KEPEMIMPINAN
PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan (leadership) adalah salah satu fungsi manajemen yang peranannya sangat vital
bagi terlaksananya berbagai fungsi manajemen yang lain. Kepemimpinan sebagai proses dimana
seorang individu memiliki pengaruh terhadap orang lain dan mengilhami, memberi motivasi,
semangat serta mengarahkan kegiatan – kegiatan guna membantu tercapainya tujuan organisasi.
Salah satu cara untuk memahami kepemimpinan dalam suatu organisasi adalah mengelompokan
kepemimpinan itu berdasarkan keterkaitannya dengan terminologi. Adapun 3 pengelompokan itu
terdiri dari :
Pemimpin sebagai orang yang dibedakan dalam organisasi
Fiedler (1967) mendefinisikan pemimpin dengan pengertian “seseorang yang berada dalam
kelompok, sebagai pemberi tugas atau sebagai pengarah dan mengkoordinasikan kegiatan
kelompok yang relevan, serta dia sebagai penanggung jawab utama”. Dengan demikian
kepemimpinan yang dimaksudkan oleh Fiedler adalah kemampuan memberikan pengarahan dan
koordinasi kepada bawahan (anggota organisasi) dalam mencapai tujuan organisasi, serta
kesediaan menjadi penanggung jawab utama dari kegiatan kelompok yang dipimpinnya.
Pemimpin yang memiliki kecakapan
Dari sudut pandang ini kepemimpinan dapat diartikan sebagai seni membujuk bawahan untuk
menyelesaikan tugas – tugasnya dengan giat dan penuh kepercayaan (Kooontz and O’Donnell,
1981). Sedangkan (Davis,1981) mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk
membujuk orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara antusias
Pemimpin yang memiliki hubungan
Menurut Terry dan Frankin (1982) kepemimpinan dengan hubungan dimana seseorang
pemimpin mempengaruhi orang lain untuk mau bekerja sama melaksanakan tugas – tugas yang
saling berkaitan guna mencapai tujuan yang diinginkan pemimpin atau kelompok. Maka definisi
tersebut menekankan pada permasalahan hubungan antara orang yang mempengaruhi
(pemimpin) dengan orang yang di pengaruhi (bawahan).
FUNGSI DAN SIFAT KEPEMIMPINAN
Sondang P. Siagian (1999) mengemukakan terdapat lima fungsi - fungsi yang hakiki, yaitu :
1. Fungsi Penentu Arah
Keterbatasan sumber daya organisasi mengharuskan pemimpin untuk mengelola dengan
efektif, dengan kata lain arah (strategi dan taktik) yang hendak dicapai oleh organisasi
menuju tujuannya harus sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari
segala sarana dan prasarana yang ada
2. Fungsi Sebagai Juru Bicara
Fungsi ini mengharuskan seorang pemimpin untuk berperan sebagai penghubung antara
organisasi dengan pihak – pihak luar yang berkepentingan seperti pemilik saham,
pemasok, penyalur, lembaga keuangan, dan instansi pemerintah yang terkait. Adapun
sasaran pemeliharaan hubungan tersebut adalah agar berbagai pihak yang
berkepentingan;
a) Memiliki persepsi yang tepat tentang citra organisasi
b) Memahami berbagai kebijaksanaan yang ditempuh oleh organisasi
c) Menghindari munculnya salah pengertian tentang arah yang hendak dicapai
d) Memberikan dukungan kepada organisasi
Jadi seorang pemimpin harus mengetahui bagaimana cara merumuskan kebijaksanaan
strategik dan dituntut pula memiliki pengetahuan yang memadai tentang kegiatan yang
berlangsung dalam organisasi.
3. Fungsi Sebagai Komunikator
Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila pesan yang disampaikan tersebut dapat
diterima dan diartikan oleh sasaran komunikasi. Fungsi pemimpin sebagai komunikator
disini lebih ditekankan pada kemampuannya untuk mengomunikasikan sasaran – sasaran,
strategi, dan tindakan yang harus dilakukan oleh bawahan.
4. Fungsi Sebagai Mediator
Kemampuan menjalankan fungsi kepemimpian selaku mediator yang rasional, objektif,
dan netral merupakan salah satu indikator efektivitas kepemipian seseorang dalam
menyelesaikan konflik – konflik dan permasalahan yang ada di dalam organisasi
5. Fungsi Sebagai Integrator
Integrator merupakan pimpinan, dalam perkataan lain diperlukan integrator terutama
pada hirarki puncak organisasi. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki
kepemimpinan semakin penting pula makna peranan tersebut
Selain fungsi – fungsi diatas, berikut adalah fungsi – fungsi pemimpin menurut penulis
lain, diantaranya :
o Pengambilan keputusan
o Mengembangkan informasi
o Memelihara dan mengembangkan kesetiaan anggota organisasi
o Memberi dorongan dan semangat kerja pada bawahan
o Mempertanggung jawabkan seluruh aktifitas organisasi kepada pemilik dan
masyarakat
o Melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas – tugas yang didelegasikan
o Memberi penghargaan
Sifat – Sifat Seorang Pemimpin
Sifat dan ciri – ciri dari kepemimpinan yang berhasil dapat dijelaskan sebagai berikut :
o Watak dan kepribadian yang terpuji
o Keinginan melayani bawahan
o Memamahi kondisi lingkungan
o Intelegensi yang tinggi
o Berorientasi ke depan
o Sikap terbuka dan lugas
Riset Fiedler mengungkapkan tiga dimensi kontingensi untuk menentukan efektivitas pemimpin
yaitu :
Kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian Fiedler adalah seorang pimpinan dengan orientasi
tugas cenderung lebih berhasil dibandingkan dengan pimpinan yang berorientasi hubungan.
Fiedler juga menyimpulkan bahwa efektifitas kepemimpinan seseorang cenderung meningkat
apabila dihadapkan pada situasi yang paling menguntungkan atau yang paling tidak
menguntungkan.
Teori ini menerangkan bagaimana perilaku seorang pemimpin mempengaruhi motivasi dan
prestasi kerja bawahannya, dalam situasi kerja yang berbeda – beda. Dinamakan jalan – tujuan
karena memusatkan perhatian pad acara pemimpin mempengaruhi prestasi kerja bawahan
tentang tujuan pekerjaan, tujuan pengembangan diri, dan jalan untuk mencapai tujuan. (Martin
G. Evans dan Robert J. House)
Dasar dari teori ini adalah motivasi harapan (expectancy motivation theory) yang menyatakan
bahwa motivasi seseorang tergantung pada harapan akan imbalan dan valensi atau daya tarik
imbalan itu. Adapun pokok – pokok penting dalam teori ini menyebutkan bahwa perilaku
seorang pemimpin akan meningkatkan prestasi bawahannya apabila :
Kelemahan utama dari teori ini terletak pada ketidakmampuannya dalam meramal prestasi kerja
bawahannya. Oleh karena itu dikalangan pada teoritisi disepakati bahwa teori ini mempunyai
makna operasional yang memadai, masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
Paul Harsey dan Kenneth H. Blanchard mengembangkan suatu teori kepemimpinan yang disebut
dengan teori kepemimpinan situasional. Teori ini merupakan salah satu model kepemimpinan
yang paling banyak digunakan dewasa ini, bahkan teori tersebut banyak digunakan dalam
pembangunan eksekutif oleh berbagai jenis perusahaan di Amerika Serikat.
Pada intinya, teori ini menekankan bahwa efektifitas kepemimpinan seseorang tergantung pada
dua hal yaitu pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan
tingkat kematangan jiwa (kedewasaan) para bawahan yang dipimpin.
Penjelasan dari teori kepemimpinan situasional ini adalah tingkat kematangan bawahan secara
terus menerus meningkat dalam melaksanakan tugas yang spesifik, pemimpin harus mengurangi
perilaku tugas mereka dan meningkatkan prilaku hubungan sampai individu atau kelompok
mencapai taraf kematangan yang moderat.
KOMUNIKASI DAN NEGOSIASI DALAM ORGANISASI
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan tujuan
tercapai kesepahaman bersama. Sedangkan, Negosiasi adalah proses interaksi dua pihak atau lebih
yang masing-masing mempunyai tujuan berbeda, tetapi mereka berusaha melalui argumentasi dan
persuasi untuk mencapai perjanjian secara kooperatif dan kompetitif.