Anda di halaman 1dari 6

PENANGANAN MALARIA

No.Dok :

SOP No. Revisi : 00


Tanggal Terbit : 03 Maret 2016
Halaman : 1 dari 6
PUSKESMAS dr. Nurikan
NALUMSARI NIP. 19680413.200701.1.024

1. Pengertian Malaria adalah suatu penyakit infeksi akut maupun kronik yang disebabkan
oleh parasit Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan
ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan gejala demam,
menggigil, anemia, dan pembesaran limpa.
1. Diagnosis malaria pada anak ditegakkan berdasarkan anamnesis
dan hasil pemeriksaan fisik.
 Anamnesis:
 Demam hilang timbul
 Pada saat demam hilang disertai dengan menggigil,
berkeringat
 Sakit kepala
 Nyeri otot dan persendian
 Nafsu makan menurun
 Sakit perut
 Mual muntah, dan diare.
 Riwayat menderita malaria sebelumnya.
 Tinggal di daerah yang endemis malaria.
 Pernah berkunjung 1-4 minggu di daerah endemic
malaria.
 Riwayat mendapat transfusi darah.
 Pemeriksaan fisik:
Tanda Patognomonis
Pada periode demam: Kulit terlihat memerah, teraba
panas, suhu tubuh meningkat dapat sampai di atas 40C
dan kulit kering.Pasien dapat juga terlihat pucat, nadi
teraba cepat, pernapasan cepat (takipnue)
Pada periode dingin dan berkeringat: Kulit teraba
dingin dan berkeringat, nadi teraba cepat dan lemah. Pada
kondisi tertentu bisa ditemukan penurunan kesadaran.
Kepala: Konjungtiva anemis, sklera ikterik, bibir sianosis,
dan pada malaria serebral dapat ditemukan kaku kuduk.
Toraks: Terlihat pernapasan cepat.
Abdomen: Teraba pembesaran hepar dan limpa, dapat juga
ditemukan asites. Ginjal: bisa ditemukan urin berwarna
coklat kehitaman, oligouri atau anuria
Ekstermitas: akral teraba dingin merupakan tanda-tanda

Puskesmas Nalumsari
PENANGANAN MALARIA

No.Dok :

SOP No. Revisi : 00


Tanggal Terbit : 03 Maret 2016
Halaman : 2 dari 6
PUSKESMAS dr. Nurikan
NALUMSARI NIP. 19680413.200701.1.024

menuju syok.
 Pemeriksaan penunjang:
 Pemeriksaan hapusan darah tebal dan tipis ditemukan
parasit Plasmodium.
 Atau menggunakan Rapid Diagnostic Testuntuk malaria
(RDT)
2. Diagnosis Banding: demam dengue, demam tifoid, leptospirosis,
infeksi virus akut lainnya
3. Komplikasi:
 malaria serebral
 anemia berat
 gagal ginjal akut
 Edema paru atau ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome).
 Hipoglikemia.
 Gagal sirkulasi atau syok.
 Perdarahan sopntan dari hidung, gusi, alat pencernaan dan atau
disertai kelainan laboratorik adanya gangguan koagulasi
intravascular.
 Kejang berulang > 2 kali per 24 jam pendidngan pada
hipertermia.
 Asidemia (pH darah <7.25)atau asidosis (biknat plasma < 15
mmol/L).
 Makroskopik hemoglobinuria karena infeksi malaria akut.:
4. Penatalaksanaan:
 Malaria falsiparum :
Lini pertama : Fixed Dose Combination (yang terdiri dari
Dihydroartemisinin (DHA) + Piperakuin (DHP) tiap tablet
mengandung 40 mg Dihydroartemisinin dan 320 mg Piperakuin.
Dosis DHA = 2-4 mg/kgBB (dosis tunggal), Piperakuin = 16-32
mg/kgBB (dosis tunggal), Primakuin = 0,75 mg/kgBB (dosis
tunggal)
Lini kedua: Kina + Doksisiklin/ Tetrasiklin + Primakuin. Dosis
kina = 10 mg/kgBB/kali (3x/ hari selama 7 hari),doksisiklin = 2,2
mg/kgBB/hari (8-14 tahun, 2x/hr selama7 hari), Tetrasiklin = 4-5
mg/kgBB/kali (4x/hr selama 7 hari).
 Malaria vivax dan ovale

Puskesmas Nalumsari
PENANGANAN MALARIA

No.Dok :

SOP No. Revisi : 00


Tanggal Terbit : 03 Maret 2016
Halaman : 3 dari 6
PUSKESMAS dr. Nurikan
NALUMSARI NIP. 19680413.200701.1.024

Lini pertama: Dihydroartemisinin (DHA) + Piperakuin (DHP),


diberikan peroral satu kali per hari selama 3 hari,primakuin=
0,25mg/kgBB/hari (selama 14 hari)..
Lini kedua (untuk pengobatan malaria vivax yang tidak resopn
terhadap pengobatan DHP): Kina + Primakuin. Dosis kina = 10
mg/kgBB/kali (3x/hr selama 7 hari), Primakuin = 0,25 mg/kgBB
(selama 14 hari).
Pengobatan malaria vivax yang relaps (kambuh):
Diberikan lagi regimen DHP yang sama tetapi dosis primakuin
ditingkatkan menjadi 0,5 mg/kgBB/hari.
Dugaan relaps pada malaria vivax adalah apabila pemberian
Primakiun dosis 0,25 mg/kgBB/hr sudah diminum selama 14
hari dan penderita sakit kembali dengan parasit positif dalam
kurun waktu 3 minggu sampai 3 bulan setelah pengobatan.
 Pengobatan malaria malariae
Cukup diberikan DHP 1 kali perhari selama 3 hari dengan dosis
sama dengan pengobatan malaria lainnya dan dengan dosis sama
dengan pengobatan malaria lainnya dan tidak diberikan
Primakuin. Pengobatan infeksi campuran antara malaria
falsiparum dengan malaria vivax/ malaria ovale dengan DHP.
Pada penderita dengan infeksi campuran diberikan DHP 1 kali
per hari selama 3 hari, serta DHP 1 kali per hari selama 3 hari
serta Primakuin dosis 0,25 mg/kgBB selama 14 hari
2. Tujuan Prosedur ini bertujuan sebagai acuan petugas medis dan paramedis, untuk
melakukan penanganan pada pasien dengan diagnosis malaria.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Nalumsari Nomor 37 / SK PKM WR / IX / 2015
tentang Standar Pelayanan Program Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit.
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 296/Menkes/SK/III/2008
tentang Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas.
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.

Puskesmas Nalumsari
PENANGANAN MALARIA

No.Dok :

SOP No. Revisi : 00


Tanggal Terbit : 03 Maret 2016
Halaman : 4 dari 6
PUSKESMAS dr. Nurikan
NALUMSARI NIP. 19680413.200701.1.024

3. Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Pedoman


Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. Depkes RI. Jakarta. 2008.
5. Alat dan 1. Stetoskop
Bahan 2. Tensimeter
3. Termometer
4. Arloji tangan dengan penunjuk detik atau dengan polsteller
5. Senter
6. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik.
2. Petugas mendiagnosis malaria
3. Petugas merujuk pasien ke RS jika malaria dengan komplikasi ATAU
malaria berat, namun pasien harus terlebih dahulu diberi dosis awal
Artemisinin atau Artesunat per Intra Muskular atau Intra Vena dengan
dosis awal 3,2mg /kg BB.
4. Petugas membuat resep apabila pasien memerlukan obat, dan petugas
mencatat di Rekam Medis dan buku register, kemudian petugas
mempersilahkan pasien ke Unit Apotek.
5. Apabila pasien tidak memerlukan obat, petugas mencatat ke dalam
Rekam Medis dan buku register harian, dan proses selesai.

Puskesmas Nalumsari
PENANGANAN MALARIA

No.Dok :

SOP No. Revisi : 00


Tanggal Terbit : 03 Maret 2016
Halaman : 5 dari 6
PUSKESMAS dr. Nurikan
NALUMSARI NIP. 19680413.200701.1.024

7. Alur
Proses

8. Unit 1. Unit P2 Malaria


Terkait 2. Unit Poli Umum
3. Unit Poli Lansia
4. Unit Poli KIA
5. Unit Apotek
9. Dokumen 1. Rekam Medis (BPU/Form-01/2015)
2. Formulir Rujukan Jamkesda (BPU/Form-06/2015)
Terkait
3. Formulir Rujukan Umum (BPU/Form-07/2015)
4. Buku Register Harian (BPU/Form-10/2015)
5. Resep (BPU/Form-11/2015)
6. Formulir MTBS (KIA/Form-05/2015)
10. Catatan

Puskesmas Nalumsari
PENANGANAN MALARIA

No.Dok :

SOP No. Revisi : 00


Tanggal Terbit : 03 Maret 2016
Halaman : 6 dari 6
PUSKESMAS dr. Nurikan
NALUMSARI NIP. 19680413.200701.1.024

Revisi

Puskesmas Nalumsari

Anda mungkin juga menyukai