OLEH:
KELOMPOK VI
SURAHMA (70200117001)
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamualaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
“Manajemen stress di tempat kerja” tepat pada waktunya.
Penyusunan Makalah ini semaksimal mungkin penulis upayakan dan
didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam
penyusunannya. Untuk itu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam merampungkan laporan ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapangdada penulis membuka selebar-lebarnya pintu bagi
para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki
Makalah ini.
Akhirnya penulis sangat mengharapkan semoga dari makalah ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan penulis dapat menginspirasi para
pembaca dan menambah ilmu atau pengetahuan pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Stres
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stres di tempat kerja merupakan hal yang hampir di alami oleh semua
pekerja di kota besar, masyarakat pekerja di kota-kota besar seperti Jakarta
sebagian besar merupakan urbanis dan industrialis yang selalu di sibukkan
dengan deadline penyelesaian tugas, tuntutan peran di tempat kerja yang
semakin beragam dan kadang bertentangan satu dengan yang lain, masalah
keluarga, beban kerja yang berlebihan, dan masih banyak tantangan lainnya
yang membuat stress menjadi suatu faktor yang tiidak mungkin untuk di hindari.
Stress di tempat kerja menjadi suatu persoalan serius bagi perusahaan karena
dapat menurunkan kinerja karyawan dan perusahaan.
Sebuah lembaga penelitian terhadap stress di Amerika memperkirakan
bahwa stress di tempat kerja menyebabkan para pengusaha di Amerika terpaksa
merugi sekitar 300 juta dollar Amerika setiap tahunnya akibat menurunnya
produktivitas, serta meningkatnya ketidakhadiran, turnover, konsumsi minuman
keras dan biaya pengobatan karyawan.
Stres dapat memberikan pengaruh negatif maupun positif bagi pekerja.
Dengan kata lain pada taraf tertentu stres kerja dapat meningkatkan
produktivitas pekerja,namun apabila stres kerja ini tidak dilakukan pengendalian
yang tepat dan menyebabkan tingginya tingkatan stres kerja maka akan
mengakibatkan menurunnya produktivitas pekerja.
Menurut data yang dihimpun oleh World Health Organization pada tahun
2014 dijelaskan bahwa sebesar 8% dari penyakit akibat kerja merupakan stres
kerja atau depresi pada pekerja. Sedangkan menurut hasil survei yang dilakukan
oleh Labour Force Survey pada tahun 2014 diperoleh data sebanyak 440.000
kasus stres kerja di Inggris dengan rata-rata kejadian 1.380 kasus dari setiap
100.000.(MB. Ulum, 2018)
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah
karyawan di Indonesia selama 3 tahun terakhir mengalami peningkatan yang
signifikan. Di tahun 2012 per Agustus terdapat 118,05 juta orang pekerja, lalu di
tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi 120,17 juta orang dan di tahun 2014
mengalami kenaikan lagi menjadi 121,87 juta orang pekerja memiliki potensi
merugikan sebagai dampak mengalami stres kerja. (Daru lestantyo, 2018)
Namun tak dapat di pungkiri bahwa stress dalam bekerja pasti akan terjadi
pada setiap karyawan/pekerja.mereka mengalami stress karena pengaruh dari
lingkungan itu sendiri maupun lingkungan tempat kerja. Seseorang yang
mengalami stress dalam bekerja tidak akan mampu menyelesaikan pekerjaannya
dengan baik. Di sinilah muncul peran dari perusahaan untuk memperhatikan
setiap kondisi kejiwaan(stress) yang di alami oleh pekerjannya. Dalam hal ini
perusahaan dapat menentukan penaganan yang terbaik bagi pekerja tersebut
serta tidak mengurangi kinerja karyawan tersebut.
Melihat kejadian stress yang sering terjadi pada pekerja di tempat kerja
serta bagaimana penanganannya yang baik, maka dalam makalah ini kami akan
membahas mengenai strategi mengelolah stress terutama dalam bekerja, Dan
tahapannya serta penerapannya dalam konsep islami.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Manajemen Stres?
2. Apa saja Teori Manajemen Stres?
3. Bagaimana Strategi mengelola Stres di tempat kerja?
4. Bagaimana Tahapan penerapan mengelola Stres di tempat kerja?
5. Bagaimana Penerapan konsep islami dalam peanganan Stres di tempat
kerja?
6. Contoh kasus terkait Manajemen Stres di tempat kerja?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa Pengertian Manajemen Stres
2. Untuk mengetahui Apa saja Teori Manajemen Stres
3. Untuk mengetahui Bagaimana Strategi mengelola Stres di tempat kerja
4. Untuk mengetahui Bagaimana Tahapan penerapan Stres di tempat
kerja
5. Untuk mengetahui Bagaimana Penerapan konsep islami dalam
peanganan Stres di tempat kerja
6. Untuk mengetahui Contoh kasus terkait Manajemen Stres di tempat
kerja
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Stres
Istilah manajemen stres berdasarkan pada identifikasi dan analisis terhadap
permasalahan yang terkait dengan stres dan aplikasi berbagai alat teraupetik
untuk mengubah sumber stres atau pengalaman stres. Berbeda dengan Cotton,
Smith (2003) mendefinisikan manajemen stres sebagai suatu keterampilan
yang memungkinkan seseorang untuk mengantisipasi, mencegah, mengelola
dan memulihkan diri dari stress yang dirasakan karena adanya ancaman dan
ketidakmampuan dalam coping yang dilakukan. Hal senada juga diungkapkan
oleh Margiati (2009) bahwa manajemen stres adalah membuat perubahan
dalam cara anda berpikir dan merasa, dalam cara anda berperilaku, dan sangat
mungkin dalam lingkungan anda.
Menurut Greenberg (2002) Manajemen stress adalah suatu tindakan yang
dilakukan seseorang untuk mengontrol sumber stress yang dialaminya agar
tidak menimbulkan efek negatif kedepannya. Manajemen stress adalah dimana
individu melakukan pengontrolan atau pengaturan stress yang bertujuan untuk
mengenal penyebab stress dan mengetahui teknik-teknik mengelola stress,
sehingga orang lebih baik dalam menguasai stress dalam kehidupan.
Menurut Robbins dan judge (2011) manajemen stress kerja sebagai suatu
program penggunaan sumber daya manusia untuk melakukan pengontrolan
atau pengaturan stress dimana bertujuan untuk mengenal penyebab stress dan
mengetahui teknik-teknik mengelola stress melalui pendekatan individual dan
organisasional.
Munandar (2008) mendefinisikan manajemen stres sebagai usaha untuk
mencegah timbulnya stres, meningkatkan ambang stres dari individu dan
menampung akibat fisiologikal dari stress. Menurut Greenberg (2011)
Manajemen stress adalah suatu tindakan yang dilakukan seseorang untuk
mengontrol sumber stress yang di alaminya agar tidak menimbulkan efek
negatife kedepannya. Manajemen stress adalah dimana individu melakukan
pengontrolan atau pengaturan stress yang bertujuan untuk mengenal penyebab
stress dan mengetahui teknik-teknik mengelola stress, sehingga orang lebih
baik dalam menguasai stress dalam kehidupan. Manajemen stress lebih
daripada sekedar mengatasinya, yakni belajar menanggulanginya secara
adaptif dan efektif. Manajemen stres berarti membuat perubahan dalam cara
berfikir dan merasa, dalam cara berperilaku dan sangat mungkin dalam
lingkungan individu masing-masing.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas tentang manajemen stress maka
kami menyimpulkan bahwa manajemen stress adalah suatu cara yang
dilakukan seseorang untuk mengelola atau mengontrol tingkat stress yang
dialami dalam suatu lingkungan kerja dan pada saat bekerja guna untuk
meningkatkan produktifitas pekerja itu sendiri.
a. Variabel stimulus
Variabel ini dikenal pula dengan engineering approach (pendekatan
rekayasa), yang mengonsepsikan stress sebagai uatu stimulus atau tuntutan
yang mengancam (berbahaya), yaitu tekanan dari luar terhadap individu
yang dapat menyebabkan sakit (mengganggu kesehatan). Dalam model ini,
stress dapat juga disebabkan oleh stimulasi eksternal, baik sedikit maupun
banyak.
b. Variabel respons
Variabel inidisebut pula dengan physiological approach (pendekatan
fisiologis) yang didasarkan pada model triphase dari Hans Selye. Ia
mengembangkan konsep yang lebih spesifik tentang reaksi manusia
terhadap stressor, yang ia namakan GAS (general adaption syndrome),
yaitu mekanisme respons tipikal tubuh dalam merespons rasa sakit,
ancaman, atau stressor lainnya.
GAS terdiri atas tiga tahap. Pertama, reaksi alarm, yang terjadi ketika
organisme merasakan adanya ancaman, yang kemudian meresponsnya
dengan fight atau flight. Kedua, resistance, yang terjadi apabila stress itu
berkelanjutan. Di sini, terjadi perubahan fisiologis yang melakukan
keseimbangan sebagai upaya mengatasi ancaman. Ketiga, exhaustion,
yang terjadi apabila stress terus berkelanjutan di atas periode waktu
tertentu, sehingga organisme mengalami sakit Selye (2010) organisme
memiliki keterbatasan untuk melawan stress.
Selye (2010) mendefinisikan stress sebagai the state which manifests itself
by the GAS, atau the nonspecific response of the body to any demand made upon
it. Selanjutnya, ia mengemukakan bahwa stress merupakan hal yang esensial bagi
kehidupan. Tanpa stress tidak ada kehidupan, namun kegagalan dalam mereaksi
stressor merupakan pertanda kematian.
c. Variabel interaktif
Variabel ini meliputi dua teori, yaitu :
a. Teori interaksional, Teori ini memfokuskan pembahasannya kepada
aspek-aspek keterkaitan antara individu dengan lingkungannya, dan
hakikat hubungan antara tuntutan pekerjaan dengsn kebebasan
mengambil keputusan.
b. Teori transaksional, Teori ini memfokuskan pembahasannya kepada
aspek-aspek kognitif dan afektif individu dalam berinteraksi dengan
lingkungannya, serta gaya-gaya “coping” yang dilakukannya.
Berdasarkan teori yang telah di kemukakan oleh beberapa ahli di atas maka
kami menarik kesimpulan bahwa teori manajemen stress adalah suatu upaya atau
usaha yang dilakukan oleh seseorang ketika seseorang tersebut mengalami
tekanan ataupun guncangan jiwa yang bisa membuat seseorang tersebut
mengalami suatu masalah seperti stess di tempat kerja.