Anda di halaman 1dari 3

TUGAS CRITICAL REVIEW PEMBANGUNAN EKONOMI

DAN PERENCANAAN DAERAH PANDANGAN JHINGHAN

Oleh
Nama : Ketut Ksama Putra
NIM : 1981411018

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
Menurut pandangan penulis, perkembangan ilmu ekonomi pembangunan mengacu
dalam permasalahan yang dihadapi negara-negara berkembang. Semenjak ilmu ini dikaji,
sebagian besar menilik pada masalah sosial ekonomi yang dihadapi negara berkembang.
Capaian pembangunan ekonomi yang cepat misalnya, yang kiranya mampu mengejar
ketertinggalan dengan negara maju. Atau mengatasi masalah kemiskinan yang sudah menjadi
masalah pelik di negara berkembang. Selain solusi dari diri sendiri, peran serta negara maju
juga diperlukan dalam menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Meski demikian, dari opini
penulis menunjukan peran serta dari negara maju memiliki maksud tertentu. Tingginya sumber
daya alam, atau lokasi strategis memiliki daya tarik tersendiri. Ibarat pepatah, “ada gula ada
semut” semakin banyak potensi negara berkembang tersebut nampaknya semakin banyak
negara maju membantu negara tersebut. Alih-alih memberikan bantuan, namun di akhirnya
bisa menjadi keuntungan berlebih di akhir waktu nantinya. Walau demikian, solusi-solusi yang
ditawarkan negara maju kiranya seluruhnya bukan solusi yang tepat. Ada solusi yang
semestinya dipecahkan sendiri, tidak melalui “pengalaman-pengalaman” negara maju. Karena
faktor perbedaan latar belakang, daya saing, potensi ekonomi dan hal lainnya membuat negara
maju juga harus bergerak mandiri tanpa tergantung dari solusi “warisan” negara maju.
Dalam bahasan lainnya, penulis membahas tentang perkembangan ekonomi dan
pertumbuhan ekonomi. Perkembangan identik dengan negara berkembang sedangkan
pertumbuhan identik dengan negara maju. Perkembangan menunjukkan perubahan suatu
keadaan ekonomi, bisa jadi meninggalkan zona nyaman atau malah ingin menuju zona nyaman.
Keadaan sosial ekonomi yang dialami negara berkembang menggambarkan hal ini. Sementara
itu, pertumbuhan menyiratkan suatu hal yang melaju dalam jangka panjang dan mantap.
Kestabilan kondisi negara maju membuat pendapatan negara semakin meningkat dari tahun ke
tahun.
Perkembangan ekonomi didefinisikan dengan tiga cara. Pertama, perkembangan
ekonomi bisa diukur dari perkembangan pendapatan nasional dalam periode waktu ke waktu.
Kedua, pengukuran perkembangan ekonomi dari pendapatan nyata perkapita dalam jangka
waktu yang panjang. Terakhir menilik dari perkembangan titik-titik kesejahteraan suatu
negara. Berdasarkan teori ini, penulis mengangkat istilah “tidak berkembang” dan “kurang
berkembang”. Tidak berkembang berarti negara tersebut tidak memiliki kemampuan untuk
berkembang, seperti Antartika, Afrika maupun bagian-bagian Sahara. Sedangkan kurang
berkembang adalah negara yang sedang berkembang namun progresnya lambat. India, Pakistan
atau Uganda bisa menjadi contoh. Kedua istilah ini identik dengan “miskin” dan “terbelakang”.
Terkait negara terbelakang, penulis mengangkat isu kriteria negara terbelakang
tersebut. Pertama, kriteria terbelakang dari rasio penduduk dengan wilayah. Hal ini
menunjukan dari sisi kepadatan penduduk. Biasanya negara terbelakang memiliki titik-titik
kepadatan penduduk yang sangat tinggi. Kata “kumuh” dan “miskin” bisa mencerminkan titik
tersebut. Kedua, dari sisi perbandingan output industri dengan keseluruhan output. Industri
mencerminkan lapangan usaha yang menjangkau luas berbagai tingkat tenaga kerja. Tidak
perlu memiliki skill khusus, pendidikan rendah hanya memerlukan tenaga dan kerja keras
kiranya erat dengan lapangan usaha ini. Selain itu, lapangan usaha industri sebagian besar
menggunakan bahan-bahan dari pertanian sehingga lapangan usaha industri mampu lebih
menyerap tenaga kerja secara tidak lansung. Semakin rendah perbandingan output industri
dengan keseluruhan output menunjukkan negara tersebut semakin terbelakang. Kriteria
keterbelakangan yang ketiga adalah rendahnya rasio modal terhadap populasi per kapita.
Kelangkaan modal mampu menciptakan masalah ekonomi dan sosial. Kurangnya modal
membuat pembangunan ekonomi melambat sehingga tujuan pertumbuhan ekonomi yang stabil
semakin sulit untuk diraih. Kriteria keempat adalah kemiskinan. Kemiskinan merupakan
indikator umum yang mencerminkan kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi persentase
kemiskinan kiranya semakin menunjukkan semakin terbelakang. Kriteria terakhir adalah
rendahnya pendapatan per kapita negara terbelakang dengan negara maju. Kriteria ini
menunjukkan kemampuan masyarakat dalam melakukan konsumsi.
Pada bagian akhir, penulis menyimpulkan definisi negara berkembang adalah negara
yang memiliki prospek atau potensi untuk mengelola segala kekayaan yang dimilikinya untuk
meraih pertumbuhan ekonomi yang stabil. Negara berkembang mampu mengejar negara maju
atau bahkan bisa menjadi negara maju, namun di sisi lainnya negara berkembang juga bisa
“jatuh” sehingga menjadi negara terbelakang atau “tidak berkembang”. Perkembangan ini bisa
dilihat dari sisi pendapatan perkapita, modal, atau titik-titik kesejahteraannya.
Secara umum penulis berpandangan bahwa ilmu ekonomi pembangunan berfokus pada
segala daya upaya negara berkembang dalam meraih kestabilan pertumbuhan ekonomi.
Dengan stabilnya ekonomi kiranya tujuan mengejar negara maju bisa dicapai. Namun pada
kenyataannya hal tersebut sangat sulit diraih bahkan kadang negara berkembang bisa menjadi
negara kurang berkembang bahkan terbelakang. Wawasan penulis kiranya sangat penting
dipelajari dan dipahami oleh mahasiswa jurusan ekonomi pembangunan Udayana. Selain
menambah wawasan secara umum, melalui buku ini penulis mengajak pembaca untuk
berpandangan lebih kritis sebagai mahasiswa. Isu-isu terkini terkait ekonomi nampaknya bisa
diimplementasikan dan dipahami melalui buku pandangan jhinghan.

Anda mungkin juga menyukai