Disusun oleh:
Kelompok IV
JURUSAN KEPERAWATAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyeri neuropatik adalah rasa nyeri yang timbul akibat adanya kerusakan
dari jaras pembawa rasa nyeri itu sendiri, baik berupa gangguan fungsi atau
perubahan patologik pada suatu saraf. Rasa nyeri neuropatik kadang tetap terasa
nyeri meskipun lesi penyebab cedera tersebut sudah lama sembuh.1 Contoh nyeri
postherpetic neuralgia dan lain-lain. Ciri-ciri utama dari nyeri neuropatik adalah
gejala hiperalgesia, alodinia, dan nyeri spontan (Moalem & Trace, 2006; Usunoff
et al., 2008 ).
itu NND sangat sulit diobati dan seringkali membuat frustasi baik pasien maupun
NND terjadi pada 16-26 % dari total pasien diabetes melitus. Neuropati diabetik
paling sering terjadi pada DM tipe II. Sekitar 10% pasien mengeluhkan gejala
pada saat ini belum memberi hasil memuaskan. Hal ini disebabkan karena
nyeri pada neuropathic pain adalah adanya gangguan tidur dan gangguan
quality of life. Pengobatan yang ideal diharapkan tidak hanya dalam hal
perkataan lain, paradigma baru dari penanganan neuropathic pain yang harus
penderita.
farmakologi dibutuhkan pada pasien untuk membuat pasien nyaman dan rileks,
selain itu dapat meningkatkan kemampuan koping pasien yang akan meningkatan
C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
PEMBAHASAN
A. Konsep Nyeri
1. Pengertian Nyeri
2007).
kerusakan (international association for the study of pain); awitan yang tiba-
tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
sebelum adanya ulkus dibagian tubuh, penderita hanya merasakan mati rasa
dan kesemutan pada jari-jari tangan dan kaki. Hal tersebut bisa terjadi karena
terjadi kerusakan pada sistem syaraf yang disebabkan karena kadar glukosa
terlalu tinggi. Biasanya kesemutan akan muncul pada bagian tangan, kaki,
dan jari dan pada akhirnya akan mengakibatkan mati rasa. Nyeri pada
penderita DM ini umumnya menyerang pada tangan dan kaki jari terlebih
Biasanya setelah timbul luka rasa nyeri akan bertambah saat digerakkan. Hal
b. Kecemasan
4. Etiologi Nyeri
Secara fisik misalnya, penyebab nyeri adalah trauma (baik trauma mekanik,
sirkulasi darah. Secara psikis, penyebab nyeri dapat terjadi oleh karena
terganggunya serabut saraf reseptor nyeri. serabut saraf resptor nyeri ini
terletak dan tersebar pada lapisan kulit dan pada jaringan-jaringan tertentu
(Asmadi, 2008).
ulkus diabetika yang akan menimbulkan sensasi rasa nyeri yang dirasakan
oleh penderita diabetes milletus. Ulkus diabetika disebabkan adanya tiga
factor yang sering disebut trias, yaitu: Iskemia, Neuropati, Infeksi. Pada
atrofi otot, kulit kering dan hilang rasa, apabila penderita tidah berhati-hati
sehingga sirkulasi jaringan menurun yang ditandai oleh kaki menjadi atrofi
jaringan yang akan berkembang menjadi ulkus diabetika. Umunya rasa nyeri
(NRS) yang dianggap lebih sederhana dan lebih mudah dimengerti, sensitif
terhadap dosis, jenis kelamin, dan perbedaan etnis. Numeric Rating Scale
dianggap lebih baik daripada VAS terutama untuk menilai nyeri akut.
Numeral Rating Scale adalah suatu alat ukur yang meminta pasien untuk
menilai rasa nyerinya sesuai dengan level intensitas nyerinya pada skala
numeral dari 0 – 10. Angka 0 berarti “no pain” dan 10 berarti “severe pain”
data basic yang berarti dan kemudian digunakan skala tersebut pada setiap
Digunakan pada pasien dewasa dan tua. Dapat juga digunakan untuk pasien
adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri yang dirasakan oleh individu.
oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif
mengubah intensitas nyeri, dan apa yang diyakini klien dapat membantu
dirinya. Perilaku ini sering didasarkan pada upaya try and error
(Tamsuri, 2007).
dengan orang lain, gerakan fisik, bekerja, dan aktivitas santai. Nyeri
Manajemen nyeri atau pain management adalah salah satu bagian dari
atau pain relief. Manajemen nyeri ini menggunakan pendekatan multi disipin
(Long, 2001).
Mellitus (DM) mengarah pada kondisi neuropati perifer. Nyeri neuropati perifer
adalah komplikasi yang sering ditemukan pada pasien Diabetes Mellitus Tipe 2.
Komplikasi ini diderita 10%-20% pasien Diabetes Mellitus. Selain gejala nyeri
kronik yang tidak jarang menimbulkan depresi, nyeri neuropati diabetes juga
dapat memperburuk kualitas hidup pasien. Gejala khas yang banyak dijumpai
adalah sensasi terbakar, geli, atau nyeri tidak nyaman yang semakin memburuk
ketika malam hari. Patologi spesifik yang banyak ditemui pada pasien dengan
nyeri neuropati diabetes adalah alodinia ( nyeri abnormal yang disebabkan oleh
a. Dapat menurunkan nyeri dan kecemasan tanpa penggunaan obat yang dapat
yang baik, perbaikan keluhan nyeri akan sulit tercapai. Idealnya, pasien
cukup memberikan kepuasan kepada pasien. Saat ini juga dosis maksimal
tingkat penurunan rasa nyeri. Semakin baik tingkat penurunan rasa nyeri,
maka semakin baik pula efek obat tersebut sebagai pilihan pertama
tidur.
memberikan efek penurunan nyeri pada dosis 150, 300, atau 600 mg per
Kontrol nyeri dapat dirasakan lebih awal oleh pasien, jika dosis
sedangkan baru dirasakan pada hari ke-13 dengan dosis 150 mg/hari.
12 bulan.
populasi Asia.
sedikit interaksi dengan obat lain dibandingkan dengan TCAs. Hal ini
dan serotogenik yang seimbang. Efek terapi yang lebih besar muncul
persen.
Penggunaan opiate sebagai terapi nyeri neuropati diabetes perlu
ketergantungan.
secara sintetik yang khususnya bekerja pada reseptor "mu opiate". Obat
serotonin pada pusat saraf secara lemah. Dosis terapi yang dianjurkan
menyalagunakan obat-obatan.
untuk mengatasi nyeri tanpa memakai terapi obat-obatan. Terapi ini terdiri
posisi berbaring atau duduk dikursi. Hal utama yang dibutuhkan dalam
1) Massase
Cara kerja dari sistem ini masih belum jelas, salah satu
c. Plasebo
oleh klien sebagai “obat” seperti kaplet, kapsul, cairan injeksi dan
sebagainya.
meyakini akan adanya Tuhan tanpa mengalami ritual suatu agama dan
adalah:
2) Optimisme
3) Sedekah
4) Shalat tahajud
5) Puasa
6) Membaca Al-Qur’an.
e. Terapi Musik
music juga bisa membuat pasien terlihat lebih rileks, sehingga pasien
menjadi tenang dan tidak merasa gelisah karena nyeri yang dideritanya.
f. Psikoterapi
citra fisik, harga diri dengan citra fungsi sosial, fungsi fisiologis, dan
ANALISA JURNAL
berkhayal untuk menghasilkan perubahan baik pada alam sadar maupun alam bawah
untuk mengubah persepsi rasa sakit termasuk nyeri menjadi perasaan yang lebih
murah, dan efektif.15 Beberapa alasan yang telah dijelaskan di atas menjadi dasar
kanker paliatif dengan nyeri. Terapi SeLIMuT adalah prosedur pemberian terapi
musik yang mudah, murah, dan efektif dengan mendengarkan jenis musik slow
tempo stabil, level suara rendah dan soft dynamic, serta tekstur konsisten (kombinasi
suara dan instrumental). Terapi ini diberikan selama 15−20 menit dan memberikan
kebebasan pasien untuk memilih musik yang disukai dan dikombinasikan dengan
napas dalam..
hipofisis otak untuk melepaskan endorfin. Musik yang didengarkan akan masuk
cairan yang ada di telinga bagian dalam. Musik juga menggetarkan sel-sel berambut
di dalam koklea, kemudian melalui saraf koklearis getaran tersebut menuju ke otak
keyakinan yang dianut oleh klien, dan akan menghambat aktifitas saraf simpatis yang
dapat menurunkan konsumsi oksigen oleh tubuh dan selanjutnya otot-otot tubuh
menjadi relaks sehingga menimbulkan perasaan tenang dan nyaman. Teknik ini
merupakan upaya untuk memusatkan perhatian pada suatu focus dengan menyebut
spiritual yang akan digunakan. (2) Duduk atau berbaring dengan santai. (3) Kemudian
tutuplah mata Anda. (4) Kendurkan atau lemaskan otot-otot. (5) Bernafas secara
alamiah dan mulai mengucapkan kalimat spiritual yang dibaca secara berulang-ulang.
(6) Bila ada pikiran yang mengganggu, kembalilah fokuskan pikiran. (7) Lakukan
selama 10-20 menit. (8) Jika sudah selesai beristirahatlah dan buka pikiran kembali,
sebelum diberikan perlakuan teknik relaksasi Nafas Dalam sebagian besar tidak nyeri
relaksasi Nafas Dalam sebagian besar nyeri ringan yaitu sebanyak 3 responden
lama sejak tahun 1970.(Kim, 2015) Terapi Tertawa merupakan sebuah aplikasi yang
berisi latihan pernapasan dan gerakan fisik. Latihan tawa mulai dengan latihan
pernapasan yang tepat dan kemudian tawa dicapai dengan menggunakan bermain,
Pada saat kita tertawa maka akan melemaskan otot-otot dan meningkatkan
psikologis. Hal ini juga meningkatkan keramahan dan kolaborasi dan memfasilitasi
hormon stres di dalam darah, dengan begitu tertawa menghilangkan efek stres.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa terapi tawa efektif pada kecemasan,
Tertawa menurunkan hormon stres dan bertindak untuk buffer efek stres pada
menghasilkan panas, keringat dan menghilangkan stres mirip dengan hasil aerobik
tingkat stres untuk sarjana, peningkatan self-efficacy untuk di tempat kerja, dan
penurunan nyeri untuk nyeri sendi. Namun, mekanisme antara humor dan tawa masih
Efek psikologis dari tertawa. Banyak studi telah meneliti efek tertawa pada
psikologis: ini termasuk suasana hati, harga diri, self-efficacy, dan depresi, meskipun
yang menyertai hasil tawa efek psikologis yang positif, juga mungkin mempunyai
amigdala, thalamic, hipotalamus dan daerah subthalamic otak dorsal sys-tem) melalui
sistem saraf pusat, peneliti telah menyelidiki berbagai jalur, termasuk hipotalamus-
hipofisis-adrenal (HPA) axis, dan simpatik-adrenomedullary (SAM) efek system.The
memberi tekanan lembut ke atas permukaan tubuh dengan arah sirkular secara
berulang yang bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah, memberi tekanan serta
meningkatkan relaksasi fisik dan mental. Effleurage merupakan teknik massase yang
mudah dilakukan, aman, tidak memerlukan banyak alat, tanpa efek samping dengan
tindakan utama aplikasi dari teori Gate Control yang dapat ―menutup gerbang‖
untuk menghambat perjalanan rangsang nyeri pada pusat yang lebih tinggi pada
Effleurage massage dapat digunakan untuk berbagai terapi, seperti mengurangi nyeri
nyeri pada penderita kanker(Shafira Lalani. 2013), dan mengurangi kejadian gejala
menopause(Widyatuti. 2008) .
BAB IV
A. Kesimpulan
tangan dan jari kaki terlebih dahulu. Kondisi ini menyebabkan aktivitas sehari-
hari pasien terganggu dan dapat menurunkan quality of life pasien paliatif. Perlu
adanya manajemen neri untuk mengontrol nyeri pasien dan dapat meringankan
Manajemen nyeri pada pasien neuropati diabetis terbagi menjadi dua yaitu
B. Saran
Andarmoyo,S.(2013).Konsep&ProsesKeperawatanNyeri.Yogjakarta: Ar-Ruzz
Bennet, M.I., Attal, N., Backonja, M.M., Baron, R., Bouhassira, J., et al.
Pain. 127:199-203.
Padjajaran.
Callaghan, B.C., Cheng, H.T., Stables, C.L., Smith, A.L., Feldman, E.L. (2012).
and Quality of Life in Cancer Patients. Cancer Science & Therapy, 272-273.
Hartati. (2015). The Impact of Front Effleurage Toward Dysminorhea Pain. Jurnal
2015-2017. Ed.10. Terjemah Oleh S. Budi Ana Keliat, Dkk. Jakarta : EGC
Inoue, K., Hiroshi Maruoka. (2015). Effects of simplified lymph drainage on the
Noviz. Efek Musik pada Tubuh Manusia [cited 2006 Nov 2]. Available from:
URL:http://www.indonesia_indnesia.com
Potter, P.A. dan Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan. Ed.7. Jakarta:
Salemba Medika.
Prasetyo, EP. Peran musik sebagai fasilitas dalam praktek dokter gigi untuk
Somani S., Saima Merchant, Shafira Lalani. 2013. A literature review about
No. 11.
Indonesia Vol. 12, No. 1 hal 53-57. (9)Wulandari, Priharyanti, Prasita Dwi
Wahyuliati, Tri. 2006. Antidepresan pada Nyeri Neuropatik. Mutiara Medika : 6 (1).
33-34
Wulansari, nofita. (2011). Efektifitas Teknik Relaksasi Benson Dan Nafas Dalam
Wulandari, Priharyanti, Prasita Dwi Nur Hiba. (2015). Pengaruh Massage Effleurage
Widharto. (2007). Kencing Manis (Diabetes Mellitus). Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka