ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA (Alin)
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA (Alin)
K DENGAN
TB PARU DI KAMPUNG SKOUW MABO
OLEH
NIM : 20140821024007
FAKULTAS KEDOKTERAN
STASE KOMUNITAS
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan
kita. keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap individu merupakan bagiannya
dani keluarga juga semua dapat diekspresikan tanpa hambatan yang berarti.
Keperawatan keluarga merupakan tingkat keperawatan kesehatan masyarakat yang
ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat, dengan
sehat sebagai tujuan dan perawatan sebagai penyalur. Sasaran keperawatan keluarga yaitu
individu, family atau keluarga dn community atau masyarakat. Prinsip utama dalam perawatan
kesehatan masyarakat mengatakan bahwa keluarga adalah unit atau kesatuan dari pelayanan
kesehatan.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu
tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Memasuki usia tua berarti mengalami
kemunduran, misalnya kemunduran fisisk yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut
memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin buruk gerakan
lambat, dn figur tubuh yang tidak proporsional.
Kurangnya perhatian yang memadai terhadap populasi lansia ini menciptakan ruang
kosong, yang kemudian diisi oleh dunia medis. Disatu sisi, perhatian besar dari kalangan
kedokteran ini harus disambut secara positif oleh dunia keperawatan sehingga masalah
kesehatan lansia dapat teratasi. Kesehatan merupakan aspek sangat penting yang perlu
diperhatikan pada kehidupan lansia. Semakin tua seseorang, cenderung semakin berkurang
daya tahan fisik mereka. Dalam kaitan ini, kajian terhadap keperawatan lansia (keperawatan
gerontik dan geriatrik) perlu ditingkatkan.
Keluarga mempunyai peran yang penting dalam perawatan pasien lansia. Peran penting
tersebut dimiliki keluarga dikarenakan keluarga paling banyak berhubungan dengan pasien
(lansia), keluarga adalah orang yang paling dekat dan paling mengetahui keadaan pasien,
Pasien (lansia) yang dirawat di rumah sakit nantinya akan kembali ke lingkungan keluarga.
Salah satu aspek penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga adalah unit
terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan
keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota
keluarga yang sakit. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga
menjadi sangat berhubungan atau signifikan.
Prioritas tertinggi dari keluarga adalah kesejahteraan anggota keluarganya. Hal ini
tercapai apabila fungsi-fungsi dari keluarga untuk memenuhi kebutuhan tiap individu yang ada
dalam keluarga dapat tercapai dan terpenuhi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep keluarga
2. Bagaimana konsep dari keperawatan keluarga
3. Bagaimana konsep dari penyakit TB Paru
4. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada keluarga dengan lansia yang menderita TB Paru
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui tentang Asuhan Keperawatan Keluarga dengan lansia yang menderita penyakit
TB Paru
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui konsep keluarga
b. Mengetahui konsep keperawatan keluarga
c. Mengetahui konsep penyakit TB Paru
d. Mengetahui tentang proses Asuhan Keperawatan Keluarga dengan lansia yang
menderita penyakit TB Paru
D. MANFAAT PENILITIAN
1. Bagi Institusi Keperawatan
Sebagai bahan informasi tentang penyakit TB Paru pada keluarga dengan lansia.
2. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang keperawatan keluarga dengan Lansia yang
memiliki penyakit TB Paru serta upaya pencegahan terhadap penyakit TB Paru
3. Bagi Pembaca
Sebegai referensi dan tambahan pengetahuan tentang asuhan keperawatan keluarga
dengan lansia yang menserita penyakit TB Paru
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. (Sudiharto, 2013 : 22)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dimana individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga (Marilyn M. Friedman).
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran dan mempertahankan budaya yang umum. Meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional dan sosialdari tiap anggota (Duvall).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu
sama lainnya dalam perannya dan mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya).
Dari beberapa pengertian tentang keluarga maka dapat disimpulkan bahwa
karakteristik keluarga adalah :
a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi.
b. Anggota keluarga biasanya hidup berssama atau jika berpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain.
c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran
sosial : suami, istri, anak, kakak, adik.
d. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota.
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktek keperawatan kepada keluarga, untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan
keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan(Padila, 2012).
2. Bentuk – Bentuk Keluarga
Beberapa bentuk keluarga adalah sebagai berikut:
a. Keluarga inti (Nuclear Family) Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang
direncanakan yang terdiri dari suam, istri, dan anak-anak, baik karena kelahiran (natural)
maupun adopsi.
b. Keluarga besar (Extended Family) Keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena
hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga
modern, seperti orang tua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan sejanis
(guy/lesbian families).
c. Keluarga Campuran (Blended Family) Keluarga yang terdiri dari suami, istri anak-anak
kandung dan anakanak tiri.
d. Keluarga menurut hukum umum (Common Law Family) Anak-anak yang tinggal
bersama.
e. Keluarga orang tua tunggal. Keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena
telah bercerai, berpisah, ditinggal mati atau mungkin tidak pernah menikah, serta anak-
anak mereka yang tinggal bersama.
f. Keluarga Hidup Bersama (Commune Family) Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan
anak-anak yang tinggal bersama berbagi hak dan tanggungjawab, serta memiliki
kepercayaan bersama.
g. Keluarga Serial (Serial Family) Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah
menikah dan mungkin telah punya anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-masing
menikah lagi serta memiliki anak-anak dengan pasangannya masingmasing, tetapi
semuanya mengganggap sebagai satu keluarga.
h. Keluarga Gabungan (Composite Family) Keluarga yang terdiri dari suam dengan
beberapa istri dan anak-anaknya (poligami) atau istri dengan beberapa suami dan anak-
anaknya (poliandri).
i. Hidup bersama dan tinggal bersama (Cohabitation Family) Keluarga yang terdiri dari
pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada ikatan perkawinan yang sah.
3. Tugas Keluarga
Dalam upaya penanggulangan masalah kesehatan, tugas keluarga merupakan faktor
utama untuk pengembangan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tugas kesehatan
keluarga menurut Friedmann 1998 adalah sebagai berikut:
a. Mengenal gangguan perkembangan masalah kesehatan setiap anggotanya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan
kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timabal-balik antara keluarga lembaga-embaga kesehatan
yang menunjukkan manfaat fasilitas kesehatan dengan baik. (Sri Setyowati, 2007 : 32).
5. Peran Keluarga
a. Peran – peran formal
Peran – peran formal bersifat eksplisit yaitu setiap kandungan struktur peran keluarga.
Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga yaitu :
1) Peranan ayah :
Ayah sebagai suami dari istri dan anak – anak berperan mencari nafkah, pendidik,
pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota
keluarga dari klompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya dan
anggota dari masyarakat di lingkungannya.
2) Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu fdari anak – anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik dari anak – anaknya, pelindung dan
sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.
3) Peran Anak :
Anak – anak melakukan peranan psikososial dengan tingkat perkembangannya baik
fisik, mental, sosial dan spiritual.
b. Peran – Peran Informal
Peran – peran informal bersifat implisit, biasanya tidak tampak ke permukaan dan
dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan emosional individu atau
untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga, misalnya : pendorong, penguat, pendamai
dang pengharmonis.
6. Nilai – Nilai Keluarga
a. Niai merupakan suatu system, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga meruapakan
suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.
b. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan system nilai
dalam keluarga.
c. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan
dengan tujuan untuk menyelasaikan masalah.
7. Sistem Keluarga
a. Komponen: Dalam suatu keluarga masing – masing anggota mempunyai sifat
interdependensi, interaktif dan mutual.
b. Batasan : dalam suatu keluarga pasti adanya batasan (filter)yang digunakan untuk
menyeleksi informasi yang masuk dan yang keluar. Batasan masing – masing keluarga
akan berbeda ttergantung dari beberapa factor seperti : sosial, budaya, ekonomi dan lain
– lain.
c. Keberadaan : keluarga merupakan bagian dari system yang lebih luas yaitu masyarakat.
d. Terbuka (Batas yang permeable) diaman didalam keluarga terjadi pertukaran antar
system.
e. Mempunyai : Masing – masing keluarga mempunyai organisasi / struktur yang akan
mempengaruhi fungsi yang ada dari anggotanya.
8. Tahapan Keluarga
a. Tahap I : Pasangan Baru (Keluarga Baru)
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
2) Membiana hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial.
3) Mendiskusikan rencana memilki anak.
b. Tahap II : Keluarga “Child bearing” (Kelahiran anak Pertama
1) Persiapan menjadi orang tua.
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga : peran, interaksi, hubungan seksual
dan kegiatan.
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
c. Tahap III : Kelurga dengan anak Prasekolah
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi
dan rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain juga
harus terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun diluar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar).
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap paling repot).
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga kegiatan dan waktu untuk stimulasi
tumbuh dan kembang anak.
d. Tahap IV. Keluarga Dengan Anak Sekolah
1) Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekoalah dan lingkungan.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
e. Tahap V. Keluarga Dengan Anak Remaja
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat remaja
yang sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang. Hindari perdebatan,
permusuhan dan kecurigaan.
4) Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
f. Tahap VI. Keluarga Dengan Anak Dewasa (Pelepasan)
1) Memperluas keluarga inti menjasi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orang tua suami / istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua.
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
g. Tahap VII. Keluarga Usia Lanjut
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan.
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
5) Melakukan life review.
C. KONSEP TUBERKULOSIS
1. Definisi
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang disebabkan oleh
dari paru-paru ke organ tubuh yang lain melalui peredaran darah, yaitu : kelenjar
limfe, saluran pernafasan atau penyebaran langsung ke organ tubuh lain (Depkes RI,
2002).
yang tumbuh dengan lambat dan sensitive terhadap panas dan sinar ultraviolet
Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat
kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik.
Kuman dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat
tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam
sifat dormant.Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan
Sifat lain kuman ini adalah kuman aerob, sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih
menyenani jaringan yang lebih tinggi kandungan oksigennya.Dalam hal ini tekanan
oksigen pada bagian apikal paru-paru lebih tinggi daripada bagian lain, sehingga
Kuman TBC menyebar melalui udara (batuk,tertawa dan bersin) dan melepaskan
droplet. Sinar matahari langsung dapat mematikan kuman, akan tetapi kuman dapat
3. Patofisiologi
Tanda dan gejala yang sering terjadi pada tuberkulosis adalah batuk yang
tidak spesifik tetapi progresif. Biasanya tiga minggu atau lebih dan ada dahak. Selain
tanda-tanda tersebut diatas, penyakit TBC biasanya tidak tampak adanya tanda dan
gejala yang khas. Biasanya keluhan yang muncul adalah :
1. Demam : terjadi lebih dari satu bulan, biasanya pada pagi hari.
2. Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronkus; batuk ini membuang /
mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai batuk purulent (
menghasilkan sputum ).
3. Sesak nafas : terjadi bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah
paru.
4. Nyeri dada : ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang sampai ke
pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
5. Malaise : ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit kepala, nyeri otot
5. Klasifikasi
menetapkan paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang sesuai dan dilakukan
Klasifikasi penyakit
Misalnya : TBC kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang (kecuali tulang
belakang), sendi, dan kelenjar adrenal.
Tipe penderita
a. Kasus Baru
Adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT
kurang dari satu bulan (30 dosis harian).
b. Kambuh (Relaps)
Adalah penderita tuberculosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberculosis dan
telah dinyatakan sembuh, kemudian kembali lagi berobat denga hasil pemeriksaan dahak BTA
(+).
Adalah penderita yang sedang mendapat pengobatan di suatu kabupaten lain dan kemudian
pindah berobat ke kabupaten ini. Penderita pindahhhan tersebut harus membawa surat
rujukan/pindah (Form TB.09).
Adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2 bulan atau lebih,
kemudian dating kembali dengan hasil pemeriksaan dahak BTA (+).
6. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Diagnostik.
2) Pemeriksaan sputum
3) Pemeriksaan sputum sangat penting karena dengan di ketemukannya kuman BTA diagnosis
tuberculosis sudah dapat di pastikan. Pemeriksaan dahak dilakukan 3 kali yaitu: dahak sewaktu
datang, dahak pagi dan dahak sewaktu kunjungan kedua. Bila didapatkan hasil dua kali positif
maka dikatakan mikroskopik BTA positif. Bila satu positif, dua kali negatif maka pemeriksaan
perlu diulang kembali. Pada pemeriksaan ulang akan didapatkan satu kali positif maka dikatakan
mikroskopik BTA negatif. Untuk memastikan jenis kuman mengidentifikasi perlu dilakukan
pemeriksaan biakan/kultur kuman dari dahak yang diambil (Depkes RI, 2002).
4) Ziehl-Neelsen (pewarnaan terhadap sputum)
5) Positif jika ditemukan bakteri tahan asam.
6) Skin test (PPD, Mantoux)
7) Hasil tes mantoux dibagi menjadi dalam;
8) Indurasi 0-5 mm (diameternya) : mantoux negatif
9) Indurasi 6-9 mm : hasil meragukan
10) Indurasi 10-15 mm : hasil mantoux positif
11) Indurasi lebih dari 16 mm : hasil mantouk positif kuat
12) Reaksi timbul 48 – 72 jam setelah injeksi antigen intra kutan,berupa indurasi kemerahan
yang terdiri dari infiltrasi limfosit yakni persenyawaan antara antibody dan antigen
tuberculin.
13) Rontgen dada menunjukkan adanya infiltrasi lesi pada paru-paru bagian atas, timbunan
kalsium dari lesi primer atau penumpukan cairan. Perubahan yang menunjukkan
perkembangan tuberkulosis meliputi adanya kavitas dan area fibrosa.
14) Pemeriksaan histologi/kultur jaringan
15) Positif bila terdapat mikobakterium tuberkulosis.
16) Biopsi jaringan paru
17) Menampakkan adanya sel-sel yang besar yang mengindikasikan terjadinya nekrosis.
18) Pemeriksaan elektrolit
Mungkin abnormal tergantung lokasi dan beratnya infeksi, misalnya hipernatremia yang
disebabkan retensi air mungkin ditemukan pada penyakit tuberkulosis kronis.
19) Analisa gas darah (BGA)
Mungkin abnormal tergantung lokasi, berat, dan adanya sisa kerusakan jaringan paru.
20)Pemeriksaan fungsi paru
Turunnya kapasitas vital, meningkatnya ruang rugi, meningkatnya rasio residu udara pada
kapasitas total paru, dan menurunnya saturasi oksigen sebagai akibat infiltrasi parenkim/fibrosa,
hilangnya jaringan paru, dan kelainan pleura (akibat dari tuberkulosis kronis).
7. Penatalaksanaan
Obat anti TB tingkat dua ini daya terapeutiknya tidak sekuat yang tingkat satu dan beberapa
macam yang teakhir yaitu golongan aminoglikosid dan quinolon masih dalam tahap
eksperimental.
Belakangan ini WHO menyadari bahwa pengobatan jangka pendek tersebut baru
berhasil bila obat-obat yang relatif mahal ( R & Z ) tersedia sampai akhir masa pengobatan.
Di beberapa negara berkembang, pengobatan jangka pendek ini banyak yang gagal mencapai
angka kesembuhan yang ( cure rate ) ditargetkan yakni 85 % karena :
- Program pemberantasan kurang baik
- Buruknya kepatuhan berobat
Hal ini menyebabkan :
- Populasi TB semakin meluas
- Timbulnya resistensi terhadap bermacam obat
Adanya epidemi AIDS akan lebih mengobarkan kembali aktifnya TB.
Menyadari bahaya tersebut di atas, WHO pada tahun 1991 mengeluarkan pernyataan
baru dalam pengobatan TB Paru sebagai berikut :
Pengobatan tetap dibagi dalam dua tahap yakni
Tahap intensif ( initial ), dengan memberikan 4 – 5 macam obat anti TB per hari
dengan tujuan :
- Mendapatkan konversi sputum dengan cepat ( efek bakterisidal )
- Menghilangkan keluhan dan mencegah efek penyakit lebih lanjut
- Mencegah timbulnya resistensi obat
Tahap lanjutan ( continuation phase ), dengan hanya memberikan 2 macam obat per
hari atau secara intermitten dengan tujuan :
- Menghilangkan bakteri yang tersisa (efek sterilisasi )
- Mencegah kekambuhan
Pemberian dosis diatur berdasarkan berat badan yakni kurang dari 33 kg, 33 – 50 kg dan lebih dari 50 kg.
1. Katagori I
Ditujukan terhadap :
Kasus baru dengan sputum negatif
Kasus baru dengan bentuk TB berat seperti meningitis, TB diseminata, perikarditis,
peritonitis, pleuritis, spondilitis dengan gangguan neurologis, kelainan paru yang luas
dengan BTA negatif, TB usus, TB genito urinarius.
Pengobatan tahap intensif adalah dengan paduan 2RHZS ( E ). Bila setelah dua bulan
BTA menjadi negatif, diteruskan dengan tahap lanjutan. Bila setelah dua bulan masih positif,
tahap intensif diperpanjang lagi selama 2 – 4 minggu dengan 4 macam obat. Pada populasi
dengan resistensi primer terhadap INH rendah pada tahap intensif cukup diberikan 3 macam
obat yakni RHZ.
Pengobatan tahap lanjutan adalah dengan paduan 4 RH atau 4R3H3. Pasien dengan
TB berat ( meningitis, TB diseminata, spondilitis dengan kelainan neurologis ), R dan H
harus diberikan setiap hari selama 6 – 7 bulan. Paduan obat alternatif adalah 6 HE ( T ).
2. Kategori II
Ditujukan terhadap :
Kasus kambuh
Kasus gagal dengan sputum BTA positif
Pengobatan tahap intensif selama 3 bulan dengan 2 RHZE / 1RHZE. Bila setelah
tahap intensif BTA menjadi negatif, maka diteruskan dengan tahap lanjutan. Bila setelah 3
bulan tahap intensif BTA tetap positif, maka tahap intensif tersebut diperpanjang lagi 1 bulan
dengan RHZE. Bila setelah 4 bulan BTA masih juga positif pengobatan dihentikan selama 2
– 3 hari, lalu diperiksa biakan dan resistensi terhadap BTA dan pengobatan diteruskan
dengan tahap lanjutan. Bila pasien masih mempunyai data resistensi BTA dan ternyata BTA
masih sensitif terhadap semua obat dan setelah tahap intensif BTA menjadi negatif, maka
tahap lanjutan harus diawasi dengan ketat di RS rujukan. Kemungkinan konversi sputum
masih cukup besar. Bila data menunjukkan resiten terhadap R dan H, maka kemungkinan
keberhasilan menjadi kecil.
Pengobatan tahap lanjutan adalah dengan paduan 5 RHE atau paduan 5 R3H3E3
yang perlu diawasi dengan ketat. Bila sputum BTA masih tetap positif setelah selesai tahap
lanjutan, maka pasien tidak perlu diobati lagi.
3. Kategori III
Ditujukan terhadap :
Kasus BTA negatif dengan kelainan paru yang tidak luas.
Kasus TBC ekstra paru selain yang disebut dalam kategori I
Pengobatan tahap intensif dengan panduan 2 RHZ atau 2 R3H3Z3
Pengobatan tahap lanjutan dengan panduan 2RH atau 2 R3H3. Bila kelainan paru
lebih luas dari 10 cm2 atau pada TB ekstra paru yang belum remisi sempurna, maka tahap
lanjutan diperpanjang lagi dengan H saja selama empat bulan lagi. Paduan obat alternatif
adalah 6 HE ( T )
4. Kategori IV
Ditujukan terhadap kasus TB kronik.
Prioritas pengobatan disini rendah, terdapat resistensi terhadap obat-obat anti TB
(sedikitnya R dan H), sehingga masalahnya jadi rumit. Pasien mungkin perlu dirawat
beberapa bulan dan diberikan obat-obat anti TB tingkat dua yang kurang begitu efektif, lebih
mahal dan lebih toksis.
Di negara yang maju dapat diberikan obat-obat anti TB eksperimental sesuai dengan
sensitivitasnya, sedangkan di negara yang kurang mampu cukup dengan pemberian H
seumur hidup dengan harapan dapat mengurangi infeksi dan penularan.
Departemen Kesehatan RI dalam program baru pemberantasan TB paru telah mulai
dengan paduan obat : 2RHZE / 4R3HE ( kategori I ), 2 RHZSE / 1 RHZE / 5 R3H3E3 (
kategori II ), 2 RHZ/2 R3H3 ( kategori IV ).
A. Pengkajian Keluarga
1. Data Umum
a. Nama Kepala K eluarga : Ny. K.K
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Umur : 5 Thn
d. Agama : Kristen Protestan
e. Pendidikan : -
f. Pekerjaan : IRT
g. Suku atau bangsa : Lanni/ Indenesia
h. Alamat : RT III, RW 002 kampung Skouw Mabo
2. Komposisi keluarga
Imunisasi
Um Hub pddk
No Nama Jk Ket
ur klg n B cam
Polio DPT Hepatitis
C pak
G
52
1 Tn J.w L Suami - - - - - - - - - - - M
thn
-
50
2 Ny K.K P Istri - - - - - - - - - - - - KS
thm
Tn 30
3 L Anak - - - - - - - - - - - - KS
M.W thn
Ket :
- M = Meninggal
- KS = Kurang Sehat
3. Genogram
51
50
34 33 30
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal serumah
X : Meninggal
6. Lingkungan Rumah
a. Karakteristik Rumah
Status pemilikan rumah : Milik sendiri
Jenis bangunan : Rumah Papan
Luas bangunan : 5x6
Jumlah ruangan : Kamar tidur 2 ruangan, ruang tamu.
Pencahayaan : -
Ventilasi rumah : Tidak ada
Lantai : Papan
Pengaturan perabot rumah tangga : Rapi dan bersih
b. Karateristik keluarga
Ny K.K sangat rama kepada tetangga dan senang berkumpul dengan tetangga
mengikuti kegiatan-kegiatan keluarga serta ibadah keluarga yang selalu di lakukan
oleh warga
c. Mobilisasi geografi keluarga
Keluarga pernah pindah tempat tinggal sejak suaminya meninggal.
d. Perkumpulan kelurga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga ini slalu mengikuti kegiatan-kegiatan ibadah yang di adakan.
e. Sistem pendukung keluarga
7. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Keluarga mengatakan komunikasi dilakukan secara musyawara untuk
menyelesaikan masalah sendiri.
b. Stuktur kekuatan keluarga
Ny K.K merasa pengganti suaminya ( Almarhum) sebagai kepala keluarga yang
harus bertanggung jawab terhadap kehidupan keluarganya. Istrinya berprofesi
sebagai ibu rumah tangga dan juga sebagai anggota
c. Struktur peran
Bila anggota keluarga dapat menerima dan melaksanakan perannya dengan baik
akan membuat anggota keluarga puas dan menghindari terjadinya konflik dalam
keluarga dan masyarakat
d. Nilai dan norma budaya
Nilai dan norma yang berlaku dikeluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang
dianut dan norma yang berlaku dilingkungannya
8. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Ny K.K mengatakan dirinya sudah tua dan sakit-sakitan.
b. Fungsi Sosialisasi
Keluarga selalu mengajarkan dan menekankan bagaimana berperilaku sesuai
dengan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehara-hari di rumah
dan lingkugan tempat tinggalnya.
c. Fungsi Perawatan Keluarga
Keluarga tidak selalu memperhatikan dan berupaya selekas mungkin untuk
mencari bantuan pelayanan bila anggota keluarga yang sakit.
2. Kesadaran : CM
3. Tanda-tanda vital :
- TD : 110/80 mmHg
- N : 84 x/menit
- RR : 28x/menit
- SB :36,5 c
4. Kepala:
anemis
- Saat pengkajian ditemukan adanya Sesak nafas, Nyeri dada. Batuk berlendir
sudah lama
- Kulit nampak kotor, kuku panjang dan kotor
- Tidak ada kelainan pada anggota badan
b. Tn. N.W : Tidak dilakukan karena tidak berada di rumah saat dilakukan
pengkajian
A. Klasifikasi data
Data Subjektif Data Objektif
B. Analisa data
2. DS : Kurangnya Ketidakefektifan
Keluarga mengatakan pengetahuan tentang pemeliharaan
tidak tahu penyebab penyakit. kesehatan(00090)
batuk, sesak napas
padahal sudah berobat
ke puskesmas.
DO :
TTV
- TD : 110/80 mmHg
- Nadi ; 84 x/mnt
- RR : 28 x/mnt
- SB : 36,5° C
SKALA PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN
KELUARGA Ny. K.K
1. Ketidakefektifan manajemen rejimen teraupetik keluarga pada Ny. K.K Keluarga Ny. K.K
berhubungan KMK mengenal masalah TB Paru
Jumlah 3½
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan(00090) berhubungan dengan KMK mengenal
penyakit TB Paru.
Ny K.K bersusia 50 tahun beralamat RT III, RW 002 kampung Skouw Mabo klien tinggal sendiri. Pada saat kunjungan Ny K.K mengeluh batuk berlendir lama, sesak naapas,
Nyeri dada. hasil pemeriksaan fisik ditemukan KU : Tampak sakit sedang, adanya batuk produktif,sesak napas klien sudah berobat ke Puskesmas tetapi masih batuk tidak
kembali kontrol, TTV: Tekanan Darah : 110/80 mmHg Nadi : 84 x/mnt RR : 28 x/mnt, SB : 36,5° C. Hasil inspeksi rumah dalam keadaan baru, sementara belum ada plafon
rumah, ventilasi rumah tidak menggunakan kasa nyamuk, ada sampah yang ditumpuk didepan rumah.
DATA DIAGNOSIS TUJUAN NOC NIC
KEPERAWATAN
DS: Domain I : Setelah dilakukan Tanggal 12/08/2017 1. keluarga mampu
3. Keluarga Promosi kesehatan intervensi keperawatan, 1.keluarga mampu mengenal
mengatakan Kelas 2 : keluarga mampu mengenal. level 1
- Batuk Manajemen kesehatan mengenal tentang Level 1 Domain 3:perilaku.
berlendir Domain IV
Ketidakefektifan ketidakefektifan Pengetahuan kesehatan Memberikan dukungan fungsi
sudah lama. manajemen rejimen manajemen rejimen dan perilaku. psikologis dan memfasilitasi
- Seak napas teraupetik keluarga ( teraupetik keluarga. Hasil yang perubahan gaya hidup
- Mengeluh 00080) Penyakit yang sedang mengggambarkarkan sikap, Level 2
nyeri dada dialami anggota pemahaman, dan tindakan Kelas S : penkes
DO : keluarga terhadap kesehatan dan Intervensi yang menfasilitasi
KU : Tampak penyakit. keluarga untuk belajar.
sakit sedang Level 2 Level 3 : Intervensi
Kelas S : pengetahuan - 5510 penkes pengajaran
- Terdapat
kesehatan. proses penyakit yang
ronchi Hasilyang menggambarkan dialaminya ( hal 210)
- Tampak pemahaman keluarga dalam
batuk pemanfaatan informasi ntuk
produktif menigkatkan,
mempertahankan, dan
perbaikan kesehatan
Level 3
Hasil
- 1803 pengetahuan
tentang proses
penyakitnya
DS : Domain I : Setelah dilakukan NOC : NIC :
1. Keluarga Promosi kesehatan kunjungan keluarga 2. Keluarga mampu 2. Keluarga mampu
mengatakan Kelas 2 : mampu mengenal memutuskan memutuskan
tidak tahu Manajemen kesehatan masalah Domain IV : Kelas P: terapi kognitif
penyebab sampai Ketidakefektifan ketidakefektifan Intervensi yang dilakukan untuk
Pengetahuan kesehatan
anaknya batuk pemeliharaan pemeliharaan memperkuat atau meningkatkan
pilek padahal kesehatan(00090) kesehatan. dan perilaku. kognitif yang di inginkan atau
sudah berobat ke Kelas Q : mengubah kognititif yang tidak di
Puskesmas Perilaku kesehatan. inginkan.
Hasil yang menggambarkan
DO : tindakan keluarga untuk Intervensi :
1. TTV meningkatkan atau - 4700 restrukturisasi kognitif
Nadi : ( hal 124b)
memperbaiki kesehatan.
115x/mnt
Hasil :
RR : 24 x/mnt
- 1606 berpartisipasi
SB : 36,5° C
dalam memutuskan
perawatan kesehatan
( hal 407)
Kelas R : keyakinan Kelas R : bantuan koping.
kesehatan. Intervensi untuk membantu diri
Hasil yang sendiri membangun kesehatan,
menggambarkan ide dan berdaptasi dengan perubahan fungsi,
persepsi keluarga yang atau mencapai fungsi yang lebih
mempengaruhi perilaku tinggi.
sehat.
Hasil: Intervensi :
- 1700 keyakinan - 5250 dukungan membuat
kesehatan ( hal 243) keputusan ( hal 139b)
- 5210 membangun harapan
(218b,504)
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Ny K.K Alamat : RT III, RW 002 kampung Skouw Mabo
Umur : 50 Tahun Masalah Kesehatan : TB PARU
Tgl/No Diagnosis Keperawatan Implementasi Evaluasi Ttd
Perawat
12/8/2017 Domain I : 1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang pengertian, 15/8/2017
Jam 16.00 Promosi kesehatan penyebab, tanda dan gejala dan TB Paru. Jam 16.30 wit
wit Kelas 2 : Hasil : Keluarga mendegarkan S:
1 Manajemen kesehatan 2. mendiskusikan dengan keluarga tentang pengertian, Klien mengatakan
batuk Berlendir.
penyebab, tanda dan gejala TB Paru.
Ketidakefektifan Sesak napas.
Hasil : Keluarga mengatakan belum pahan tentang penyebab
manajemen rejimen
TB Paru. Nyeri dada
teraupetik keluarga (
3. Menanyakan kembali pada keluarga hal-hal yang telah
00080) O:
didiskusikan
Batuk produktif.
Hasil : keluarga belum menjawab apa yang di tanyakan
Sesak napas
oleh perawat.
A:
4. Membimbing keluarga untuk mengambil keputusan
Ketidakefektifan
yang tepat dalam mengatasi TB Paru manajemen rejimen
Hasil : keluarga mendengarkan. teraupetik keluarga (
5. Memberi reinforcement positif atas keputusan keluarga 00080) belum tertasi.
yang tepat. P:
Lanjutkan Intervensi
pada pertemuan ke dua.
O:
Klien belum tau
penyebab
penyakitnya yang
diderita.
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
pada pertemuan
berikutnya.
18/8/2017 Domain I : 1. Memberikan penilaian tentang tingkat pengetahuan klien Tgl 21/8/ 2017
Jam 16.00 Promosi kesehatan tentang proses penyakit yang spesifik Jam : 17.00 wit
wit Kelas 2 : Hasil :Klien belum mengetahui penyebabnya.
2 Manajemen kesehatan S:
Ketidakefektifan 2. Mengkaji keluhan pasien. Keluarga klien
pemeliharaan Hasil : Keluarga klien tidak tahu penyebab anaknya batuk, mengatakan belum
kesehatan(00090) sesak napas. paham dengan
penyakitnya.
O:
Klien belum
mampu
menyebutkan
penyebab TB Paru
Klien belum dapat
menyebutkan cara
mencegah TB Paru
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
Tgl/No Diagnosis Implementasi Evaluasi Ttd Perawat
Keperawatan
25/8/2017 Domain I : 1. Mengecek obat yang sedang minum 28/8/2017
Jam 16.00 Promosi kesehatan Hasil : Klien mengatakan obat habis. Jam 16.30 wit
wit Kelas 2 : 2. Menganjurkan klien banyak makan S:
1 Manajemen kesehatan Hasil: Klien mengatakan berkebun dari pagi sampe Klien mengatakan batuk,
sore tidak sempat makan siang. sesak & nyeri dada
Ketidakefektifan 3. Menganjurkan klien banyak istirahat. berkurang.
manajemen rejimen Hasil : O:
teraupetik keluarga ( Keluarga mengatakan selalu ke kebun sehingga Batuk tidak produktif
00080) jarang tidur siang. Sesak berkurang
4. Menganjurkan keluarga untuk kembali control ke Nyeri dada berkurang
puskesmas. Memberikan penkes
Hasil : keluarga mendengarkan tentang TB Paru
Media : leaflet dan
Audiovisual
A:
Ketidakefektifan manajemen
rejimen teraupetik keluarga (
00080) belum teratasi.
P:
Lanjutkan Intervensi pada
pertemuan ke empat.
25/2/2017 Promosi kesehatan 1. Memberikan penilaian tentang tingkat pengetahuan Tgl 28/8/ 2017
Jam 16.00 Kelas 2 : keluarga klien tentang proses penyakit yang Jam : 17.00 wit
wit Manajemen kesehatan spesifik
2 Ketidakefektifan Hasil : Keluarga belum mengetahui penyebab TB S :
pemeliharaan Paru. Keluarga klien mengatakan
kesehatan(00090) tahu dengan penyakitnya.
2. Menjelaskan patofisiologi dari penyakit.
Respon : Keluarga klien mendengarkan. O:
Klien mampu
3. Mengambarkan tanda dan gejala yang biasa menyebutkan penyebab
muncul pada penyakit dengan cara yang tepat. TB Paru
Respon : Keluarga klien mendengarkan Klien belum dapat
menyebutkan cara
4. Mengambarkan proses penyakit dengan cara yang mencegah TB Paru
tepat.
Respon : Keluarga klien memperhatikan dan A :
mendengarkan Masalah belum teratasi
P:
Lakukan evaluasi pada
pertemuan ke empat.
RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA Ny. K.K
1 2 3 4 5 6 7
1.2. Melakukan Verbal - Menyebutkan cara 8. Kaji pengetahuan kelu-arga tentang cara TB
perawatan pada perawatan TB Paru Paru
anggota keluarga 9. Diskusikan dengan keluarga tentang cara
yang menderita perawatan TB Paru
TB Paru 10. Tanyakan kembali pada keluarga hal-hal
yang telah didiskusikan
11. Beri reinforcement positif atas kemampuan
keluarga.
Redemonstrasi 12. Demonstrasikan cara membuat larutan gula
garam
13. Beri kesempatan keluarga untuk
mendemonstrasikan cara membuat larutan
gula garam
14. Beri reinforcement positif atas kemampuan
keluarga.
1.3. Memodifikasi Verbal - Meja/tempat makan 15. Diskusikan dengan keluarga tentang meja/
lingkungan makan memenuhi syarat tempat makan yang memebuhi syarat
yang memenuhi kesehatan kesehatan
syarat kesehatan Rede- - Cara menata tempat 16. Beri kesempatan untuk melakukan
monstrasi makan yang sehat demonstrasi ulang menyiapkan tempat
- Adanya penataan makan yg sehat
tempat makan yang 17. Evaluasi pada saat yang tidak direncanakan
Kunjungan sehat penataan lingkungan makan yang sehat
yg tdk di 18. Ulangi penjelasan bila ada hal-hal yg
rencana- terlupakan
kan
1.4. Menggunakan Verbal - Menyebutkan 19. Jelaskan pada keluarga fasilitas yankes
fasilitas yankes fasilitas yankes yg yang dapat dimanfaatkan: RS, Puskesmas,
secara tepat dapat dikunjungi Posyandu, Klinik/ praktek swasta
untuk penanganan 20. Tanyakan pada keluarga tempat yankes
Kunjungan diare yang mana yang akan digunakan
yg tdk di - Kartu berobat/ 21. Anjurkan keluarga untuk mengunjungi
rencana- Posyandu 22. Evaluasi pada saat kunjungan yang tidak
kan direncanakan terhadap kunjungan keluarga
tersebut.