Anda di halaman 1dari 3

PENGARAHAN ATAU KEPEMIMPINAN

1. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah sebuah kemampuan atau kekuatan dalam diri seseorang untuk
mempengaruhi orang lain dalam hal bekerja, dimana tujuannya adalah untuk mencapai target (goal)
organisasi yang telah ditentukan. Sedangkan, pemimpin adalah seseorang yang diberi kepercayaan
sebagai ketua (kepala) dalam sistem di sebuah organisasi atau perusahaan.
A. FUNGSI DAN DAN GAYA KEPEMIMPINAN
 Fungsi kepemimpinan secara operasional dibedakan menjadi 5, yaitu :
1) Fungsi Instruksi, yaitu memiliki sifat satu arah komunikasi dimana pemimpin sebagai
komunikator yang berperan untuk menentukan bagaimana, bilamana, dimana perintah
tersebut dikerjakan agar keputusan dapat dijalankan dengan efektif.

2) Fungsi Konsultasi, di dalam fungsi ini komunikasi bersifat dua arah.Tujuan dari
konsultasi itu adalah mendapatkan masukan berupa feedback dalam memperbaik dan
menyempurnakna keputusan-keputusan yang telah ditepapkan.
3) Fungsi Partisipas, di dalam fungsi partisipasi ini, seorang pemimpin harus berupaya
untuk mengakitfkan seluruh orang yang dipimpinnya.Partisipasi tidak hanya berarti
dapat bertindak semaunya akan tetapi bertindak secara terarah dan terkendali seperti
kerjasama dengan tidak mencampuri dan mengambil tugas orang lain.
4) Fungsi Delegasi, fungsi ini dilakukan dengan memberikan pelimpahan wewenang dan
tanggung jawab untuk membuat atau menetapkan keputusan baik melalui persetujuan
dari atasan maupun tidak.
5) Fungsi Pengendalian, tujuan dari fungsi ini adalah kepemimpinan yang efektif, yaitu
kepemimpinan yang dapat mengatur seluruh akitvitas anggotanya dengan terarah dan
masih dalam koordinasi yang efektif sehingga mempermudah perusahaan mencapai
tujuan dengan maksimal.
 Gaya kepemimpinan. saat ini terdapat 4 (empat) gaya kepemimpinan, yaitu :
1) Gaya kepemimpinan Otoriter adalah pemimpin yang selalu membuat keputusan
sendiri karena kekuasaan hanya terpusat pada satu orang dan dia memiliki wewenang
serta tanggung jawab secara penuh.Gaya kepemimpimpinan ini didasarkan pada
pendirian bahwa segala kegiatan dalam organisasi dapat berjalan dengan lancar apabila
seluruhnya diputuskan oleh pemimpin tanpa menghiraukan pendapat bawahan.
2) Gaya kepemimpinan Demokratis merupakan pemimpin yang selalu berkonsultasi
dengan kelompok tetnang masalah yang menarik perhatian mereka serta mereka
menyumbangkan sesuatu.Dalam kepemimpinan demokratis, pemimpin akan selalu
berupaya untuk melibatkan kelompok untuk mengambil keputusan, sangat menghargai
inisiatif, ide dan pendapat dari anggota, serta selalu mementingkan kepentingan
bersama.
3) Kendali Bebas (Laizes Faire) merupakan gaya kepemimpinan yang memberikan
kekuasaan kepada bawahan. Kelompok dapat mengembangkan tujuan sendiri dan
memecahkan permasalahan sendiri, hanya sedikit pengarahan bahkan tidak ada
pegarahan. Pada gaya kepemimpinan ini, pemimpin tidak melakukan fungsinya sebagai
pemimpin dan sifat kepemimpinannya tidak nampak.
4) Pseudo Demokratis sering disebut juga dengan demokrasi semu. Tipe pemimpin seperti
ini akan terlihat seperti seorang pemimpin yang demokrasi namun pada kenyatannya dia
adalah seorang pemimpin yang otoriter atau absolut.

B. PENDEKATAN SIFAT-SIFAT KEPEMIMPINAN


Pendekatan ini memandang bahwa kepemimpinan sebagai suatu kombinasi sifat-sifat (traits)
yang tampak pada seseorang. Keberhasilan atau kegagalan seseorang pemimpin banyak
ditentukan atau dipengaruhi oleh sifat-sifat yang dimiliki oleh pribadi seorang pemimpin. Sifat-
sifat itu ada pada seseorang karena pembawaan dan keturunan. Jadi, seseorang menjadi
pemimpin karena sifat-sifatnya yang dibawa sejak lahir, bukan karena dibuat atau dilatih.
Pemimpin yang baik harus mempunyai kejujuran yang tinggi baik kepada diri sendiri maupun
kepada bawahan. Pemimpin diharapkan juga menjadi guru yang baik. Pemimpin diharapkan
juga menjadi guru yang baik. bersikap ramah, terbuka, mau menghargai pendapat orang lain,
sehingga ia bisa memupuk kerjasama yang baik.

2. KOMUNIKASI DAN NEGOSIASI DALAM ORGANISASI


Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan tujuan
tercapai kesepahaman bersama. Sedangkan, Negosiasi adalah proses interaksi dua pihak atau lebih
yang masing-masing mempunyai tujuan berbeda, tetapi mereka berusaha melalui argumentasi dan
persuasi untuk mencapai perjanjian secara kooperatif dan kompetitif.
A. PENTINGNYA KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Komunikasi yang efektif dalam organisasi menjadi hal sangat penting, seperti halnya aliran
darah bagi suatu organisasi, dan miskomunikasi memberi kontribusi yang dapat disamakan
dengan rusaknya sistem peredaran darah dalam lebih dari satu organisasi. Komunikasi menjadi
faktor terpenting bagi organisasi dalam mendapatkan informasi. Kemudian dengan komunikasi
yang baik maka suatu organisasi akan dapat berjalan lancar dan begitu juga sebaliknya,
kegagalan dalam organisasi banyak yang disebabkan oleh kurang tertatanya komunikasi yang
dilakukan para pelaku di organisasi tersebut.
B. PROSES KOMUNIKASI
1. Penginterprestasian, hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri
komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi
muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan
rasakan ke dalam pesan (masih abstrak).
2. Penyandian, pada tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak
berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi
3. Pengiriman, proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi,
mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah.
4. Perjalanan, pada tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan
dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan. Penerimaan, pada tahapan ini ditandai
dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.

C. HAMBATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DALAM ORGANISASI


1. Hambatan teknis adalah jenis hambatan yang terjadi karena media yang digunakan dalam
berkomunikasi. Gangguan yang terjadi pada media komunikasi semisal radio, jaringan
telepon dan alat komunikasi lain pastinya akan mengganggu proses komunikasi dan
mengurangi tingkat efektivitas komunikasi tersebut.
2. Hambatan teknis adalah jenis hambatan yang terjadi karena media yang digunakan dalam
berkomunikasi. Gangguan yang terjadi pada media komunikasi semisal radio, jaringan
telepon dan alat komunikasi lain pastinya akan mengganggu proses komunikasi dan
mengurangi tingkat efektivitas komunikasi tersebut.
3. Hambatan manusiawi ini timbul dari faktor faktor manusia atau pelaku komunikasi
organisasi itu sendiri. Hambatan ini timbul karena berbagai faktor manusiawi seperti emosi
dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau
ketidakmampuan alat-alat pancaindera seseorang dan sebagainya.
4. Hambatan Sosio-Antro-Psikologis adalah hambatan yang terjadi pada sisi komunikan atau
penerima informasi. Kita mengetahui bahwa proses komunikasi, termasuk komunikasi
organisasi, terbentuk dalam keadaan yang situasional. Artinya, komunikator harus benar
benar mengerti dan paham dengan situasi atau kondisi saat komunikasi berlangsung. Situasi
sangatlah berpengaruh terhadap proses komunikasi yang akan berefek langsung pada
efektivitas komunikasi organisasi itu sendiri.
5. Hambatan ekologis. Faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi kelancaran dari proses
komunikasi organiasi. Terdapat banyak contoh proses komunikasi yang bisa terhambat
akibat gangguang dari lingkungan tempat komunikasi berlangsung. Contoh dari hambatan
ekologis ini antara lain lingkungan yang ramai atau bising, banyaknya orang yang berlalu
lalang, suara petir atau hujan, suara kendaraan yang lewat dan banyak lainnya

3. NEGOSIASI DALAM MENGATASI KONFLIK


Langkah-langkah bernegosiasi dalam penyelesaian konflik terdapat 5 tahap. Yaitu :
1. Persiapan
2. Pembukaan
3. Memulai proses negosiasi
4. Zona tawar menawar (The Bargaing Zone)
5. Membagun kesepakatan

Anda mungkin juga menyukai