Anda di halaman 1dari 1

Penyembuhan luka adalah proses penggantian dan perbaikan fungsi jaringan yang rusak.

Proses
penyembuhan luka bergantung pada kedalaman luka di kulit. Proses ini terjadi secara sederhana
diawali pembersihan atau (debris) area luka, pertumbuhan jaringan baru hingga permukaan datar,
dan pada akhirnya luka menutup. Pada saat luka menutup luka dikatakan sembuh, baik 20% (pada
fase proliferasi) maupun 80% ketika kulit berfungsi maksimal (fase maturasi). Penyembuhan luka
terdiri atas tiga fase yaitu fase inflamasi, fase proliferasi, fase maturasi.

1. Fase inflamasi
Fase inflamasi terjadi pada awal kejadian atau saat lula terjadi (hari ke-0) hingga (hari ke-3
atau ke-5). Fase ini terjadi dua kegiatan utama yaitu respon vaskular dan respon inflamasi.
a. Respon vaskular, diawali dengan respon hemostatik tubuh selama 5 detik pasca luka
(kapiler berkontraksi dan trombosit keluar). Sekitar jaringan yang luka mengalami
iskemia yang merangsang pelepasan histamin dan zat fase aktif yang menyebabkan
vasodilatasi, pelepasan trombosit, reaksi vasodilatasi dan fase kontriksi, dan
pembentukan lapisan hibrin. Lapisan hibrin ini membentuk scab (keropeng) diatas
permukaan luka untuk melindungi dari kontaminasi kuman.
b. Respons inflamasi merupakan respon reaksi tubuh dalam pertahankan atau
memberi perlindungan benda asing yang masuk. Respon ini diawali semakin
banyaknya aliran darah sekitar luka, yang menyebabkan bengkak, kemerahan,
demam atau panas, nyeri dan penurunan fungsi tubuh. Tubuh mengalami aktivitas
bioselular dan biokimia, yaitu reaksi tubuh memperbaiki kerusakan kulit, sel darah
putih (leukosit) dan membersihkan benda asing yang menempel (makofak), proses
ini di kenal debris.
2. Fase proliferasi
Terjadi mulai hari ke 2-24 yang terdiri atas proses destruktif atau fase penyembuhan,
granulasi atau pelepasan sel sel baru, epitelisasi (migrasi sel/penutupan).
a. Pada fase destruktif, sel polimorf dan makrofak membunuh bakteri jahat dan terjadi
proses debris. Pada fase ini makrofak juga berfungsi menstimulasi fibroblas untuk
menghasilkan kolagen (kekuatan sel) dan elastin (fleksibilitas sel) dan terjadi proses
angiogenesis (pembentukan pembuluh darah).
b. Pada proses granulasi, kolagen dan elastin yang di hasilkan akan menutupi luka
dengan membentuk ikatan jaringan baru. Dimana dalam proses ini tumbuhnya sel-
sel baru. Permukaan luka menjadi rata, fungsi kulit baru 20% dari normal.
c. Epitelisasi, terjadi setelah tumbuh jaringan granulasi dan dimulai dari tepi luka yang
mengalami proses migrasi membentuk lapisan tipis (warna merah muda) menutupi
luka. Sel mengalami pergeseran, tepi luka menyatu hingga ukuran luka mengecil.
Epitel akan tumbuh atau menutup dari tengah luka, bukan dari tepi luka. Tetapi,
tidak memungkinkan epitel tumbuh tanpa adanya jaringan granulasi sehingga
menutup tidak sempurna.
3. Fase Maturasi, terjadi mulai hari ke-21 hingga satu atau dua tahun, yaitu fase penguatan
kulit baru. Aktivitas utama yang terjadi di fase ini adalah penguatan jaringan bekas luka
dengan aktivitas remodeling kolagen dan elastin pada kulit. Kontraksisel kolagen dan elastin
terjadi sehingga menyebabkan penekanan ke atas permukaan kulit. Kondisi yang umum
terjadi pada fase ini adalah terasa gatal dan penonjolan epitel (keloid) pada permukaan kulit.
Pada fase ini, kolagen bekerja lebih teratur dan lebih memiliki fungsi sebagai penguat ikatan
sel kulit baru, kulit masih rentan terhadap gesekan dan tekanan sehingga memerlukan
perlindungan.

Anda mungkin juga menyukai