Anda di halaman 1dari 29

BAB I

ATOM, ION, dan MOLEKUL

Tujuan:
Setelah membaca bab ini, anda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan beberapa konsep atom dengan benar
2. Menjelaskan konsep isotop, isobar, dan isoton dengan benar
3. Menjelaskan konsep ion dengan benar
4. Menjelaskan konsep molekul dengan benar

1. Teori Atom Dalton


Masa modern kimia diawali sejak proposal John Dalton tentang teori
atom dalam bukunya “New system of chemical philosophy” 1808. Jauh
sebelum Dalton sebenarnya beberapa teori telah diajukan oleh ilmuwan
Yunani Leucippos yang dilanjutkan oleh Democritos pada abad ketiga
sebelum Masehi. Akan tetapi teori Dalton ini sangat melengkapi dan lebih
cocok, sehingga teori ini mampu menumbuhkan ilmu kimia.
Beberapa postulat teori Dalton dapat dituliskan sebagai berikut:
1. Materi terdiri atas partikel terkecil yang disebut
atom. Atom tidak dapat dibagi lagi dan tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan.
2. Atom digambarkan dengan bola pejal yang sangat
kecil. Atom suatu unsur yang sama memiliki sifat yang sama dalam segala
hal (ukuran, bentuk, dan massa) tetapi berbeda sifat-sifatnya dari atom
unsur lain.
3. Reaksi kimia adalah penggabungan, pemisahan,
atau penyusunan kembali atom-atom.
4. Atom suatu unsur dapat bergabung dengan atom
unsur lain membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan
sederhana.

1
Gambar 1.1. Model atom Dalton digambarkan seperti bola pejal

2. Teori Modern Struktur Atom


Menjelang abad ke-19 dengan ditemukan adanya elektron dan gejala
radioativitas, maka atom bukan lag i partikel yang tidak dapat dibagi-bagi lagi,
melainkan atom itu mengandung sejumlah partikel sub-atomik. Partikel-
partikel sub atomik yang dimaksud ialah elektron, proton, dan netron. Sedang
partikel lain yang terdapat di dalam atom ialah positron, neutrino dan meson.
Partikel-partikel lain ini biasanya diperoleh selama terjadi perubahan-
perubahan.

a. Elektron
Bila suatu muatan listrik dilewatkan melalui tabung Geisler yang
berisi gas dengan tekanan sangat rendah, maka akan diemisikan seberkas
sinar dari katoda. Sinar ini biasa disebut sinar katoda yang ditemukan
oleh Plucker (1859) dan diteliti oleh Hittorf (1869) dan William Crookes
(1879 – 1885).
Sinar ini bergerak lurus meninggalkan katoda dengan kecepatan
tinggi dan dapat menimbulkan bayangan kabur bila diberi tabir, dapat
dibelokkan oleh medan magnet dan medan listrik. Thomson (1897)
berhasil menentukan harga perbandingan e/m, yaitu perbandingan
muatan listrik dengan massa. Akhirnya Stoney (1874) memberikan nama
partikel itu sebagai elektron yang selalu dikandung oleh semua materi
dengan harga e/m yang sama. Harga e/m yang terbesar dimiliki oleh atom
hidrogen. Diperoleh harga e = 1,602 x 10-19 C dan m = 9,11 x 10-28 g. cos
e/m 1,759 x 108

Gambar 1.2. Pembuktian sinar katoda

b. Proton

2
Elektron merupakan penyusun atom yang bermuatan negatif,
sehingga materi harus mengandung penyusun lain yang bermuatan
positif. Hal ini dibuktikan oleh Goldstein (1886) dan Wien yang juga
disebut sinar terusan atau sinar kanal. Partikel positif ini terjadi karena
tabrakan antara partikel gas dalam tabung dengan elektron berenergi
besar yang bergerak dari katoda ke anoda dalam tabung gas.

Gambar 1.3. Percobaan Goldstein membuktikan


bahwa di dalam atom terdapat proton yang bermuatan positip

Dari berbagai eksperimen diperoleh dua perbedaan terpenting dari


pengukuran e/m terhadap elektron.
1. Perbandingan muatan/massa untuk ion positif berbeda, jika gas dalam
tabung berbeda. Pada massa pengukuran e/m elektron diperoleh harga
yang sama apapun jenis gas yang terdapat di dalamnya.
2. Harga muatan/massa untuk ion positif jauh lebih kecil dari harga
untuk elektron. Fakta ini menunjukkan bahwa ion positif terbentuk
dari gas yang terdapat dalam tabung dan massanya lebih besar dari
massa elektron.
Diperoleh hasil, bahwa harga e/m untuk sinar terusan hidrogen lebih
besar dari e/m untuk elektron. Dari sini dipostulatkan, bahwa H +
adalah suatu partikel dasar atom yang besar muatannya sama dengan
muatan elektron tetapi tandanya berlawanan.
e/m elektron = 1,76 x 108 Coulomb/g
e/m ion H+ = 96520/1,008 Coulomb/g
massa elektron 96520 1

= 8
=
massa H 1, 76 .10 . 1, 008 1837

3
Gambar 1.4. Pembuktian sinar positif

c. Netron
Rutherford (1920) meramalkan bahwa kemungkinan besar di
dalam inti terdapat partikel dasar yang tidak bermuatan. Akan tetapi
karena netralnya, maka partikel ini sukar dideteksi. Selanjutnya tahun
1932 James Chadwick dapat menemukan netron. Dari reaksi inti, partikel
 dengam massa 4 dapat ditangkap oleh boron (Ar = 11) menghasilkan
nitrogen (Ar = 14) dan netron dengan massa 1. Reaksi inti ini
ditunjukkan oleh persamaan:
2He4 + 5B11  7N14 + 0n1
Dengan demikian maka partikel elektron, proton dan netron merupakan
penyusun dasar suatu materi.
Tabel 1.1. Beberapa Sifat Partikel Sub-atomik
Partikel Simbol Massa (sma) Massa (gram) Muatan
Elektron e 1/1837 atom H 9,11 x 10-28 -4,803 x 10-30 esu
(=0.00055)
(-1,9 x 10-19 c)

Proton p 1,0073 1,763 x 10-24 +4,803 x 10-14 esu


(+1,6 x 10-19 c)
Neutron n 1,0087 1,765 x 10-24 0

d. Inti Atom
Inti atom ditemukan oleh Rutherford pada tahun 1911. Ia
menemukan bahwa apabila partikel alpha () yang bermuatan positif
yang berasal dari sumber radioaktif menumbuk lembar tipis logam, maka
partikel itu banyak yang mengalami penyimpangan (deflection). Selain
itu sebagian besar partikel alpha () juga diteruskan dan sebagian lagi
mengalami penolakan. Ia menyimpulkan, bahwa atom sebagian besar
berupa ruang kosong dan di pusatnya merupakan partikel yang
bermuatan positif yang selanjutnya disebut inti. Selama atom bersifat

4
netral, berarti besarnya muatan positif seimbang dengan banyaknya
elektron yang bermuatan negatif.

Gambar 1.5. Diagram yang menunjukkan adanya penyimpangan


bila partikel α menumbuk inti atom

3. Model Atom Rutherford dan Kelemahannya


Menurut Rutherford, muatan positif inti suatu atom seimbang dengan
elektronnya yang berada di luarnya. Elektron ini akan bergerak di sekeliling
inti atom dalam orbit yang terdekat dengan kecepatan yang tinggi. Gaya
sentrifugal yang timbul dari gerakannya seimbang dengan gaya tarik-menarik
elektrostatis antara inti yang bermuatan positif dengan muatan elektron yang
negatif dan mencegah elektron untuk jatuh ke inti. Gambar atom berikut ini
dapat dibandingkan dengan sistem matahari kita, inti mewakili matahari dan
gerakan elektron adalah planet-planetnya.

Gambar 1.6. Model atom Rutherford

Satu keberatan dari postulat Rutherford adalah selama elektron


bergerak dalam suatu orbit, maka ada percepatan menuju ke pusat, elektron ini
secara kontinyu mengemisikan radiasi dan secara berangsur-angsur akan
melepaskan energi yang akhirnya akan jatuh ke dalam inti. Hal ini adalah
tidak mungkin terjadi karena atom itu stabil, lagi pula model ini tidak dapat
memperoleh data dari penelitian spektrum atom unsur-unsur.

5
Gambar 1.7. Lintasan spiral kelemahan Rutherford
4. Model Atom Bohr
Tahun 1913 Bohr mengusulkan suatu model atom yang dapat
dijelaskan melalui spektra hidrogen. Bohr menerima konsep ini seperti yang
diusulkan oleh Rutherford, akan tetapi dengan menerapkan teori kuantum
radiasi seperti yang dikembangkan oleh Planck dan Einstein dalam
menerangkan sifat-sifat sistem planet elektron.

Gambar 1.8. Model atom menurut Bohr


Postulat Bohr berbunyi:
1. Elektron dalam suatu atom bergerak mengitari sekeliling inti pada orbit
tertentu. Setiap orbit mempunyai tingkat energi tertentu dan energi suatu
elektron adalah tetap selama berada pada orbitnya. Elektron yang berada
pada tingkat ini disebut tingkat stasioner dan setiap tingkat energi
dinamakan tingkat energi atau kulit. Elektron pada tingkat energi ini tidak
meradiasikan energi.
2. Emisi dan absorpsi energi dalam bentuk radiasi hanya dapat dihasilkan
jika suatu elektron pindah dari tingkat stasioner ke tingkat lainnya.
3. Energi tidak diemisikan atau diabsorpsi secara pelan-pelan, tetapi dalam
satuan/paket h (disebut kuantum), dengan h adalah tetapan Planck dan 
adalah frekuensi energi yang diradiasikan.
4. Lebih jauh tingkat energi dari inti, maka lebih besar pula energinya. Energi
diabsorpsi bila elektron melompat dari orbit bagian dalam ke orbit yang
lebih luar. Energi akan diemisikan bila elektron bergerak dari orbit yang
luar ke orbit yang lebih dalam. Besarnya kuantum yang diemisikan atau

6
diabsorpsikan dapat ditentukan dari tingkat energi elektron mula-mula dan
tingkat akhir setelah mencapai keadaan stasioner. Bila E2 dan E1 masing-
masing adalah tingkat energi awal dan akhir, sedang  adalah frekuensi
maka:
 E = E1 - E2 = h
5. Energi yang ada pada setiap orbit dipengaruhi oleh kondisi dimana
momentum anguler (mvr) elektron yang bergerak dalam orbitnya
mempunyai nilai tertentu yang secara sederhana merupakan kelipatan dari
h/2.
Dengan m = massa elektron, v = kecepatan, r = jari-jari orbit, h = tetapan
Planck, dan  = orbit yang ditempati elektron (1, 2, 3, …… atau sesuai
huruf K, L, M, … ….).

Gambar 1.9. Sebuah atom terdiri dari inti atom yang tersusun oleh proton dan
neutron serta dikelilingi oleh elektron

5. Teori Atom Hidrogen Bohr


Dengan menggunakan konsep kuantisasi energi dari hukum mekanika
klasik, Bohr menggunakan matematika pada energi elektron yang bergerak
pada orbit tertentu untuk atom hidrogen atau yang menyerupai hidrogen, yaitu
atom yang mempunyai sebuah elektron seperti He+, Li2+, atau Be3+.
a. Jari-jari orbit Bohr

Gambar 1.10. Jari-jari orbit Bohr

7
Sebuah elektron bermuatan e mengitari sekeliling inti yang
bermuatan Ze dengan Z adalah nomor atom dan e adalah muatan proton.
Bila Z = 1, atomnya adalah hidrogen netral. R adalah jari-jari orbit, v =
kecepatan tangensial elektron yang bergerak, dan m = massa elektron.
Gaya sentrifugal mv2/r yang mengusahakan elektron menjauhi inti
sehingga keluar dari orbitnya, sedang gaya elektrostatis tarik-menarik
antara inti dengan elektron (Ze2/r2) berusaha menarik elektron ke arah inti.
Dengan maksud agar elektron selalu bergerak pada orbitnya, kedua gaya
yang arahnya berlawanan tadi harus saling seimbang. Jadi:

Ze 2 mv 2
=
r2 r
…………. (1)
2 Ze 2
Atau V = …………. (2)
mr
Selama elektron bergerak dalam orbit sirkulernya dengan jari-jari r dan
kecepatan v, maka akan memiliki momentum angular yang sama dengan
mvr. Sesuai dengan postulat Bohr (e) di atas, maka momentum angularnya
adalah sebesar h/2 atau kelipatannya, jadi

h
mvr = n …………. (3)
2
n2 h2
atau v2 = …………. (4)
4 2 m 2 r
2

Dari persamaan (2) dan (4) kita peroleh


Ze 2 n2 h2
= atau
4 2 m 2 r
2
mr

n2 h2
Ze2 =
4 2 mr

n2 h2
r = ……….. (5)
4 2 mZe 2
Rumus di atas digunakan untuk menunjukkan jari-jari orbit dimana
terdapat elektron yang bergerak. Untuk hidrogen, Z = 1 dan jari-jari
dengan orbit ke-n maka diperoleh

8
n2 h2
rn = ……….. (6)
4 2 me 2

Contoh 1:
Hitung jari-jari Bohr (ao) untuk hidrogen pada orbit pertama!
Jawab:
n2 h2
rn =
4 2 me 2
Dalam hal ini: h = 6,626 x 10-27 erg.detik
m = 9,109 x 10-28 g
e = 4,803 x 10-10 esu
 = 3,14
n=1
Substitusi harga-harga di atas kita peroleh:
r1 = 0.529 x 10-8 cm atau ao = 0,529 Å
Contoh 2:
Hitung jari-jari atom hidrogen menurut Bohr orbit ke-5!
Jawab:
Dengan mengikuti penyelesaian pada contoh di atas, maka
rn = a0 x n2
Bila n = 5, maka r5 = (0,529 x 52) Å
= 13,225Å

Tabel 1.2. Beberapa harga jari-jari atom hidrogen Bohr


Bilangan kuantum utama, n Harga rn (Å)
1 0,529 x 12 = 0,529 Å
2 0,529 x 22 = 2,116 Å
3 0,529 x 32 = 4,761 Å
4 0,529 x 42 = 8,464 Å
a5 0,529 x 52 = 13,225 Å

9
Gambar 1.11. Harga ulang orbit ke-5 atom hidrogen Bohr. Masing-
masing menunjukkan bagian orbit sirkulernya.

b. Energi elektron
Energi total sebuah elektron yang mengelilingi orbit tertentu dapat
dihitung dengan menjumlahkan energi kinetik (EK) dan energi
potensialnya (EP). Energi kinetik ditunjukkan dengan ½ mv2, sedang
energi potensial suatu elektron pada jarak r dari inti adalah sebesar –Ze2/r.

E total = EP + EK
= ½ mv2 – Ze2/r

Jika mv2 sama dengan Ze2/r (lihat persamaan 1) maka diperoleh


Ze 2  Ze 2  Ze 2
Etotal = = ………. (7)
2r r 2r
Substitusi harga r dari persamaan (5) diperoleh
 Ze 2 4 2 mZe 2
En = x ………. (8)
2 n2 h2
 2 2 mZ 2 e 4
Atau En =
n2 h2
………. (9)
Tanda negatif untuk energi menunjukkan adanya tarik-menarik antara inti
dengan elektron. Karena nomor atom hidrogen adalah 1 (Z = 1), maka energi
elektron dalam sebuah atom hidrogen adalah:
2 2 me 4
En = ……… (10)
n2 h2

10
Dengan mensubstitusi harga  = 3,1416, e = 4,8029 x 10-10 esu, m = 9,1085 x 10-28
g, dan h = 6,6252 x 10-27 erg.detik ke dalam rumus di atas, maka diperoleh:
 21,79.1012
En = erg.atom-1 ……
n2
(i)
bila 1 erg = 6,2419 x 1011 ev, maka
13,6
En = ev atau …..
n2
(ii)
313,5208
En = kkal.mol-1 (1 ev = 23,03 kkal)……..…
n2
(iii)
Dengan memasukkan harga bilangan kuantum n = 1, 2, 3, ….. ke dalam
persamaan (i), (ii), (iii) maka energi suatu elektron pada orbit yang berbeda dapat
dihitung.

Tabel 1.3. Harga energi pada keadaan dasar dan tereksitasi


Tingkat Energi En (erg.atom-1) En (ev.atom-1) En (kkal.mol-1)
n = 1 (tk. dasar) -21,79 x 10-12 - 13,6 - 313,52
n = 2 (eksitasi I) -5,4 x 10-12 - 3,4 - 78,4
n = 3 (eksitasi II) -2,42 x 10-12 - 1,51 - 34,84
n = 4 (eksitasi III) -1,36 x 10-12 - 0,85 - 19,6
n = 5 (eksitasi IV) -0,872 x 10-12 - 0,544 - 12,54

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:


i) Harga En untuk semua tingkat hanya tergantung pada n. Ini berarti energi
akan konstan selama elektron bergerak pada orbit yang tertentu (atau n tak
berubah).
ii) Tanda negatip yang ada pada persamaan (9) menunjukkan kalau En  n2 dan
energi ini dikaitkan dengan orbit ke 1, 2, 3, …… n, sehingga menjadi E 1, E2,
E3, ….. En, maka diperoleh E1 < E2 < E3 < ….. < En.
iii) Perbedaan energi antara dua tingkat energi berturut-turut akan menurun
dengan naiknya n, misalnya (E2 – E1) > (E5 – E4). Ini berarti harga n akan
menaikkan energinya untuk orbit yang lebih dekat satu dengan lainnya dan n
yang mendekati tingkat “tak hingga” akan mendekati suatu paket deret limit.

11
iv) Sebuah elektron dalam atom hidrogen akan mempunyai energi tertentu dan
tidak mungkin mempunyai energi yang berada di antara dua harga, misalnya
elektron hidrogen tidak akan memiliki energi antara – 313,5 kkal.mol-1 ( = E1)
dan – 78,4 kkal.mol-1 ( = E2). Untuk tingkat energi terendah, yakni n = 1
disebut tingkat dasar. Tingkat energi pertama yang lebih tinggi, n = 2 disebut
tingkat tereksitasi pertama dan berikutnya, n = 3 disebut tingkat eksitasi
kedua.

Perhitungan frekuensi radiasi yang diemisikan


Bila En1 dan En2 adalah energi elektron pada orbit n1 dan n2
 2 2 mZ 2 e 4  2 2 mZ 2 e 4
En1 = En2 =
n12 h2 n22 h2
Bila E adalah energi yang diemisikan dan bila elektron melompat dari
orbital yang lebih luar (n2) ke orbit yang lebih dalam (n1), maka
 2 2 mZ 2 e 4  2 2 mZ 2 e 4
E =
n22 h2 n12 h2
2 2 mZ 2 e 4  1 1 
 2  2  ……….. (11)
 n1 n2 
2
h
Tetapi karena E = h dan  adalah frekuensi radiasi yang diemisikan, maka:
2 2 mZ 2 e 4  1 1 
 =  2  2 
 n1 n2 
3
h
……….. (12)
 2 2 mZ 2 e 4  1 1 
atau bilangan gelombang v’ = =  2  2  ………. (13)
c h3 c  n1 n2 
untuk atom hidrogen, Z = 1. Jadi
2 2 me 4
v’ = ………. (14)
h3 c

Bukti spektral teori atom Bohr


Persamaan (12) dan (13) merupakan penurunan teoritis postulat teori Bohr
masing-masing tentang frekuensi dan bilangan gelombang radiasi yang
diemisikan yang sama dengan persamaan Ritz yang merupakan ringkasan dari
fakta observasi tentang spektra atom hidrogen. Menurut prinsip kombinasi Ritz,
maka frekuensi (atau bilangan gelombang) dari garis-garis spektrum suatu atom
pada deret tertentu dapat ditunjukkan sebagai suatu perbedaan dua bilangan yang

12
berbanding terbalik dengan kuadrat suatu bilangan bulat, satu diantara bilangan itu
adalah selalu sama untuk sejenis deret.
Secara sederhana prinsip kombinasi Ritz dirumuskan:
 1 1 
v’ = R  2  2  ………. (15)
 n1 n2 
R merupakan tetapan Rydberg dengan harga 109,678 cm-1.
Bila kita dibstitusikan harga-harga , Z, e, m, h, dan c ke dalam persamaan
(13) yang diturunkan dari konsep Bohr, dengan
c = 3 x 1010 cm.det-1.
m = 9,109 x 10-28 g.
e = 4,803 x 10-10 esu
h = 6,626 x 19-27 erg.det-1.
 = 3,14
Z =1
 1 1 
maka v’ = 109,679  2  2  ………. (16)
 n1 n2 
2 2 mZ 2
Jadi nilai R pada persamaan (15) sering dikatakan mempunyai nilai
h3

e4
dan ini adalah suatu bukti yang kuat dalam teori Bohr yang kita kenal sebagai
c
spektrum hidrogen orisinal.

Transisi elektron dan deret spektral hidrogen


Sekalipun atom H hanya mempunyai sebuah elektron, namun spektrum
hidrogen memberikan sejumlah garis yang banyak. Hal ini disebabkan banyak
contoh yang ditunjukkan kalau gas hidrogen mengandung sejumlah atom yang
hampir tak terhingga. Pada kondisi normal, elektron setiap atom hidrogen berada
pada keadaan dasar yang dekat dengan inti. Dalam keadaan ini bila diberi energi
dengan cara mengalirkan muatan listrik, maka setiap atom mengabsorpsi sejumlah
energi tertentu. Misalkan suatu atom mengabsorpsi sejumlah energi untuk
memindahkan elektronnya ke tingkat energi n = 3 (kulit M), sedang lainnya
mengabsorpsi sejumlah energi yang lebih besar sampai ke tingkat energi n = 4, n
= 5, n = 6, dan n = 7.

13
Gambar 1.12. Diagram tingkat energi spektrum hidrogen

Elektron pada tingkat energi yang lebih tinggi secara relatif tidak stabil dan
akhirnya akan kembali ke tingkat energi yang lebih rendah. Selama proses
kembalinya elektron ini, energi diemisikan dalam bentuk spektrum garis yang
mengandung bermacam-macam garis dengan frekuensi dan panjang gelombang
tertentu. Dengan pertolongan perpindahan elektron ini kita dapat menetapkan
harga dari n1 dan n2. Seperti misalnya untuk deret Balmer yang terdapat dalam
daerah tampak akan muncul bila elektron pindah dari tingkat energi ke-3, ke-4,
atau ke-5 menuju ke tingkat energi ke-2. Jadi untuk deret ini n2 = 3, 4, 5, …. dan
n1 = 2.

Tabel 1.4. Perpindahan Elektron dan Nilai n1, n2


berbagai Deret Spektrum Hidrogen
Deret Perpindahan elektron Daerah Panjang gelombang, Å
Lyman n1 = 1 n2 = 2, 3, 4, …….. UV < 4000
Balmer n1 = 2 n2 = 3, 4, 5, …….. Tampak 4000 - 7000
Paschen n1 = 3 n2 = 4, 5, 6, …….. Dekat IM > 7000
Bracket n1 = 4 n2 = 5, 6, 7, …….. IM jauh > 7000
Pfund n1 = 5 n2 = 6, 7, 8, …….. IM jauh > 7000

Panjang gelombang bermacam-macam garis spektral dapat dihitung dengan


menggunakan persamaan (17) berikut
1  1 1 
v’ = 109,679  2  2  ……… (17)
  n1 n2 

14
Beberapa fakta teori Bohr
Beberapa butir yang cukup valid pernyataan Bohr dapat disimpulkan
berikut:
i. Frekuensi garis-garis spektral spektrum hidrogen yang ditetapkan secara
eksperimen sangat dekat dengan frekuensi yang diperoleh melalui
perhitungan.
ii. Harga tetapan Rydberg untuk atom hidrogen (RH) yang dihitung melalui
teori Bohr (R = 109,679 cm-1) sangat sesuai dengan harga eksperimen
spektroskopi (R = 109,678 cm-1).
iii. Emisi dan absorpsi spektra atom sejenis hidrogen dapat diterangkan
dengan baik melalui konsep Bohr tentang elektron pada tingkat stasioner.
iv. Jari-jari dan energi pada orbit atom hidrogen yang dihitung melalui teori
Bohr sama dengan harga yang diperoleh melalui eksperimen.

Kelemahan teori Bohr


i. Teori Bohr dapat menjelaskan eksistensi bermacam-macam garis dalam
spektrum H, ini hanya meramalkan adanya satu deret garis. Pada kenyataan
melalui instrumen yang lebih baik dapat menunjukkan bahwa garis spektral itu
sebenarnya merupakan kumpulan beberapa garis tunggal yang sangat
berdekatan satu sama lain. (Selanjutnya disebut struktur halus = fine structure).
Sebagai contoh, garis tunggal Ha pada deret Balmer mengandung banyak garis
yang sangat berdekatan satu sama lain. Dengan adanya beberapa garis halus ini
menunjukkan kepada kita, bahwa ada beberapa tingkat energi yang sangat
dekat satu sama lain untuk setiap bilangan kuantum utama, n. Ini juga berarti
menunjukkan adanya bilangan kuantum yang baru.
ii. Bila teori Bohr mampu menjelaskan dengan baik spektra atom H dan ion-ion
sejenis hidrogen (He+, Li2+, Be3+), maka teori ini tidak mampu menjelaskan
deret spektral atom yang berelektron banyak.

Gambar 1.13. Pemisahan garis spektrum hidrogen menjadi struktur halus

15
iii. Tidak dapat membuktikan terhadap asumsi, bahwa elektron dapat berotasi
hanya pada orbit dimana momentum sudut elektron (mvr) adalah kelipatan
bilangan bulat dari h/2p. Bohr tidak menjelaskan penggunaan prinsip
kuantifikasi dari momentum sudut yang telah dikenalkan secara intuitiv.
iv. Bohr beranggapan, bahwa sebuah elektron dalam suatu atom dilokalisasikan
pada jarak tertentu dari inti dan berputar mengelilingi inti dengan kecepatan
tertentu, yaitu sesuai dengan harga momentum yang tertentu. Hal ini
bertentangan dengan prinsip ketidak-tentuan Heisenberg yang menyatakan,
bahwa tidak mungkin untuk menentukan kedudukan dan momentum elektron
dengan pasti secara serentak dalam satu tempat.
v. Tidak dapat menjelaskan adanya efek Zeeman. Bila suatu zat yang
menghasilkan emisi spektrum ditempatkan pada medan magnet, maka garis-
garis spektrum dipisahkan menjadi sejumlah garis yang berdekatan.
vi. Tidak dapat menjelaskan efek Stark. Bila suatu zat yang menghasilkan emisi
spektrum ditempatkan pada medan ellektromagnet, maka garis-garis spektrum
dipisahkan menjadi sejumlah garis yang berdekatan jaraknya.

Contoh 3:
Pada panjang gelombang berapa akan terjadi suatu radiasi, bila dalam atom
hidrogen elektron melompat dari orbit ke-2 menuju orbit pertama?
Jawab:
 2 2 mZ 2 e 4  1 1   2 2 mZ 2 e 4
v’ = =  2  2  = =
c h3 c  n1 n2  c h3 c

 1 1 
 2  2 
 n1 n2 
untuk hidrogen Z = 1 dan kita masukkan harga , e, m, h, dan c maka kita

 1 1 
peroleh v’ = 3,289 x 1015  2  2  cycle.det.-1, atau
 n1 n2 
1 1
v’ = 3,289 x 1015   
1 4
= 2,47 x 1015 cycle.det.-1
c 3.1019 cycle. det 1
 = =
 2,47.1015 cycle. det
1

 = 1215 x 10-8 cm.cycle-1 = 1215 Å.cycle-1.

16
6. Teori Gelombang Elektron
Ketika Bohr mengajukan teorinya tentang atom hidrogen, telah
diketahui bahwa foton yang merupakan satuan terkecil cahaya, memiliki sifat
partikel dan gelombang. Menurut persamaan Planck-Einstein energi foton
dinyatakan dengan
E = hv = mc2 ……………(18)

Dengan h ialah tetapan Planck, v adalah frekuensi gelombang cahaya, m


adalah massa foton dan c adalah kecepatan cahaya.
Momentum, p dari foton adalah

hv
p = mc =
c

Oleh karena panjang gelombang adalah , maka

h h h …………… (19)
= = atau
p mc mv

Louis de Broglie pada tahun 1924 mengemukakan hipotesis yang


menyatakan, bahwa semua materi memiliki sifat gelombang, dan setiap
partikel yang bergerak memiliki sifat gelombang, dengan panjang gelombang
sesuai dengan persamaan (19) di atas.
Untuk suatu elektron yang menjalani orbit Bohr yang berupa lingkaran
berlaku:

n = 2 r …………… (20)

Dari persamaan (19) dan (20) dapat diperoleh:

h
n = 2 r
mv

h …………… (21)
atau n( ) = mvr
2

17
Dengan demikian gelombang de Broglie dapat menjelaskan postulat Bohr.

Contoh 4: Hitung panjang gelombang sebuah drum dengan massa 100 kg yang
menggelinding dengan kecepatan 30 km per jam.
Jawab:
h
Menurut de Broglie 
mv

Dengan h = 6,6 x 10-27 erg.det


m = 100 kg = 100 x 103 g = 105 g
v = 30 km/jam = 30 x 105 cm/jam
Substitusi harga h, m dan n diperoleh

6, 6 1027 6, 6.1035
= =
105 83.103 83

6, 6.1035
= 8
Å = 7,95 x 10-25 Å
83.10

Contoh 5: Hitung massa sebuah photon dari sinar natrium yang memiliki panjang
gelombang 5890 Å.
Jawab:
h
Menurut de Broglie l =
mv
h = 6,6 x 10-27 erg.det
l = 5890 Å = 5890 x 10-8 cm
n = 3 x 1010 cm/detik
Substitusi ke dalam rumus di atas diperoleh
6,62 1027
m= g
5890.108 3.1010
= 3,76 x 10-33 g

Contoh 6: Dengan menggunakan persamaan de Broglie, hitung panjang


gelombang yang menyertai pada gerakan bumi, sebuah batu dan
sebuah electron, bila massa dan kecepatannya diketahui berikut ini.

18
Massa bumi = 6 x 1027 g = 6 x 1024 kg
Massa batu = 100 g = 0,1 kg
Massa electron = 10-27 g = 10-30 kg
Kecepatan gerak bumi = 3 x 106 cm/det = 3 x 104 m/det.
Kecepatan gerak electron = 6 x 107 cm/det = 6 x 105 m/det
Kecepatan gerak batu = 100 cm/det = 1,0 m/det
Tetapan Planck, h = 6,6 x 10-27 erg.det = 6,6 x 10-34 Joule det.
Dari ketiga kasus tersebut manakah panjang gelombang yang paling
terukur?
Jawab:
h 6, 6.1034
a) bumi  =
mv 6.1024.3.104
= 3,68 x 10-63 m
h
b) batu = = 6,6 x 10-33 m
mv
h
c)  elektron = = 1,1 x 10-9 m.
mv
Dari data hasil perhitungan di atas, maka panjang gelombang yang
menyertai gerakan bumi dan batu amat sangat kecil untuk diukur. Jadi hanya
panjang gelombang dari gerakan electron yang terukur.

7. Model Atom Mekanika Gelombang


Teori mekanika gelombang dirumuskan oleh Werner Heisenberg dan
Erwin Schrodinger hampir bersamaan waktunya meskipun di tempat yang
berbeda. Sumbangan pemikiran yang penting untuk teori ini diberikan juga
oleh Paul Dirac, Max Born dan Wolfgang Pauli. Mekanika kuantum dapat
menjelaskan materi baik dalam skala makro maupun mikro. Di bidang makro
dapat digunakan mekanika klasik, namun hanya mekanika kuantum yang
dapat menjelaskan peristiwa mikroskopik yaitu yang menyangkut elektron,
atom dan molekul.

Prinsip Ketidakpastian Heisenberg


Sebagai akibat dualisme sifat partikel-gelombang, Werner Heisenberg (1925)
mengemukakan prinsip ketidakpastian yang menyatakan bahwa tidak
mungkin untuk dapat mengetahui pada waktu yang bersamaan baik
momentum maupun kedudukan suatu partikel seperti elektron dengan tepat.

19
Bila pengukuran momentum atau kecepatan dapat dilakukan dengan tepat,
maka kedudukannya tidak akan diketahui dengan tepat dan sebaliknya.
Heisenberg menunjukkan bahwa batas terendah ketidakpastian sama dengan
tetapan Planck dibagi dengan 4π yaitu dinyatakan dengan
h
(px) (X) 
4
dengan
px = ketidakpastian momentum (pada arah x)
X = ketidakpastian kedudukan (pada arah x)
h = tetapan Planck

Persamaan Gelombang Schrodinger


Persamaan Schrodinger dapat ditulis dalam bentuk sederhana,
H.  = E.  ……………(22)
dengan H adalah operator Hamilton yang menyatakan energi kinetik dan
energi potensial dari sistem. E adalah harga numerik energi untuk setiap
fungsi gelombang. Penyelesaian persamaan Schrodinger menghasilkan fungsi
gelombang y yang disebut “eigenfunctions”. Energi E, hasil penyelesaian
persamaan (22) disebut “eigenvalues”.Persamaan Schrodinger adalah
persamaan diferensial yang rumit. Hanya untuk sistem yang sangat sederhana,
penyelesaiannya dapat dilakukan dengan baik, misalnya untuk atom hidrogen.
Bentuk umum fungsi gelombang hasil penyelesaian persamaan Schrodinger
untuk atom hidrogen sebagai berikut:
 n, l ,m
(r,,) = Rn, l (r) l,ml
(,) ... (23)
Fungsi gelombang dapat dibagi dalam dua komponen yaitu komponen radial,
Rn,l (r) dan komponen sudut l,ml (). Harga komponen radial kuadrat Rn,l
(r) menghasilkan kemungkinan untuk menemukan elektron pada setiap
jarak r dari inti. Dari komponen radial dapat diturunkan bilangan kuantum n
dan l .
 n,l,m adalah eigenfunctions jika n = 1, 2, 3 ... bilangan bulat dan l = 0, 1, 2,
3 ....n-1.
Dari komponen sudut, l , ml (), dapat diturunkan bilangan kuantum l dan
ml , dan  n, l ,m adalah eigenfunctions jika m = + l, l l ... l.
Eigenfunctions  n, l ,m hidrogen disebut orbital. Orbital atom (bukan orbit)
adalah volume ruang yang memiliki kebolehjadian terbesar untuk
menemukan elektron.

20
8. Bilangan Kuantum dan Orbital
Menurut mekanika gelombang, masing-masing tingkat energi dalam
sebuah atom dikaitkan dengan satu orbital atau lebih. Dalam atom yang berisi
lebih dari satu elektron, penyebaran elektron disekitar inti ditentukan oleh
banyaknya jenis orbital yang dihuni. Oleh karena itu untuk menyelidiki cara
elektron ditata dalam ruang, pertama-tama harus memeriksa tingkat-tingkat
energi dalam atom. Hal ini dapat diselesaikan dengan baik melalui
pembahasan bilangan kuantum.
Bilangan Kuantum
Sebelum Schrodinger mengemukakan persamaan gelombang, elektron
dalam atom dikaitkan dengan empat bilangan kuantum yang berhubungan
dengan kuantisasi momentum sudut, yaitu:
(i) dalam orbit
( ii ) sepanjang arah radial dalam inti
( iii ) dalam medan magnet
( iv ) berputar pada sumbu

a. Bilangan Kuantum Utama


Bilangan kuantum utama, n, yang menentukan tingkat energi dan
yang mempunyai harga positif dan bulat, tidak termasuk nol, yaitu 1, 2, 3,
4 …,~, menentukan ukuran dari orbital.
Biasanya digunakan istilah “kulit” untuk menyatakan sekelompok
tingkat energi yang memiliki n dengan harga yang sama. Namun tidak
berarti bahwa semua atom dalam satu kulit terdapat di tempat yang sama
dan memiliki energi yang sama.

b. Bilangan Kuantum Orbital (azimut)


Bilangan kuantum orbital (azimut) dengan lambang l, menentukan
besarnya momentum sudut elektron yang terkuantisasi. Bilangan kuantum
ini juga disebut bilangan kuantum bentuk orbital, oleh karena bilangan ini
menentukan bentuk ruang dari orbital.
Bilangan kuantum l mempunyai harga:
l = 0, 1, 2, 3, ……., n-1 (untuk setiap harga n)

21
Jumlah harga-harga l sesuai dengan harga n; untuk n = 1, ada satu harga
dari l (l = 0); untuk n = 2, ada dua harga dari l (l = 0, l = 1) dan
seterusnya.
Setiap harga 1 dinyatakan dengan huruf:
l=0 adalah orbital s
l=1 adalah orbital p
l=2 adalah orbital d
l=3 adalah orbital f
Huruf-huruf s, p, d, dan f berasal dari istilah sharp (S), principal (P),
diffuse (D) dan fundamental (F) untuk notasi spektroskopi deret-deret
spektrum unsur alkali.
Adanya harga bilangan kuantum orbital yang berbeda memungkinkan
untuk membagi setiap kulit menjadi sub-kulit (atau orbital). Sub-kulit atau
orbital dinyatakan dengan harga numerik n dan huruf yang menyatakan
harga l . Misalnya 2p menyatakan sub-kulit dengan n=2 dan l =1; 3d
menyatakan sub-kulit dengan n=3, dan l =2.
Kulit K (n = 1) mengandung hanya orbital s
Kulit L (n = 2) mengandung orbital 2s dan 2p
Kulit M (n = 3) mengandung orbital 3s, 3p, dan 3d
Kulit N (n = 4) mengandung orbital 4s, 4p, 4d, dan 4f.

c. Bilangan Kuantum Magnit


Bilangan kuantum ini dengan lambang ml menentukan orientasi dari
orbital dalam ruang. Untuk tiap harga l ada sejumlah (2 l + 1) harga dari
ml , dengan harga-harga antara –l dan +l.
Untuk l = 0, ada satu harga ml (ml = 0);
Untuk l = 1, ada tiga harga ml (ml = -1; ml = 0; ml = +1)
Bilangan kuantum magnit juga disebut bilangan kuantum orientasi orbital.
Sesuai dengan harga l = 0, 1, 2, dan 3, maka kemungkinan harga ml sebagai
berikut:
Jika l = 0 (elektron s) ml = 0
Jika l = 1 (elektron p) ml = -1, 0, +1
Jika l = 2 (elektron d) ml = -2, -1, 0, +1, +2
Jika l = 3 (elektron f) ml = -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3.

22
d. Bilangan Kuantum Spin
Dengan spektroskopi yang daya pisahnya tinggi, tampak setiap garis
spektrum terdiri dari sepasang garis yang sangat berdekatan.
Untuk hal ini Uhlenbeck dan Goldsmit (1925) menjelaskan bahwa elektron
memiliki momen magnetik sehingga elektron berpusat pada sumbunya dan
menghasilkan momentum sudut spin. Spin elektron terkuantisasi oleh
bilangan kuantum spin ms, dengan harga +½ dan -½.

Bentuk Orbital
Tiap orbital yang dicirikan oleh tiga bilangan kuantum n, l dan ml,
mempunyai ukuran, bentuk dan oriental tertentu dalam ruangan. Kumpulan
orbital-orboital dengan bilangan kuantum yang sama disebut kulit.

n kulit jumlah orbital


1 K 1
2 L 4
3 M 9
4 N 16
Jumlah orbital dalam kulit diberikan oleh n2.
Cara yang sering digunakan untuk menunjukkan orbital-orbital atom
ialah dengan menggambarkan kebolehjadian radial terhadap jarak inti, r. Ini
merupakan suatu permukaan yang membatasi ruangan di mana kebolehjadian
untuk menemukan elektron adalah paling besar.
Bentuk orbital s berupa bola simetris, orbital p memiliki tiga macam orientasi
sesuai dengan harga ml ( 1, 0, -1), orbital d memiliki lima macam orientasi
sesuai dengan harga ml (2, 1, 0, -1, -2) sedangkan orbital f memiliki tujuh
macam orientasi.
Orbital s hanya satu macam.
Orbital p terdiri dari tiga macam yaitu orbital-orbital:
px, py, pz
Orbital d terdiri atas lima macam yaitu orbital-orbital:
dxy, dyz, dxz, ,
Orbital f terdiri atas tujuh macam yaitu orbital-orbital:
f x , f y , f z , f xyz , f  x  y  z , f  z  y  x dan f  z  x  y
3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2

23
Gambar 1.14. Bentuk orbital s, p, dan d.

Konfigurasi Elektron
Prinsip Aufbau
Atom suatu unsur memiliki konfigurasi elektron yang khas. Aturan
pengisian elektron disebut prinsip Aufbau. Aufbau artinya membangun.
Menurut aturan ini elektron dalam atom sedapat mungkin memiliki energi
terendah (berada dalam orbital atom dengan energi terendah).
Oleh karena itu pengisian elektron dimulai dari orbital dengan tingkat
energi terendah. Selain dari pada itu perlu diperhatikan aturan-aturan berikut:
Aturan (n + l )
Urutan tingkat energi dalam pengisian elektron sebagai berikut,
1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s

n 1 2 2 3 3 4 3 4 5 4 5 6
l 0 0 1 0 1 0 2 1 0 2 1 0
(n + l ) 1 2 3 3 4 4 5 5 5 6 6 6

24
Untuk (n + l ) yang harganya sama, yang mempunyai energi terbesar
yaitu orbital dengan bilangan kuantum utama terbesar misalnya,
3s > 2p, 4s > 3p, 4p > 3d > 4s, 6s > 5p > 4d

Azas Larangan Pauli


Menurut azas ini, yang dikenal dengan prinsip ekslusi Pauli
(Pauli,1925): Dalam suatu sistem, baik atom maupun molekul, tidak terdapat
dua elektron yang mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama. Hal ini
berarti bahwa tiap orbital hanya dapat ditempati maksimal oleh dua elektron.
Secara fisis prinsip ini dapat dinyatakan sebagai berikut: Jika dua elektron
mempunyai parameter yang identik, maka kedua elektron tersebut berada di
tempat yang sama pada waktu yang sama. Namun prinsip ini tidak dibuktikan
secara matematis.

Aturan Hund
Aturan ini disusun berdasarkan data spektroskopi. Menurut aturan ini
aturan tentang kelipatan maksimum,
(i) Pada pengisian elektron ke dalam orbital-orbital yang tingkat energinya
sama (misalnya ketiga orbital –p atau kelima orbital –d) sebanyak
mungkin elektron berada dalam keadaan tidak berpasangan.
(ii) Jika dua elektron terdesak dalam dua orbital yang berbeda, maka 4 energi
terendah dicapai jika spinnya sejajar.
Konfigurasi tingkat dasar dari karbon ke fluor yaitu:
Z Unsur Konfigurasi elektron
6 C 1s2 2s2 2px1 2py1
7 N 1s2 2s2 2px1 2py1 2pz1
8 O 1s2 2s2 2px2 2py1 2pz1
9 F 1s2 2s2 2px2 2py2 2pz1

Orbital Penuh dan Setengah Penuh


Konfigurasi elektron suatu unsur harus menggambarkan sifat unsur
tersebut. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa orbital yang terisi penuh dan
orbital yang setengah penuh merupakan struktur yang relatif lebih stabil.

Isotop, Isobar, dan Isoton

25
Pada umumnya atom dari suatu unsur mempunyai jumlah proton dan elektron
yang sama. Tetapi ada atom unsur tertentu yang mempunyai jumlah neutron atau
massanya berbeda, bahkan ada atom unsur yang berbeda tetapi jumlah
neutronnya sama. Beberapa unsur yang seperti itu dikenal dengan istilah isotop,
isobar, dan isoton.
a. Isotop
Suatu unsur dikatakan memiliki isotop jika mempunyai nomor atom sama
tetapi nomor massa berbeda. Berikut ini diberikan contoh isotop unsur
hidrogen dan klor.

Gambar 1.15. Tiga jenis isotop pada hidrogen

Pada isotop persamaannya terletak pada jumlah proton, elektron, dan nomor
atom. Sedang perbedaannya terletak pada jumlah nukleon, netron, dan nomor
massa. Selain isotop dikenal pula isoton dan isobar.
b. Isoton
Isoton adalah unsur-unsur dengan jumlah netron sama.
Contoh: 2311Na isoton dengan 2412Mg
p = 11 p = 12
e = 11 e = 12
n = 12 n = 12
Unsur yang isoton, memiliki jumlah netron sama, tetapi jumlah nukleon,
proton, elektron, dan sifat kimianya berbeda.
c. Isobar
Isobar adalah unsur-unsur dengan nomor atom berbeda, tetapi nomor massanya
sama.
Contoh: 3215P isobar dengan 3216S

26
Gambar 1.16. Tiga jenis isobar pada suatu atom

Ion
Bahwasannya suatu atom tidak bermuatan (netral), akan tetapi atom dapat
melepas elektronnya atau menerima elektron dari luar. Atom dalam keadaan
seperti itu disebut dengan ion. Ion positif terbentuk jika suatu atom melepas
elektronya dan ion negatif terbenuk jika menerima elektron dari luar.

Gambar 1.17a. Pembentukan Li+ Gambar 1.17b. Pembentukan F-

Ion Li+ terbentuk jika atom Li melepas sebuah elektron terluarnya yang
terletak pada orbital 2s1. Sedang ion F- terbentuk jika orbital 2p mendapat
tambahan sebuah elektron sehingga menjadi 2p6.

Molekul
Molekul merupakan gabungan dua atau lebih atom yang saling berikatan
secara kimia. Molekul dapat terbentuk dengan cara atom yang satu melepaskan
elektron sedangkan yang lainnya menerima elektron. Terdapat dua jenis molekul
menurut jenis atom yang menyusunnya, yaitu:
1. molekul unsur yaitu molekul yang terbentuk
dari atom-atom yang sejenis Misalnya: C12,02, N2, Br2, H2, dan sebagainya.
2. molekul senyawa yaitu molekul yang
terbentuk dari atom-atom yang berbeda.
Misalnya: CO2, NaCl, H2O, H2SO4, CaCO3, CH3COOH, dan sebagainya.

27
Molekul yang stabil dapat terbentuk jika pada elektron kulit terluar terisi
penuh yaitu sebanyak 8 elektron (Oktet), kecuali H2 hanya membentuk ikatan
dengan terisi 2 elektron (Duplet). Untuk lebih memahami tentang bagaimana
terbentuknya molekul melalui ikatan kimia, sebelumnya Anda harus tahu terlebih
dahulu bagaimana penulisan konfigurasi elektron pada pelajaran sebelumnya. Jika
Anda sudah mengerti tentang konfigurasi elektron sekarang coba pahami beberapa
contoh dibawah ini:

Gambar 1.18a. Pembentukan Molekul F2 Gambar 1.18b. Pembentukan Molekul HF

Gambar 1.18c. Pembentukan Molekul H2O

Latihan Soal
1. Berikan tiga nama partikel dasar yang ada dalam atom. Uraikan bagaimana
ditemukannya dan jelaskan sifat-sifatnya.
2. Sebutkan keuntungan dan kekurangan teori atom Bohr.
3. Hitung frekuensi spektrum emisi hydrogen, bila elektron jatuh dari tingkat
energi ke-3 menuju tingkat energi ke-2 dan dari tingkat energi ke-3 jatuh
ke tingkat energi ke-1?

28
4. Apa sebabnya teori Bohr hanya berlaku untuk atom hydrogen dan yang
sejenis, tetapi tidak cocok untuk atom dengan dengan dua electron atau
lebih?
5. Berikan alasan-alasan mengapa model atom Bohr untuk atom hydrogen
menyalahi prinsip ketidakpastian Heisenberg.
6. Tuliskan konfigurasi elektron pada keadaan dasar (ground state) untuk
unsur/ion berikut: Li+, B, O2-, Mg, Se2-.
7. Jelaskan yang dimaksud, bahwa elektron memiliki dua sifat yaitu sebagai
partikel dan gelombang.
8. Apakah yang dimaksud dengan bilangan kuantum? Uraikan secara
kualitatif keempat bilangan yang ada.
9. Lengkapilah besarnya bilangan kuantum berikut: a) n = 3, l = 0, ml = ?
b) n = 3, l = ?, ml = -1 c) n = ?, l = 1, ml = +1
10. Nyatakan perangkat bilangan kuantum berikut yang tidak terijinkan
a) n = 3, l = 2, ml = -1 d) n = 5, l = 2, ml = -1
b) n = 2, l = 3, ml = -1 e) n = 3, l = 3, ml = -3
c) n = 4, l = 0, ml = -1 f) n = 5, l = 3, ml = +2
11. Uraikan dengan singkat beberapa perbedaan antara orbit atom Bohr
dengan orbital dari atom mekanika gelombang. Adakah kesamaannya?
12.Uraikan singkat tentang: prinsip aufbau, aturan Hund, dan prinsip
ketidaktentuan Heisenberg.
13. Dalam ion-ion logam transisi elektron 4s, 5s, atau 6s terionisasi sebelum
electron d. Buatlah konfigurasi elektronnya untuk ion-ion: V2+, Cr3+,
Fe3+, Zn2+, Ag+, dan Pt2+.
14.Manakah atom atau ion berikut yang memiliki orbital setengah penuh pada
tingkat energi terendahnya: Cl-, N, Be+, C, Mg2+, S+, Mn2+, Mo ?
Berikan konfigurasi elektronnya.
15.Manakah yang tidak mungkin di antara orbital berikut: 1p, 2s, 2p, 3f.
Berikan alasannya.
16. Berikan contoh isotop, isobar,dan isoton.
17. Berikan contoh masing-masing 5 buah molekul unsur dan molekul
senyawa.

29

Anda mungkin juga menyukai