perilaku Remaja Putri Pada Masa Pubertas Di Desa Tanjungrejo Grobogan 5
(Rida Cahya Prabawani)

c. Budaya atau Kepercayaan yang e. Dismenore.


Dilakukan Seputar Menstruasi Tabel 8. Distribusi Responden
Tabel. 3. Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku
Berdasarkan Budaya ketika Dismenore
atau Kepercayaan yang Perilaku Ketika Dismenore Frek %
Dilakukan Seputar Meminum obat nyeri haid 44 58
yang dijual bebas di toko
Menstruasi Mengompres daerah nyeri 8 11
Budaya atau Frek % dengan air hangat
Kepercayaan Minum obat nyeri + 8 11
Menaiki 3 anak tangga 1 1 mengompres
Tidak boleh keramas 42 55 Minum obat nyeri + kunyit 5 7
Naik 3 anak tangga dan 10 13 asam
tidak boleh keramas Mengompres + kunyit 2 3
Tidak ada pantangan 23 30 asam
Total 76 100 Kunyit asam 9 12
Total 76 100
d. Perineal Hygiene
Tabel 4. Distribusi Responden Gambaran Perilaku Remaja Putri
Berdasarkan Jenis dalam Menghadapi jerawat
Pembalut yang
digunakan saat Tabel 9. Distribusi Responden
menstruasi Berdasarkan Perilaku
Jenis pembalut Frek % Remaja Putri dalam
Pembalut modern 76 100 Menghadapi Jerawat
Pembalut tradisional 0 0 Perilaku Remaja dalam
Frek %
Kombinasi 0 0 Menghadapi Jerawat
Lain-lain 0 0 Menggunakan obat jerawat 25 33
Total 76 100 yang dijual bebas di toko
Rutin membersihkan wajah 13 17
Tabel 5. Distribusi Responden dengan pembersih wajah
Obat jerawat + 30 40
Berdasarkan Jumlah membersihkan wajah
Pembalut yang dengan pembersih wajah
digunakan saat Membersihkan wajah + 1 7
menstruasi per hari jeruk nipis
Jumlah Pembalut Frek % Jeruk nipis 7 9
2 pembalut 20 26 Total 76 100
3 pembalut 30 40
4 pembalut 26 34 Gambaran Perilaku Remaja Putri
Total 76 100 dalam Menghadapi Bau Badan
Tabel 10. Distribusi Responden
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku
Berdasarkan Perilaku Remaja Putri dalam
terhadap Pembalut yang Menghadapi Bau Badan
telah dipakai Perilaku Menghadapi Bau
Perilaku terhadap Frek % Badan
Frek %
Pembalut Mencuci ketiak, membasuh 8 11
Dicuci, dibungkus, buang 47 62 ketiak, menggunakan
ke tempat sampah deodorant dan parfum, dan
Dibungkus, langsung 28 37 memakai kain katun
dibuang ke sampah Mencuci ketiak, mencukur 15 20
Langsung dibuang ke 1 1 ketiak mandi 2 x sehari,
tempat sampah dan memakai deodorant
Total 76 100 Mandi 2 kali sehari dan 48 63
menggunakan deodorant
Lain-lain (Kemangi, urap 5 7
daun beluntas dan tawas)
Gambaran Perilaku Remaja Putri Pada Masa Pubertas Di Desa Tanjungrejo Grobogan 6
(Rida Cahya Prabawani)

Total 76 100 akan berangsur hilang seiring


Gambaran Perilaku Remaja Putri dengan datangnya
dalam Menghadapi Perubahan pengetahuan pada remaja
Bentuk Tubuh tentang keadaannya saat itu,
Tabel 11. Distribusi Responden yaitu datangnya menstruasi
Berdarakan Perilaku pertama (menarche) yang
Remaja Putri dalam menandakan kedewasaan
Menghadapi Perubahan pada remaja, dan rasa sakit
Bentuk Tubuh merupakan bagian dari
Perilaku Menghadapi Bau proses tersebut dan tidak
Frek %
Badan
selalu datang menyertai
Merasa berat badan 10 13
sesuai menstruasi (Yusuf, dkk,
Merasa tinggi badan 5 7 2013).
sesuai Munculnya rasa sedih
Tidak suka berat badan 4 5 pada remaja yang
bertambah
Tidak suka dengan 42 55
menghadapi menstruasi
bentuk tubuh tersebut sebagaimana
Tidak suka berat badan 15 20 dikemukakan dalam
bertambah dan tidak penelitian Nur’aini (2012)
suka dengan bentuk yang mengungkapkan bahwa
tubuh
Total 76 100 datangnya menarche pada
remaja putri menimbulkan
rasa sedih yang disebabkan
Pembahasan ketidakpahaman remaja putri
akan kondisi yang dialaminya
1. Gambaran Perilaku Remaja pada saat tersebut.
Putri dalam Menghadapi Dalam penelitian ini
Menstruasi terdapat responden yang
1) Perasaan remaja putri ketika memiliki rasa senang ketika
menghadapi menstruasi menstruasi. Ketika
pertama mendapatkan menstruasi
Perilaku remaja putri remaja memiliki tanggapan
dalam menghadapi yang berbeda. Ketika mereka
menstruasi menunjukkan tidak mengetahui keadaan
bahwa sebagian besar yang dialaminya, maka
merasa sedih, malu, gelisah, mereka akan cenderung
khawatir, bingung dan takut. takut dan khawatir dengan
Rasa sedih disebabkan kondisi keluarnya darah dari
remaja belum memahami organ kelamin mereka.
keadaan yang terjadi pada Namun komunikasi yang
dirinya. Keluarnya darah efektif antara ibu dan anak,
pervaginam saat menarche akan membuat remaja lebih
pada beberapa remaja siap menghadapi menstruasi
diiringi dengan rasa sakit pertama (menarche) tanpa
pada anggota tubuh lainnya rasa takut, cemas, khawatir.
(misalnya perut) Remaja akan lebih
menimbulkan rasa ketakutan memaknai menstruasi
dan sedih akan terjadi pertama sebagai suatu hal
sesuatu yang buruk pada yang positif dan
dirinya. Rasa sedih tersebut menyenangkan. Hal ini
Gambaran Perilaku Remaja Putri Pada Masa Pubertas Di Desa Tanjungrejo Grobogan 7
(Rida Cahya Prabawani)

dikemukakan dalam 3) Budaya atau kepercayaan


penelitian Fajri dan Khairani yang dilakukan seputar
(2009). menstruasi
2) Orang yang pertama Distribusi responden
diberitahu berdasarkan budaya atau
Hasil pengumpulan kepercayaan seputar
data menunjukkan tertinggi menstruasi menunjukkan
orang pertama yang sebagian besar responden
diberitahu oleh remaja putri menyatakan tidak boleh
ketika mendapatkan keramas. Budaya yang
menstruasi adalah ibu. Hal dilakukan oleh remaja putri
ini berhubungan dengan ketika mengalami menstruasi
keeratan hubungan gender merupakan hasil dari
antara remaja putri dan ibu, interaksi remaja putri
serta peran ibu sebagai terhadap kebiasaan-
sumber utama bagi remaja kebiasaan dilakukan
tentang perilaku seksual. Ibu masyarakat. Budaya atau
merupakan sumber utama kebiasaan yang terdapat di
bagi remaja putri dalam wilayah penelitian bagi
mengenal berbagai proses remaja putri yang mengalami
seksual salah satunya menstruasi adalah tidak
menstruasi. Hal ini juga boleh keramas, dengan
dikemukakan dalam alasan bahwa pada masa
penelitian Rosidah (2006), menstruasi, seorang wanita
bahwa menurut remaja putri sedang dalam keadaan
ibu adalah teman yang kotor, sehingga tidak perlu
menyenangkan untuk membersihkan rambut
berdiskusi masalah sebagai lambang
menstruasi pertama pembersihan tubuh, keramas
(menarche), mereka tidak boleh dilakukan setelah
merasa malu karena berakhirnya menstruasi
kesamaan gender. sebagai lambang
Pada penelitian ini pembersihkan diri. Mitos
juga terdapat responden ketika menstruasi dilarang
yang menyatakan saat untuk keramas merupakan
menstruasi pertama kali mitos yang bersifat negatif.
orang pertama yang Menurut Tirtajasa (2009)
diberitahu adalah kakak, adik dalam Roasih (2009),
atau teman. Menurut Hendrik larangan berkeramas saat
(2006), jika ibu tidak menstruasi hanya mitos dan
mengetahui jawaban dari tidak ada penjelasan dari sisi
pertanyaan seputar ilmiah yang bisa menjelaskan
menstruasi, maka remaja tentang mitos tersebut, justru
putri akan menanyakan pada hal yang harus dilakukan
teman dekatnya, begitu juga wanita ketika menstruasi
ketika remaja putri adalah menjaga kebersihan
mendapatkan menstruasi seluruh tubuh.
pertama kali maka teman Perilaku ketika
adalah orang pertama yang menstruasi awal lainnya
mereka beri tahu. adalah menaiki 3 anak
Gambaran Perilaku Remaja Putri Pada Masa Pubertas Di Desa Tanjungrejo Grobogan 8
(Rida Cahya Prabawani)

tangga. Hal ini bermaksud dalam penelitian Ghazali


agar masa menstruasi yang (2010) yang
dialami oleh remaja tersebut mengungkapkan bahwa
berjalan dengan singkat. Hal remaja putri lebih banyak
tersebut sebagaimana termakan iklan dari pada
dikemukakan oleh Roasih seusia ibu. Remaja putri
(2009) yang menyatakan mempunyai pola perilaku
bahwa pengalaman ibu etnis yang relatif konsumtif
jawa saat remaja putri yang dapat menentukan
mengalami menarche di perilaku memilih produk.
kabupaten Brebes yakni b) Rata-rata jumlah
remaja putri yang baru pembalut yang digunakan
menstruasi diharuskan naik setiap hari
lumpang tiga kali, naik tiga Distribusi
anak agar menstruasi tidak responden berdasarkan
berlangsung lama. jumlah pembalut yang
4) Perineal Hygiene digunakan saat
a) Jenis pembalut yang menstruasi menunjukkan
dipakai saat menstruasi sebagian besar
Distribusi menyatakan
responden berdasarkan menggunakan 3
jenis pembalut yang pembalut perhari.
digunakan saat Penggantian pembalut
menstruasi menunjukkan kurang dari 4 kali sehari
semua responden saat menstruasi belum
menggunakan pembalut cukup baik. Penggantian
modern. Penggunaan pembalut minimal
pembalut modern dilakukan 4 kali sehari,
disebabkan oleh karena jika kurang dari 4
beberapa faktor antara kali sehari maka bakteri
lain iklan dan keberadaan yang ada dalam darah
pembalut itu sendiri. yang keluar bisa masuk
Keberadaan lagi ke dalam vagina
pembalut wanita modern (Fufut, 2013).
saat ini sudah merambah c) Perilaku terhadap
ke berbagai wilayah baik pembalut yang telah
perkotaan maupun dipakai
pedesaan. Kemudahan- Distribusi
kemudahan dalam responden berdasarkan
penggunaan pembalut perilaku remaja putri
wanita jenis modern terhadap pembalut yang
dibandingkan pembalut telah dipakai
wanita jenis tradisional menunjukkan distribusi
merupakan salah satu tertinggi adalah dicuci,
alasan pemilihan dibungkus lalu dibuang
pembalut wanita modern ketempat sampah.
oleh sebagian besar Responden menunjukan
remaja putri atau wanita perilaku yang baik,
di Indonesia. Hal tersebut seperti penelitian yang
sebagaimana dihasilkan dikemukakan oleh
Gambaran Perilaku Remaja Putri Pada Masa Pubertas Di Desa Tanjungrejo Grobogan 9
(Rida Cahya Prabawani)

Hasyim (2006) pada siswi nyeri sebelum pemberian


SMP di Lampung kompres hangat paling
terdapat 98,4% banyak ditemukan adalah
responden mencuci, skala 2 atau ringan, setelah
membungkus lalu diberikan kompres hangat
membuang pembalut skala nyeri menjadi 1 atau
yang telah digunakan ke tidak nyeri. Kompres hangat
tempat sampah. Perilaku yang diberikan akan
ini menunjukan perilaku melebarkan pembuluh darah
yang baik, jika sebelum dan mengakibatkan
dibuang pembalut yang peningkatan sirkulasi darah
telah digunakan tidak sehingga O2 dan CO2 dalam
dicuci dan dibungkus darah meningkat sedangkan
terlebih dahulu maka pH darah akan menurun, hal
lingkungan akan terlihat ini dapat mengurangi nyeri.
kotor. Terdapat responden yang
5) Dismenore. meminum jamu kunyit asam
Distribusi responden untuk mengurangi nyeri.
berdasarkan perilaku remaja Penelitian Winarso (2013),
putri terhadap dismenore menunjukkan bahwa ada
menunjukkan sebagian besar responden yang mengalami
minum obat peredah nyeri nyeri haid setelah meminum
dari toko atau apotek. kunyit asam derajat nyeri
Dismenore terjadi pada 60%- haid berkurang. Penelitian
90% remaja, dan merupakan tersebut mengungkapkan
penyebab paling sering bahwa selain sebagai
alasan ketidakhadiran di analgetika kunyit memiliki
sekolah dan pengurangan agen aktif alami yang
aktivitas sehari-hari (Chan, berfungsi sebagai
2009). Penelitian Hesti antipirektika dan
(2010) mengungkapkan antiinflamasi, sedangkan
bahwa sebagian besar asam Jawa memiliki agen
remaja putri menggunakan aktif sebagai antipirektika
obat-obat yang biasa dan mengurangi aktifitas
didapatkan di toko dan apotik system syaraf.
dalam upaya meredakan 2. Gambaran Perilaku Remaja
nyeri ketika menstruasi. Putri dalam Menghadapi
Obat-obat penurun nyeri jerawat
dismenore merupakan obat- Distribusi responden
obat anti peradangan bukan berdasarkan perilaku dalam
steroid (NSAID) yang bekerja menghadapi jerawat menunjukan
menghambat produksi dan distribusi responden tertinggi
kerja prostaglandin. menggunakan obat yang dijual di
Dalam penelitian ini toko atau apotik. Obat-obat
terdapat responden yang jerawat yang dijual di toko atau
melakukan kompres hangat apotik mengandung benzoyl
untuk mengurangi nyeri haid. peroxide, yang merupakan suatu
Bonde, dkk, (2013) dalam zat yang digunakan untuk
penelitiannya menangani jerawat, dapat
mengemukakan bahwa skala mengurangi jumlah
Gambaran Perilaku Remaja Putri Pada Masa Pubertas Di Desa Tanjungrejo Grobogan 10
(Rida Cahya Prabawani)

propionibacterium acnes yang mulai diproduksi pada usia 10 –


merupakan bakteri anaerob 13 tahun karena perkembangan
penyebab infeksi jerawat kelenjar apokrin menyebabkan
(Suardi, dkk, 2013). Dalam timbulnya bau badan yang khas
penelitian ini juga terdapat pada remaja (Nurhaedar, 2005).
responden menggunakan jeruk 1. Gambaran Perilaku Remaja
nipis untuk menghilangkan Putri dalam Menghadapi
jerawat. Penelitian Razak, dkk Perubahan Bentuk Tubuh
(2013) menunjukan bahwa air Perilaku remaja putri
perasan jeruk nipis memiliki daya dalam menghadapi perubahan
hambat terhadap pertumbuhan bentuk tubuh menunjukkan
bakteri Staphylococcus aureus distribusi tertinggi adalah tidak
yang merupakan salah satu suka dengan bentuk tubuhnya
penyebab abses pada jerawat. saat ini dan tidak suka dengan
3. Gambaran Perilaku Remaja berat badan yang bertambah.
Putri dalam Menghadapi Bau Ketidakpuasan bentuk tubuh
Badan muncul berkaitan dengan salah
Perilaku remaja putri satu ciri pertumbuhan pada
dalam menghadapi bau badan masa remaja, yaitu adanya
menunjukkan distribusi tertinggi perubahan fisik. Menurut Irawan
adalah mandi sehari 2 kali, (2010) sikap yang ditunjukan
menggunakan deodorant, remaja putri dalam menghadapi
menggunakan parfum. perubahan fisiknya yaitu mereka
Kerja deodorant malu dengan perubahan yang
menghambat pertumbuhan terjadi pada dirinya seperti
mikroorganisme pada aksila perubahan payudara, munculnya
yang dapat menimbulkan bau haid, bertambahnya berat badan
badan, dalam penelitian ini juga dan munculnya jerawat sehingga
terdapat responden yang menurunkan rasa percaya diri.
menggunakan tawas, tawas Sejalan dengan pertumbuhan
merupakan salah satu bahan fisik pada remaja, gambaran dan
aktif antiperspirant yang dapat penilaian terhadap diri mulai
mencegah timbulnya bau badan terbentuk. Santrock (2005)
(BPOM, 2009). Terdapat mengemukakan salah satu
responden yang mengkonsumsi aspek psikologis dari perubahan
daun beluntas dan kemangi fisik pada masa pubertas adalah
untuk mencegah bau badan. remaja menjadi amat
Daun beluntas mengandung memperhatikan tubuh mereka
alkali yang bertindak sebagai dan membangun citranya sendiri
antiseptik yang dapat mencegah mengenai bagaimana tubuh itu
timbulnya bau badan serta tampak.
kandungan zat aktif yang Hal tersebut sesuai hasil
terdapat pada daun kemangi penelitian Gannis (2013)
juga berfungsi sebagai antiseptik menunjukkan bahwa sebagian
(Puguh, 2013). besar remaja memiliki
Timbulnya bau badan ketidakpuasan dengan
pada remaja disebabkan mulai perubahan bentuk tubuhnya,
diproduksinya keringat ketika yaitu merasa bahwa peningkatan
pada saat remaja memasuki berat badan tidak sesuai dengan
masa pubertas. Keringat ketiak keinginan remaja.
Gambaran Perilaku Remaja Putri Pada Masa Pubertas Di Desa Tanjungrejo Grobogan 11
(Rida Cahya Prabawani)

Ada sebagian responden menggunakan deodorant dan


menyatakan bahwa responden parfum.
merasa berat badan dan tinggi 5. Gambaran perilaku remaja putri
badan sesuai. Hal ini dalam menghadapi perubahan
menunjukan perilaku positif, bentuk tubuh menunjukkan
karena menerima kondisi fisik sebagian besar merasa tidak
adalah salah satu tugas nyaman dengan bentuk
perkembangan remaja (Hurlock, tubuhnya, yaitu berat badannya
1980 dalam Ali, 2008) yang tidak sesuai dengan
keinginannya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran
Kesimpulan 1. Bagi Remaja Putri
1. Gambaran perilaku remaja putri Remaja putri hendaknya
dalam menghadapi menstruasi meningkatkan pengetahuannya
menunjukkan sebagian besar tentang pubertas, sehingga
remaja merasa sedih, orang mereka dapat menghadapi masa
pertama yang diberitahu tentang pubertas dengan lebih baik, baik
menstruasinya adalah ibu, dari segi fisik maupun psikologis.
budaya atau kebiasaan dalam 2. Bagi Orang Tua
menghadapi menstruasi adalah Orang tua memiliki peran yang
tidak boleh keramas, perilaku sangat penting dalam
perineal hygiene adalah perkembangan anaknya. Orang
memakai pembalut modern, tua hendaknya memiliki
membuang pembalut dengan hubungan yang dekat dengan
terlebih dahulu mencuci anaknya, sehingga mampu
membungkus dan membuang di memberikan informasi yang
tempat sampah, menggunakan benar tentang pubertas pada
pembalut 3 buah sehari. remaja putri dan pada akhirnya
2. Gambaran perilaku remaja putri remaja putri memiliki kesiapan
dalam menghadapi nyeri haid dalam menghadapi pubertas.
menunjukkan sebagian besar 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
menggunakan obat-obatan Peneliti selanjutnya yang ingin
pereda nyeri yang terdapat di menganalisis dengan obyek
toko atau apotek serta sejenis, hendaknya melakukan
mengompres dengan air hangat penelitian kualitatif yang
pada bagian yang nyeri. bertujuan menggali faktor-faktor
3. Perilaku remaja putri dalam atau alasan yang berhubungan
menghadapi jerawat dengan timbulnya perilaku
menunjukkan sebagian besar remaja putri pada saat pubertas.
menggunakan obat-obatan di
toko atau apotek serta terdapat
yang menggunakan jeruk nipis DAFTAR PUSTAKA
untuk mengobati jerawatnya.
4. Gambaran perilaku remaja putri Agus, W. (2014). Pengaruh Minum
dalam menghadapi bau badan Kunyit Asam terhadap
menunjukkan sebagian besar Penurunan Tingkat Nyeri
menggunakan kain katun yang Dismenorea pada Siswi di
menyerap keringat, Madrasah Tsanawiyah Negeri
Gambaran Perilaku Remaja Putri Pada Masa Pubertas Di Desa Tanjungrejo Grobogan 12
(Rida Cahya Prabawani)

Jatinom Klaten. Jurnal Nursing. Hong Kong Med J


Kesehatan, Vol. 3 No. 2. 2009;15:18-23.
Ali, M. (2008). Psikologi Remaja.
Jakarta : PT Bumi Aksara Cunningham, F.G. (2006). Obstetri
Jakarta. Williams Volume 1. Jakarta: EGC
Arikunto, S. (2010). Prosedur Defi, N. (2013). Gambaran
Penelitian Suatu Pendekatan Pengetahuan Remaja
Praktis. Jakarta: PT. Rineka Tentang Dismenore pada
Cipta. Siswa Putri di MTS NU
Ariyani, I. (2009). Aspek Mranggen Kabupaten
Biopsikososial Hygiene Demak. Jurnal Ilmiah.
Menstruasi pada Remaja di Semarang: Bidan Prada Vol
Pesantren As-Syafi`iyah 4 No. 1 Edisi Desember.
Bekasi. Publikasi Penelitian..
Jakarta: FKM-UI. Departemen Kesehatan Republik
Asriani, I.A., & Sumira. (2012). Indonesia (Depkes
Gambaran Pengetahuan dan RI).(2007). Survey
Sikap Remaja Putri tentang Kesehatan Reproduksi
Perubahan Fisik Masa Remaja Indonesia. Jakarta:
Pubertas. Jurnal Kesehatan, Departemen Kesehatan
Vol. 1, No. 4 2012. Republik Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Evi. N. (2012). Perilaku Remaja Putri
Tengah. (2014). Statistik dalam Mengatasi Sindrom
Indonesia: BPS Prementruasi (PMS). Jurnal
Bambang. (2009). Jurnal Naturakos. Penelitian. Ponorogo:
Jakarta: BPOM Vol. IV, No. 12, Fakultas Kesehatan
November 2009. Universitas Muhammadiyah
BKKBN. (2009). Kesehatan Ponorogo.
Reproduksi Remaja.
http://www.BKKBN/2011.co.i Fajri, A., & Khairani, M. (2011).
d. Diakses pada 3 Juli 2015. Hubungan Antara Komunikasi
Bonde, F.M.P., Lintong, F., & Ibu dan Anak dengan
Moningka, M. (2013). Kesiapan Menghadapi
Pengaruh Kompres Panas Menstruasi Pertama. Jurnal
Terhadap Penurunan Derajat Psikologi Undip. Vol. 10, No.2,
Nyeri Haid pada Siswi SMA Oktober 2011.
dan SMK Yadika Kopandakan Fatwiany. (2010). Perubahan Fisik
II. Jurnal Kesehatan. Manado: Remaja Pada Masa Pubertas
Fakultas Kedokteran di SMP Kemala Bayangkari I
Universitas Sam Ratulangi. Medan. Skripsi. Medan:
Brown, R.G., Bourke, J., & Cunliffe, Fakultas Psikologi Universitas
T. (2011). Dermatologi Sumatera Utara.
Dasar Untuk Praktik Klinik, ( Friday, S.N. (2014). Hubungan
Pendit, B. U., penerjemah) Peran Ibo sebagai Pendidik
Jakarta: EGC. Dengan Kesiapan
Chan S, Yiu K.W., Yuen P.M. Menghadapi Menstruasi
(2009). Menstrual Problems Pertama (Menarche) pada
and Health-Seeking Siswi SD Banyumanik 01
Behaviour in Hong Kong Kota Semarang.
Chinese Girls. Journal Of Semarang: Bidan Prada Vol
5 No. 2 Edisi Februari.
Gambaran Perilaku Remaja Putri Pada Masa Pubertas Di Desa Tanjungrejo Grobogan 13
(Rida Cahya Prabawani)

Fufut T.N. (2013). Kejadian Pruritus Nursing. (Ed. 7). Missouri:


Vulvae Saat Menstruasi Elsevier Mosby.
pada Remaja Puteri (Studi Imron, T.A., Munif, Amrul. (2010).
pada Siswi SMAN I Metodologi Penelitian Bidang
Ngimbang Kabupaten Kesehatan: Bahan Ajar Untuk
Lamongan). Jurnal Mahasiswa. Jakarta: Sagung
Penelitian. Surabaya: Seto
Fakultas Kesehatan Indaryani, W., Susanto, R., &
Masyarakat Universitas Susanto, J.C. (2010).
Airlangga. Hubungan Antara Awitan
Pubertas dan Status Sosial
Ganis, E.S. (2013). Perbedaan Ekonomi serta Gizi pada Anak
Ketidakpuasan terhadap Perempuan. Jurnal Sari
Bentuk Tubuh Ditinjau dari Pediatri, Vol. 11, No.5 Februari
Strategi Koping Pada 2010.
Remaja Putri di SMA Negeri Indida, L.I. (2012). Gambaran
2 Ngawi. Jurnal Kesehatan. Pengetahuan Remaja Putri
Surabaya: Fakultas tentang Perinial Hygiene di
Kesehatan Masyarakat SMPIT As Salam Pasar
Universitas Airlangga. Minggu. Jurnal Penelitian.
Jakarta: Fakultas
Ghazali, M.B. (2010). Perilaku Keperawatan Program
Memilih Produk Pembalut Pasca Sarjana Universitas
Wanita Antara Ibu dengan Indonesia.
Remaja Putri ditinjau dari
Status Pernikahan dan Irawan. D. (2010). Hubungan antara
Tingkat Pendidikan. Jurnal Pengetahuan tentang
Psikologi. Surabaya: Perubahan Fisik pada
Fakultas Psikologi Pubertas dengan Citra Tubuh
Universitas Airlangga. Remaja Putri di SMP Nasma
Semarang. Jurnal Penelitian.
Hasyim H. (2006). Faktor-faktor Semarang: Fakultas
yang Berhubungan dengan Kesehatan Universitas
Praktek Hygiene Menstruasi Muhammadiyah Semarang.
pada Siswa SLTP N 7 Jafar, N. (2008). Pertumbuhan
Lampung. Jurnal Penelitian. Remaja. Makassar:
Jakarta: FKM Universitas Hassanudin University Press.
Indonesia. Kartono, K. (2006). Psikologi Wanita
Hendrik, H. (2006). Problema Haid: I Mengenal Gadis Remaja
Tinjauan Syariat Islam dan dan Wanita Dewasa.
Medis. Solo: Tiga Serangkai. Bandung: CV. Mandar Maju.
Hesti, L. (2010). Gambaran Lefebvre, G. (2005). Primary
Dismenorea pada Remaja Dysmenorrhea Consensus
Putri Sekolah Menengah Guideline.
Pertama di Manado. Jurnal http://www.sogc.org/guideline
Kesehatan. Sari Pediatri, s/public/169E-CPG-
Vol. 12 No. 2. December2005.pdf. diakses
pada 20 Juli 2015.
Hockenberry, M,J. (2005). Wong’s Lestari, L., Metusala, J., & Suryanto,
Essentials of Pediatric D,Y. (2010). Gambaran
Gambaran Perilaku Remaja Putri Pada Masa Pubertas Di Desa Tanjungrejo Grobogan 14
(Rida Cahya Prabawani)

Dismenorea pada Remaja Norwitz, E. & Schorge, J. (2008).At a


Putri SMP 8 Manado. Jurnal Glance Obstetri dan
Sari Pediatri, Vol. 12, No.2 Ginekologi. (ed2). Jakarta:
Agustus 2010. Erlangga.
Liberty, W. (2013). Tingkat Notoadmodjo, S. (2007). Pendidikan
Pengetahuan Remaja Putri dan Perilaku Kesehatan.
Tentang Perubahan Fisik Jakarta: PT. Rhineka Cipta.
Pubertas di SMPN 1 Sambi Notoadmodjo, S. (2010). Ilmu
Boyolali. Karya Tulis Ilmiah. Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Boyolali: Akademi Kebidanan Rineka Cipta.
Estu Utomo. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Lubis, N.L. (2013). Psikologi Kespro. Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Jakarta: Prenada Media Rineka Cipta
Group. Nur’aini. (2012). Hubungan antara
Mahan, L. K., & Stump, S.E. (2008). Tingkat Stres s dengan
Krause’s Food & Nutrition Siklus Menstruasi pada
Therapy Edisike 12. Missouri: Mahasiswa Asrama
Saunders Elsevier. Universitas Andalas
Marfu’ah. (2008). Studi Kualitatif Padang. Jurnal
Pengetahuan dan Perilaku Keperawatan. JOM PSIK.
Menstruasi Pada Siswi Kelas Vol. 1. No. 2. Oktober 2012.
1 SMPN 1 dan MTS Al-
Furqon Kecamatan Kragilan Pacarada, M., Lulaj ,S., Kongjeli.
Kabupaten Serang Tahun G., & Obertinca, B.
2008. Depok: FKM UI. (2008).Impact of socio-
Merida, S, Suryani, M, Tri R,L, dan economic factors on the onset
Payung, H. (2013). Perilaku of menarche in Kosovar girls. J
Remaja Putri Menghadapi Chin Clin Med.
Menarche Berdasarkan Papalia, D.E., Olds, S.W., &
Nilai Budaya Batak. Jurnal Feldman, R.D. (2009). Human
Kesehatan Masyarakat Development Perkembangan
Nasional Vol 7, No. 9, April. Manusia (vol 2 ed 10) (Brian
Jakarta: Direktorat Marwensdy, penerjemah).
Politeknik Kesehatan. Jakarta: Salemba Humanika.
Perry, Margaret. (2012).
Mighwar, M.A. (2006). Psikologi Development of Puberty in
Remaja. Bandung: CV Pustaka Adolescent Boys and
Setia. Girls.British Journal of Nursing.
Monks, F.J., (2006). Psikologi Pieter, H.Z., & Lubis, N.L.
Perkembangan. Jakarta: (2010).Pengantar Psikologi
Gadjah Mada University Untuk Kebidanan . Medan:
Press. Rapha Publishing.
Murtagh, J. (2008). Patient Potter & Perry. (2005). Buku Ajar
Education. (ed5). Australia: Fundamental Keperawatan:
McGraw-Hill Books Konsep, Proses dan Praktek.
Company. (vol 1 ed4). Jakarta: EGC.
Nirwana, A.B. (2011). Psikologi Ibu, Potter,P.A., & Perry, A.G. (2009).
Bayi dan Anak, Yogyakarta: Fundamental Keperawatan
Nuha Medika. (vol 1 ed 7) (Adrina
Gambaran Perilaku Remaja Putri Pada Masa Pubertas Di Desa Tanjungrejo Grobogan 15
(Rida Cahya Prabawani)

Ferderika, penerjemah). Kecamatan Hamparan Perak.


Jakarta: Salemba Medika. Jurnal Penelitian. Medan:
Puguh. (2013). Ruang Baca Akademi Kebidanan Helvetia.
Fakultas Kesehatan Rudolph, A.M., Hoffman, J.I.E., &
Masyarakat Universitas Rudolph, C.D. (2014). Buku
Airlangga. http: Ajar Pediatri Rudolph (vol 1 ed
//fkm.unair.ac.id/ruangbaca/ind 20) (Samik Wahab
ex.php?option=content. Trastotenojo, Moeljono, Brahm
Diakses pada 18 Desember U. Pendit, Awal Prasetyo,
2015. Sugiarto, penerjemah).
Razak, A., Djamal, A., & Revilla, G. Jakarta: EGC
(2013). Uji Daya Hambat Air Santrock, J.W. (2005). Adolescence
Perasan Buah Jeruk Nipis Perkembangan Remaja (vol 2
(Citrus Aurantifolia S) ed 2) (Juda Damanik,
Terhadap bakteri penerjemah). Jakarta:
Staphylococcus Aureus secara Erlangga.
In Vitro. Jurnal Kesehatan. Sarwono, S.W. (2005). Psikologi
Padang: Universitas Andalas. Remaja (ed 5). Jakarta: PT
Rejaningsih, W. (2008). Gambaran Raja Grafindo Persada.
Pengetahuan dan Sikap Sarwono, Sarlito W. (2009).
Remaja Putri Kelas II SMP Psikologi Sosial. Jakarta:
tentang Praktik Pemeliharaan Salemba Humanika.
Kebersihan Menstruasi. Jurnal Soetjiningsih. (2007). Tumbuh
Penelitian. Jakarta: FKM Kembang Remaja dan
Universitas Indonesia. Permasalahannya. Jakarta:
Riyanto, A. (2011). Aplikasi Sagung Seto.
Metodologi Penelitian Suardi, M., Armenia., & Maryawati,
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha A. (2013). Formulasi dan Uji
Medika Klinik Gel Anti Jerawat Benzoil
Roasih. (2009). Pengalaman Ibu Peroksida. Jurnal Kesehatan.
Etnis Jawa saat Remaja Putri Padang: Universitas Andalas.
Menarche di Desa Larangan, Sugiyono. (2007). Statistika Untuk
Kecamatan Larangan, Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Kabupaten Brebes. Semarang: Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Fakultas Kedokteran Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Universitas Diponegoro Press. Bandung: Alfabeta
Rohmaniah. S.N. (2014). Gambaran Wahyuni, S. (2012). Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Pengetahuan Dan Sikap
Remaja Putri dalam Remaja Awal Tentang
Menghadapi Perubahan Fisik Perubahan Fisiologis Pada
Saat Pubertas di Pondok Masa Pubertas di SMPN 4
Pesantren Al- Banda Aceh. Jurnal Penelitian.
Baqiyatussholihah. Jurnal Banda Aceh: Sekolah Tinggi
Penelitian. Jakarta: Universitas Ilmu Kesehatan U’budiyah.
Islam Jakarta. Widyastuti, Y,. Rahmawati, A,.
Rosida, I. (2006). Gambaran Purnamaningrum, Y.E. (2009).
Pengetahuan Remaja Kesehatan Reproduksi.
Mengenai Menstruasi Pertama Yogyakarta: Fitramaya.
(Menarche) pada Siswi SMP Winarso, A. (2013). Pengaruh
Harapan Desa Payabakung Minum Kunyit Asam terhadap
Gambaran Perilaku Remaja Putri Pada Masa Pubertas Di Desa Tanjungrejo Grobogan 16
(Rida Cahya Prabawani)

Penurunan Tingkat Nyeri


Dismenorea pada Siswi Di
Madrasah Tsanawiyah Negeri
Jatinom Klaten. Jurnal
Terpadu Ilmiah Kesehatan. Vol
3, No. 2 November.
World Health Organization
(WHO).(2009). WHO
Statistical Information System
(WHOIS).
Yusharyahya, S, N,.(2012).
Penyebab Utama Bau Badan
dari Sepele Hingga
Berat.http://m.detik.com/health
/read/2012/06/13/095921/1939
952/775. Diakses pada 3 Juli
2015.
Yusuf, Y, Pundre R, Rompas S.
(2013). Hubungan
Pengetahuan Menarche
dengan Kesiapan Remaja
Putri Menghadapi Menarche di
SMP 3 Tidore Kepulauan.
Jurnal Penelitian. Menado:
Fakultas Kedokteran Ilmu
Keperawatan Universitas Sam
Ratulangi.

Zaenglein, A. L., Graber, E.M.,


Thiboutot, D.M., & Strauss, J.S.
(2008). Dermatology in General
Medicine. (ed7). New York:
McGraw-Hill.

*Rida Cahya Prabawani:


Mahasiswa S1 Keperawatan FIK
UMS. Jln A Yani Tromol Post 1
Kartasura
** Siti Arifah, S.Kp., M.Kes: Dosen
Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani
Tromol Post 1 Kartasura.
** Endang Zulaicha S, S.Kp., M.Kep:
Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A
Yani Tromol Post 1 Kartasura

Anda mungkin juga menyukai