2016 Advertorial RAPBN 2017 PDF
2016 Advertorial RAPBN 2017 PDF
Siklus APBN
Januari
Penetapan Arah Kebijakan dan
Prioritas Pembangunan Nasional
Maret
Penyusunan resource envelope,
Rancangan RKP dan Pagu Indikatif
Mei
Pengajuan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal,
Kerangka Ekonomi Makro dan RKP ke DPR
dan dibahas s.d. akhir Juli
Juli
Penetapan Pagu Anggaran
oleh Menteri Keuangan
dan Penyusunan RKAKL oleh
Agustus
Kementerian/ Lembaga
Oktober
Sidang Paripurna pengambilan
keputusan persetujuan DPR terhadap
RAPBN (paling lambat pada akhir bulan
Oktober) setelah dibahas bersama
Pemerintah sejak pidato kenegaraan
November
Penetapan Rincian APBN dalam
Peraturan Presiden
Desember
Penetapan DIPA
Pelaksanaan Anggaran
(Januari - Desember)
2015
perubahan paradigma pengelolaan keuangan
negara dengan mengalihkan sebagian belanja
yang bersifat konsumtif menjadi produktif
melalui reformasi subsidi energi dan belanja
kementerian negara/lembaga (K/L).
2016
tahun percepatan penyerapan anggaran, melalui
TIGA perubahan regulasi dalam mendorong percepatan
lelang pada triwulan IV tahun anggaran
TAHUN sebelumnya, terutama belanja infrastruktur.
KABINET
KERJA
Tahun
2017
tahun konsolidasi fiskal, baik di sisi
pendapatan negara dan belanja negara, maupun
ketiga
Kabinet sisi pembiayaan anggaran yang dirancang agar
Kerja APBN lebih realistis, kredibel, dan efisien.
Global Domestik
perekonomian global yang pertumbuhan ekonomi nasional
masih diwarnai ketidakpastian yang belum optimal sebagai
konsekuensi sektor industri
masih relatif rendahnya harga manufaktur yang masih lemah
komoditas
perlambatan perekonomian global
dan penurunan harga komoditas
berdampak nyata pada pencapaian
pendapatan negara.
Kedua, peningkatan kualitas belanja produktif dan prioritas, yang difokuskan pada
percepatan pembangunan infrastruktur, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan
sosial dengan tetap menjaga pemenuhan belanja yang diamanatkan oleh peraturan
perundang-undangan (mandatory spending)
- anggaran pendidikan 20 persen dari APBN
- anggaran kesehatan 5 persen dari APBN
Strategi lain:
- mempertajam sasaran subsidi dan meningkatkan kualitas penyalurannya, serta
mengarahkan bantuan sosial ke pola non cash/ voucher.
- penguatan desentralisasi fiskal melalui peningkatan dana transfer ke daerah dan
dana desa.
Ketiga, pengendalian defisit dan rasio utang untuk memperkuat daya tahan dan
mengendalikan risiko, sehingga kesinambungan fiskal dapat terjaga.
Rencana Kerja 3
Pemerintah
Memacu Pembangunan
dimensi pembangunan
Tema
Kebijakan
Fiskal
Pemantapan Pengelolaan Fiskal Stimulus Daya Tahan Keberlanjutan
pendapatan bantalan fiskal (fiscal menjaga defisit
untuk Peningkatan Daya Saing mengendalikan rasio utang
(insentif fiskal untuk buffer)
dan Mengakselarasi kegiatan ekonomi meningkatkan mengendalikan
Pertumbuhan Ekonomi yang strategis) fleksibiltas
keseimbangan primer
Berkelanjutan dan Berkeadilan kualitas belanja mengendalikan
(infrastruktur untuk kerentanan fiskal (fiscal
peningkatan vulnerability)
kapasitas produksi
& daya saing
pembiayaan (utang
untuk produktif)
323,1
248,9
237,4
245,0 776,3 240,3 760,0
175,2
398,6 573,7 255,6 623,1
354,7 513,3
351,8 480,6 1.495,9 1.310,4
1.539,2 1.306,7
1.240,4 1.183,3
Pendapatan Negara
Target penerimaan perpajakan sebesar Rp1.495,9 T atau 10,6% dari PDB. Target
tersebut turun 2,9% dari APBNP 2016. Untuk target PNBP sebesar Rp240,4 T atau
1,7% dari PDB. Target tersebut turun 2,0% dari APBNP 2016
Pembiayaan Anggaran
Terdapat defisit Rp332,8 T atau 2,41 % dari PDB. Defisit RAPBN 2017 naik sebesar
Rp36,1 T dibandingkan dengan defisit dalam APBNP 2016
Asumsi Dasar
Ekonomi Makro
RAPBN 2017
Pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama akan didukung atas kuatnya permintaan
domestik dan investasi ditengah dorongan belanja infrastruktur pemerintah dan
dampak transmisi tax amnesty terhadap perekonomian
5,2
--- 4,0
--- 5,5
--- 13.500
------- 40
--- 820
---- 1.150
----
5,3 4,0 5,3 13.300 45 780 1.150
Pendapatan
Negara
Perbaikan perhitungan perpajakan tahun 2017 agar sejalan dengan
perhitungan pendapatan perpajakan yang lebih rasional di tahun 2016
Rp1.737,6 T
Penerimaan Perpajakan Rp1.495,9 T
PNBP Rp240,4 T
Penerimaan Hibah Rp1,4 T
Penerimaan Perpajakan tetap tumbuh Kebijakan Perpajakan tetap diarahkan Didukung dengan kebijakan tax amnesty
13 - 15% dari perbaikan basis untuk mengoptimalkan potensi pajak, dan rencana revisi regulasi Perpajakan
perhitungan pajak tahun 2016 namun tetap dijaga untuk mendorong yang dilakukan di 2016 & 2017 (UU KUP,
iklim investasi dan dunia usaha UU PPh, UU PPN)
Kepabeanan
dan Cukai PBB Pajak
Lainnya
17,7
184,0 PPH Migas 7,4 Bea Keluar
2,5
36,3 PPN
474,2 PPh
Bea Masuk
33,4
Nonmigas
819,5
Cukai
148,1
APBNP Pajak
2016 NonMigas
1.318,9
Pajak
NonMigas
RAPBN 1.271,7
2017
1.217,7 191,2
1.495,9
245,1 240,4
PNBP PNBP
Lainnya Lainnya
84,1 84,4 Pendapatan
Pendapatan Laba Bagian
Laba Bagian BUMN
BUMN 38,0
34,2
Belanja
Negara
Efisiensi pada belanja operasional, namun tetap fokus pada
pembangunan infrastruktur, pengurangan kemiskinan dan
kesenjangan sosial, serta penciptaan lapangan kerja
Rp2.070,5 T
Belanja Pemerintah Pusat Rp1.310,4 T
Dilakukan penyesuaian Pagu Anggaran K/L tahun 2017 dari yang telah ditetapkan di Pagu
Indikatif, utamanya pada belanja Operasional Barang, agar lebih efisien dan efektif
Lainnya Lainnya
169,9 155,8
Subsidi Subsidi
177,8 Belanja Belanja
K/L 174,9
K/L
767,8 758,4
Pembayaran Pembayaran
Bunga Utang Bunga Utang
191,2 221,4
1.306,7 1.310,4
APBNP 2016 RAPBN 2017
1-5
6-10
Kementerian
Kementerian Kementerian Pendidikan & Kementerian Kementerian
Perhubungan Keuangan Kebudayaan Ristek & Dikti Pertanian
42,9 48,7 38,1 42,2 43.6 39,8 40,6 39,4 27,6 23,9
11-15
Pasport
Kementerian Kementerian
Kementerian Kelautan & Hukum & Mahkamah Kementerian
Sosial Perikanan HAM Agung Luar Negeri
13,1 18,3 10,6 10,1 11,3 9,3 8,8 8,5 7,0 7,7
Kesehatan
Anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap sebanyak 92 persen
Peserta PBI melalui JKN/KIS sebanyak 94,4 juta jiwa
Kecamatan dengan puskesmas terakreditasi di 700 kecamatan
Peserta KB baru 6,97 juta jiwa
Perlindungan Sosial
Pemberian bantuan tunai bersyarat/Program Keluarga Harapan (PKH) kepada 6 juta Rumah Tangga
Sasaran (RTS);
Penyaluran subsidi pangan (Rastra) kepada 14,3 juta rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS
PM); dan
Pengalihan sebagian subsidi Rastra menjadi bantuan pangan dengan mekanisme nontunai/voucher di
44 kota besar dengan target sasaran sebanyak 1,2 juta RTS PM
94,4 92,2
Melanjutkan subsidi yang lebih tepat sasaran untuk BBM dan LPG
Tabung 3 kg .
- Mereview kembali harga jual LPG Tabung 3 kg
- Subsidi tetap untuk minyak solar Rp500/liter
Subsidi Subsidi
10,2 Pangan 10,3 Pangan
Subsidi 22,5 Subsidi 19,8
Pajak DTP Pajak DTP
83,4 82,7
Subsidi Subsidi
Bunga Bunga
Subsidi Kredit Subsidi
Kredit Pupuk
Program Pupuk Program
30,1 15,8 31,2
15,8 Subsidi Subsidi
PSO PSO
Subsidi
3,8 Subsidi
Benih
4,3 Benih
1,0 1,3
Perbaikan Kebijakan
Subsidi Nonenergi
Mendorong sinergi penyaluran subsidi pangan dengan program bantuan
sosial lainnya untuk Rumah Tangga Miskin (sinergi Rastra dan PKH);
- Konversi bertahap Subsidi Pangan (Rastra) menjadi Bantuan Pangan
(nontunai/ voucher di tahun 2017)
18,8 20,5
60,0
Dana
Otsus
47,0 Dana
Otsus Dana
Dana & DIY Desa
& DIY Desa Dana
Dana
Insentif Insentif
Daerah Daerah
5,0 7,5
Dana Dana
776,3
Perimbangan
760,0 672,0
Perimbangan
705,5
APBNP 2016 RAPBN 2017
Dana Desa
ADVERTORIAL NOTA KEUANGAN & RAPBN 2017
27
Pembiayaan
Anggaran (triliun rupiah)
Pembiayaan Pembiayaan
Investasi Investasi
(94,0) (49,1)
Pemberian Pemberian
Pinjaman Pinjaman
0,5 (6,4)
Kewajiban Kewajiban
Penjaminan Penjaminan
(0,7) (0,9)
Pembiayaan Pembiayaan
Lainnya Lainnya
19,3 0,3
Y € Rp Y € Rp Y € Rp Y € Rp
Terdapat perubahan klasifikasi pembiayaan anggaran, dari kelompok besar pembiayaan utang
dan pembiayaan nonutang, menjadi kelompok besar pembiayaan utang, pembiayaan investasi,
pemberian pinjaman, kewajiban penjaminan, dan pembiayaan lainnya.
Tujuan dari klasifikasi baru tersebut agar pembiayaan anggaran menjadi lebih informatif,
transparan, dan mudah dimengerti oleh pemangku kepentingan.
Pembiayaan
Investasi
antara lain:
PMN pada PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Rp1,0 triliun digunakan untuk
meningkatkan kapasitas dalam mendukung program satu juta rumah melalui fungsi
pembiayaan sekunder perumahan
PMN pada PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) Rp2,0 triliun digunakan untuk
mendukung pembiayaan proyek-proyek infrastruktur strategis nasional, proyek prioritas,
atau KPBU
Pembiayaan
Investasi
antara lain:
Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM Rp500,0 miliar digunakan untuk
menyalurkan pembiayaan dana bergulir bagi 137.231 UMKM, melalui kurang lebih 600
koperasi mitra dan 240 UKM mitra
Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) Rp500,0 miliar
digunakan untuk memfasilitasi dana bergulir bagi 3.500 s.d. 4.200 kelompok usaha, yaitu
kelompok usaha nelayan, kelompok usaha pembudidaya ikan, kelompok usaha pengolah
dan pemasar, kelompok usaha garam rakyat dan usaha masyarakat pesisir lainnya
Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) Rp21,7 triliun digunakan untuk memenuhi
kebutuhan lahan untuk beberapa proyek strategis nasional meliputi 22 proyek ruas tol, tiga
proyek rel kereta api, satu proyek Light Rail Transit (LRT), lima proyek pengembangan
bandar udara, satu proyek pembangunan pelabuhan laut, dan 24 proyek bendungan.