Anda di halaman 1dari 12

5.

1 Sejarah Perkembangan Akuntansi di Indonesia

Akuntansi di Indonesia mengalami pasang surut perkembangan. Pada


tahun 1747, kolonial Belanda menggunakan sistem pembukuan berganda atau
Double Entry Bookkeeping. Kegiatan ekonomi yang berjalan relatif cepat pada
rentang waktu 1800-an hingga awal 1900, menuntut permintaan tenaga kerja
khususnya akuntan dan juru pembukuan yang sudah terlatih dan siap kerja.
Sekitar tahun 1907, fungsi auditing mulai dikenalkan.
Kehadiran auditor saat itu, Van Schagen, adalah poin dibangunnya
Jawatan Akuntan Negara atau Government Accountant Dienst pada tahun
1915. Namun tak satu pun orang asli Indonesia bekerja dalam bidang
akuntansi publik. Hingga 29 tahun kemudian, tepatnya tanggal 21 September,
JD Massie sebagai orang Indonesia asli diangkat sebagai pemegang buku pada
Jawatan Akuntansi Pajak. Pengangkatan JD Massie akhirnya mendongkrak
kesempatan bagi para akuntan lokal untuk berkarya pada bidang yang sama.
Pada saat itu, muncul tekanan perbaikan kualitas laporan bersamaan dengan
berbagai skandal yang akhirnya menuntut pemerintah untuk mengeluarkan
kebijakan yang berkaitan dengan pelaporan keuangan. Saat inilah mulai
dikenal standar akutansi keuangan PSAK, pelaksanaan proyek Pengembangan
Akuntansi, dan undang-undang yang melandasi.

Faktor Lingkungan dan Praktik Akuntansi

PERKEMBANG PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN


AN EKONOMI AKUNTANSI
POLITIK DAN
SOSIAL
ERA KOLONIAL Perusahaan Hindia Belanda Belanda mengenalkan akuntansi
BELANDA (1595 (VOC) menguasai perdagangan di di Indoensia. Regulasi akuntansi
– 1945): Indonesia. Keterlibatan dan yang pertama dikeluarkan tahun
aktifitas pribumi di perdagangan 1642 oleh Gubernur Jendral
dibatasi dengan ketat. Etnis China HIndia Belanda. Regulasi
 Belanda diberi hak khusus di bidang tersebut mengatur administrasi

1
menguasai perdagangan dan transportasi air. kas dan Piutang (Abdoelkadir
Jawa dan 1982)
kepulauan
lain
 Islam
menjadi
agama
mayoritas
ERA Dominasi perdagangan oleh Akademisi lulusan Amerika
SOEKARNO Belanda dan Cina mendorong mengisi kekosongan posisi
(1945-1966): munculnya ketidakadilan di akuntan dan system akuntansi
Indonesia masyarakat. Akhirnya, Indonesia auditing Amerika dikenalkan di
memperoleh memilih pendekatan sosialis Indonesia. Baik akuntansi
kemerdekaan dalam pembangunan yang model Belanda maupun
kepemimpinan ditandai dengan dominasi peran Amerika digunakan secara
Presiden Soekarno negara. Tahun 1958, semua bersama. Ikatan Akuntan
dekat dengan perusahaan milik Belanda Indonesia didirikan tahun 1957
Pemerintah Cina dinasionalisasi dan warga Negara untuk memebri pedoman dan
(RRC). Tahun 1965 Belanda keluar dari Indonesia. untuk mengkoordinasi aktivitas
terjadi usaha akuntan
kudeta oleh
komunis yang
berhasil digagalkan
dan mendorong
peran militer
ERA SETELAH Di bawah kepemimpinan Suharto, Terjadi transfer pengetahuan
SUHARTO (1966 pembangunan ekonomi dan keahlian akuntansi secara
- 1998): didasarkan pada pendekatan langsung dari Kantor Pusat
Suharto menjadi kapitalis. Investasi asing didorong perusahaan asing kepada
presiden tahun dan tahun 1967 dikeluarkan karyawan Indonesia dan secara
1966 dengan Undang-Undang Penanaman tidak langsung mempengaruhi
pendekatan Modal Asing yang menghasilkan aktivitas bisnis
kebijakan ekonomi munculnya perusahaan asing

2
dan politik yang Tahun 1973, IAI mengadopsi
konservatif Tahun 1997-1998 Krisis seperangkat prinsip akuntansi
Keuangan Asia menimpa dan standar auditing serta
Indonesia dan banyak perusahaan professional code of conduct.
yang bangkrut Prinsip-prinsip akuntansi
didasarkan pada pedoman
akuntansi yang dipublikasikan
AICPA tahun 1965

Satndar akuntansi internasional


diadopsi tahun 1995
ERA SETELAH Indonesia berjuang dari kesulitan Regulasi diperketat untuk
SUHARTO ekonomi dan stabilitas sosial memperbaiki pengungkapan
(SETELAH informasi
1998):
Suharto dipaksa
mengundurkan diri
pada tahun 1998

5.2 Perkembangan Organisasi Profesi Akuntansi

Munculnya Undang-Undang No. 34/1954 tentang Pemakaian Gelar


Akuntan merupakan fondasi lahirnya akuntan yang berasal dari universitas
lokal. Pada tahun 1957, kelompok pertama mahasiswa akuntansi lulusan dari
Universitas Indonesia. Kemudian pada tahun 1990an ketika Bank Dunia
mensponsori Proyek Pengembangan Akuntan (PPA). Melalui proyek ini,
berbagai standar akuntansi dan auditing dikembangkan, standar profesi
diperkuat dan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) mulai dikenal. Ujian
Sertifikasi Akuntan Publik berstandar internasional diberlakukan sebagai
syarat wajib bagi akuntan publik yang berpraktik sejak tahun 1997.
Profesi akuntansi menjadi sorotan publik ketika terjadi krisis keuangan
di Asia pada tahun 1997 yang ditandai dengan bangkrutnya berbagai
perusahaan dan bank di Indonesia. Pada bulan Juni 1998 Asian Development
Bank (ADB) menyetujui Financial Governance Reform Sector Development

3
Program (FGRSDP) untuk mendukung usaha pemerintah mempromosikan
dan memperkuat proses pengelolaan perusahaan (governance) di sektor publik
dan keuangan. Kebijakan FGRSDP yang disetujui pemerintah adalah usaha
untuk menyusun peraturan yang membuat auditor bertanggung jawab atas
kelalaian dalam melaksanakan audit dan direktur bertanggung jawab atas
informasi yang salah dalam laporan keuangan dan informasi publik lainnya.
Tahun 2001, Departemen Keuangan mengeluarkan draft Akademik
tentang Rancangan Undang-Undang Akuntan Publik (RUU AP) yang
membahas isu berkaitan Undang-Undang Akuntan Publik yang baru. Dalam
draft ini disebutkan bahwa tujuan dibentuknya UU akuntan Publik adalah
untuk melindungi kepercayaan publik yang diberikan kepada akuntan publik,
memberikan kerangka hukum yang lebih jelas bagi akuntan publik,
mendukung pembangunan ekonomi nasional dan menyiapkan akuntan dalam
menyongsong era liberlisasi jasa akuntan publik.

5.3 Struktur Organisasi IAI

Sejak didirikan pada tahun 1957, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah
menyelenggarakan Kongres sebanyak 8 kali. Kongres merupakan pemegang
kedaulatan tertinggi yang memiliki wewenang sebagai berikut:
a) Menetapkan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga, pedoman pokok,
garis besar haluan dan program kerja IAI
b) Memberikan penelitian atas setuju tidaknya pertanggungjawaban pengurus
pusat, dewan pertimbangan profesi dan dewan penasehat tentang amanat
yang diberikan oleh Kongres sebelumnya
c) Memilih dan mengangkat ketua umum pengurus pusat
d) Mengangkat seluruh anggota Dewan Pertimbangan Profesi dan Dewan
Penasehat
e) Menetapkan auditor independen untuk mengaudit laporan keuangan
kepengurusan periode berikutnya
Kongres IAI diselenggarakan setiap empat tahun sekali, Kongres ini
memilih Pengurus Pusat IAI, yang terdiri dari 150 anggota dan dipimpin oleh
seorang Ketua Umum. IAI memiliki empat kompartemen dan dua dewan.
Empat kompartemen tersebut adalah:

4
1. Kompartemen Akuntan Akademisi (IAI-KAA) yang bertugas memberikan
saran tentang perbaikan kurikulum pendidikan akuntansi dan menyiapkan
ujian sertifikasi akuntan publik
2. Kompartemen Akuntan Manajemen (IAI-KAM) bertugas untuk
menyiapkan dan mengimplementasikan proposal tentang standar
kompetensi akuntan manajemen serta mengembangkan kualifikasi bagi
akuntan manajemen
3. Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) bertugas untuk mengatur
perijinan kantor akuntan publik, membuat standar profesi, mereview
pelanggaran disiplin dan memberikan sanksi kepada akuntan publik.
4. Kompartemen Akuntan Sektor Publik (IAI-KASP) bertugas mengeluarkan
peraturan dalam bentuk exposure draft akuntansi sektor publik dan
persyaratan pelaporan keuangan.

Struktur Organisasi IAI

5
1. Aktivitas IAI
IAI memiliki berbagai aktivitas mulai dari penentuan standar sampai
dengan lobi politik. Dalam merumuskan standar, IAI memiliki komitmen yang
tinggi untuk melakukan harmonisasi standar akuntansi internasional. IAI
mengembangkan dan mengeluarkan standar akuntansi, standar auditing,
standar atestasi, standar penjamin mutu, dan standar jasa konsultasi. Selain itu,
IAI juga menyelenggarakan training. Selama ini Akuntan Publik disyaratkan
untuk mengambil pendidikan profesi berkelanjutan (PPB) minimum 30 kredit
(jam) per tahun dan 120 jam PPB setiap periode tiga tahunan. IAI
menyelenggarakan dua sampai tiga pelatihan PPB setiap minggunya termasuk
seminar dan workshop. IAI juga menyelenggarakan Ujian Sertifikasi Akuntan
Publik (USAP) bagi akuntan yang berkeinginan memiliki gelar Bersertifikat
Akuntan Publik (BAP) yang diselenggarakan dua kali dalam setahun.
Kegiatan lain yang diselenggarakan IAI antara lain melakukan publikasi
kegiatan dan hasil penelitian bidang akuntansi (Media Akuntansi, Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, dan Jurnal Riset Akuntansi Sektor Publik) dan
memberikan pelatihan dan konsultasi bagi usaha kecil dan menengah. IAI juga
melakukan lobi politik dari waktu ke waktu berkaitan dengan isu-isu profesi
dan masyarakat umum.
2. Keanggotaan IAI dan Afiliasi
Keanggotaan IAI dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, (1)
anggota biasa, yaitu anggota yang memiliki nomor register, (2) anggota luar
biasa, yaitu anggota yang memiliki gelar Sarjana Ekonomi Jurusan (Program

6
Studi) atau perusahaan pengguna jasa profesi akuntan, atau organisasi lain
yang terkait dengan profesi akuntan dan (3) anggota kehormatan, yaitu Warga
Negara Indonesia yang telah berjasa bagi perkembangan profesi Akuntansi di
Indonesia.
Dari kegiatan afiliasi, IAI selama ini sudah menjalin hubungan
kerjasama dengan organisasi dunia, misalnya menjadi anggota Asean
Federation of Accountants (AFA), Confederation Asian Pacific of
Accountants (CAPA), International Federation of Accountants (IFAC) dan
International Accounting Standard Committee (IASC). Namun demikian, pada
tahun 1999, karena alasan keterbatasan dana, IAI mengundurkan diri dari
keanggotaan CAPA (ADB 2003).

5.4 Standar Akuntansi di Indonesia

IAI membentuk komite untuk mengembangkan prinsip akuntansi


Indonesia. Komite tersebut mengadopsi prinsip akuntansi Amerika yaitu
Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for Business
Enterprises yang dikembangkan oleh Paul Grady pada tahun 1965. Pada bulan
Desember 1973, IAI mengadopsi rekomendasi yang diberikan oleh Komite
tersebut dan mengeluarkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) yang berisi
prinsip dasar, praktik, metode dan teknik akuntansi. Dalam menjalankan
kegiatanya, IAI berkerja sama dengan Direktorat Jendral Pajak dan Bapepan
untuk memastikan bahwa IAI memperoleh dukungan resmi dari lembaga
tersebut. IAI kemudian membentuk Komite Prinsip Akuntasi Indonesia
(KPAI) pada tahun 1974 yang bertugas untuk menyusun standar akuntansi.
Untuk merespon reformasi ekonomi dan deregulasi pasar, pada tahun
1984, KPAI mengeluarkan prinsip akuntansi yang telah direvisi yang
kemudian diberi nama Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) 1984. Sampai awal
tahun 1990an, lebih dari 200 perusahaan terdaftar di pasar modal. Permintaan
investor, kreditor dan pemberi pinjaman terhadap standar akuntansi yang
berkualitas dan komprehensif mewarnai pertumbuhan perusahaan yang cepat
tersebut. Akibatnya, pada tahun 1994, IAI mengadopsi Framework for the
Preparation and Presentation of Financial Statement yang dikeluarkan oleh

7
International Accounting Standard Committee (IASC). Pada waktu yang
bersamaan, IAI juga mengadopsi standar Akuntansi Internasional
(International Accounting Standards) yang diberi nama Peryataan Standar
Akuntansi Kuangan (PSAK). Dalam Kongres IAI ke-7, diputuskan bahwa IAI
menggunakan IAS sebagai dasar pelaporan keungan domestik dan menyetujui
beberapa PSAK yang baru.
Selama tiga dekade, pelaporan keungan di Indonesia telah berkembang
secara substansial. Indonesia telah melakukan berbagai perubahan dalam
mengadopsi standar akuntansi keuangan dan sekarang ini mengadopsi Standar
Akuntansi Internasional (International Financial Reporting Standard-IFRS)
yang dikeluarkan International Accounting Standard Board (IASB).
Standar Akuntansi Keungan di Indonesia (PSAK) cenderung
dikembangkan dengen pendekatan principle-based standards bukannya US
rule-based standards (ADB 2003). Dalam principle-based standards, standar
akuntansi memberikan pedoman yang sifatnya umum. Sebaliknya, dalam
rule-based standards, berusaha untuk mengatur setiap situsai bisnis.

5.5 Penyusunan Standar Akuntansi di Indonesia


Proses penyusunan standar akuntansi yang baik harus memiliki lima
tahapan (ADB 2003):
1. Design: aspek khusus akuntansi tertentu diidentifikasi dan diteliti dan
exposure draft disiapkan
2. Approval: draft tersebut direview dan jika layak akan disetujui sebagai
standar
3. Education: penjelasan kepada penyusun dan pemakai laporan keuangan
tentang pengaruh dan implementasi standar yang baru
4. Implementation: ketentuan dalam standar tersebut diaplikasikan dalam
perusahaan
5. Enforcement: pengawasan dan pemberian sanksi bagi yang tidak
menerapkan.

8
Menurut aturan yang disebut Dewan Standar Akuntansi Keuangan,
proses penyusunan standar akuntansi keuangan melibatkan delapan tahap
berikut ini (ADB 2003):
a. Issues Identification
Kongres IAI mengeluarkan resolusi tentang program kerja strategis DSAK
yang memonitor dan mempertimbangkan pengumuman resmi yang
dikeluarkan International Accounting Standard Board (IASB) serta
mereview masukan yang diberikan secara langsung oleh pihak tertentu
b. Preliminary Consideration
DSAK melakukan penelitian terhadap isu yang ada sebelum isu tersebut
dimasukkan dalam program kerja DSAK
c. Preparation of Accounting Discussion Paper
DSAK membentuk Komite khusus untuk menyiapkan topic outline dan
Accounting Discussion Paper (ADP) yang secara rinci menjelaskan dan
menganalisis topik tersebut
d. Preparation of Exposure Draft (ED)
DSAK menyiapkan ED awal dengan keterangan standar akuntansi
internasional. ED awal ini didistribusikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan untuk mendapatkan tanggapan
e. Publication of ED
ED dipublikasikan di media akuntansi IAI dan didistribusikan kepada
pihak yang berkepentingan paling lambat 1 bulan sebelum public hearing
f. Public Hearings
Publik hearing diselenggarakan untuk memberi kesempatan kepada pihak
yang berkepentingan untuk menyampaikan pandangan mereka terhadap
ED tersebut. Kemudian DSAK akan berkonsultasi dengan pemerintah
sebelum disahkan menjadi PSAK
g. PSAK Preparation
Jika perlu, DSAK mengubah ED untuk merefleksikan hasil konsultasi
yang telah dilakukan
h. Approval and Promulgation
DSAK menyetujui PSAK untuk diterbitkan sebagai pedoman resmi
praktik akuntansi tertentu. PSAK yang disetujui dipublikasikan melalui
media akuntansi dan website IAI
Penyusunan standar di Indonesia dapat dikategorikan kedalam dua
periode sebelum Kongres VIII dan periode setelah Kongres VIII.
Periode Sebelum Kongres VIII
1. Organisasi dan Dana

9
Anggota komite Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terdiri dari 17
orang dipimpin oleh ketua dan wakil ketua dan sekretaris. Komite SAK
bertanggungjawab terhadap pengurusan pusat IAI. Komite SAK dipilih
setelah tahun 1994 dan berakhir menjelang kongres 1998.
2. Due Process Procedures
Penyusunan SAK dimulai dari penyusunan agenda topik SAP. Topik
yang sudah disepakati masuk ke agenda dan dibahas untuk menjadi exposure
draft. Exposure draft yang telah disetujui oleh anggota diperbanyak dan
disebarkan ke publik sebulan sebelum diadakan public hearing. Public
hearing diselenggarakan untuk memperoleh masukan baik lisan maupun
tertulis. Setelah public hearing, komite mengadakan beberapa kali pertemuan
untuk membahas dan menyetujui draft SAK final. Draft SAK final kemudian
dikirim ke pengurus pusat untuk disahkan. Pengurus pusat kemudian
mengadakan rapat pengesahan SAK. Hasil komite periode 1994 – 1998 adalah
diterbitkannya 22 SAK baru, 3 revisi SAK, 4 interpretasi SAK dan review 35
SAK IAI berbahasa inggris.
Periode Setelah Kongres VIII
1. Organisasi dan Dana
Setelah Kongres VIII, Komite menjadi lebih kecil dengan mengurangi
jumlah anggota menjadi 7 dan 9 orang. Hasil Kongres lainnya adalah
dibentuknya Consultative Body / Advisory Council yang mewakili konstituen
dengan anggota sebanyak 25 sampai 30 orang. Komposisi anggota harus
mencermikan konstituen yaitu: pembuat laporan, auditor, pemakai laporan,
pemerintah dan akademisi. Dengan adanya tim teknis yang bekerja penuh,
komite cukup mempunyai ketua yang bertanggungjawab untuk memimpin
rapat - rapat komite dan pertemuan lain, pengembangan dan pengawasan
kebijakan administratif, bekerjasama dengan pengurus dalam membuat
anggaran komite, melakukan kontak dengan konstituen dan pengurus pusat
IAI.
2. Due Process Procedure
Meskipun dipilih dan bertanggungjawab kepada IAI, komite baru
merupakan lembaga otonom yang mempunyai wewenang tertinggi dalam
menentukan standar. Ada beberapa perubahan yang dilakukan IAI, misalkan
SAK dikembangkan dan disahkan oleh komite dan perlunya perbaikan dalam
due process. Masa komentar terhadap exposutre draft diperpanjang dari

10
minimal satu bulan menjadi paling tidak enam bulan. Publik harus diberi
kesempatan untuk memberikan komentar tertulis lebih banyak.
Kesempatan untuk memberikan testimony pada public hearing secara
bertahap harus diubah menjadi hanya untuk publik yang telah memberikan
komentar tertulis. Kualitas Bahasa exposure draft harus ditingkatkan sehingga
publik akan memberikan komentar lebih banyak pada isu pokok standar.
Rapat komite harus dirancang menjadi terbuka untuk publik sebagai
pengamat. Penyebaran hasil tertulis baik hasil antaramaupun final diperbanyak
dan diperluas dengan menggunakan media yang tersedia (leaflet, brosur,
koran, majalah).

KESIMPULAN

Perkembangan akuntasi di Indonesia mengalami pasang surut, beberapa


faktor yang mempengaruhinya antara lain lingkungan politik dan ekonomi serta
organisasi profesi.

Proses pembentukan standar akuntansi atau sering disebut dengan standar


setting process merupakan proses yang cukup pelik oleh karena melibatkan aspek
politik, bisnis, sosial budaya. Aspek politik cukup dominan karena tarikan
beberapa kepentingan baik pihak pemerintah, swasta maupun profesi akuntan itu
sendiri.Hal ini dapat dipahami karena standar akuntansi yang akan diberlakukan
akan mengikat semua pihak.

Dilihat dari aspek bisnis, standar akuntansi akan berkembang seiring


dengan perkembangan dunia bisnis. Munculnya transaksi-transaksi bisnis baru
yang semakin komplek menuntut adanya standar akuntansi yang mengatur
transaksi tersebut. Oleh karena standar akuntansi akan diterapkan pada suatu
komunitas tertentu maka aspek sosial budaya juga akan mewarnai penyusunan
standar tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Iman dan Anis Chairi. 2007. Teori Akuntansi. Edisi Ketiga. BPFE
Universitas Diponegoro : Semarang

12

Anda mungkin juga menyukai