Anda di halaman 1dari 8

BAB 12

KEPEMIMPINAN

PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan (leadership) adalah salah satu fungsi manajemen yang peranannya sangat vital
bagi terlaksananya berbagai fungsi manajemen yang lain. Kepemimpinan sebagai proses dimana
seorang individu memiliki pengaruh terhadap orang lain dan mengilhami, memberi motivasi,
semangat serta mengarahkan kegiatan – kegiatan guna membantu tercapainya tujuan organisasi.
Salah satu cara untuk memahami kepemimpinan dalam suatu organisasi adalah mengelompokan
kepemimpinan itu berdasarkan keterkaitannya dengan terminologi. Adapun 3 pengelompokan itu
terdiri dari :
Pemimpin sebagai orang yang dibedakan dalam organisasi
Fiedler (1967) mendefinisikan pemimpin dengan pengertian “seseorang yang berada dalam
kelompok, sebagai pemberi tugas atau sebagai pengarah dan mengkoordinasikan kegiatan
kelompok yang relevan, serta dia sebagai penanggung jawab utama”. Dengan demikian
kepemimpinan yang dimaksudkan oleh Fiedler adalah kemampuan memberikan pengarahan dan
koordinasi kepada bawahan (anggota organisasi) dalam mencapai tujuan organisasi, serta
kesediaan menjadi penanggung jawab utama dari kegiatan kelompok yang dipimpinnya.
Pemimpin yang memiliki kecakapan
Dari sudut pandang ini kepemimpinan dapat diartikan sebagai seni membujuk bawahan untuk
menyelesaikan tugas – tugasnya dengan giat dan penuh kepercayaan (Kooontz and O’Donnell,
1981). Sedangkan (Davis,1981) mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk
membujuk orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara antusias
Pemimpin yang memiliki hubungan
Menurut Terry dan Frankin (1982) kepemimpinan dengan hubungan dimana seseorang
pemimpin mempengaruhi orang lain untuk mau bekerja sama melaksanakan tugas – tugas yang
saling berkaitan guna mencapai tujuan yang diinginkan pemimpin atau kelompok. Maka definisi
tersebut menekankan pada permasalahan hubungan antara orang yang mempengaruhi
(pemimpin) dengan orang yang di pengaruhi (bawahan).
FUNGSI DAN SIFAT KEPEMIMPINAN
Sondang P. Siagian (1999) mengemukakan terdapat lima fungsi - fungsi yang hakiki, yaitu :
1. Fungsi Penentu Arah
Keterbatasan sumber daya organisasi mengharuskan pemimpin untuk mengelola dengan
efektif, dengan kata lain arah (strategi dan taktik) yang hendak dicapai oleh organisasi
menuju tujuannya harus sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari
segala sarana dan prasarana yang ada
2. Fungsi Sebagai Juru Bicara
Fungsi ini mengharuskan seorang pemimpin untuk berperan sebagai penghubung antara
organisasi dengan pihak – pihak luar yang berkepentingan seperti pemilik saham,
pemasok, penyalur, lembaga keuangan, dan instansi pemerintah yang terkait. Adapun
sasaran pemeliharaan hubungan tersebut adalah agar berbagai pihak yang
berkepentingan;
a) Memiliki persepsi yang tepat tentang citra organisasi
b) Memahami berbagai kebijaksanaan yang ditempuh oleh organisasi
c) Menghindari munculnya salah pengertian tentang arah yang hendak dicapai
d) Memberikan dukungan kepada organisasi
Jadi seorang pemimpin harus mengetahui bagaimana cara merumuskan kebijaksanaan
strategik dan dituntut pula memiliki pengetahuan yang memadai tentang kegiatan yang
berlangsung dalam organisasi.
3. Fungsi Sebagai Komunikator
Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila pesan yang disampaikan tersebut dapat
diterima dan diartikan oleh sasaran komunikasi. Fungsi pemimpin sebagai komunikator
disini lebih ditekankan pada kemampuannya untuk mengomunikasikan sasaran – sasaran,
strategi, dan tindakan yang harus dilakukan oleh bawahan.
4. Fungsi Sebagai Mediator
Kemampuan menjalankan fungsi kepemimpian selaku mediator yang rasional, objektif,
dan netral merupakan salah satu indikator efektivitas kepemipian seseorang dalam
menyelesaikan konflik – konflik dan permasalahan yang ada di dalam organisasi
5. Fungsi Sebagai Integrator
Integrator merupakan pimpinan, dalam perkataan lain diperlukan integrator terutama
pada hirarki puncak organisasi. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki
kepemimpinan semakin penting pula makna peranan tersebut

Selain fungsi – fungsi diatas, berikut adalah fungsi – fungsi pemimpin menurut penulis
lain, diantaranya :
o Pengambilan keputusan
o Mengembangkan informasi
o Memelihara dan mengembangkan kesetiaan anggota organisasi
o Memberi dorongan dan semangat kerja pada bawahan
o Mempertanggung jawabkan seluruh aktifitas organisasi kepada pemilik dan
masyarakat
o Melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas – tugas yang didelegasikan
o Memberi penghargaan
Sifat – Sifat Seorang Pemimpin
Sifat dan ciri – ciri dari kepemimpinan yang berhasil dapat dijelaskan sebagai berikut :
o Watak dan kepribadian yang terpuji
o Keinginan melayani bawahan
o Memamahi kondisi lingkungan
o Intelegensi yang tinggi
o Berorientasi ke depan
o Sikap terbuka dan lugas

OHIO STATE LEADERSHIP STUDIES


Penelitian mengenai kepemimpinan dimulai pada tahun 1945, yang diprakarsai oleh Biro Urusan
dan Penelitian pada Ohio State University. Dari berbagai penelitian yang dilakukan, akhirnya
diperoleh gambaran mengenai perilaku pemimpin itu yaitu diketemukannya dua dimensi utama
dari perilaku pemimpin yang kemudia dikenal sebagai Consideration (pertimbangan) dan
Initiating Structurre . Consideration menggambarkan derajat dan corak hubungan seorang
pemimpin dengan bawahannya, yang ditandai adanya saling percaya, penghargaan terhadap
gagasan bawahannya dan penenggangan terhadap perasaan bawahan. Sedangkan yang disebut
Initiating Structurre (orientasi tugas) menggambarkan sejauh mana seseorang pemimpin
memberi batasan dan memberi struktur terhadap peranannya dan peran bawahannya untuk
tercapainya tujuan kelompok. Dengan dua dimensi tersebut dapat dibedakan adanya empat gaya
kepemimpinan yaitu
o Pertimbangan rendah, struktur rendah
o Pertimbangan tinggi, struktur rendah
o Pertimbangan tinggi, struktur tinggi
o Pertimbangan rendah, struktur tinggi
TEORI KEPEMIMPINAN KONTINGENSI FIEDLER
Salah satu usulan penting dari Fiedler adalah bahwa kunci utama dari keberhasilan
kepemimpinan terletak pada gaya dasar kepemimpinannya yang dapat dipilih dari dua tipe, yaitu
gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan gaya kepemimpinan yang berorientasi
pada hubungan pimpinan dan bawahan. Fiedler menggunakan kuisioner LPC (least preferred
coworker) di dalam mengukur gaya seorang pemimpin. Dalam kuisioner tersebut disusun
serangkaian pertanyaan yang menanyakan para responden tentang semua rekan kerja mereka dan
mengidentifikasi satu orang tertentu dengan setiap responden paling tidak senang bekerja sama
dengan membuat skala 1 hingga 8 pada semua 16 kata sifat dalam kuisioner tersebut. Apabila
kuisioner menunjukan bahwa responden memberikan gambaran positif maka orang seperti itu
dalam gaya kepemimpinannya berorientasi pada hubungan. Sebaliknya jika responden
memberikan penilaian negative gaya kepemimpinan yang nampak disini adalah gaya
kepemimpinan yang hanya mengutamakan tugas

Riset Fiedler mengungkapkan tiga dimensi kontingensi untuk menentukan efektivitas pemimpin
yaitu :

o Hubungan pemimpin dengan bawahan (leader member relation)


o Struktur tugas (terstruktur atau tidak)
o Posisi kewenangan seseorang (tingkat pengaruh seorang pemimpin)
Skala “baik” atau “buruk” dipergunakan untuk menganalisis hubungan pimpinan atau bawahan.
Skala “tinggi” atau “rendah” digunakan untuk dimensi untuk struktur tugas. Sedangkan skala
“kuat” atau “lemah” digunakan untuk dimensi posisi kewenangan

Kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian Fiedler adalah seorang pimpinan dengan orientasi
tugas cenderung lebih berhasil dibandingkan dengan pimpinan yang berorientasi hubungan.
Fiedler juga menyimpulkan bahwa efektifitas kepemimpinan seseorang cenderung meningkat
apabila dihadapkan pada situasi yang paling menguntungkan atau yang paling tidak
menguntungkan.

TEORI KEPEMIMPINAN JALAN – TUJUAN

Teori ini menerangkan bagaimana perilaku seorang pemimpin mempengaruhi motivasi dan
prestasi kerja bawahannya, dalam situasi kerja yang berbeda – beda. Dinamakan jalan – tujuan
karena memusatkan perhatian pad acara pemimpin mempengaruhi prestasi kerja bawahan
tentang tujuan pekerjaan, tujuan pengembangan diri, dan jalan untuk mencapai tujuan. (Martin
G. Evans dan Robert J. House)

Dasar dari teori ini adalah motivasi harapan (expectancy motivation theory) yang menyatakan
bahwa motivasi seseorang tergantung pada harapan akan imbalan dan valensi atau daya tarik
imbalan itu. Adapun pokok – pokok penting dalam teori ini menyebutkan bahwa perilaku
seorang pemimpin akan meningkatkan prestasi bawahannya apabila :

o Pemimpin memenuhi kebutuhan bawahannya


o Pemimpin memberikan latihan, bimbingan, dan dukungan yang dibutuhkan oleh
bawahannya
Dalam teori ada empat pola perilaku kepemimpinan yaitu :

o Pemimpin yang direktif, bawahan tidak diijinkan berpartisipasi dalam mengemukakan


pendapat
o Pemimpin yang suportif, pemimpin yang ramah, mudah ditemui dan menunjukan sikap
perhatian
o Pemimpin yang partisipatif, yaitu selalu mengharapkan saran atau pendapat bawahannya
o Pemimpin yang berorientasi prestasi, yaitu memberi kepercayaan pada bawahan untuk
mencapai tujuan atau prestasi

Kelemahan utama dari teori ini terletak pada ketidakmampuannya dalam meramal prestasi kerja
bawahannya. Oleh karena itu dikalangan pada teoritisi disepakati bahwa teori ini mempunyai
makna operasional yang memadai, masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

TEORI KEPEMIMPINAN SITUASIONAL

Paul Harsey dan Kenneth H. Blanchard mengembangkan suatu teori kepemimpinan yang disebut
dengan teori kepemimpinan situasional. Teori ini merupakan salah satu model kepemimpinan
yang paling banyak digunakan dewasa ini, bahkan teori tersebut banyak digunakan dalam
pembangunan eksekutif oleh berbagai jenis perusahaan di Amerika Serikat.

Pada intinya, teori ini menekankan bahwa efektifitas kepemimpinan seseorang tergantung pada
dua hal yaitu pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan
tingkat kematangan jiwa (kedewasaan) para bawahan yang dipimpin.

Penjelasan dari teori kepemimpinan situasional ini adalah tingkat kematangan bawahan secara
terus menerus meningkat dalam melaksanakan tugas yang spesifik, pemimpin harus mengurangi
perilaku tugas mereka dan meningkatkan prilaku hubungan sampai individu atau kelompok
mencapai taraf kematangan yang moderat.
KOMUNIKASI DAN NEGOSIASI DALAM ORGANISASI

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan tujuan
tercapai kesepahaman bersama. Sedangkan, Negosiasi adalah proses interaksi dua pihak atau lebih
yang masing-masing mempunyai tujuan berbeda, tetapi mereka berusaha melalui argumentasi dan
persuasi untuk mencapai perjanjian secara kooperatif dan kompetitif.

A. PENTINGNYA KOMUNIKASI YANG EFEKTIF


Komunikasi yang efektif dalam organisasi menjadi hal sangat penting, seperti halnya aliran
darah bagi suatu organisasi, dan miskomunikasi memberi kontribusi yang dapat disamakan
dengan rusaknya sistem peredaran darah dalam lebih dari satu organisasi. Komunikasi menjadi
faktor terpenting bagi organisasi dalam mendapatkan informasi. Kemudian dengan komunikasi
yang baik maka suatu organisasi akan dapat berjalan lancar dan begitu juga sebaliknya,
kegagalan dalam organisasi banyak yang disebabkan oleh kurang tertatanya komunikasi yang
dilakukan para pelaku di organisasi tersebut.
B. PROSES KOMUNIKASI
1. Penginterprestasian, hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri
komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi
muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan
rasakan ke dalam pesan (masih abstrak).
2. Penyandian, pada tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak
berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi
3. Pengiriman, proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim
lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah.
4. Perjalanan, pada tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim
hingga pesan diterima oleh komunikan. Penerimaan, pada tahapan ini ditandai dengan
diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.

C. HAMBATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DALAM ORGANISASI


1. Hambatan teknis adalah jenis hambatan yang terjadi karena media yang digunakan dalam
berkomunikasi. Gangguan yang terjadi pada media komunikasi semisal radio, jaringan telepon
dan alat komunikasi lain pastinya akan mengganggu proses komunikasi dan mengurangi
tingkat efektivitas komunikasi tersebut.
2. Hambatan teknis adalah jenis hambatan yang terjadi karena media yang digunakan dalam
berkomunikasi. Gangguan yang terjadi pada media komunikasi semisal radio, jaringan telepon
dan alat komunikasi lain pastinya akan mengganggu proses komunikasi dan mengurangi
tingkat efektivitas komunikasi tersebut.
3. Hambatan manusiawi ini timbul dari faktor faktor manusia atau pelaku komunikasi organisasi
itu sendiri. Hambatan ini timbul karena berbagai faktor manusiawi seperti emosi dan
prasangka pribadi, persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau
ketidakmampuan alat-alat pancaindera seseorang dan sebagainya.
4. Hambatan Sosio-Antro-Psikologis adalah hambatan yang terjadi pada sisi komunikan atau
penerima informasi. Kita mengetahui bahwa proses komunikasi, termasuk komunikasi
organisasi, terbentuk dalam keadaan yang situasional. Artinya, komunikator harus benar benar
mengerti dan paham dengan situasi atau kondisi saat komunikasi berlangsung. Situasi
sangatlah berpengaruh terhadap proses komunikasi yang akan berefek langsung pada
efektivitas komunikasi organisasi itu sendiri.
5. Hambatan ekologis. Faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi kelancaran dari proses
komunikasi organiasi. Terdapat banyak contoh proses komunikasi yang bisa terhambat akibat
gangguang dari lingkungan tempat komunikasi berlangsung. Contoh dari hambatan ekologis
ini antara lain lingkungan yang ramai atau bising, banyaknya orang yang berlalu lalang, suara
petir atau hujan, suara kendaraan yang lewat dan banyak lainnya

NEGOSIASI DALAM MENGATASI KONFLIK

Langkah-langkah bernegosiasi dalam penyelesaian konflik terdapat 5 tahap. Yaitu :


1. Persiapan
2. Pembukaan
3. Memulai proses negosiasi
4. Zona tawar menawar (The Bargaing Zone)
5. Membagun kesepakatan

Anda mungkin juga menyukai