Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan izin kuasa-Nya sehingga pada
akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan topik “Rehabilitasi Tambak Garam Cirebon
dengan bangunan Break Water” . Kami menyadari pentingnya makalah kami ini, baik kewajiban kami
sebagai mahasiswa maupun tanggung jawab kami sebagai calon engineer dalam memperdalam wawasan
kami di lingkungan proyek air, salah satunya Konstruksi Break Water ini.
Tugas ini merupakan salah satu syarat penilaian di dalam mata kuliah Perencanaan Sumber Daya
Air yang ditetapkan pada ajaran Semester VII Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah
Jakarta. Adapun tugas makalah ini berisi kumpulan informasi tentang konstruksi Break Water yang buat
dengan tujuan untuk mempelajari dan memahami mengapa diperlukan, jenis-jenisnya, pelaksanaan, dan
perawatan konstruksi Break Water tersebut saat di lapangan.
Dan sebelumnya, pada kesempatan kali ini, dengan kerendahan hati kami mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu kami, yaitu:
1. Bapak Ir. Maliki, M.Eng sebagai dosen mata kuliah Perencanaan Sumber Daya Air
2. Teman-teman angkatan 2013 Teknik Sipil UMJ
3. Orang tua dan keluarga kami
Akhir kata, tak ada gading yang tak retak. Makalah kami yang sederhana ini masih jauh
dari kesempurnaan. Kami berharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, baik dosen
maupun teman-teman mahasiswa sekalian, sebagai bahan-bahan evaluasi untuk kami agar kedepannya
menjadi lebih baik. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih. Sekian.

Jakarta, Juli 2017

Penyusun

Halaman | 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................1


DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang .........................................................................................................3
1.2.Tujuan ......................................................................................................................4
1.3.Masalah ....................................................................................................................4
1.4.Batasan Masalah ......................................................................................................4

BAB II DASAR TEORI


2.1 Pengertian Breakwater .............................................................................................5
2.2 Fungsi Breakwater ...................................................................................................5
2.3 Survey Lapangan .....................................................................................................6
2.3.1 Pemetaan ................................................................................................6
2.3.2 Sumber Daya Manusia ...........................................................................8
2.3.3 Sumber Daya Alam ................................................................................8

BAB III PELAKSANAAN


3.1 TOR (Term of Reference) ........................................................................................9
3.2 Realisasi TOR ..........................................................................................................9
3.3 Gambar Kerja .........................................................................................................10
3.4 Bill of Quantiy .......................................................................................................12
3.5 Metode Kerja .........................................................................................................14
3.6 Spesifikasi Material ...............................................................................................20

BAB IV DAMPAK LINGKUNGAN ....................................................................................21

BAB V KESIMPULAN .........................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................23

Halaman | 2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, memiliki tambak garam rakyat terluas di Indonesia
dengan luas lahan 3.858 hektare dan produktivitas per hektare sebanyak 130 ton. Kepala Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Muhidin mengatakan Cirebon adalah sebagai lokasi
sentra garam terbesar dan terluas se-Indonesia Untuk urutan kedua lahan produksi garam
terbesar, yaitu Sampang Pulau Madura, Jawa Timur, dengan luas lahan 3.064 hektare, berikutnya
Indramayu dengan luas lahan produksi garam 2.741 hektare (ROL: Sabtu , 26 November 2016,
21:55 WIB).
Namun 800 hektare tambak garam di Kabupaten Cirebon terancam hilang. Penyebabnya,
abrasi yang semakin parah. Pembangunan breakwater sebenarnya bisa mencegah terjadinya
abrasi tersebut. Abrasi merupakan istilah untuk menggambarkan pengikisan daerah pantai yang
terjadi karena gelombang dan arus laut destruktif. Pengikisan yang demikian menyebabkan
berkurangnya daerah pantai mulai dari yang paling dekat dengan air laut karena menjadi sasaran
pertama pengikisan. Jika dibiarkan, abrasi akan terus menggerogoti bagian pantai sehingga air
laut akan menggenangi daerah-daerah yang dulunya dijadikan tempat bermain pasir ataupun
pemukiman penduduk dan wilayah pertokoan di pinggir pantai.
Untuk dapat menanggulangi kerusakan pantai akibat gempuran gelombang di pantai
maka diperlukan konstruksi pemecah gelombang yang berfungsi untuk memecahkan,
merefleksikan dan mentransmisikan energi gelombang sebelum tiba di pantai. Struktur penahan
energi gelombang ini dapat terbuat dari struktur yang masif/kaku dan bisa juga dengan yang
fleksibel (tanaman hidup, struktur apung, dan lainnya). Salah satu struktur pantai yang dapat
mereduksi energi gelombang adalah breakwater, yang merupakan bangunan penahan gelombang
yang sangat efektif untuk digunakan sebagai pelindung pantai terhadap abrasi dengan
menghancurkan energi gelombang sebelum mencapai pantai.

Halaman | 3
1.2 Tujuan
Makalah ini dibuat sebagai syarat kelulusan mata kuliah Perencanaan Sumber Daya Air
Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Jakarta serta ditujukan untuk masyarakat akan
pentingnya Perencanaan Sumber Daya Air khususnya daerah pesisir pantai Kabupaten Cirebon,
Jawa Barat.
1.3 Masalah
Tambak garam di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat terendam banjir rob. Akibatnya,
sebanyak 700 hektare tambak tidak bisa dipanen. "Yang jelas para petani garam merugi akibat
banjir rob yang melanda kemarin," kata Ketua Ikatan Petani Garam Indonesia M Insyaf
Supriyadi, seperti dikutip dari Antara, Liputan6.com.Selasa (30/8/2016).
Kebanyakan masalah yang dialami oleh masyarakat pesisir pantai adalah banjir rob serta
abrasi pantai, kedua hal ini sama-sama merusak mata pencaharian warga sekitar. Bajir rob dapat
menggenangi bangunan-bangunan pinggir pantai ataupun lahan usaha warga, abrasi juga
mengakibatkan hal yang sama, salah satu yang paling merugi akibar banjir rob dan abrasi pantai
ialah petani garam.
Dalam makalah ini akan dijabarkan solusi menahan abrasi pantai yakni dengan
pembuatan konstruksi Breakwater disepanjang garis pantai Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

1.4 Batasan Masalah


Adapun hal yang dibahas dalam makalah ini mencakup :
1 Definisi, fungsi dan arti breakwater
2 Proses perencanaan dan realisasi pembuatan breakwater secara umum

Halaman | 4
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Breakwater


Pemecah gelombang atau dikenal sebagai juga sebagai Pemecah ombak atau bahasa
Inggris breakwater adalah prasanana yang dibangun untuk memecahkan ombak/ gelombang,
dengan menyerap sebagian energi gelombang.
Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan yang
dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Pemecah gelombang
dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan pantai terhadap erosi dengan menghancurkan
energi gelombang sebelum sampai ke pantai, sehingga terjadi endapan dibelakang bangunan.
Endapan ini dapat menghalangi transport sedimen sepanjang pantai.
Seperti disebutkan diatas bahwa pemecah gelombang lepas pantai dibuat sejajar pantai
dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai, maka tergantung pada panjang pantai yang
dilindungi, pemecah gelombang lepas pantai dapat dibuat dari satu pemecah gelombang atau
suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa ruas pemecah gelombang yang dipisahkan oleh
celah.

2.2 Fungsi Breakwater


Breakwater berfungsi untuk melindungi pantai yang terletak dibelakangnya dari serangan
gelombang yang dapat mengakibatkan erosi pada pantai. Perlindungan oleh pemecahan
gelombang pinggir pantai terjadi karena berkurangnya energi gelombang yang sampai di
perairan di belakang bangunan. Karena pemecah gelombang ini dibuat sepanjang bibir pantai
melindungi daerah dibelakang bangunan. Maka bagian sisi luar pemecah gelombang
memberikan perlindungan dengan meredam energi gelombang sehingga gelombang dan arus di
belakangnya dapat dikurangi.
Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang
sebagian energinya akan dipantulkan (refleksi), sebagian diteruskan (transmisi) dan sebagian
dihancurkan (dissipasi) melalui pecahnya gelombang, kekentalan fluida, gesekan dasar dan lain-
lainnya. Pembagian besarnya energi gelombang yang dipantulkan, dihancurkan dan
diteruskan tergantung karakteristik gelombang datang (periode, tinggi, kedalaman air), tipe

Halaman | 5
bangunan peredam gelombang (permukaan halus dan kasar, lulus air dan tidak lulus air) dan
geometrik bangunan peredam (kemiringan, elevasi, dan puncak bangunan).
Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan mengurangi pengiriman
sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman sedimen sepanjang pantai yang berasal dari daerah
di sekitarnya akan diendapkan dibelakang bangunan. Pantai di belakang struktur akan stabil
dengan terbentuknya endapan sediment tersebut. Pantai yang stabil dapat dimanfaatkan menjadi
tambak garam yang aman dari gelombang air laut.

2.3 Survey Lapangan


2.3.1 Pemetaan

Gambar 2.1 Peta Lokasi Revitalisasi Jaringan Tambak Garam

Halaman | 6
Gambar 2.2 Peta titik survey BM Proyek Revitalisasi Jaringan Tambak Garam

Halaman | 7
2.3.2 Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia untuk pembangunan Breakwater tersedia dengan baik, sebagian
berasal dari masyarakat lokal sebagai pekerja harian atau pekerja lepas, ahli-ahli serta pelaksana
yang mumpuni dibidangnya akan didatangkan dari berbagai wilayah di Indonesia.

2.3.3 Sumber Daya Alam


Sumber Daya Alam yang dibutuhkan dalam pembangunan Breakwater ini diantaranya :
- Cerucuk bambu/balok kayu
- Batu alam
- Gedeg (Anyaman Bambu)
- Kubus Beton
- Geotextile
Bahan-bahan tersebut dengan mudah bisa didapatkan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat
kecuali Geotextile yang akan didatangkan dari Jakarta atau Surabaya

Halaman | 8
BAB III
PELAKSANAAN

3.1. TOR (Term of Reference)


Fasilitas yang dibutuhkan Tambak Garam
a. Saluran Sekunder
Tambak Garam membutuhkan saluran sekunder untuk pengaliran air laut serta air
hujan yang menggenangi tambak untuk diteruskan ke saluran primer
b. Saluran Primer
Tambak Garam membutuhkan saluran primer sebagai muara dari saluran-saluran
sekunder untuk selanjutnya mengalirkan air laut atau air hujan ke laut
c. Jalan Setapak
Jalan setapak akan dibuat bersekat-sekat di area tambak garam untuk mobilitas
petani garam
d. Bak Ukur
Bak ukur dibutuhkan untuk pengecekan ketinggian air laut dari muka pantai yang
dibutuhkan untuk kontrol dan pengawasan Breakwater
e. Jalan Utama
Beberapa ruas tambak garam membutuhkan jalan utama yang memungkinkan
kendaraan roda empat melaluinya, untuk keperluan panen garam, maintenance,
dan kebutuhan mobilisasi lainnya
e. Breakwater
Breakwater dibutuhkan untuk menjaga Tambak garam dari terjangan langsung
gelombang laut yang kerap mengakibatkan abrasi pantai

3.2. Realisasi TOR


Dari acuan TOR (Term of reference) diatas dapat dibuat design standar yang akan
diaplikasikan di lapangan, perhitungan serta Feasibility Study dilakukan terlebih dahulu untuk
mendapatkan solusi rehabilitasi tambak garam yang memenuhi kebutuhan petani garam

Halaman | 9
3.3. Gambar Kerja

Gambar 3.1 Layout Breakwater

Gambar 3.2 Contoh Potongan Breakwater Per-Section

Halaman | 10
Gambar 3.3 Contoh Potongan Breakwater Per-Section

Gambar 3.4 Contoh Potongan Breakwater Per-Section

Halaman | 11
Gambar 3.5 Tinggi Permukaan Tambak Relatif Sama Dengan Permukaan Laut

3.4. Bill of Quantity

Gambar 3.6 Rekapitulasi Kebutuhan Material BW S.Kalimati-Rawaurip

Halaman | 12
Gambar 3.7 Rekapitulasi Kebutuhan Material BW S.Pangeran-Rawaurip

Gambar 3.8 Rekapitulasi Kebutuhan Material BW S.Pangeran-Ender

Halaman | 13
3.5. Metode Kerja

Data Teknis Proyek :

Gambar 3.9 Data Pekerjaan Proyek

BULAN KE
NO URAIAN PEKERJAAN SATUAN KUANTITAS Bobot (%) KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

I PEKERJAAN PERSIAPAN

I.1 Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat Unit 1.00 0.7214% 0.0018 0.0018 0.0018 0.0018 100%
I.2 Fasilitas Lapangan M2 240.00 0.2608% 0.0026

II PEKERJAAN SALURAN

II.1 Galian lumpur menggunakan alat berat Excavator dan Ponton M3 231,229.89 5.1547% 0.0103 0.0103 0.0103 0.0103 0.0103
II.2 Galian Tanah Menggunakan Dredger Sumersible Pump M3 133,521.45 5.6793% 0.0095 0.0095 0.0095 0.0095 0.0095 0.0095 75%
II.3 Galian tanah biasa menggunakan alat berat Excavator M3 217,722.62 4.2198% 0.0105 0.0105 0.0105 0.0105
II.4 Timbunan tanah dipadatkan dari borrow area jarak 30 km M3 64,250.00 5.8313% 0.0117 0.0117 0.0117 0.0117 0.0117

III PEKERJAAN PEMECAH GELOMBANG


50%
III.1 Pekerjaan Pemancangan Kayu Dolken dia. 10cm M' 140,000.00 2.1452% 0.0036 0.0036 0.0036 0.0036 0.0036 0.0036
III.2 Pekerjaan Pemasangan Gedek Bambu M2 70,000.00 1.6900% 0.0042 0.0042 0.0042 0.0042
III.3 Pengadaan Geotextile M2 70,000.00 2.0301% 0.0034 0.0034 0.0034 0.0034 0.0034 0.0034
III.4 Pemasangan Geotextile M2 70,000.00 0.3515% 0.0009 0.0009 0.0009 0.0009
III.5 Pekerjaan Batu Kosong M3 36,620.53 7.0917% 0.0142 0.0142 0.0142 0.0142 0.0142
III.6 Pembuatan Kubus Beton Mutu K-225 Ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm Buah 365,898.00 49.3846% 0.0823 0.0823 0.0823 0.0823 0.0823 0.0823 25%
III.7 Pemasangan Kubus Beton Mutu K-225 Ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm Buah 365,898.00 9.3787% 0.0156 0.0156 0.0156 0.0156 0.0156 0.0156

IV PEKERJAAN JALAN PRODUKSI

IV.1 Pekerjaan Jalan Produksi M2 56,465.00 6.0609% 0.0030 0.0030 0.0030 0.0030 0.0030 0.0030 0.0030 0.0030 0.0030 0.0030 0.0030 0.0030 0.0030 0.0030 0.0030 0.0030 0.0030 0.0030 0.0030 0.0030 0%
100.000%
PROGRESS RENCANA PER BULAN (%) 0.441% 0.180% 1.031% 1.031% 1.031% 1.388% 2.335% 1.727% 2.030% 2.368% 2.368% 2.731% 1.784% 3.203% 4.369% 11.118% 11.118% 12.682% 11.263% 10.097% 10.097% 1.866% 1.866% 0.303% 0.303% 0.303% 0.483% 0.483%
AKUMULASI PROGRESS PER BULAN (%) 0.441% 0.622% 1.652% 2.683% 3.714% 5.103% 7.438% 9.164% 11.194% 13.562% 15.930% 18.661% 20.445% 23.648% 28.016% 39.135% 50.253% 62.935% 74.198% 84.295% 94.392% 96.258% 98.124% 98.427% 98.730% 99.033% 99.517% 100.000%

Gambar 3.10 Kurva S Pelaksanaan

Halaman | 14
START

PEKERJAAN PERSIAPAN
 Mobilisasi peralatan dan
personil
 Pengukuran dan
Pematokan
 Fasilitas Lapangan

PEKERJAAN SALURAN PEKERJAAN PEMECAH GELOMBANG PEKERJAAN JALAN PRODUKSI


 Galian lumpur  Pemancangan Kayu Dolken  Tanah Pudel
 Galian tanah  Pemasangan Gedek Bambu  Batu Onderlaag
 Timbunan Tanah  Geotextile  Batu Stenslaag
 Batu Kosong  Lapisan Sirtu
 Kubus Beton Mutu K 225

FINISH

Gambar 3.11 Diagram Umum Metode Pelaksanaan

Halaman | 15
Gambar 3.12 Pekerjaan Galian Lumpur Untuk Pembuatan Saluran

Gambar 3.13 Pekerjaan Timbunan Tanah untuk Pembuatan Aluran

Halaman | 16
Gambar 3.14 Rencana Pekerjaan Pemecah Gelombang

Gambar 3.15 Pekerjaan Pemancangan Kayu Dolken

Halaman | 17
Gambar 3.16 Pekerjaan Pemasangan Gedeg Bambu

Gambar 3.17 Pekerjaan Pemasangan Geotextile

Halaman | 18
Gambar 3.18 Pekerjaan Pemasangan Batu Kosong

Gambar 3.19 Pekerjaan Pemasangan Kubus Beton

Halaman | 19
3.6. Spesifikasi Material
 Geotextile harus dan serat monofilamen buatan yang terbuat dari potimer
lembam yang tidak ditenun
 Batu yang akan digunakan untuk Batu Kosong harus dan kualitas terbaik. Batu
yang digunakan harus keras, tahan lama, liat, tahan terhadap goresan dan cuaca,
serta bebas dan tanah, sampah-sampah, dan cacat-cacat lain.
 Beton untuk membuat Kubus beton harus sesuai dengan terbitan terbaru dari
ASTM (American Society for Testing and Materials), JIS (Japanese Industrial
Standard) atau British Standard (setanjutnya disebut BS), Normalisasi Indonesia
(selanjutnya disebut NI), atau Standar Industri Indonesia (SII)
 Semen yang dipakai untuk beton harus dan merk/pabrik yang disetujui Direksi
dan harus Portland Cement (PC) tahan sulfat atau Portland Cement Type V,
ditambah bahan aditif yang sesuai dengan JIS R 5210, ASTM C-150, dan atau SII
0013-81, kecuali ditentukan lain

Halaman | 20
BAB IV
DAMPAK LINGKUNGAN

Pekerjaan Revitalisasi Tambak Garam di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat hampir tidak
merusak lingkungn terutama lingkungan laut, karena Breakwater dibuat seluruhnya di garis
pantai tanpa bersinggungan langsung dengan laut lepas. Pekerjaan Revitalisasi Tambak Garam
ini sepenuhnya menjaga lingkungan masyarakat dari ancaman gelombang laut yang kapan saja
dapat merusak daerah disekitar pantai.
Tambak Garam akan berjalan dengan baik tanpa ada kendala akibat abrasi pantai karena
Pekerjaan Revitalisasi ini, diharapkan masyarakat sekitar serta pemerintah regional dapat
menjaga Breakwater ini dengan tidak merusaknya serta menjaga kebersihan lingkungan sekitar
pantai agar Breakwater ini bekerja maksimal.

Halaman | 21
BAB VI
KESIMPULAN

Breakwater sangat berpengaruh guna menghambat proses sedimentasi serta abrasi oleh
ombak dari lautan oleh karena itu pembuatan breakwater di daerah pinggiran laut telah
dilaksanakan karena dampaknya sangat positif sekali jika dibuat serta ditangani oleh para
ahlinya.

Salah satu fungsi dari breakwater yaitu jika berkurangnya energi gelombang di daerah
terlindung akan mengurangi pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman sedimen
sepanjang pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan dibelakang bangunan.
Pantai di belakang struktur akan stabil dengan terbentuknya endapan sediment tersebut

Dalam pembuatan breakwater di pantai dilakukan guna mengurangi dampak dari abrasi yang
terjadi, disamping itu pula pembangunan breakwater ini dapat dijadikan tempat sebagai tempat
wisata dan tempat area memancing, tempat ini wisata ini dikelola oleh warga setempat.

Kondisi abrasi ini perlu ditangani bersama antara instansi-instansi terkait guna mencegah
akibat yang berkelanjutan dan jika mungkin “mengembalikan” (merehabilitasi/merestorasi)
fungsi pantai sebagai kawasan umum, wisata, dan prasarana social-religius masyarakat. Dalam
hal ini pemerintah memiliki peranan sangat besar yakni dalam usaha membangun pengaman
pantai. Pengaman pantai bertujuan untuk mencegah erosi pantai dan penggenangan daerah pantai
akibat limpasan gelombang (overtopping).

Halaman | 22
DAFTAR PUSTAKA

PT WIJAYA KARYA Persero Tbk, Dokumen Kerja Proyek Revitalisasi Tambak Garam Kota
Cirebon, Jawa Barat. Jakarta. (2013, 28 Oktober).

Admin, (2012). Tersedia : http://www.ilmutekniksipil.com/pelabuhan/breakwater-pemecah-


gelombang-lepas-lantai

Admin, (2016), Tersedia : http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/laut/erosi-pantai

Ra Mouri Chan, (2010), Tersedia : https://id.scribd.com/doc/43598126/Makalah-Breakwater


Wikipedia, (2017), Tersedia : https://en.wikipedia.org/wiki/Breakwater_(structure)

Halaman | 23

Anda mungkin juga menyukai