609 2094 1 PB PDF
609 2094 1 PB PDF
Abstrak
Gangguan termoregulasi berupa menggigil sering terjadi selama operasi dengan anestesi spinal. Tujuan
penelitian ini membandingkan efek pencegahan kejadian menggigil selama operasi reseksi prostat
transuretra dalam anestesi spinal antara MgSO4 dan petidin. Penelitian ini merupakan uji klinis acak
terkontrol tersamar ganda pada 42 pasien dengan status fisik American Society of Anesthesiologist (ASA)
II atau III, usia 60−70 tahun yang menjalani operasi reseksi prostat transuretra di kamar operasi bedah
sentral Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung pada bulan Maret–September 2014. Pasien dibagi dalam
kelompok MgSO4 dan kelompok petidin. Data karakteristik, kejadian menggigil, suhu tubuh inti, monitoring
tanda vital, dan efek samping dicatat. Hasil penelitian menunjukkan efek pencegahan kejadian menggigil
kelompok MgSO4 lebih baik dibanding dengan kelompok petidin dan kejadian menggigil di kamar operasi
4/21 vs 9/21, sedangkan di ruang pemulihan kejadian menggigil sama pada kedua kelompok (1/21).
Simpulan penelitian ini menunjukkan pemberian MgSO4 intravena sebelum anestesi spinal secara klinis
mengurangi kejadian menggigil selama operasi dan memiliki efek pencegahan menggigil yang lebih baik
dibanding dengan petidin.
Shivering, as a result of impaired thermoregulatory, is frequent during surgery under spinal anesthesia. The
purpose of this study was to compare the anti-shivering effect between intravenous MgSO4 and pethidine
during transurethral resection of the prostate under spinal anesthesia.This study was a randomized double-
blind controlled trial in 42 patients with American Society of Anesthesiologist (ASA) physical status II or III,
aged 60−70 years who underwent transurethral resection of the prostate at the central operating theater of
Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung within March–September 2014. The patients were divided into
MgSO4 group and pethidine group. Characteristics of data, the incidence of shivering, body core temperature,
vital signs monitoring, and adverse events were recorded. Antishivering effect of MgSO4 was better
compared to pethidine, with the incidence of shivering in operating theatre was 4/21 vs 9/21. However, in
the recovery room, the incidence of shivering was the same for both groups (1/21). It is concluded that the
administration of intravenous MgSO4 before spinal anesthesia clinically reduces the incidence of shivering
during surgery and has a better anti-shivering effect compared to intravenous pethidine.
Korespondensi: Mariko Gunadi, dr., SpAn, Rumah Sakit Santo Yusuf, Jl. Cikutra No. 7 Bandung, Tlp 022-7208172, Faks
022-7202419, Mobile 08122019162, Email mariko_doc@yahoo.com
165
166 Jurnal Anestesi Perioperatif
1 3 5 0 20 20
2 1 2 0,30 1 1 0
3 0 2 2 0 0
0,37
4 0 0 3 0 1
4 0 0
Keterangan: nilai p dihitung berdasarkan uji chi-kuadrat,
p<0,05=bermakna Keterangan: nilai p dihitung berdasarkan uji chi-kuadrat,
p<0,05=bermakna
37,00
36,50
36,00
MgSO4 50
35,50 mg/kgBB i.v.
35,00 petidin 0,35
mg/kgBB i.v.
34,50
34,00
33,50
Sebelum 5 15 25 35 45 55 65 75 10 30 50
Gambar 1 Perubahan Suhu Tubuh Inti Rata-rata Selama Operasi dan di Ruang Pemulihan
dibanding dengan pemberian petidin. Hal ini banyak dibanding dengan kelompok petidin.
berhubungan dengan mekanisme kerja yang Menggigil merupakan respons kompensasi
berbeda antara kedua obat. tubuh terhadap kejadian hipotermia, sehingga
Petidin adalah suatu sintetik agonis opioid suhu tubuh sebaiknya dipertahankan pada
turunan dari phenylpiperidine. Hampir semua rentang 36,5−37,5oC. Meskipun demikian, tidak
jenis opioid diperkirakan dapat memengaruhi selalu memungkinkan untuk mengendalikan
fungsi termoregulasi. Petidin merupakan obat suhu tubuh dalam batas normal pada pasien
unik yang dapat menghentikan menggigil pada dalam anestesia regional.13 Pada penelitian
10−80% pasien. Hal tersebut berhubungan ini, meskipun terjadi penurunan suhu tubuh
dengan cara kerja petidin pada reseptor non µ inti lebih besar pada kelompok MgSO4, tetapi
opioid yang bekerja dengan cara menurunkan kejadian menggigil lebih sedikit bila dibanding
ambang menggigil dan juga vasokonstriksi, dengan kelompok petidin. Hal ini dikarenakan
dengan ambang menggigil dan vasokonstriksi MgSO4 bekerja secara sentral melalui blokade
menurun hingga dua kali lipat, namun pasien reseptor NMDA dan juga perifer, yaitu blokade
cenderung hipotermia.12 kanal kalsium.
Magnesium sulfat (MgSO4) adalah antagonis Efek sentral dari MgSO4 adalah menurunnya
nonkompetitif dari reseptor NMDA dan juga ambang batas vasokonstriksi serta menggigil
merupakan antagonis kalsium. Telah diketahui yang akan mengurangi kejadian menggigil.
bahwa MgSO4 sangat efektif dalam mencegah Efek perifer pemberian MgSO4 adalah terjadi
kejadian menggigil. Mekanisme pasti MgSO4 vasodilasi pembuluh darah perifer. Menggigil
mencegah menggigil masih belum diketahui. akan terjadi setelah ambang untuk terjadinya
Kemungkinan dikarenakan blokade reseptor vasokonstriksi dan juga ambang menggigil
NMDA yang dapat mengakibatkan penurunan terlampaui. Efek vasodilatasi dari pemberian
kadar norepinefrin dan 5-HT yang keduanya MgSO4 akan mencegah proses vasokonstriksi
memiliki peranan penting dalam pengendalian yang mendahului terjadinya proses menggigil
termoregulasi. Mekanisme lain adalah melalui sehingga dapat mencegah kejadian menggigil.
modulasi reseptor NMDA pada tanduk dorsal Selain itu, terjadinya vasodilatasi pembuluh
medula spinalis yang akan memengaruhi perifer akan memperbaiki sirkulasi di daerah
transmisi jalur asenden nosiseptif.1 Pemberian kulit sehingga membantu untuk mengurangi
MgSO4 i.v. diduga akan mengurangi ambang kejadian menggigil.2
menggigil, di samping itu MgSO4 memiliki efek Beberapa faktor lainnya yang memengaruhi
pelemas otot ringan sehingga secara simultan kejadian menggigil adalah suhu ruangan, baik
akan mengurangi terjadi menggigil. Selain itu, di kamar operasi maupun ruang pemulihan,
magnesium menyebabkan vasodilatasi perifer lama operasi, jumlah serta suhu cairan yang
yang memperbaiki sirkulasi kulit dan akhirnya diberikan baik cairan intraven atau cairan
mengurangi kejadian menggigil. irigasi. Variabel-variabel pengganggu tersebut
Salah satu faktor yang dapat memengaruhi pada penelitian ini sudah homogen kecuali
kejadian menggigil adalah suhu tubuh inti untuk jumlah cairan irigasi. Pemberian cairan
pasien. Penurunan suhu tubuh inti kelompok irigasi dalam jumlah yang banyak pada suhu
petidin ternyata lebih kecil dibanding dengan ruangan merupakan sumber kehilangan panas
penurunan suhu tubuh inti pada kelompok dari tubuh pasien yang akan mengakibatkan
MgSO4. Temuan ini serupa dengan penelitian hipotermia dan menggigil. Meskipun jumlah
lain bahwa pemberian MgSO4 mengakibatkan cairan irigasi pada kelompok MgSO4 lebih
penurunan suhu tubuh inti yang lebih besar banyak dibanding dengan kelompok petidin,
apabila dibanding dengan kelompok kontrol.1,2 namun kejadian menggigil lebih rendah. Pada
Penurunan suhu tubuh inti yang lebih besar hasil penelitian sebelumnya didapatkan bahwa
pada kelompok MgSO4 tersebut berhubungan jumlah cairan irigasi rata-rata lebih banyak
dengan waktu operasi yang lebih lama serta pada kelompok MgSO4 bila dibanding dengan
penggunaan jumlah cairan irigasi yang lebih plasebo/NaCl 0,9% (63.000 vs 44.000 mL)
dengan kejadian menggigil yang lebih rendah fentanyl and tramadol after general
pada kelompok MgSO4 (2 vs 20 pasien).2 Hal anesthesia. Shiraz E-Med J. 2006;7:1−6.
ini terjadi dikarenakan MgSO4 bekerja secara 6. Blunk JA, Schmelz M, Zeck S, Skov P, Likar
sentral melalui blokade reseptor NMDA dan R, Koppert W. Opioid-induced mast cell
juga blokade kanal kalsium di perifer. Ambang activation and vascular responses is not
vasokonstriksi dan menggigil yang berkurang, mediated by µ-opioid receptors: an in vivo
ditambah efek vasodilatasi yang ditimbulkan microdialysis study in human skin. Anesth
akan membantu mengurangi menggigil.2 Analg. 2004;98:364−70.
7. Shrestha AB. Comparative study on
Simpulan effectiveness of doxapram and pethidine
for postanaesthetic shivering. J Nepal Med
Kejadian menggigil antara pemberian bolus Assoc. 2009;48:116−20.
MgSO4 50 mg/kgBB yang dilanjutkan dosis 8. Stoelting RK, Hillier SC. Pharmacology and
rumatan 15 mg/kgBB/jam i.v. dan pemberian physiology in anesthetic practice. Edisi
petidin 0,35 mg/kgBB i.v. pada pasien yang ke-4. New York: Lippincott Williams and
menjalani operasi reseksi prostat transuretra Wilkins; 2006. hlm. 611−22.
dalam anestesia spinal tidak ada perbedaan. 9. Prough DS, Funston JS, Svensen CH, Wolf
Pemberian bolus MgSO4 50 mg/kgBB yang SW. Fluids, electrolytes, and acid-base
dilanjutkan dosis rumatan 15 mg/kgBB/jam physiology. Dalam: Barash PG, Cullen
i.v. secara klinis memiliki efek pencegahan BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock MC,
terhadap kejadian menggigil selama operasi penyunting. Clinical anesthesia. Edisi ke-
yang lebih baik dibanding dengan petidin 0,35 6. New York: Lippincott Williams and
mg/kgBB i.v. Wilkins; 2009. hlm. 290−325.
10. Usmani H, Quadir A, Alam M, Rohtagi A,
Daftar Pustaka Ahmed G. Evaluation of perioperative
magnesium sulphate infusion on
1. Elsonbaty M, Elsonbaty A, Saad D. Is this postoperative pain and analgesic
the time for magnesium sulfate to replace requirements in patients undergoing
meperidine as an antishivering agent in upper abdominal surgery. J Anesth Clin
spinal anesthesia. Egyptian J Anaesth. Pharmacol. 2007;23:255−8.
2013;29:213−7. 11. Ryu JH, Kang MH, Park KS, Do SH.
2. Gozdemir M, Usta B, Demircioglu RI, Effects of magnesium sulphate on
Muslu B, Sert H, Karatas OF. Magnesium intraoperative anaesthetic requirements
sulfate infusion prevents shivering and postoperative analgesia in
during transurethral prostatectomy with gynaecology patients receiving total
spinal anesthesia: a randomized, double- intravenous anaesthesia. Br J Anaesth.
blinded, controlled study. J Clin Anesth. 2008;100:397−403.
2010;22(3):184−9. 12. Coda BA. Opioids. Dalam: Barash PG,
3. Dal D, Kose A, Honca M, Akinci SB, Basgul E, Cullen BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock
Aypar U. Efficacy of prophylactic ketamine MC, penyunting. Clinical anesthesia. Edisi
in preventing postoperative shivering. Br J ke-6. New York: Lippincott Williams and
Anaesth. 2005;95:189−92. Wilkins; 2009. hlm. 465−97.
4. Kurz M, Belani KG, Sessler DI, Kurz A, 13. Kranke P, Eberhart LH, Roewer N,
Larson MD, Schroeder M, dkk. Naloxone, Tramer MR. Single-dose parenteral
meperidine, and shivering. Anesthesiology. pharmacological interventions for the
1993;79:1193−201. prevention of postoperative shivering:
5. Sajedi P, Nazemroaya B. Comparing the a quantitative systematic review of
effectiveness of antishivering action randomized controlled trials. Anesth
of meperidine, alfentanyl, sufentanyl, Analg. 2004;99:718−27.