1
menguasai perdagangan dan transportasi air. kas dan Piutang (Abdoelkadir
Jawa dan 1982)
kepulauan
lain
Islam
menjadi
agama
mayoritas
ERA Dominasi perdagangan oleh Akademisi lulusan Amerika
SOEKARNO Belanda dan Cina mendorong mengisi kekosongan posisi
(1945-1966): munculnya ketidakadilan di akuntan dan system akuntansi
Indonesia masyarakat. Akhirnya, Indonesia auditing Amerika dikenalkan di
memperoleh memilih pendekatan sosialis Indonesia. Baik akuntansi
kemerdekaan dalam pembangunan yang model Belanda maupun
kepemimpinan ditandai dengan dominasi peran Amerika digunakan secara
Presiden Soekarno negara. Tahun 1958, semua bersama. Ikatan Akuntan
dekat dengan perusahaan milik Belanda Indonesia didirikan tahun 1957
Pemerintah Cina dinasionalisasi dan warga Negara untuk memebri pedoman dan
(RRC). Tahun 1965 Belanda keluar dari Indonesia. untuk mengkoordinasi aktivitas
terjadi usaha akuntan
kudeta oleh
komunis yang
berhasil digagalkan
dan mendorong
peran militer
ERA SETELAH Di bawah kepemimpinan Suharto, Terjadi transfer pengetahuan
SUHARTO (1966 pembangunan ekonomi dan keahlian akuntansi secara
- 1998): didasarkan pada pendekatan langsung dari Kantor Pusat
Suharto menjadi kapitalis. Investasi asing didorong perusahaan asing kepada
presiden tahun dan tahun 1967 dikeluarkan karyawan Indonesia dan secara
1966 dengan Undang-Undang Penanaman tidak langsung mempengaruhi
pendekatan Modal Asing yang menghasilkan aktivitas bisnis
kebijakan ekonomi munculnya perusahaan asing
2
dan politik yang Tahun 1973, IAI mengadopsi
konservatif Tahun 1997-1998 Krisis seperangkat prinsip akuntansi
Keuangan Asia menimpa dan standar auditing serta
Indonesia dan banyak perusahaan professional code of conduct.
yang bangkrut Prinsip-prinsip akuntansi
didasarkan pada pedoman
akuntansi yang dipublikasikan
AICPA tahun 1965
3
Program (FGRSDP) untuk mendukung usaha pemerintah mempromosikan
dan memperkuat proses pengelolaan perusahaan (governance) di sektor publik
dan keuangan. Kebijakan FGRSDP yang disetujui pemerintah adalah usaha
untuk menyusun peraturan yang membuat auditor bertanggung jawab atas
kelalaian dalam melaksanakan audit dan direktur bertanggung jawab atas
informasi yang salah dalam laporan keuangan dan informasi publik lainnya.
Tahun 2001, Departemen Keuangan mengeluarkan draft Akademik
tentang Rancangan Undang-Undang Akuntan Publik (RUU AP) yang
membahas isu berkaitan Undang-Undang Akuntan Publik yang baru. Dalam
draft ini disebutkan bahwa tujuan dibentuknya UU akuntan Publik adalah
untuk melindungi kepercayaan publik yang diberikan kepada akuntan publik,
memberikan kerangka hukum yang lebih jelas bagi akuntan publik,
mendukung pembangunan ekonomi nasional dan menyiapkan akuntan dalam
menyongsong era liberlisasi jasa akuntan publik.
Sejak didirikan pada tahun 1957, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah
menyelenggarakan Kongres sebanyak 8 kali. Kongres merupakan pemegang
kedaulatan tertinggi yang memiliki wewenang sebagai berikut:
a) Menetapkan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga, pedoman pokok,
garis besar haluan dan program kerja IAI
b) Memberikan penelitian atas setuju tidaknya pertanggungjawaban pengurus
pusat, dewan pertimbangan profesi dan dewan penasehat tentang amanat
yang diberikan oleh Kongres sebelumnya
c) Memilih dan mengangkat ketua umum pengurus pusat
d) Mengangkat seluruh anggota Dewan Pertimbangan Profesi dan Dewan
Penasehat
e) Menetapkan auditor independen untuk mengaudit laporan keuangan
kepengurusan periode berikutnya
Kongres IAI diselenggarakan setiap empat tahun sekali, Kongres ini
memilih Pengurus Pusat IAI, yang terdiri dari 150 anggota dan dipimpin oleh
seorang Ketua Umum. IAI memiliki empat kompartemen dan dua dewan.
Empat kompartemen tersebut adalah:
4
1. Kompartemen Akuntan Akademisi (IAI-KAA) yang bertugas memberikan
saran tentang perbaikan kurikulum pendidikan akuntansi dan menyiapkan
ujian sertifikasi akuntan publik
2. Kompartemen Akuntan Manajemen (IAI-KAM) bertugas untuk
menyiapkan dan mengimplementasikan proposal tentang standar
kompetensi akuntan manajemen serta mengembangkan kualifikasi bagi
akuntan manajemen
3. Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) bertugas untuk mengatur
perijinan kantor akuntan publik, membuat standar profesi, mereview
pelanggaran disiplin dan memberikan sanksi kepada akuntan publik.
4. Kompartemen Akuntan Sektor Publik (IAI-KASP) bertugas mengeluarkan
peraturan dalam bentuk exposure draft akuntansi sektor publik dan
persyaratan pelaporan keuangan.
5
1. Aktivitas IAI
IAI memiliki berbagai aktivitas mulai dari penentuan standar sampai
dengan lobi politik. Dalam merumuskan standar, IAI memiliki komitmen yang
tinggi untuk melakukan harmonisasi standar akuntansi internasional. IAI
mengembangkan dan mengeluarkan standar akuntansi, standar auditing,
standar atestasi, standar penjamin mutu, dan standar jasa konsultasi. Selain itu,
IAI juga menyelenggarakan training. Selama ini Akuntan Publik disyaratkan
untuk mengambil pendidikan profesi berkelanjutan (PPB) minimum 30 kredit
(jam) per tahun dan 120 jam PPB setiap periode tiga tahunan. IAI
menyelenggarakan dua sampai tiga pelatihan PPB setiap minggunya termasuk
seminar dan workshop. IAI juga menyelenggarakan Ujian Sertifikasi Akuntan
Publik (USAP) bagi akuntan yang berkeinginan memiliki gelar Bersertifikat
Akuntan Publik (BAP) yang diselenggarakan dua kali dalam setahun.
Kegiatan lain yang diselenggarakan IAI antara lain melakukan publikasi
kegiatan dan hasil penelitian bidang akuntansi (Media Akuntansi, Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, dan Jurnal Riset Akuntansi Sektor Publik) dan
memberikan pelatihan dan konsultasi bagi usaha kecil dan menengah. IAI juga
melakukan lobi politik dari waktu ke waktu berkaitan dengan isu-isu profesi
dan masyarakat umum.
2. Keanggotaan IAI dan Afiliasi
Keanggotaan IAI dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, (1)
anggota biasa, yaitu anggota yang memiliki nomor register, (2) anggota luar
biasa, yaitu anggota yang memiliki gelar Sarjana Ekonomi Jurusan (Program
6
Studi) atau perusahaan pengguna jasa profesi akuntan, atau organisasi lain
yang terkait dengan profesi akuntan dan (3) anggota kehormatan, yaitu Warga
Negara Indonesia yang telah berjasa bagi perkembangan profesi Akuntansi di
Indonesia.
Dari kegiatan afiliasi, IAI selama ini sudah menjalin hubungan
kerjasama dengan organisasi dunia, misalnya menjadi anggota Asean
Federation of Accountants (AFA), Confederation Asian Pacific of
Accountants (CAPA), International Federation of Accountants (IFAC) dan
International Accounting Standard Committee (IASC). Namun demikian, pada
tahun 1999, karena alasan keterbatasan dana, IAI mengundurkan diri dari
keanggotaan CAPA (ADB 2003).
7
International Accounting Standard Committee (IASC). Pada waktu yang
bersamaan, IAI juga mengadopsi standar Akuntansi Internasional
(International Accounting Standards) yang diberi nama Peryataan Standar
Akuntansi Kuangan (PSAK). Dalam Kongres IAI ke-7, diputuskan bahwa IAI
menggunakan IAS sebagai dasar pelaporan keungan domestik dan menyetujui
beberapa PSAK yang baru.
Selama tiga dekade, pelaporan keungan di Indonesia telah berkembang
secara substansial. Indonesia telah melakukan berbagai perubahan dalam
mengadopsi standar akuntansi keuangan dan sekarang ini mengadopsi Standar
Akuntansi Internasional (International Financial Reporting Standard-IFRS)
yang dikeluarkan International Accounting Standard Board (IASB).
Standar Akuntansi Keungan di Indonesia (PSAK) cenderung
dikembangkan dengen pendekatan principle-based standards bukannya US
rule-based standards (ADB 2003). Dalam principle-based standards, standar
akuntansi memberikan pedoman yang sifatnya umum. Sebaliknya, dalam
rule-based standards, berusaha untuk mengatur setiap situsai bisnis.
8
Menurut aturan yang disebut Dewan Standar Akuntansi Keuangan,
proses penyusunan standar akuntansi keuangan melibatkan delapan tahap
berikut ini (ADB 2003):
a. Issues Identification
Kongres IAI mengeluarkan resolusi tentang program kerja strategis DSAK
yang memonitor dan mempertimbangkan pengumuman resmi yang
dikeluarkan International Accounting Standard Board (IASB) serta
mereview masukan yang diberikan secara langsung oleh pihak tertentu
b. Preliminary Consideration
DSAK melakukan penelitian terhadap isu yang ada sebelum isu tersebut
dimasukkan dalam program kerja DSAK
c. Preparation of Accounting Discussion Paper
DSAK membentuk Komite khusus untuk menyiapkan topic outline dan
Accounting Discussion Paper (ADP) yang secara rinci menjelaskan dan
menganalisis topik tersebut
d. Preparation of Exposure Draft (ED)
DSAK menyiapkan ED awal dengan keterangan standar akuntansi
internasional. ED awal ini didistribusikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan untuk mendapatkan tanggapan
e. Publication of ED
ED dipublikasikan di media akuntansi IAI dan didistribusikan kepada
pihak yang berkepentingan paling lambat 1 bulan sebelum public hearing
f. Public Hearings
Publik hearing diselenggarakan untuk memberi kesempatan kepada pihak
yang berkepentingan untuk menyampaikan pandangan mereka terhadap
ED tersebut. Kemudian DSAK akan berkonsultasi dengan pemerintah
sebelum disahkan menjadi PSAK
g. PSAK Preparation
Jika perlu, DSAK mengubah ED untuk merefleksikan hasil konsultasi
yang telah dilakukan
h. Approval and Promulgation
DSAK menyetujui PSAK untuk diterbitkan sebagai pedoman resmi
praktik akuntansi tertentu. PSAK yang disetujui dipublikasikan melalui
media akuntansi dan website IAI
Penyusunan standar di Indonesia dapat dikategorikan kedalam dua
periode sebelum Kongres VIII dan periode setelah Kongres VIII.
Periode Sebelum Kongres VIII
1. Organisasi dan Dana
9
Anggota komite Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terdiri dari 17
orang dipimpin oleh ketua dan wakil ketua dan sekretaris. Komite SAK
bertanggungjawab terhadap pengurusan pusat IAI. Komite SAK dipilih
setelah tahun 1994 dan berakhir menjelang kongres 1998.
2. Due Process Procedures
Penyusunan SAK dimulai dari penyusunan agenda topik SAP. Topik
yang sudah disepakati masuk ke agenda dan dibahas untuk menjadi exposure
draft. Exposure draft yang telah disetujui oleh anggota diperbanyak dan
disebarkan ke publik sebulan sebelum diadakan public hearing. Public
hearing diselenggarakan untuk memperoleh masukan baik lisan maupun
tertulis. Setelah public hearing, komite mengadakan beberapa kali pertemuan
untuk membahas dan menyetujui draft SAK final. Draft SAK final kemudian
dikirim ke pengurus pusat untuk disahkan. Pengurus pusat kemudian
mengadakan rapat pengesahan SAK. Hasil komite periode 1994 – 1998 adalah
diterbitkannya 22 SAK baru, 3 revisi SAK, 4 interpretasi SAK dan review 35
SAK IAI berbahasa inggris.
Periode Setelah Kongres VIII
1. Organisasi dan Dana
Setelah Kongres VIII, Komite menjadi lebih kecil dengan mengurangi
jumlah anggota menjadi 7 dan 9 orang. Hasil Kongres lainnya adalah
dibentuknya Consultative Body / Advisory Council yang mewakili konstituen
dengan anggota sebanyak 25 sampai 30 orang. Komposisi anggota harus
mencermikan konstituen yaitu: pembuat laporan, auditor, pemakai laporan,
pemerintah dan akademisi. Dengan adanya tim teknis yang bekerja penuh,
komite cukup mempunyai ketua yang bertanggungjawab untuk memimpin
rapat - rapat komite dan pertemuan lain, pengembangan dan pengawasan
kebijakan administratif, bekerjasama dengan pengurus dalam membuat
anggaran komite, melakukan kontak dengan konstituen dan pengurus pusat
IAI.
2. Due Process Procedure
Meskipun dipilih dan bertanggungjawab kepada IAI, komite baru
merupakan lembaga otonom yang mempunyai wewenang tertinggi dalam
menentukan standar. Ada beberapa perubahan yang dilakukan IAI, misalkan
SAK dikembangkan dan disahkan oleh komite dan perlunya perbaikan dalam
due process. Masa komentar terhadap exposutre draft diperpanjang dari
10
minimal satu bulan menjadi paling tidak enam bulan. Publik harus diberi
kesempatan untuk memberikan komentar tertulis lebih banyak.
Kesempatan untuk memberikan testimony pada public hearing secara
bertahap harus diubah menjadi hanya untuk publik yang telah memberikan
komentar tertulis. Kualitas Bahasa exposure draft harus ditingkatkan sehingga
publik akan memberikan komentar lebih banyak pada isu pokok standar.
Rapat komite harus dirancang menjadi terbuka untuk publik sebagai
pengamat. Penyebaran hasil tertulis baik hasil antaramaupun final diperbanyak
dan diperluas dengan menggunakan media yang tersedia (leaflet, brosur,
koran, majalah).
KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, Iman dan Anis Chairi. 2007. Teori Akuntansi. Edisi Ketiga. BPFE
Universitas Diponegoro : Semarang
12