Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN PEMASARAN AGRIBISNIS

Oleh :
Dio Lucky Dodianto / 19/448889/PPN/04504

Herlyna Novasari Siahaan / 19/448894/PPN/04509

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Masyhuri

Magister Manajemen Agribisnis


Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2019
BAB V : MEMAHAMI TENTANG PERMINTAAN KONSUMEN

Dalam Bab ini membahas persamaan profit yang kemudian membahas faktor-faktor yang
mempengaruhi sisi total pendapatan dari persamaan profit.

Persamaan di bawah ini :

1. π = TR-TC

Keuntungan/ profit hasil penjualan suatu barang merupakan penerimaan perusahaan atau
dikenal dengan istilah total revenue (TR) dan apabila dikurangi dengan total cost yang
dikeluarkan oleh perusahaan, maka jumlah selisihnya merupakan keuntungan. Jadi keuntungan
(profit) adalah total penerimaan perusahaan (total revenue) dikurangi dengan total biaya (total
cost) yang dikeluarkan untuk memproduksi output.

2. TC = TFC + TVC

Total Fixed Cost atau biaya tetap total adalah jumlah biaya yang tetap dibayar perusahaan
(produsen) berapapun tingkat outputnya. Jumlahnya TFC adalah tetap untuk setiap tingkat
output. (misalnya : penyusutan, sewa gedung dan sebagainya). Total Variabel Cost (TVC) atau
biaya variabel total, adalah jumlah biaya yang berubah menurut tinggi rendahnya output yang
diproduksikan. (misalnya: upah tenaga kerja, biaya pembelian bahan baku, biaya angkut dan
sebagainya). Total Cost (TC) atau Biaya total adalah penjumlahan kedua biaya baik biaya tetap
total maupun biaya variabel total.
Dari sisi pendekatan pemasaran, tujuan utama perusahaan adalah memaksimumkan laba
dengan memenuhi kebutuhan konsumen. Harga (P) adalah salah satu Bauran pemasaran (product,
price, place, and promotion), dimana pengaturan harga berkaitan dengan kepuasan konsumen.
Harga yang rendah menyebabkan semakin banyak barang yang mampu diperoleh dan dikonsumsi
oleh konsumen. Harga yang rendah juga menyebabkan biaya Input rendah dan harga output yang
diterima lebih tinggi yang juga menyebabkan keuntungan perusahaan semakin besar.
A. Total Revenue, Perubahan harga, dan Elastisitas

Kesuksesan dari memaksimumkan laba diperoleh dari hubungan antara total penerimaan
dari berbagai tingkat harga dan kuantitas

Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

TR = Y . Py………………………………………………..(1)

Keterangan : TR = total penerimaan

Y = produksi yang diperoleh dari suatu usahatani

Py = harga produksi

Tabel 1: Total Revenue

Total Revenue Harga Kuantitas


1.000.000 1 1.000.000
1.000.000 2 500.000
1.000.000 5 200.000
1.000.000 100 10.000
1.000.000 1000 1000
1.000.000 10.000 100
1.000.000 100.000 10
1.000.000 1.000.000 1

Bagian penting dalam memaksiumkan keuntungan diperoleh antara hubungan total


penerimaan dan berbagai tingkat harga dan kuantitas. Dalam gambar di atas, target
penerimaan total nya Rp.1.000.000. Tingkat total revenue bisa diperoleh dari menjual
barang dengan harga sebesar 1 dengan kuantitas barang yang dijual sebesar 1.000.000 unit
dan bisa diperoleh dengan menjual barang dengan harga sebesar 1.000.000 dengan
kuantitas barang yang dijua1 unit produk.
Tabel 2 : Total Revenue, Perubahan harga dan Elastisitas

Harga Kuantitas Total Revenue Elastisitas


1 90 90
1.5 80 120 - 0.25
2.0 70 140 - 0.37
2.5 60 150 - 0.57
3.0 50 150 - 1.0
3.5 40 140 - 1.2

Harga dan kuantitas ini akan menunjukkan bahwa adanya hubungan terbalik antara harga
dan kuantitas yang dijual. Dimana jika harga meningkat maka kuantitas barang yang terjual akan
menurun, dan jika harga menurun maka kuantitas barang yang terjual akan meningkat. Ilustrasi ini
disebut dengan The Law of Demand.
Dari Tabel 2 diperoleh beberapa kesimpulan keadaan Total Revenue ketika harga meningkat :
1. jika persentase perubahan kuantitas yang diminta lebih besar daripada persentase
perubahan harga, total pendapatan menurun
2. jika persentase perubahan kuantitas yang diminta lebih besar daripada persentase
perubahan harga, total pendapatan tetap sama
3. jika persentase perubahan kuantitas yang diminta lebih besar daripada persentase
perubahan harga, total pendapatan meningkat
Kesimpulan keadaan Total Revenue ketika harga menurun :
1. jika persentase perubahan kuantitas yang diminta lebih besar daripada persentase
perubahan harga, total pendapatan meningkat dan permintaan elastis
2. jika persentase perubahan kuantitas yang diminta sama dengan persentase perubahan
harga, total pendapatan tetap sama dan permintaan unitary elastis
3. jika persentase perubahan kuantitas yang diminta lebih kecil daripada persentase
perubahan harga, total pendapatan menurun dan permintaan inelastis
Gambar 1 : Contoh Elastisitas Permintaan

Jenis Elastisitas permintaan : Ed >1 : Elastis


Ed=1 : Unitary
Ed<1 : Inelastis

Elastisitas Permintaan : Q2-Q1 . P


P2-P1 .Q
Keterangan : P1 : Perubahan Harga
P : Harga awal
Q1 : Perubahan Kuantitas
Q : Harga Awal
Permintaan Konsumen
Berbagai alternatif kuantitas barang dan jasa yang bias dan mau dibeli konsumen pada
berbagai tingkat harga.
Gambar 2: Kurva Permintaan

Dari gambar di atas tampak bahwa jika harga barang meningkat maka permintaan terhadap
barang tersebut menurun, sedangkan jika harga barang menurun maka permintaan terhadap barang
tersebut meningkat. Pada harga di titik 200, permintaan akan barang senilai 900, namun ketika
harga meningkat menjadi 700, maka permintaan akan barang menjadi 400.

Hukum permintaan dipengaruhi oleh 7 faktor yaitu :


1. Harga barang itu sendiri.
Harga barang itu sendiri berpengaruh terhadap permintaan. Dimana jika harga barang itu
menurun maka permintaan terhadap barang meningkat dan jika harga barang meningkat
maka permintaan terhadap barang menurun. Contohnya meningkatnya harga cabai akan
menurunkan permintaan konsumen.
2. Harga barang substitusi
Harga barang substitusi/pengganti juga berpengaruh terhadap hukum permintaan. Dimana
jika harga produk utama meningkat, maka konsumen akan beralih ke produk penggantinya.
Contohnya meningkatnya harga teh menyebabkan konsumen beralih mengkonsumsi kopi
dan permintaan konsumen terhadap kopi meningkat.
3. Harga barang komplementer
Harga barang komplementer/pelengkap mempengaruhi hukum permintaan karena dengan
meningkatnya harga barang komplementer dari suatu produk maka permintaan akan
produk tersebut juga menurun. Contohnya harga roti menurun, maka permintaan roti
meningkat kemudian harga butter (pelengkap pembuat roti) juga meningkat.
4. Pendapatan
Pada barang-barang normal, hubungan permintaan barang dengan pendapatan berbanding
lurus, dimana jika pendapatan meningkat maka permintaan nya terhadap barang tersebut
meningkat. Contohnya pendapatan masyarakat meningkat, permintaan terhadap barang
normal (kebutuhan sehari-hari) menjadi meningkat.
5. Populasi
Populasi yang semakin banyak menyebabkan permintaan terhadap produk juga meningkat.
Jika di suatu daerah penduduknya banyak maka permintaan terhadap barang tersebut juga
meningkat
6. Rasa dan selera
Rasa dan selera konsumen biasanya berubah-ubah. Peningkatan permintaan terhadap rasa
dan selera disebabkan oleh tren tertentu. Contoh Permintaan cabai di daerah Padang lebih
banyak dibanding permintaan cabai di daerah Yogyakarta karena selera masyarakat Padang
yang suka pedas.
7. Sifat musiman / seasonality
Permintaan konsumen kadangkala bergantung pada musim nya. Misalnya pada lebaran
permintaan akan daging sapi menjadi mengingkat.
Pertanyaan Diskusi :

1. Mengapa peningkatan harga tidak selalu berpengaruh terhadap peningkatan Total


Revenue?

Jawaban :

Harga Kuantitas Total Revenue Elastisitas


1 90 90
1.5 80 120 - 0.25
2.0 70 140 - 0.37
2.5 60 150 - 0.57
3.0 50 150 - 1.0
3.5 40 140 - 1.2

Berdasarkan tabel di atas, harga di titik 1, 1.5, 2.0, 2.5 menyebabkan kenaikan terhadap
total revenue. Namun pada saat di titik 3.0 dan 3.5 dengan kuantitas yang menurun justru
menyebabkan total Revenue menjadi menurun.

2. Harga barang-barang makanan cenderung inelastis mengapa perusahaan makanan tidak


menaikkan harga barang nya.

Jawaban :

Barang-barang makanan cenderung inelatis. Maksudnya respon konsumen terhadap “barang


makanan” tidak respon terhadap harga. Berapa pun harga barang makanan tetap akan dibeli
konsumen hanya saja mengurangi jumlah permintaan barang nya.

3. Kalau barang-barang “limited edition” termasuk barang inelastis atau elastis?

Jawaban :

Barang limited edition termasuk ke dalam barang inelastis, karena barang-barang inelastis tidak
respon terhadap harga, karena adanya keterbatasan suatu produk/limited edition membuat tetap
saja ada orang/pasar yang ingin membeli. Misalnya seekor burung memiliki kicauan suara yang
merdu, karena burung tersebut terbatas, seseorang tetap mau membeli nya.
BAB VI : MEMAHAMI PENAWARAN AGRIBISNIS

Produksi : proses penggunaan input untuk membuat output yang memiliki nilai tambah.
Dalam bidang agribisnis, agribisnis menggunakan bahan baku, peralatan, bangunan, truk, manusia
dan berbagai macam input lainnya untuk memproduksi barang/jasa yang akan dijual. Dalam hal
tradisional produksi agribisnis terkait dengan proses produksi yang terdiri dari biji, air tanah, dan
lahan. Namun saat ini cakupan produksi yang lebih luas, arti produksi adalah mentransformasikan
output menjadi bentuk yang lain, misalnya mengkonversi susu menjadi keju Ada 4 hal yang perlu
dipertimbangkan ketika ingin melakukan produksi yaitu :

1. Apa yang akan diproduksi?

Yang harus dipertimbangkan adalah produk/jasa apakah yang mampu menawaarkan


keuntungan bisnis?

2. Bagaimana cara memproduksinya?

Manakah kombinasi cara yang paling efektif dan efisien yang digunakan untuk
mempoduksi iput menjadi output?

3. Berapa banyak yang diproduksi?

Berapa kah jumlah yang benar untuk diproduksi yang akan memaksimumkan laba jangka
panjang perusahaan?

4. Kapan akan diproduksi?

Kapan kah waktu yang tepat utuk memproduksi output?


FUNGSI PRODUKSI

Pada tahap A : Produsen baru memproduksi input menjadi output, sehingga total produksi belum
optimum

Pada tahap B : Produsen menambahkan sejumlah faktor produksi dengan tujuan menaikkan
produksi total (TPP) dan telah mencapai titik optimum

Pada tahap C : Produsen menambahkan faktor produksi, tetapi justru akan menurunkan produksi
total.

Hal ini disebut juga dengan The Law Of Deminishing Marginal Return
Industri Pangan Grosir dan Retail

Pada bagian ini akan dibahas bagaimana tumbuh dan berubahnya industri pangan. Ini
dimulai dengan diskusi retail pangan dan pengembangan saluran pemasaran, supermarket, dan
toko serba ada. Kemudian bergerak menuju industri grosir pangan dan saluran pemasaran yang
dikembangkan dengan industri retail pada pangan.

Industri Retail Pangan

Pertama, kemajuan teknologi dalam pengolahan komoditas dan industri pembuatan


makanan membuat sejumlah besar berbagai produk makanan tersedia untuk pertama kalinya.
Kedua, perbaikan dan komunikasi memungkinkan pengecer makanan untuk berhasil
mengoperasikan sejumlah besar toko yang berlokasi di wilayah geografis yang luas. Industri retail
adalah suatu kegiatan pemasaran produk, baik barang maupun jasa, yang dilakukan secara eceran
atau satuan langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan rumah tangga atau pribadi, bukan
untuk dijual kembali.Fungsi retailing ada 4 yaitu :

Adapun fungsi retailing adalah sebagai berikut:

1. Membeli dan menyimpan barang, yaitu membeli barang dari produsen dalam jumlah
besar dan kemudian menyimpannya.
2. Memindahkan hak milik barang kepada konsumen akhir. Dalam hal ini target market
retailer adalah konsumen akhir yang akan memakai suatu barang atau jasa.
3. Memberikan informasi mengenai sifat dasar dan cara penggunaan suatu barang.
Retailer berhubungan langsung dengan konsumen akhir (pengguna), maka informasi
mengenai suatu produk harus dijelaskan oleh retailer kepada konsumen.
4. Memudahkan konsumen untuk membeli barang karena perusahaan retail beroperasi di
lokasi yang mudah terjangkau dan nyaman.
5. Memudahkan konsumen memilih produk yang diinginkan karena terdapat beragam
produk pada pengecer.
6. Mengubah produk ke dalam bentuk yang lebih menarik.
7. Memberikan layanan purna jual produk tertentu dan ikut menangani keluhan konsumen.
8. Pada situasi tertentu, retailer dapat memberikan kredit/ sewa kepada konsumen
sehingga pembayaran dapat dilakukan lebih mudah.
Pertumbuhan Supermarket dan Toko Serba Ada
Pasar swalayan adalah suatu toko yang relatif besar dan menganut operasi swalayan,
volume barang yang tinggi, laba sedikit, biaya rendah serta dirancang untuk melayani semua
kebutuhan konsumen seperti makanan, produk peralatan rumah tangga, produk kebutuhan sehari-
hari dan lain-lain”. Toko serba ada atau toserba adalah suatu bentuk toko yang menjual barang
dagangan eceran. Pada umumnya menjual barang kebutuhan pria, wanita, remaja, anak dan alat-
alat rumah tangga. Dalam bisnis swalayan persaingan timbul karena jenis dan macam barang.
Supermarket menawarkan kepada konsumen 10.000 sampai 15.000 item. Ditambah beberapa item
selain makanan, diantaranya peraltan rumah tangga, dan perawatan kesehatan serta kecantikan.
Sedangkan toserba memiliki stok yang lebih sedikit dibanding supermarket, yaitu sekitar 2000
sampai 3000 produk saja. Sistem belanja di toserba lebih praktis dan cepat dibanding supermarket
karena segala sesuatunya menjadi lebih dekat dan fleksibel.

Saluran Pemasaran dan Industri Grosir Pangan


Cooperative affiliated chain: beberapa pedagang berafiliasi membentuk koperasi untuk
memasarkan produk-produk unggulan yang dimiliknya. Voluntary affiliated chain: dalam hal ini
pedagang grosir mencari sendiri pengecer atau reseller yang setuju untuk menjual produk dari
pedagang grosir tersebut

Food Merchandising Techniques


Merchandising adalah bagaimana produk di desain sedemikian rupa untuk dijual kepada
konsumen. Konsep awal dibalik suksesnya merchandising adalah membuat desain atau layout
yang memudahkan konsumen untuk membeli dan mengakomodir barang belanjaannya. Penggunaan
ruang display yang efektif akan mampu memberikan profit yang baik bagi swalayan, untuk itu diperlukan
pendekatan yang strategis berkaitan dengan pola display, pengaturan lokasi dan tingkat persediaan.
Retail Pangan Sebagai Ujung Tombak Saluran Pemasaran

Retail memiliki peranan penting dalam setiap saluran pemasaran, begitu juga pada industri
pangan. Hal ini disebabkan karena retail yang berhadapan langsung dengan calon pembeli atau
konsumen. Retail yang bertugas memasarkan langsung prduk pangan unggulan suatu industri
kepada konsumen secara langsung.
Masing-masing retailer menawarkan produknya dengan harga yang bervariasi, mulai dari
yang murah hingga yang mahal. Untuk setiap merek barang yang sama, setiap retailer bisa saja
menawarkan harga yang berbeda. Beberapa pengecer menawarkan suatu produk dengan harga
tinggi dan disertai pelayanan khusus yang menarik. Umumnya Specialty dan Department Store
menerapkan cara seperti ini dalam memasarkan produknya. Namun, beberapa pengecer lebih
memilih menjual produk yang sama dengan harga yang lebih murah. Umumnya Discount Store
menerapkan metode pemasaran seperti ini, yaitu menjual barang-barang rumah tangga dengan
harga diskon.

Pertanyaan Diskusi
Apakah bisa dan sudah ada perdagangan sayuran secara online?
Jawaban:
Sepengetahuan kelompok kami, belum ada ecommerce yang menyediakan sayuran secara online
karena sayuran produk yang sangat rentan dan tidak bertahan lama. Selain itu dikarenakan
perdagangan sayuran (bahan pertanian) yang mudah rusak sehingga tidak bisa bertahan jika
dilakukan secara online. Berbeda dengan barang-barang pertanian yag sudah diolah, seperti Mie
instan, makanan kaleng dan lainnya yang sudah lebih tahan lama, karena E-Commerce juga
memberikan banyak penawaran barang-barang olahan pertanian yang dijual secara E-Commerce.
Setelah diskusi:
Ada sebuah situs yang menyediakan jasa penjualan sayuran secara online yaitu Rego Pantes,
namun sistem penjualannya dengan sistem purchase order. Yaitu, jika ada pesanan atau order
sayuran, pihak Rego Pantes baru akan menyediakan sayuran yang dipesan tersebut. Dengan kata
lain tidak ready stock.

Anda mungkin juga menyukai