Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, dan Ijarah terhadap Profitabilitas

Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah

Structured Abstract :

Purpose – The purpose of this study is to examine empirically the impact of Bank Syariah
Mandiri and BRI Syariah mudharabah financing, musyarakah financing and ijarah financing
on their profitability which measured by return on asset (ROA) over the period 2015 – 2018.

Design/methodology – Using quarterly data (2015 – 2018) this study uses pooled least
square (PLS) or common effect regression to investigate the impact of the financing on
profitability. Classic assumption tests are also applied to examine the tendency of
multicollinearity, heteroscedasticity, and autocorrelation in the model.

Findings – The result demonstrates a significant relationship between the financing and the
profitability of the banks. Mudharabah financing and ijarah financing have negative impact
on the profitability, whereas musyarakah financing has positive impact on the profitability.
However, the macroeconomy variables which measured by inflation and interest rate show no
significant relationship on dependent variable.

Originality/value –

Keywords : mudharabah financing, musyarakah financing, ijarah financing, Return on Asset

Article Classification : Research Paper


Struktur Abstrak :

Tujuan – Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh
pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, dan pembiayaan ijarah pada Bank
Syariah Mandiri dan BRI Syariah terhadap profitabilitasnya yang diukur berdasarkan return
on asset (ROA) selama periode 2015 – 2018.

Desain/metodologi – Menggunakan data triwulanan (2015 – 2018) penelitian ini


menggunakan pooled least square (PLS) atau common effect regression untuk meneliti
pengaruh dari pembiayaan terhadap profitabilitas. Uji asumsi klasik juga diterapkan untuk
menguji kecenderungan multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi dalam model.

Hasil – Hasilnya menunjukan hubungan yang signifikan antara pembiayaan dengan


profitabilitas bank. Pembiayaan mudharabah dan pembiayaan ijarah memiliki pengaruh
negatif terhadap profitabilitas, sedangkan pembiayaan musyarakah memiliki pengaruh positif
terhadap profitabilitas. Namun, variable makroekonomi yang diukur berdasarkan inflasi dan
suku bunga menunjukkan hubungan yang tidak signifikan terhadap variabel dependen.

Originality/value –

Kata Kunci : mudharabah financing, musyarakah financing, ijarah financing, Return on


Asset

Klasifikasi Artikel : Research Paper

1. Pendahuluan

Sebagai lembaga financial intermediary, bank memiliki dua fungsi utama dalam
operasionalisasinya. Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dapat disimpulkan dua fungsi utama bank
adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana.
Pada bank syariah, penyaluran dana kepada masyarakat dilakukan dalam bentuk
pembiayaan. Berdasarkan akadnya, pembiayaan pada bank syariah terdiri dari beberapa
produk seperti pembiayaan bagi hasil, pembiayaan ijarah, dan pembiayaan qardh hasan.
Sesuai dengan akadnya, pembiayaan qardh hasan dalam pengembaliannya tidak disertai
dengan keuntungan untuk pihak bank karena sifatnya yang sukarela.
Pembiayaan bagi hasil dan pembiayaan ijarah merupakan dua pembiayaan yang
mampu mempengaruhi keuntungan bank syariah. Pembiayaan bagi hasil terbagi menjadi
dua, yaitu pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah. Kedua pembiayaan ini
menghasilkan keuntungan bagi bank syariah dari bagi hasil atas pengelolaan dananya
oleh mudharib atau mitra bank syariah. Sedangkan, pada pembiayaan ijarah keuntungan
dihasilkan dari ujrah atau fee yang diberikan nasabah atas sesuatu yang disewanya dari
bank syariah.
Keuntungan yang dihasilkan oleh bank erat kaitannya dengan profitabilitas. Rasio
profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
menghasilkan laba. Rasio ini juga menjadi tolak ukur untuk menilai tingkat kesehatan
bank. Terdapat beberapa rasio yang sering digunakan untuk mengukur kemampuan
tersebut, seperti Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Operational Cost
Ratio (OCR) atau dikenal dengan rasio Biaya Operasional (BOPO).
Namun, tak jarang pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah memiliki kendala
berupa kemacetan dalam pengembalian. Sehingga akhirnya hal tersebut dapat
mempengaruhi pendapatan dan profitabilitas bank syariah. Maka dari itu, penelitian ini
bertujuan untuk meneliti secara empiris pengaruh dari pembiayaan mudharabah,
pembiayaan musyarakah, dan pembiayaan ijarah, serta variabel makroekonomi yaitu
inflasi dan suku bunga terhadap profitabilitas bank syariah, khusunya pada Bank Syariah
Mandiri dan Bank BRI Syariah.

2. Tinjauan Pustaka
(insert text here)
H1= Pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas BSM
dan BRI Syariah
H2= Pembiayaan musyarakah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas BSM
dan BRI Syariah
H3= Pembiayaan ijarah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas BSM dan BRI
Syariah
H4= Inflasi berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas BSM dan BRI Syariah
H5= BI Rate berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas BSM dan BRI Syariah

3. Data dan Metodologi

3.1. Data
Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari laporan
keuangan triwulanan yang telah diaudit dan dipublikasi oleh Bank Syariah
Mandiri dan Bank BRI Syariah. Sedangkan untuk variabel makroekonomi data
dikumpulkan berdasarkan tingkat inflasi dan BI Rate yang dipublikasikan oleh
Bank Indonesia.

3.2. Pooled Least Square


Karena model menggabungkan dua objek dan periode waktu yang banyak
(time series), penelitian ini menggunakan data panel. Metode analisis Pooled
Least Square (PLS) atau common effect dipilih setelah dilakukan beberapa uji
yaitu Chow test dan Lagrange Multiplier test. Pooled Least Square (PLS)
mengasumsikan bahwa data gabungan pada model menunjukan kondisi
sesungguhnya untuk memperoleh hasil penelitian secara umum.

3.3. Uji Multikolinearitas


Uji multikolinearitas ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik multikolnearitas. Yaitu adanya hubunan linear antar
variabel independen dalam suatu model regresi. Syarat yang harus dipenuhi dalam
suatu model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Metode pengujian yang
dapat digunakan untuk mengetahui adanya multikolinearitas dalam penelitian ini
yaitu dengan melihat varian inflation factor (VIF). Apabila nilai VIF yang
didapatkan berada dibawah 10 maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
model regresi tersebut tidak terdapat masalah multikolinearitas.
3.4.Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menilai apakah ada ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua data pada model regresi linear yang digunakan.
Syarat yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak terdapat gejala
heteroskedastisitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mengetahui adanya heteroskedastisitas adalah dengan uji korelasi Spearman. Jika
korelasi antar variabel independen dengan residual yang didapatkan lebih dari
tingkat signifikansi maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat masalah
heteroskedastisitas pada model regresi.
3.5.Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui adakah korelasi
variabel yang ada di dalam model regresi dengan perubahan antar waktu. Uji
autokorelasi digunakan apabila data yang digunakan adalah data time series atau
runtut waktu. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi digunakan uji Breusch
Godfrey. Kriteria dari uji ini adalah jika nilai p value lebih besar dibandingkan
dengan tingkat signifikansi maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat masalah
autokorelasi dalam model regresi.

4. Hasil dan Pembahasan

4.1. Uji Asumsi Klasik

4.1.1. Uji Multikolinearitas

Variable VIF 1/VIF Keterangan


Musyarakah 4.38 0.228176 Tidak terjadi
multikolinearitas
Mudharabah 4.05 0.246834 Tidak terjadi
multikolinearitas
Ijarah 1.66 0.601038 Tidak terjadi
multikolinearitas
Inflasi 1.54 0.648920 Tidak terjadi
multikolinearitas
BI Rate 1.22 0.819017 Tidak terjadi
multikolinearitas
Mean VIF 2.57

Dari hasil uji multikolinearitas pada tabel di atas dapat diketahui bahwa seluruh
variabel independen memiliki nilai Tolerance > 1 dan nilai VIF < 10. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa seluruh variabel pada model tidak memiliki masalah multikolinearitas.

4.1.2. Uji Heteroskedastisitas

Chi2(1) 0.67
Prob > Chi2 0.4128

Hasil uji heteroskedastisitas pada tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai P-value
menunjukkan nilai 0.4128. Nilai tersebut lebih besar dari ingkat signifikansi 0.05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa pada model tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

4.1.3. Uji Autokorelasi

F (1, 1) 4.565
Prob > F 0.2787

Hasil uji autokorelasi pada tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai P-value adalah
0.2787 yang artinya lebih besar dibandingkan dengan tingkat signifikansinya 0.05. Artinya,
dalam model regresi ini tidak terdapat masalah autokorelasi.

4.2. Analisis Regresi Pooled Least Square (PLS)


Model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
ROA = α + β1 Mudharabah + β2 Musyarakah + β3 Ijarah + β4 Inflasi + β5 BIRate
+e

ROA Coef. Std. Err t p>|t|


Mudharabah -1.80e-07 5.95e-08 -3.03 0.006
Musyarakah 2.94e-08 1.38e-08 2.13 0.044
Ijarah -3.42e-07 8.27e-08 -4.13 0.000
Inflasi -5.04086 3.439511 -1.47- 0.156
BIRate -.9933416 3.501604 0.28 0.779
_cons -4.36285 .2309154 -18.89 0.000

Berdasarkan hasil output data yang diolah dengan menggunakan STATA 14.0,
diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

ROA = -4,36285 – 1,80e-07 Mudharabah + 2,94e-08 Musyarakah – 3,42e-07


Ijarah – 5,04086 Inflasi – 0,9933416 BIRate

Pengujian Hipotesis

Uji F digunakan untuk melihat pengaruh simultan yang terjadi antara variabel
dependen dengan variabel independen, hasil dari uji F adalah 5,61 sedangkan probabilita F
menunjukkan hasil 0,0015 dengan jumlah variabel independen adalah 5 dan degree of
freedom (df) adalah 24.

Uji t digunakan untuk melihat pengaruh parsial yang terjadi antara variabel dependen
dengan variabel independen, hasil dari uji t adalah sebagai berikut:

ROA t p>|t|
Mudharabah -3,03 0.006
Musyarakah 2,13 0.044
Ijarah -4,13 0.000
Inflasi -1,47 0.156
BIRate -0,28 0.779
_cons -18,89 0.000

Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Ijarah, Inflasi, dan BI Rate Secara


Simultan Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri dan Bank BRI Syariah
Dilihat dari hasil uji F diatas, tingkat signifikansi dapat diketahui apabila nilai
signifikansinya dapat diketahui apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05. Pada tabel diatas
diketahui nlai probabilita F sebesar 0,0015 yang berarti lebih kecil dari 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa variabel pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Ijarah, Inflasi, dan BI Rate
secara simultan berpengaruh terhadap variabel profitabilitas.

Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri


dan Bank BRI Syariah

Hasil uji t untuk H1 diperoleh hasil t hitung sebesar -3,03 dengan signifikansi sebesar
0,006. Nilai signifikansi variabel pembiayaan Mudharabah menunjukkan nilai dibawah
tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu sebesar 5%. Artinya bahwa secara parsial
pembiayaan Mudharabah berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (ROA). H1=
Pembiayaan Mudharabah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah
Mandiri dan Bank BRI Syariah diterima. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi
penyaluran pembiayaan Mudharabah kepada nasabah maka profitabilitas yang dihasilkan
akan rendah.

Pengaruh Pembiayaan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri dan


Bank BRI Syariah

Hasil uji t untuk H2 diperoleh hasil t hitung sebesar 2,13 dengan signifikansi sebesar
0,044. Nilai signifikansi variabel pembiayaan Musyarakah menunjukkan nilai dibawah
tingkat signifikansi yang telah ditetapkan yaitu sebesar 5%. Artinya, secara parsial
pembiayaan Musyarakah berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA). H2= pembiayaan
Musyarakah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri dan Bank
BRI Syariah diterima. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi penyaluran pembiayaan
Musyarakah kepada nasabah maka profitabilitas yang dihasilkan akan semakin meningkat.

Pengaruh Pembiayaan Ijarah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri dan Bank
BRI Syariah

Hasil uji t untuk H3 diperoleh hasil t hitung sebesar -4,13 dengan signifikansi sebesar
0,000. Nilai signifikansi variabel pembiayaan Ijarah menunjukkan nilai dibawah tingkat
signifikansi yang telah ditetapkan yaitu sebesar 5%. Ini artinya secara parsial pembiayaan
Ijarah berpengaruh negatif terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri dan Bank BRI
Syariah. H3= Pembiayaan Ijarah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah
Mandiri dan Bank BRI Syariah diterima. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi
pembiayaan Ijarah yang disalurkan oleh Bank kepada nasabahnya maka profitabilitas yang
akan dihasilkan semakin menurun.

Pengaruh Inflasi Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri dan Bank BRI Syariah

Hasil uji t untuk H4 diperoleh hasil t hitung sebesar -1,47 dengan signifikansi sebesar
0,156. Nilai signifikansi variabel Inflasi menunjukkan nilai diatas tingkat signifikan yang
telah ditetapkan yaitu sebesar 5%. Artinya, bahwa secara parsial Inflasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri dan Bank BRI Syariah. H4= Inflasi
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri dan Bank BRI Syariah
ditolak.

Pengaruh BI Rate Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri dan Bank BRI
Syariah

Hasil uji t untuk H5 diperoleh hasil t hitung sebesar -0,28 dengan signifikansi sebesar
0,779. Nilai signifikansi variabel BI rate menunjukkan nilai diatas tingkat signifikansi yang
telah ditetapkan yaitu sebesar 5%. Artinya, bahwa secara parsial BI rate tidak berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas bank. H5= BI Rate berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas Bank Syariah Mandiri dan Bank BRI Syariah ditolak.

Uji Koefisien Determinasi

R - Squared 0,5391
Adjusted R -Square 0,4430

Besarnya angka R-square yaitu sebesar 0,5391 ini dapat diartikan bahwa 53,91% variasi
profitabilitas (ROA) dapat dijelaskan oleh variasi dari ke lima variabel independen yaitu
pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Ijarah, Inflasi, dan BI rate. Sedangkan sisanya
sebesar 46,09% dijelaskan oleh variabel independen lain diluar model regresi tersebut.

5. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai