Anda di halaman 1dari 17

Tugas Individu

Mata Kuliah : Morfosintaksis


Dosen Pembmbing : Prof. Dr. Johar Amir, M.Hum.

PERBANDINGAN FUNGSI, KATEGORI, DAN PERAN PADA KLAUSA


MENURUT BEBERAPA AHLI BAHASA

Disusun Oleh:

ST. RAHMANIAR
(191050101009)

PENDIDIKAN BAHASA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
PERBANDINGAN FUNGSI, KATEGORI, DAN PERAN PADA KLAUSA
MENURUT BEBERAPA AHLI BAHASA

1. Menurut Markhamah (2010: 88-152)


a. Analisi Fungsi
Klausa terdiri dari unsur-unsur fungsional yang disebut S,P, O, Pel, dan
Ket. Kelima unsur ini tidak selalu ada dalam satu kalusa. Namun, unsur
fungsional yang selalu ada dalam kalusa adalah P sedangkan unsur-unsur yang
lain mungkin ada mungkin juga tidak. (Markhamah, 2010:88)
Unsur subjek (S) adalah unsur kalimat atau kalusa yang dijelaskan oleh
unsur lain dalam kalimat yang bersangkutan. Unsur predikat (P) merupakan
bagian kalusa yang menandai apa yang dinyatakan oleh pembicara tentang subjek
(S). Objek (O) adalah nomina atau kelompok nomina yang melengkapi verba-
verba tertentu dalam klausa. Keterangan (Ket) dikatakan bukan sebagai unsur inti
karena keterangan tidak harus selalu ada dalam klausa. Keterangan memiliki
fungsi memberikan penjelasan tambahan bagi unsur inti. Pelengkap adalah kata
atau frase yang merupakan bagian klausa atau kalimat yang wajib hadir
bersamaan dengan fungsi predikat.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa menurut Markhamah, 2010:88-125, unsur-
unsur fungsional klausa terdiri dari beberapa unsur yaitu:

1) Subjek (S)
2) Predikat (P)
3) Objek (O)
4) Pelengkap (PEL)
5) Keterangan (KET);
a) Keterangan akibat
b) Keterangan alasan
c) Keterangan alat
d) Keterangan asal
e) Keterangan kualitas
f) Keterangan kuantitas
g) Keterangan modalitas
h) Keterangan perlawanan
i) Keterangan peserta
j) Keterangan perwatasan
k) Keterangan syarat
l) Keterangan perbandingan
m) Keterangan tujuan
n) Keterangan tempat
o) Keterangan aspek
p) Keterangan tambahan

b. Analisi Kategorial
Analisis klausa berdasarkan kategori unsur-unsurnya adalah kegiatan
menentukan kategori suatu unsur dalam suatu klausa. Analisis kategori adalah
analisis terhadap jenis kata atau kelas kata unsur-unsur pengisi fungsi tertentu
dalam sebuah klausa. Analisis unsur-unsur klausa berdasarkan kategorinya ini
disebut analisis kategorial (Markhamah 2009:127). Berdasarkan pendapat tersebut
dapat disimpulkan bahwa analisis klausa berdasarkan kategori unsur-unsurnya
adalah analisis kategorial yakni menetukan posisi atau kategori suatu unsur dalam
suatu klausa berdasarkan fungsi unsur tersebut.
Dalam melakukan analisis kategori yang `perlu diingat adalah penentuan
suatu unsur termasuk jenis kata apa atau termasuk kategori apa. Dalam hubungan
dengan kategori ini ada beberapa penggolongan atau penentuan kategori kata yang
berbeda-beda menurut para ahli (dalam Markhamah, 2009: 130-135):
Keraf, 1980 Aristoteles, 1977 Kridalaksana, 1986
Kata Benda (Nomina) Kata Benda Nomina
Kata Kerja (Verba) Kata Ganti Pronomina
Kata Sifat (Adjektiva) Kata Sifat Adverbia
Kata Tugas Kata Kerja Interogativa
Kata Bilangan Demonstrativa
Kata Sandang Artikula
Kata Keterangan Preposisi
Kata Depan Konjungsi
Kata Sambung Fatis
Kata Seru Interjeksi
Verba
Adjektiva

Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis kategorial menurut Markhamah,


(2010) merupakan gabungan penedapat antara pendapat Keraf (1980), Aristoteles
(1977), dan Kridalaksana, (1986).

c. Analisis Peran (Makna)


Klausa selain dapat dianalisis berdasarkan fungsi unsur-unsurnya,
kategorikata atau frase yang menjadi unsurnya, juga dapat dianalisis berdasarkan
makna-maknanya. Makna dalam satu fungsi berkaitan dengan makna yang
dinyatakan oleh fungs lain. Analisis makna juga disebut analisis peran unsur-
unsur klausa.
Verhaar, 1977 Ramlan, 1987 Kridalaksana, 1986
Aktif/perbuatan Perbuatan Penaggap
Pasif/pengalaman Pengalam Pokok
Media/tind.refleks Perbandingan Ukuran
Statis/keadaan Keadaan Ciri
Kopulatif Pengenal Sumber
Eksistensial Keberadaan Jangkauan
Progresif Jumlah Sasaran
Posesif/milik Penderita Pelaku
Agentif/Pelaku Pelaku Pengguna
Objektif/tujuan Penerima Asal
Benefaktif Pemerolehan Alat
Instrumental/alat Alat Tempat
Lokatif/tempat Tempat Waktu
Temporal/waktu Waktu Hasil
Kausatif/sebab Sebab Penyerta
Hasil
Keseringan
Perkecualian
Cara
Dikenal
Terjumlah
Peserta

Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis peran (makna) menurut


Markhamah, (2010) merupakan gabungan pendapat antara pendapat Keraf (1980),
Aristoteles (1977), dan Kridalaksana, (1986).

Contoh :

Mereka Memperoleh Kehinaan Di Dunia


Fungsi S P Pel Ket
Kategori N V N FD
Peran Pelaku Pemerolehan Hasil Tempat

Jika kata atau frasa yang menduduki fungsi-fungsi klausa itu dianalisis,
ternyata bahwa kata yang menduduki fungsi S, yaitu Mereka termasuk kategori
Nomina (N), kata yang menduduki fungsi P, yaitu memperoleh termasuk kategori
Verba (V), kata yang menduduki fungsi N, yaitu kehinaan termasuk kategori
Nomina (N), dan frasa yang menduduki fungsi Ket, yaitu di dunia termasuk
kategori FD.
Unsur pengisi S menyatakan makna pelaku, unsur pengisi P menyatkan
makna pemerolehan, unsur pengisi Pel menyatakan makna hasil, dan unsur
pengisi Ket menyatakan makna tempat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis peran pendapat Markhamah, 2010
merupakan gabungan penedapat antara pendapat Verhaar 1977, Ramlan 1987, dan
Kridalaksana, 1986.
2. Menurut Ramlan (2005: 80-123)
a. Analisis Fungsi
Secara umum klausa terdiri dari unsur-unsur fungsional yang disebut
S,P,O,PEL, dan KET. Kelima unsur itu memang tidak selalu bersama-sama ada
dalam satu klausa. Terkadang satu klausa hanya terdiri S dan P, S, P dan O, S, P
dan Pel, S,P dan Ket, S, P, O dan Ket, S, P, O, Pel, dan Ket, terkadang terdiri dari
P saja. Unsur fungsional yang cenderung selalu ada dalam klausa adalah P, unsur
yang lain mungkin ada, mungkin juga tidak ada (Ramlan, 2005:80).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa menurut Ramlan, 2005:80, secara umum


unsur-unsur fungsional klausa terdiri dari beberapa unsur yaitu:

1) Subjek (S)
2) Predikat (P)
3) Objek (O)
4) Pelengkap (PEL)
5) Keterangan (KET).

b. Analisis Kategori
Unsur-unsur fungsional hanya dapat diisi oleh golongan atau kategori kata
atau frasa tertentu, atau dengan kata lain, tidak semua kategori kata atau frasa
dapat menduduki semua fungsi klausa (Ramlan 2005:87).
Analisis klausa berdasarkan kategori kata atau frase yang menjadi unsur-
unsur klausa itu disebut analisis kategorial. Sudah tentu analisis kategorial tidak
terlepas dari analisis fungsional, bahkan merupakan lanjutan dari analisis
fungsioal. Analisis kategorial terdiri dari N, V, Ket, dan Bil.
Jika analisis kategorial itu diikhtisarkan, akan diperoleh ikhtisar sebagai
berikut:

S :N
P : N/V/Bil/FD
O :N
Pel : N/V/Bil
Ket : Ket/FD/N

Jadi, dapat disimpulkan bahwa menurut Ramlan, 2005:80, analisis klausa


berdasarkan unsur-unsur kategorial terdiri dari beberapa yaitu:

1) Nomina (N) atau FN


2) Verba (V) atau FV
3) Bilangan (Bil)
4) Keterangan (Ket)

c. Analisis Peran (Makna)


Fungsi-fungsi itu di samping terdiri dari kategori-kategori kata atau frase,
juga terdiri dari makna-makna, yang sudah tentu makna unsur pengisi satu fungsi
berkaitan dengan makna yang dinyatakan oleh unsur pengisi fungsi lain.
Makna unsur-unsur klausa dimulai dari makna unsur pengisi P yang terdiri
dari unsur pengisi P menyatakan makna perbuatan, keadaan, keberadaan,
pengenal, jumlah, dan pemerolehan. Yang kedua makna unsur pengisi S yang
terdiri dari unsur pengisi S menyatakan makna pelaku, alat, sebab, penderita,
hasil, tempat, penerima, pengalam, dikenal, dan terjumlah. Yang ketiga makna
unsur pengisi O yang terdiri dari unsur pengisi O menyatakan makna penderita,
penerima, tempat, alat, penderita, dan hasil. Yang keempat makna unsur pengisi
Pel yang terdiri dari unsur pengisi Pel menyatakan makna penderita dan alat. Dan
yang kelima makna unsur pengisi Ket yang terdiri dari unsur pengisi Ket
menyatakan makna tempat, waktu, cara, penerima, peserta, alat, sebab, pelaku,
keseringan, perbandingan dan perkecualian.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa menurut Ramlan, 2005:80, analisis klausa
berdasarkan peran (makna) unsur-unsurnya terdiri dari beberapa yaitu:

1) Makna Pengisi P
a) Unsur pengisi P menyatakan makna ‘perbuatan’
b) Unsur pengisi P menyatakan makna ‘keadaan’
c) Unsur pengsi P menyatakan makna ‘keberadaan’
d) Unsur pengisi P menyatakan makna ‘pengenal’
e) Unsur pengisi P menyatan makna ‘jumlah’
f) Unsur pengisi P menyatakan makna ‘pemerolehan’
2) Makna Pengisi S
a) Unsur pengisi S menyatakan makna ‘pelaku’
b) Unsur pengisi S menyatakan makna ‘alat’
c) Unsur pengisi S menyatakan makna ‘sebab’
d) Unsur pengisi S menyatakan makna ‘penderita’
e) Unsur pengisi S menyatakan makna ‘hasil’
f) Unsur pengisi S menyatakan makna ‘tempat’
g) Unsur pengisi S menyatakan makna ‘penerima’
h) Unsur pengisi S menyatakan makna ‘pengalaman’
i) Unsur pengisi S menyatakan makna ‘dikenal’
j) Unsur pengisi S menyatakan makna ‘terjumlah’
3) Makna Pengisi O
a) Unsur pengisi O menyatakan makna ‘penderita’
b) Unsur pengisi O menyatakan makna ‘penerima’
c) Unsur pengisi O menyatakan makna ‘tempat’
d) Unsur pengisi O menyatakan makna ‘alat’
e) Unsur pengisi O menyatakan makna ‘hasil’
f) Unsur pengisi O menyatakan makna ‘penderita’
4) Makna Pengisi Pelengkap (Pel)
a) Unsur pengisi Pel menyatakan makna ‘penderita’
b) Unsur pengisi Pel menyatakan makna ‘alat’
5) Makna Pengisi Keterangan (Ket)
a) Unsur pengisi Ket menyatakan makna ‘tempat’
b) Unsur pengisi Ket menyatakan makna ‘waktu’
c) Unsur pengisi Ket menyatakan makna ‘cara’
d) Unsur pengisi Ket menyatakan makna ‘penerima’
e) Unsur pengisi Ket menyatakan makna ‘peserta’
f) Unsur pengisi Ket menyatakan makna ‘alat’
g) Unsur pengisi Ket menyatakan makna ‘sebab’
h) Unsur pengisi Ket menyatakan makna ‘pelaku’
i) Unsur pengisi Ket menyatakan makna ‘keseringan’
j) Unsur pengisi Ket menyatakan makna ‘perbandingan’
k) Unsur pengisi Ket menyatakan makna ‘perkecualian’

Contoh:

Rahma Menemani Sepupunya di Taman Kota Tadi pagi


Fungsi S P O Ket¹ Ket²
Kategori N V N FD FN
Peran Pelaku Perbuatan Penderita Tempat Waktu

Secara fungsional jika kalimat di atas dianalisis, maka terdiri dari fungsi-
fungsi S, P, O, Ket¹, Ket². Fungsi S diduduki oleh kata Rahma yang termasuk
golongan atau kategori Nomina (N), fungsi P diduduki oleh kata menemani yang
termasuk kategori Verba (V), fungsi O diduduki oleh frasa sepupunya yang
termasuk golongan Nomina (N), fungsi Ket¹ diduduki oleh frasa di Taman Kota
termasuk golongan FD, dan fungsi Ket² diduduki oleh frasa tadi pagi termasuk
golongan atau kategori Frasa Nomina (FN).

Unsur pengisi S menyatakan makna pelaku, unsur pengisi P menyatkan


makna perbuatan, unsur pengisi O menyatakan makna penderita, unsur pengisi
Ket¹ menyatakan makna tempat, dan unsur pengisi Ket² menyatakan makna
waktu.

3. Menurut Abdul Chaer (2009:20-33)


a. Analisis Fungsi
Fungsi sintaksis (atau kita sebut fungsi saja) adalah semacam kotak-kotak
atau tempat-tempat dalam struktur sintaksis yang kedalamannya akain diisikan
kategori tertentu (Verhaar 1987, dalam Chaer 2007). Kotak-kotak itu bernama
subjek (S), predikat (P), Objek (O), Komplemen (Komp), dan keterangan (Ket).
Secara formal fungsi S dan P harus selalu ada dalam setiap kalusa karena
keduanya saling berkaitan. Dalam hal ini, bisa dikatakan bahwa S adalah bagian
klausa yang menandai apa yang dinyatakan oleh pembicara mengenai S. Objek
(O) adalah bagian dari verba yang menjadi predikat dalam klausa. Komplemen
atau pelengkap adalah bagian dari P Verbal yang menjadikan P itu menjadi
lengkap. Kedudukannya mirip dengan objek (O).
Kridalaksana 2002 (dalam Chaer, 2009:24) menyatakan unsur S,P, O dan
Koplemen merupakan inti klausa, sedangkan unsur keterangan (Ket) bagian luar
inti klausa. Hal ini karena kedudukan unsur ket di dalam klausa lebih fleksibel,
artinya dapat berada pada awal kalusa maupun pada akhir klausa.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa menurut Abdul Chaer, 2009:20-26, unsur-


unsur fungsional klausa terdiri dari beberapa unsur yaitu:

1) Subjek (S)
2) Predikat (P)
3) Objek (O)
4) Komplemen (Komp)
5) Keterangan (Ket);
a) Keterangan waktu
b) Keterangan tempat
c) Keterangan syarat
d) Keterangan tujuan
e) Keterangan perwatasan
f) Keterangan alat
g) Keterangan perkecualian
h) Keterangan sebab
i) Keterangan perlawanan
j) Keterangan kualitas
k) Keterangan kuantitas
l) Keterangan modalitas

b. Analisis Kategori
Kategori sintaksis adalah jenis atau tipe kata atau frase yang menjadi
pengisi fungsi-fungsi sintaksis. Kategori sintaksis berekenan dengan istilah
nomina (N), verba (V), adjektiva (Adj), adverbia (Adv), numeralia (Num),
preposisi (Prep), konjungsi (Konj), dan Pronomina (Pron). Dalam hal ini N,V, dan
Adj adalah kategori utama, sedangkan yang lain merupakan kategori tambahan.
(Abdul Chaer, 2009:27).
Maka secara formal pengisi fungsi-fungsi sintaksis dapat disebutkan
sebagai berikut:
S : N/FN
P : N/FN/V/FV/Adj/Fadj
O : N/FN

Lalu kategori Numeralia menjadi bagian pembentuk FN atau Fnum dan


kategori Prep menjadi bagian dari Fprep. Sementara itu kategori Konj yang
bersifat koordinatif menjadi penyambung intrafrase atau penyambung intrakalimat
atau antarkalimat.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa menurut Abdul Chaer, 2009:27, unsur-
unsur kategori klausa terdiri dari beberapa unsur yaitu:

1) Nomina (N)
2) Verba (V)
3) Adjektiva (Adj)
4) Adverbia (Adv)
5) Numeralia (Num)
6) Preposisi (Prep)
7) Konjungsi (Konj)
8) Pronomina (Pron)
c. Analisis Peran
Hubungan antara kategori pengisi fungsi P, baik berkategori V maupun
bukan, dengan pengisi fungsi-fungsi lain disebut ‘peran sintaksis’ atau ‘peran’
(Abdul Chaer, 2009: 30).
1) Peran-peran yang dimiliki fungsi P dalam bahasa Indonesia, antara lain:
a) Proses
b) Kejadian
c) Keadaan
d) Pemilikan
e) Identitas
f) Kuantitas
2) Peran-peran yang dimiliki fungsi S atau O, antara lain:
a) Pelaku, yakni yang bertindak
b) Sasaran, yakni yang dikenai tindakan
c) Hasil, yakni benda yang dihasilkan akibat tindakan
d) Penanggap, yakni yang mengalami atau menginginkan
e) Pengguna, yakni yang mendapat keuntungan dari P
f) Penyerta, yakni yang mengikuti pelaku
g) Sumber, yakni yang menyertakan pemilik semula
h) Jangkauan, yakni yang menyatakan ruang lingkup
i) Ukuran, yakni yang menyatakan banyaknya atau ukuran benda lain
3) Peran-peran yang ada pada fungsi keterangan, antara lain:
a) Alat, yakni yang dipakai oleh pelaku untuk menyelesaikan perbuatan
b) Tempat, yakni yang menyatakan di mana
c) Waktu, yakni yang menyatakan kapan terjadinya P
d) Asal, bahan terjadinya S
e) Kemungkinan atau keharusan, yakni yang menyatakan mungkin, harus,
atau kepastian.
Contoh:
Kelak Mereka Akan mengetahui Nasib mereka
Fungsi K S P O
Kategori Adv N FV FN
Peran Waktu Pelaku Proses Sasaran

Jika kata atau frasa yang menduduki fungsi-fungsi klausa di atas


dianalisis, ternyata bahwa kata yang menduduki fungsi K, yaitu kelak termasuk
kategori Adverbia (Adv), kata yang menduduki fungsi S, yaitu mereka termasuk
kategori Nomina (N), frasa yang menduduki fungsi P, yaitu akan mengetahui
termasuk kategori Frasa Nomina (FN), dan frasa yang menduduki fungsi O, yaitu
nasib mereka termasuk kategori Frasa Nomina (FN).
Unsur pengisi Ket menyatakan makna waktu, unsur pengisi S menyatakan
makna pelaku, unsur pengisi P menyatakan makna proses , dan unsur pengisi O
menyatakan makna sasaran.

4. Menurut Hasan Alwi, dkk (Tata Bahasa Baku Indonesia, 2014:)


a. Analisis Fungsi
Tiap kata atau frasa dalam kalimat mempunyai fungsi yang
mengaitkannya dengan kata atau frasa lain yang ada dalam kalimat tersebut.
Fungsi itu bersifat sintaksis, artinya berkaitan dengan urutan kata atau frasa dalam
kalimat. Fungsi sintaksis utama dalam bahasa adalah predikat, subjek, objek,
pelengkap, dan keterangan. Di samping itu, ada fungsi lain seperti atributif (yang
menerangkan), koordinatif (yang menggabungkan secara setara), subordinatif
(yang menggabungkan secara bertingkat).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa menurut Alwi Hasan dkk (dalam Tata
Bahasa Baku 2014:36), Unsur-unsur fungsional klausa terdiri dari beberapa unsur
yaitu:
1) Subjek (S)
2) Predikat (P)
3) Objek (O)
4) Pelengkap (Pel)
5) Keterangan (Ket)
Di samping fungsi sintaksis utama di atas, ada fungsi lain seperti:
1) Atributif
2) Koordinatif
3) Subordinatif

b. Analisis Kategori
Dalam ilmu bahasa, kata dikelompokkan berdasarkan bentuk serta
perilakunya. Kata yang mempunyai bentuk serta perilaku yang sama, atau mirip
dimasukkan ke dalam satu kelompok, sedangkan kata yang lain yang bentuk dan
perilakunya sama atau mirip dengan sesamnya, tetapi berbeda dengan kelompok
yang pertama, dimasukkan ke dalam kelompok yang lain. Dengan kata lain, kata
dapat dibedakan berdasarkan kategori sintaksisnya. Kategori sintaksis sering pula
disebut kategori atau kela kata.
Dalam bahasa Indonesia kita memiliki empat kategori sintaksis utama
yaitu, verba atau kata kerja, nomina atau kata benda, adjektiva atau kata sifat, dan
adverbia atau kata keterangan. Di samping itu, ada satu kelompok lain yang
dinamakan kata tugas yang terdiri atas beberapa kelompok yang lebih kecil,
misalnya preposisi atau kata depan, konjungtor atau kata sambung, dan partikel.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa menurut Alwi Hasan, dkk (dalam Tata
Bahasa Baku 2014:35), Unsur-unsur kategori klausa terdiri dari beberapa unsur
yaitu:
1) Nomina atau kata benda
2) Verba atau kata kerja
3) Adjektiva atau kata sifat
4) Adverbia atau kata keterangan
Disamping empat kategori sintaksis utama di atas, ada satu kelompok lain
yaitu:
1) Kata Tugas;
a) Preposisi atau kata depan
b) Konjungtor atau kata sambung
c) Partikel

c. Analisis Peran
Pada dasarnya tiap kalimat memberika suatu peristiwa atau keadaan yang
melibatkan satu peserta, atau lebih, dengan peran semantis yang berbeda-beda.
Ada beberapa peran semantis yaitu, pelaku, sasaran, pengalam, peruntung, dan
atribut. Terdapat pula peran semantis keterangan yang terdiri dari peran semantis
waktu, alat, dan sumber.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa menurut Alwi Hasan, dkk (dalam Tata
Bahasa Baku 2014:35), Ada beberapa peran semantis yaitu:
1) Peran pelaku
2) Peran sasaran
3) Peran pengalam
4) Peran peruntung
5) Peran atribut
Di samping kelima peran tersebut di atas, ada peran semantis lain yang
terdapat pada :
a) Peran semantis waktu
b) Peran semantis alat
c) Peran semantis sumber

Contoh:
Cukuplah Bagi mereka Neraka jahannam
Fungsi P K S
Kategori Adj FD FN
Peran Atribut Peruntung Pengalam

Secara fungsional jika klausa di atas dianalisis, maka terdiri dari fungsi-
fungsi P, K, S. Fungsi P diduduki oleh kata cukuplah yang termasuk golongan
atau kategori Adjektiva (Adj), fungsi K diduduki oleh frasa bagi mereka yang
termasuk kategori FD, fungsi S diduduki oleh frasa neraka jahannam yang
termasuk golongan Frasa Nomina (FN).

Unsur pengisi P menyatakan peran atribut, unsur pengisi K menyatkan


peran peruntung, unsur pengisi S menyatakan peran pengalam.
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: PT
Rineka Cipta.

Markhamah. 2010. Sintaksis: Keselarasan Fungsi, Kategori, dan Peran dalam


Klausa. Surakarta: Muhammadiyah Univesity Press.

Ramlan. 2005. Sintaksis. Yogyakarta: Karyono Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai