(BHD)
2018
i
23
27
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................................. 2
Lembar Pengesahan ................................................................................................................. 3
BAB I. DEFINISI .................................................................................................................... 4
BAB II.INDIKASI................................................................................................................... 5
BAB III. TATA LAKSANA .................................................................................................... 7
3.1. Survey Primer ................................................................................................................... 7
3.2. Melakukan BHD 1 Dan 2 Penolong ..................................................................................
................................................................................. 8
3.3. Melakukan BHD pada diri sendiri......................................................................................
REFERENSI.............................................................................................................................. 30
2
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
3. Semua staf RSUD KOLAKA TIMUR dapat memahami Tata Laksana BHD
4. Semua staf RSUD KOLAKA TIMUR dapat memahami BHD pada diri
sendiri
3
BAB I
DEFINISI
Kegawatan dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Oleh karena
itu pengetahuan tentang bantuan hidup dasar sangat penting dipahami oleh
AMBUBAG
SPOIT
LARYNGOSKOPE ENDOTRACHEAL TUBE (ETT)
Gambar 1.
Alat-Alat ( Instrumen) Dalam Bantuan Hidup Dasar Dan Bantuan Hidup Lanjut
4
BAB II
INDIKASI
1. Henti napas
Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran
Tenggelam
Stroke
Epiglotitis
Overdosis obat-obatan
Tersengat listrik
Infark miokard
Tersambar petir
Pada awal henti napas oksigen masih dapat masuk ke dalam darah
otak dan organ vital lainnya, jika pada keadaan ini diberikan bantuan napas
akan sangat bermanfaat agar korban dapat tetap hidup dan mencegah henti
jantung.
2. Henti jantung
Pada saat terjadi henti jantung secara langsung akan terjadi henti
sirkulasi. Henti sirkulasi ini akan dengan cepat menyebabkan otak dan
5
organ vital kekurangan oksigen. Pernapasan yang terganggu (tersengal-
6
BAB III
TATA LAKSANA
orang.
survei primer.
7
A : Alert
V : Verbal
P : Pain
U : Unresponsif
3. Meminta pertolongan
harus dalam posisi terlentang dan berada pada permukaan yang rata
8
Gambar 3.
Gambar 3.
-Melihat (look) :
– Gerak napas
– Pengembangan dada
-Mendengar (listen) :
– Suara napas
-Meraba/merasakan (feel) :
9
dimana ibu jari diletakkan berlawanan dengan jari telunjuk pada mulut
korban.
Gambar 4.
asing, biasa pada korban tidak sadar tonus otot–otot menghilang, maka
lidah dan epiglotis akan menutup farink dan larink, inilah salah satu
dapat dilakukan dengan cara tengadah kepala topang dagu (Head tilt –
Gambar 5.
10
1. Gejala tercekik.
Tindakan :
Teknik ini tidak dapat dilakukan pada bayi, dewasa gemuk, ibu
hamil.
ibu hami
11
Gambar 7. Back blow posisi berdiri (kiri), back blow posisi setengah
miring telentang (kanan)
Gambar 8. Back blow pada bayi (kiri); chest thrust pada bayi (kanan)
12
harus mendekatkan telinga di atas mulut
dibutuhkan untuk tiap kali hembusan adalah 1,5–2 detik dan volume
udara yang dihembuskan adalah 400 -500 ml (10 ml/kg) atau sampai
1. Mulut ke mulut
korban / pasien.
13
harus dapat menutup seluruhnya mulut korban dengan baik agar tidak
harus menutup lubang hidung korban / pasien dengan ibu jari dan jari
b. Mulut ke hidung
korban tidak
memungkinkan, misalnya
14
direkomendasikan jika
usaha
c. Mulut ke Stoma
Pasien yang
mengalami laringotomi
yang menghubungkan
trakhea langsung ke
Gambar 11. Pemberian nafas dari
kulit.Bila pasien mengalami mulut ke stoma
pasien, dengan dua atau tifa jari tangan (jari telunjuk dan tengah)
kemudian kedua jari digeser ke bagian sisi kanan atau kiri kira–kira
15
Jika teraba denyutan nadi, penolong harus kembali
Dengan jari telunjuk dan jari tengah penolong menelusuri tulang iga
Letakkan kedua tangan pada posisi tadi dengan cara menumpuk satu
(3,8–5 cm).
16
melepaskan kompresi harus sama dengan pada saat melakukan
Tangan tidak boleh lepas dari permukaan dada dan atau merubah
17
Gambar 14. Algoritme penanganan henti jantung pada orang dewasa
18
Gambar 16. Posisi tangan pada kompresi dada
sistolik 60–80 mmHg, dan diastolik yang sangat rendah, sedangkan curah
jantung (cardiac output) hanya 25% dari curah jantung normal. Selang waktu
30 detik.
AHA 2015 :
19
Berikut digambarkan algoritme penanganan resusitasi jantung paru pada
neonatus:
20
Gambar 18. BHD bayi sesuai AHA 2015
21
Gambar 19. BHD pada pediatrik sesuai AHA 2015
D. (DEFRIBILATION)
22
Ventrikel. Dimasa sekarang ini sudah tersedia alat untuk defibrilasi
23
Orang awam hanya mempelajari cara melakukan BHD 1
1. Penilaian korban.
dagu.
4. Pernapasan (BREATHING)
24
dengan membetulkan posisi kepala korban / pasien, atau
dikeluarkan.
pernapasan.
bila nadi ada cek napas, jika tidak bernapas lanjutkan kembali
bantuan napas.
5. Sirkulasi (CIRCULATION)
Jika ada
25
Jika tidak ada
kompresi
dada :
pernapasan.
6. Penilaian Ulang
Rasio 30 : 2.
Jika ada napas dan denyut nadi teraba letakkan korban pada
posisi mantap.
setiap saat.
26
Jika sudah terdapat pernapasan spontan dan adekuat serta
tidak ada orang di sekitar kita. Dalam keadaan tersebut dapat terjadi
27
diri. Namun , mereka bisa menolong diri sendiri dengan batuk
medis.
28
BAB IV
DOKUMENTASI
29
REFERENSI
2. Latief Said A,dkk. (2002) Petunjuk Praktis Anestesiologi Edisi Kedua. Jakarta:
BagianAnestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
3. Karo, Santoso dkk (2009) Buku Panduan Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjut
ACLS (AdvancedCardiac Life support) Indonesia. Jakarta; PERKI-2008.
5. Pediatric Basic Life Support: 2015 American Heart Association Guidelines for
Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular carePart 13::
Downloaded from circ.ahajournals.org by on November 8, 2010
6. First Aid2015 American Heart Association and American Red Cross Guidelines for
First AidPart 17: Downloaded from circ.ahajournals.org by on November 8, 2010
7. HET (2015) Materi Diklat Medis, KAT serta Pengabdian Masyarakat Angkatan XXI.
Padang;Hipocrates Emergency Team FK Unand 2010.Editor Lyli Ismudiat R, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta, hal : 106, 1998.
9. Adult Basic Life Support: 2015 American Heart Association Guidelines for
Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care Part 5: Adult
Basic Life Support: 2010Part 5:: Downloaded from circ.ahajournals.org by on
November 8, 2015
30