Anda di halaman 1dari 7

PEMBUATAN PUPUK PELENGKAP CAIR (PCC)

DARI BUAH NAGA

LAPORAN PRAKTIKUM

oleh
Yofta Bagus N. A. NIM A42170577 Golongan A

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari berbagai bahan pembuat
pupuk alami seperti kotoran hewan, bagian tubuh hewan, tumbuhan,yang kaya
akan mineral serta baik untuk pemanfaatan penyuburan tanah. Berdasarkan
bentuknya, pupuk organik dibedakan menjadi padat dan cair. Pupuk cair adalah
larutan yang mengandung satu atau lebih pembawa unsur yang dibutuhkan
tanaman yang mudah larut. Kelebihan pupuk cair adalah pada kemampuannya
untuk memberikan unsur hara sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pemberian
pupuk cair juga dapat dilakukan dengan lebih merata dan kepekatannya dapat
diatur dengan mudah sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Menurut penelitian Maoulana (2012) keadaan kulit buah naga yang semakin
asam apalagi mendekati pH 1 akan menyebabkan semakin banyaknya pigmen
antosianin berada dalam bentuk kation flavilium atau oksonium yang berwarna
dan pengukuran absorbansi akan menunjukkan jumlah antosianin yang semakin
besar. Jika suatu pembuatan pupuk organik melalui fermentasi, maka akan
meningkatkan kadar pH sehingga kadar antosianin serta kandungan antioksidan
kulit buah naga akan meningkat. Pernyataan tersebutlah yang dapat mendukung
bahwa kulit buah naga dapat dijadikan pupuk untuk meningkatkan kadar
antioksidan pada suatu tanaman, terutama tanaman kangkung darat. Unsur N, O,
P, S banyak terdapat pada zat antioksidan dan tumbuhan. Senyawa antioksida dan
beberapa contoh senyawa antioksidan adalah tanin, flavonoid, alkaloid, steroid
dan saponin serta vitamin C. Senyawa antioksidan ini dapat diperoleh pada bagian
tumbuhan seperti daging, akar, kulit, batang dan daun. Salah satu tumbuhan yang
memiliki kandungan antioksidan yang tinggi adalah buah naga (Noor, 2016).

1.2. Tujuan

1. Melakaukan persiapan alat dan bahan untuk pembuatan PCC (Pupuk


pelengkap cair).
2. Melakukan Pembuatan PCC (Pupuk pelengkap cair)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Pupuk pelengkap cair adalah larutan dari pembusukan bahan – bahan


organik yang berasal dari sisa tanaman,kotoran hewan yang kandungan unsur
haranya lebih dari satu unsur. Dibandingkan dengan pupuk pelengkap cair
anorganik, pupuk pelengkap cair organik umumnya tidak merusak tanah dan
tanaman walaupunwalaupun sesering mungkin. Selain itu, pupuk ini memiliki
bahan pengikat,sehingga larutan pupuk yang diberikan ke permukaan tanah bisa
bisa langsung digunakan oleh tanaman.

Kandungan unur hara pada pupuk organik cukup lengkap karena terdapat
kandungan unsur hara makro dan mikro didalamnya. Tanaman membutuhkan
unsur hara mikro hanya dalam jumlah sedikit dan merupakan unsur hara ensesial
dimana unsur hara mikro ini harus ada didalam tanaman. Meskipun dibutuhkan
dalam jumlah sedikit, akan tetapi harga pupuk cair lebih mahal dari pada pupuk
padat yang lainnya. Hal ini dikarenakan unsur mikro hanya diproduksi dalam
jumlah sedikit karena biaya proses pengembanganya lebih mahal dibandingkan
unsur hara makro.

mendukung bahwa kulit buah naga dapat dijadikan pupuk untuk


meningkatkan kadar antioksidan pada suatu tanaman, terutama tanaman kangkung
darat. Unsur N, O, P, S banyak terdapat pada zat antioksidan dan tumbuhan.
Senyawa antioksida dan beberapa contoh senyawa antioksidan adalah tanin,
flavonoid, alkaloid, steroid dan saponin serta vitamin C. Senyawa antioksidan ini
dapat diperoleh pada bagian tumbuhan seperti daging, akar, kulit, batang dan
daun.
BAB 3
METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat

Pratikum pertanian Organik dilakukan pada hari senin jam 07.30-09.30


tanggal 24 Febuari 2020 bertempat di Laboratorium tanah Politeknik Negeri
Jember.

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1. Alat

1. Pisau
2. Telenan
3. Parang
4. Kompor
5. Timba + Tutup ukuran 20 liter
6. Kompor + panci + bak
7. Karung + tali rafia
8. pengaduk

3.2.2. Bahan

1. Buah naga
2. Gula pasir 1 kg
3. Air leri/ air cucian beras 1 Liter
4. EM4 50 ml
5. Air sumur (bukan PDAM)
6. Lakmus
7. Air kelapa 1 Liter

3.3. Pelaksanaan

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada ssat pratikum
2. Mengupas buah dan memotong buah naga dengan ukuran 2 cm lalu
masukan ke timbah.
3. Masak gula pasir dan didinginkan kurang lebih 40oc.
4. Masukan air sumur kedalam timbah kemudian masukan air cucian beras +
air kelapa sebanyak 1 liter kemudian tambahkan air gula kurang lebih 1,5
liter dan EM4 sebanyak 50ml. Kemudian diaduk menggunakan alat
pengaduk
5. Kemudian masukan buah naga yang sudah dipotong kecil-kecil kedalam
karung kemudian diikat.
6. Masukan karung yang berisi potongan buah naga kedalam timbah yang
sudah dicampur tadi,kemudian ukur Ph sebelum ditutup.
7. Setelah itu tutup dengan rapat agar tidak terkontaminasi dengan udara luar
tunggu selama 7-10 hari,baru bisa dipanen.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Dari hasil pratikum yang sudah dilaksanakan terdapat data sebagai


berikut:

Parameter Hasil Keterangan


Tekstur Kasar Bahan masih bentuk cacahan
Warna Carah Warna bahan masih sama seperti buah naga
Aroma Tidak ada bau Belum menunjukan perubahan aroma
Ph 4 Tingkat kemasaman masih terlalu tinggi

4.2. Pembahasan

Dari data yang telah dikumpulkan dapat dibahas bawasanya pada buah
naga teksturnya kasar dan membuhtuhkan waktu yang agak lama untuk proses
pembusukanya dikarenakan kulit buah naga yang terlalu tebal.kemudian Ph pada
pembuatan PPC terlalu masam dikarenakan semakin banyaknya pigmen
antosianin berada dalam bentuk kation flavilium atau oksonium yang berwarna
dan pengukuran absorbansi akan menunjukkan jumlah antosianin yang semakin
besar. Jika suatu pembuatan pupuk organik melalui fermentasi, maka akan
meningkatkan kadar pH sehingga kadar antosianin serta kandungan antioksi dan
kulit.buah.naga.akan.meningkat.
BAB 5
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Pupuk pelengkap cair dari bahan buah naga terdapat antosianin dalam
bentuk kation flavilium atau oksonium. buah naga dapat dijadikan pupuk untuk
meningkatkan kadar antioksidan pada suatu tanaman.

5.2. Saran

Pengaplikasian pupuk organik cair dilapangan perlu ditambahkan unsur


hara yang kandungannya rendah, sehingga terjadi keseimbangan unsur hara.
Pengaplikasian pupuk organik cair ini relatif aman bagi tanaman, karena bahan
bakunya juga berasal dari bagian tubuh tanaman. Selain itu, karena bentuknya
yang cair akan memudahkan bagi tanaman untuk melakukan penyerapan unsur
hara.

Anda mungkin juga menyukai