Manajemen Pemasaran Agribisnis Kelompok
Manajemen Pemasaran Agribisnis Kelompok
Oleh :
Dio Lucky Dodianto / 19/448889/PPN/04504
Dalam Bab ini membahas persamaan profit yang kemudian membahas faktor-faktor yang
mempengaruhi sisi total pendapatan dari persamaan profit.
1. π = TR-TC
Keuntungan/ profit hasil penjualan suatu barang merupakan penerimaan perusahaan atau
dikenal dengan istilah total revenue (TR) dan apabila dikurangi dengan total cost yang
dikeluarkan oleh perusahaan, maka jumlah selisihnya merupakan keuntungan. Jadi keuntungan
(profit) adalah total penerimaan perusahaan (total revenue) dikurangi dengan total biaya (total
cost) yang dikeluarkan untuk memproduksi output.
2. TC = TFC + TVC
Total Fixed Cost atau biaya tetap total adalah jumlah biaya yang tetap dibayar perusahaan
(produsen) berapapun tingkat outputnya. Jumlahnya TFC adalah tetap untuk setiap tingkat
output. (misalnya : penyusutan, sewa gedung dan sebagainya). Total Variabel Cost (TVC) atau
biaya variabel total, adalah jumlah biaya yang berubah menurut tinggi rendahnya output yang
diproduksikan. (misalnya: upah tenaga kerja, biaya pembelian bahan baku, biaya angkut dan
sebagainya). Total Cost (TC) atau Biaya total adalah penjumlahan kedua biaya baik biaya tetap
total maupun biaya variabel total.
Dari sisi pendekatan pemasaran, tujuan utama perusahaan adalah memaksimumkan laba
dengan memenuhi kebutuhan konsumen. Harga (P) adalah salah satu Bauran pemasaran (product,
price, place, and promotion), dimana pengaturan harga berkaitan dengan kepuasan konsumen.
Harga yang rendah menyebabkan semakin banyak barang yang mampu diperoleh dan dikonsumsi
oleh konsumen. Harga yang rendah juga menyebabkan biaya Input rendah dan harga output yang
diterima lebih tinggi yang juga menyebabkan keuntungan perusahaan semakin besar.
A. Total Revenue, Perubahan harga, dan Elastisitas
Kesuksesan dari memaksimumkan laba diperoleh dari hubungan antara total penerimaan
dari berbagai tingkat harga dan kuantitas
TR = Y . Py………………………………………………..(1)
Py = harga produksi
Harga dan kuantitas ini akan menunjukkan bahwa adanya hubungan terbalik antara harga
dan kuantitas yang dijual. Dimana jika harga meningkat maka kuantitas barang yang terjual akan
menurun, dan jika harga menurun maka kuantitas barang yang terjual akan meningkat. Ilustrasi ini
disebut dengan The Law of Demand.
Dari Tabel 2 diperoleh beberapa kesimpulan keadaan Total Revenue ketika harga meningkat :
1. jika persentase perubahan kuantitas yang diminta lebih besar daripada persentase
perubahan harga, total pendapatan menurun
2. jika persentase perubahan kuantitas yang diminta lebih besar daripada persentase
perubahan harga, total pendapatan tetap sama
3. jika persentase perubahan kuantitas yang diminta lebih besar daripada persentase
perubahan harga, total pendapatan meningkat
Kesimpulan keadaan Total Revenue ketika harga menurun :
1. jika persentase perubahan kuantitas yang diminta lebih besar daripada persentase
perubahan harga, total pendapatan meningkat dan permintaan elastis
2. jika persentase perubahan kuantitas yang diminta sama dengan persentase perubahan
harga, total pendapatan tetap sama dan permintaan unitary elastis
3. jika persentase perubahan kuantitas yang diminta lebih kecil daripada persentase
perubahan harga, total pendapatan menurun dan permintaan inelastis
Gambar 1 : Contoh Elastisitas Permintaan
Dari gambar di atas tampak bahwa jika harga barang meningkat maka permintaan terhadap
barang tersebut menurun, sedangkan jika harga barang menurun maka permintaan terhadap barang
tersebut meningkat. Pada harga di titik 200, permintaan akan barang senilai 900, namun ketika
harga meningkat menjadi 700, maka permintaan akan barang menjadi 400.
Jawaban :
Berdasarkan tabel di atas, harga di titik 1, 1.5, 2.0, 2.5 menyebabkan kenaikan terhadap
total revenue. Namun pada saat di titik 3.0 dan 3.5 dengan kuantitas yang menurun justru
menyebabkan total Revenue menjadi menurun.
Jawaban :
Jawaban :
Barang limited edition termasuk ke dalam barang inelastis, karena barang-barang inelastis tidak
respon terhadap harga, karena adanya keterbatasan suatu produk/limited edition membuat tetap
saja ada orang/pasar yang ingin membeli. Misalnya seekor burung memiliki kicauan suara yang
merdu, karena burung tersebut terbatas, seseorang tetap mau membeli nya.
BAB VI : MEMAHAMI PENAWARAN AGRIBISNIS
Produksi : proses penggunaan input untuk membuat output yang memiliki nilai tambah.
Dalam bidang agribisnis, agribisnis menggunakan bahan baku, peralatan, bangunan, truk, manusia
dan berbagai macam input lainnya untuk memproduksi barang/jasa yang akan dijual. Dalam hal
tradisional produksi agribisnis terkait dengan proses produksi yang terdiri dari biji, air tanah, dan
lahan. Namun saat ini cakupan produksi yang lebih luas, arti produksi adalah mentransformasikan
output menjadi bentuk yang lain, misalnya mengkonversi susu menjadi keju Ada 4 hal yang perlu
dipertimbangkan ketika ingin melakukan produksi yaitu :
Manakah kombinasi cara yang paling efektif dan efisien yang digunakan untuk
mempoduksi iput menjadi output?
Berapa kah jumlah yang benar untuk diproduksi yang akan memaksimumkan laba jangka
panjang perusahaan?
Pada tahap A : Produsen baru memproduksi input menjadi output, sehingga total produksi belum
optimum
Pada tahap B : Produsen menambahkan sejumlah faktor produksi dengan tujuan menaikkan
produksi total (TPP) dan telah mencapai titik optimum
Pada tahap C : Produsen menambahkan faktor produksi, tetapi justru akan menurunkan produksi
total.
Hal ini disebut juga dengan The Law Of Deminishing Marginal Return
Industri Pangan Grosir dan Retail
Pada bagian ini akan dibahas bagaimana tumbuh dan berubahnya industri pangan. Ini
dimulai dengan diskusi retail pangan dan pengembangan saluran pemasaran, supermarket, dan
toko serba ada. Kemudian bergerak menuju industri grosir pangan dan saluran pemasaran yang
dikembangkan dengan industri retail pada pangan.
1. Membeli dan menyimpan barang, yaitu membeli barang dari produsen dalam jumlah
besar dan kemudian menyimpannya.
2. Memindahkan hak milik barang kepada konsumen akhir. Dalam hal ini target market
retailer adalah konsumen akhir yang akan memakai suatu barang atau jasa.
3. Memberikan informasi mengenai sifat dasar dan cara penggunaan suatu barang.
Retailer berhubungan langsung dengan konsumen akhir (pengguna), maka informasi
mengenai suatu produk harus dijelaskan oleh retailer kepada konsumen.
4. Memudahkan konsumen untuk membeli barang karena perusahaan retail beroperasi di
lokasi yang mudah terjangkau dan nyaman.
5. Memudahkan konsumen memilih produk yang diinginkan karena terdapat beragam
produk pada pengecer.
6. Mengubah produk ke dalam bentuk yang lebih menarik.
7. Memberikan layanan purna jual produk tertentu dan ikut menangani keluhan konsumen.
8. Pada situasi tertentu, retailer dapat memberikan kredit/ sewa kepada konsumen
sehingga pembayaran dapat dilakukan lebih mudah.
Pertumbuhan Supermarket dan Toko Serba Ada
Pasar swalayan adalah suatu toko yang relatif besar dan menganut operasi swalayan,
volume barang yang tinggi, laba sedikit, biaya rendah serta dirancang untuk melayani semua
kebutuhan konsumen seperti makanan, produk peralatan rumah tangga, produk kebutuhan sehari-
hari dan lain-lain”. Toko serba ada atau toserba adalah suatu bentuk toko yang menjual barang
dagangan eceran. Pada umumnya menjual barang kebutuhan pria, wanita, remaja, anak dan alat-
alat rumah tangga. Dalam bisnis swalayan persaingan timbul karena jenis dan macam barang.
Supermarket menawarkan kepada konsumen 10.000 sampai 15.000 item. Ditambah beberapa item
selain makanan, diantaranya peraltan rumah tangga, dan perawatan kesehatan serta kecantikan.
Sedangkan toserba memiliki stok yang lebih sedikit dibanding supermarket, yaitu sekitar 2000
sampai 3000 produk saja. Sistem belanja di toserba lebih praktis dan cepat dibanding supermarket
karena segala sesuatunya menjadi lebih dekat dan fleksibel.
Retail memiliki peranan penting dalam setiap saluran pemasaran, begitu juga pada industri
pangan. Hal ini disebabkan karena retail yang berhadapan langsung dengan calon pembeli atau
konsumen. Retail yang bertugas memasarkan langsung prduk pangan unggulan suatu industri
kepada konsumen secara langsung.
Masing-masing retailer menawarkan produknya dengan harga yang bervariasi, mulai dari
yang murah hingga yang mahal. Untuk setiap merek barang yang sama, setiap retailer bisa saja
menawarkan harga yang berbeda. Beberapa pengecer menawarkan suatu produk dengan harga
tinggi dan disertai pelayanan khusus yang menarik. Umumnya Specialty dan Department Store
menerapkan cara seperti ini dalam memasarkan produknya. Namun, beberapa pengecer lebih
memilih menjual produk yang sama dengan harga yang lebih murah. Umumnya Discount Store
menerapkan metode pemasaran seperti ini, yaitu menjual barang-barang rumah tangga dengan
harga diskon.
Pertanyaan Diskusi
Apakah bisa dan sudah ada perdagangan sayuran secara online?
Jawaban:
Sepengetahuan kelompok kami, belum ada ecommerce yang menyediakan sayuran secara online
karena sayuran produk yang sangat rentan dan tidak bertahan lama. Selain itu dikarenakan
perdagangan sayuran (bahan pertanian) yang mudah rusak sehingga tidak bisa bertahan jika
dilakukan secara online. Berbeda dengan barang-barang pertanian yag sudah diolah, seperti Mie
instan, makanan kaleng dan lainnya yang sudah lebih tahan lama, karena E-Commerce juga
memberikan banyak penawaran barang-barang olahan pertanian yang dijual secara E-Commerce.
Setelah diskusi:
Ada sebuah situs yang menyediakan jasa penjualan sayuran secara online yaitu Rego Pantes,
namun sistem penjualannya dengan sistem purchase order. Yaitu, jika ada pesanan atau order
sayuran, pihak Rego Pantes baru akan menyediakan sayuran yang dipesan tersebut. Dengan kata
lain tidak ready stock.