Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.
Dewasa ini masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan
nilai, moral, dan hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan, dan perbuatan
negatif lainnya sehingga perlu dikedepankan pendidikan agama dan moral karena
dengan adanya panutan, nilai, bimbingan, dan moral dalam diri manusia akan sangat
menentukan kepribadian individu atau jati diri manusia, lingkungan sosial dan
kehidupan setiap insan. Pendidikan nilai yang mengarah kepada pembentukan moral
yang sesuai dengan norma kebenaran menjadi sesuatu yang esensial bagi
pengembangan manusia yang utuh dalam konteks sosial.

Pada awalnya, letila manusia belum mengenal teknologi, hubungan manusia


dengan komponen lingkungan lainnya masih berjalab secara harmonis. Selain
jumlahnya masih sedikit, mereka juga tidak berlebihan dalam mengambil sumberdaya
alam, sehingga tidak menimbulkan kerusakan yang berarti. Namun, seiring dengan
berkembangnya teknologim dan meningkatnya jumlah serta kebutuhan manusia,
mereka cenderung eksploitatif atau mengambil sumberdaya alam secara berlebihan.

Akibat dari perilaku tersebut, lingkungan mengalami perubahan. Bahan-bahan


pencemar sisa aktivitas manusia mencemari lingkungan perairan, udara dan daratan.
Kerusakan tersebut pada akhirnya berdampak buruk pada manusia, diantaranya adalah
berkembangnya pennyakit, bencana alam, dan lain-lain.
.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian Manusia, nilai, moral dan hukum ?

1
2. Bagaimana hubungan Manusia dengan nilai, moral dan hukum dalam kehidupan
sehari-hari ?
3. Apa Problematika nilai Moral dalam kehidupan sehari-hari ?
4. Bagaimana hubungan manusia dengan lingkungan?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui Pengertian Manusia, nilai, moral dan hukum


2. Untuk mengetahui hubungan Manusia dengan nilai, hubungan manusia dengan
moral dan hubungan manusia dengan hukum.
3. Untuk mengetahui hubungan Manusia dengan lingkungan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. MANUSIA, NILAI, MORAL DAN HUKUM

I. Pengertian Manusia

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin),
yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah
fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup
(living organism).

Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara


ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan
vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan.
Setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of
discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan
sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.

Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Pada masa bayi sepenuhnya manusia tergantung kepada
individu lain. Ia belajar berjalan,belajar makan,belajar berpakaian,belajar
membaca,belajar membuat sesuatu dan sebagainya,memerlukan bantuan orang lain
yang lebih dewasa.

2. Pengertian Nilai

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan


berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna
bagi kehidupan manusia. Sifat-sifat nilai adalah Sebagai berikut :

3
a. Nilai itu suatu relitas abstrak dan ad dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat
abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang bernilai itu.
Misalnya orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai, tetapi kita tidak bias
menindra kejujuran itu.
b. Nilai memiliki sifat normative, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita dan suatu
keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal das sollen. Nilai diwujudkan dalam
bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya nilai keadilan.
Semua orang berharap manusia dan mendapatkan dan berperilaku yang
mencerminkan nilai keadilan.
c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong dan manusia adalah pendukung nilai. Manusia
bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya. Misalnya nilai
ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai
derajat ketakwaan.

4. Pengertian Moral

Moral berasal dari kata bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan. Kata
mores ini mempunyai sinonim mos,moris,manner mores atau manners,morals. Dalam
bahasa Indonesia,kata moral berarti akhlak (bahasa Arab)atau kesusilaan yang
mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi
pembimbing tingkah laku batin dalam hidup.
Kata moral ini dalam bahasa Yunani sama dengan ethos yang menjadi etika.
Secara etimologis ,etika adalah ajaran tentang baik buruk, yang diterima masyarakat
umum tentang sikap,perbuatan,kewajiban,dan sebagainya.
Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses
sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi.
Moral adalah perbuatan atau tingkah laku atau ucapan seseorang dalam ber
interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai
rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan
lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik,
begitu juga sebaliknya.

4
5. Pengertian Hukum

Disamping adat istiadat tadi, ada kaidah yang mengatur kehidupan manusia
yaitu hukum, yang biasanya dibuat dengan sengaja danmempunyai sanksi yang jelas.
Hukum dibuat dengan tujuan untuk mengatur kehidupan masyarakat agar terjadi
keserasian diantara warga masyarakat dan sistem sosial yang dibangun oleh suatu
masyarakat. Pada masyarakat modern hukum dibuat oleh lembaga – lembaga yang
diberikan wewenang oleh rakyat. Keseluruhan kaidah dalam masyarakat pada intinya
adalah mengatur masyarakat agar mengikuti pola perilaku yang disepakati oleh sistem
sosial dan budaya yang berlaku pada masyarakat tersebut.

Pola-pola perilaku merupakan cara-cara masyarakat bertindak atau


berkelakuan yang sama dan harus diikuti oleh semua anggota masyarakat tersebut.
Setiap tindakan manusia dalam masyarakat selalu mengikuti pola-pola perilaku
masyarakat tadi.Pola perilaku berbeda dengan kebiasaan. Kebiasaan merupakan cara
bertindak seseorang yang kemudian diakui dan mungkin diikuti oleh orang lain. Pola
perilaku dan norma-norma yang dilakukan dan dilaksanakan pada khususnya apabila
seseorang berhubungan dengan orang lain, dinamakan sosial organisasi

3. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN NILAI,

Nilai dapat diartikan sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat
bagi kehidupan manusia baik lahir maupun batin. Bagi manusia nilai dijadikan
sebagai landasan, alasan atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku, baik
disadari maupun tidak.

Nilai itu penting bagi manusia. Apakah nilai itu dipandang dapat mendorong
manusia karena dianggap berada dalam diri manusia atau nilai itu menarik manusia
karena ada di luar manusia yaitu terdapat pada objek, sehingga nilai lebih dipandang
sebagai kegiatan menilai. Nilai itu harus jelas, harus semakin diyakini oleh individu
dan harus diaplikasikan dalam perbuatan.

Menilai dapat diartikan menimbang yakni suatu kegiatan manusia untuk


menghubungkan sesuatu dengan sesuatu lainnya yang kemudian dilanjutkan dengan
memberikan keputusan. Keputusan itu menyatakan apakah sesuatu itu bernilai positif

5
(berguna, baik, indah) atau sebaliknya bernilai negatif. Hal ini dihubungkan dengan
unsur-unsur yang ada pada diri manusia yaitu jasmani, cipta, rasa, karsa, dan
kepercayaan.

Nilai memiliki polaritas dan hirarki, antara lain:

1. Nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan aspek negatif yang sesuai polaritas
seperti baik dan buruk; keindahan dan kejelekan.
2. Nilai tersusun secara hierarkis yaitu hierarki urutan pentingnya.
Nilai (value) biasanya digunakan untuk menunjuk kata benda abstrak yang dapat
diartikan sebagai keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness). Notonagoro
membagi hierarki nilai pokok yaitu:
3. Nilai material yaitu sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia.
4. Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan
kegiatan atau aktivitas.
5. Nilai kerohanian yaitu sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

Nilai kerohanian terbagi menjadi empat macam:

1. Nilai kebenaran yang bersumber pada unsur akal atau rasio manusia
2. Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan estetis manusia
3. Nilai kebaikan moral yang bersumber pada kehendak atau karsa manusia
4. Nilai religius yang bersumber pada kepercayaan manusia dengan disertai penghayatan
melalui akal budi dan nuraninya

Hal-hal yang mempunyai nilai tidak hanya sesuatu yang berwujud (benda
material) saja, bahkan sesuatu yang immaterial seringkali menjadi nilai yang sangat tinggi
dan mutlak bagi manusia seperti nilai religius. Nilai juga berkaitan dengan cita-cita,
keinginan, harapan, dan segala sesuatu pertimbangan internal (batiniah) manusia.

Dengan demikian nilai itu tidak konkret dan pada dasarnya bersifat subyektif.
Nilai yang abstrak dan subyektif ini perlu lebih dikonkretkan serta dibentuk menjadi lebih
objektif. Wujud yang lebih konkret dan objektif dari nilai adalah norma/kaedah. Norma
berasal dari bahasa latin yakni norma, yang berarti penyikut atau siku-siku, suatu alat
perkakas yang digunakan oleh tukang kayu. Dari sinilah kita dapat mengartikan norma

6
sebagai pedoman, ukuran, aturan atau kebiasaan. Jadi norma ialah sesuatu yang dipakai
untuk mengatur sesuatu yang lain atau sebuah ukuran. Dengan norma ini orang dapat
menilai kebaikan atau keburukan suatu perbuatan.

Ada beberapa macam norma/kaedah dalam masyarakat, yaitu:

1. Norma kepercayaan atau keagamaan


2. Norma kesusilaan
3. Norma sopan santun/adab
4. Norma hokum

Dari norma-norma yang ada, norma hukum adalah norma yang paling kuat karena
dapat dipaksakan pelaksanaannya oleh penguasa (kekuasaan eksternal).

Nilai dan norma selanjutnya berkaitan dengan moral. Moral berasal dari bahasa
latin yakni mores kata jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan dalam
bahasa Indonesia moral diartikan dengan susila. Sedangkan moral adalah sesuai dengan
ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang
wajar. Istilah moral mengandung integritas dan martabat pribadi manusia. Derajat
kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya. Makna moral
yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah
lakunya. Bisa dikatakan manusia yang bermoral adalah manusia yang sikap dan tingkah
lakunya sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

4. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN MORAL

Moral memiliki arti yang hampir sama dengan etika. Etika berasal daribahasa kuno
yang berarti ethos dalam bentuk tunggal ethos memiliki banyak arti yaitu tempat tinggal
biasa, padang rumput, kebiasaan, adat, watak sikap , dan caraberfiki. Dalam bentuj jamak
ethos (ta etha) yang artinya adat kebiasaan. Moralberasal dari bahsa latin yaitu mos
(jamaknya mores) yang berarti adat, cara, dantampat tinggal. Dengan demikian secara
etismologi kedua kata tersebut bermaknasama hannya asal uasul bahasanya yang berbeda
dimana etika dari bahasa yunanisementara moral dari bahasa latin.

Moral yang pengertiaannya sama dengan etika dalam makna nilai-nilaidan Norma-
norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalammengatur tingkah

7
lakunya. Dalam ilmu filsafat moral banyak unsur yang dikajisecara kritis, di landasi
rasionalitas manusia seperti sifat hakiki manusia, prinsipkebaikan, pertimbangan etis
dalam pengambilan keputusan terhadap sesuatu dansebagainya. Moral lebih kepada sifat
aplikatif yaitu berupa nasehat tentang hal-halyang baik.

Ada beberapa unsur dari kaidah moral yaitu :

a. Hati NuraniMerupakan fenomena moral yang sangat hakiki.


b. Kebebasan dan tanggung jawab.
c. Nilai dan Norma Moral.

Perbedaan antara hukum dan moral menurut K.Berten :

1. Hukum lebih dikodifikasikan daripada moralitas, artinya dibukukan secara sistematis


dalam kitab perundang-undangan. Oleh karena itu norma hukum lebih memiliki
kepastian dan objektif dibanding dengan norma moral. Sedangkan norma moral lebih
subjektif dan akibatnya lebih banyak ‘diganggu’ oleh diskusi yang yang mencari
kejelasan tentang yang harus dianggap utis dan tidak etis.
2. Meski moral dan hukum mengatur tingkah laku manusia, namun hukum membatasi
diri sebatas lahiriah saja, sedangkan moral menyangkut juga sikap batin seseorang.
3. Sanksi yang berkaitan dengan hukum berbeda dengan sanksi yang berkaitan dengan
moralitas. Hukum untuk sebagian besar dapat dipaksakan,pelanggar akan terkena
hukuman.
4. Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak negara.
Meskipun hukum tidak langsung berasal dari negara seperti hukum adat, namun
hukum itu harus di akui oleh negara supaya berlaku sebagai hukum.moralitas
berdasarkan atas norma-norma moral yang melebihi pada individu dan masyarakat.
Dengan cara demokratis atau dengan cara lain masyarakat dapat mengubah hukum,
tapi masyarakat tidak dapat mengubah atau membatalkan suatu norma moral. Moral
menilai hukum dan tidak sebaliknya.

8
5. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN HUKUM

Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak


mungkin menggambarkan hidup manusia tanpa atau di luar masyarakat. Maka manusia,
masyarakat, dan hukum merupakan pengertian yang tidak bisa dipisahkan. Untuk
mencapai ketertiban dalam masyarakat, diperlukan adanya kepastian dalam pergaulan
antar-manusia dalam masyarakat. Kepastian ini bukan saja agar kehidupan masyarakat
menjadi teratur akan tetapi akan mempertegas lembaga-lembaga hukum mana yang
melaksanakannya. Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang
hidup (the living law) dalam masyarakat, yang tentunya sesuai pula atau merupakan
pencerminan dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut.

Manusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Untuk
mewujudkan keteraturan, maka mula-mula manusia membentuk suatu struktur tatanan
(organisasi) di antara dirinya yang dikenal dengan istilah tatanan sosial (social order)
yang bernama: masyarakat. Guna membangun dan mempertahankan tatanan sosial
masyarakat yang teratur ini, maka manusia membutuhkan pranata pengatur yang terdiri
dari dua hal: aturan (hukum) dan si pengatur(kekuasaan).

6. PROBLEMATIKA PEMBINAAN NILAI MORAL

a. Pengaruh Kehidupan Keluarga dalam Pembinaan Nilai Moral


b. Pengaruh Teman Sebaya terhadap Pembinaan Nilai Moral
c. Pengaruh Media Telekomunukasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral
d. Pengaruh Media Elektronik dan Internet terhadap Pembinaan Nilai Moral

B. MANUSIA DAN LINGKUNGAN

1. Pengertian Manusia dan Lingkungan


a. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya
yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan,

9
perkembangan, mati, dan sete-rusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan
lingku-ngannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif maupun negatif.
Manusia adalah makhluk yang terbukti berteknologi tinggi. Ini karena manusia
memiliki perbandingan massa otak dengan massa tubuh terbesar diantara semua
makhluk yang ada di bumi. Walaupun ini bukanlah pengukuran yang mutlak, namun
perban-dingan massa otak dengan tubuh manusia memang memberikan petunjuk dari
segi intelektual relatif.
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan
istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan
sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies
primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berke-mampuan tinggi. Dalam hal
kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi yang, dalam
agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk
hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam
antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya,
organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan
terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok, dan lembaga untuk
dukungan satu sama lain serta pertolongan.

b. Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber
daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di
atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan
manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.
Lingkungan adalah suatu media dimana makhuk hidup tinggal, mencari
penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait
secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama
manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan rill. Segala yang ada pada
lingkungan dapat dimanfaatankan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup
manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan
untuk mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

10
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai
lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang
besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang. Kehidupan manusia tidak
bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial.
Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga
kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Pengertian lain dari lingkungan adalah
segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan
kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian
berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru
serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan
yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada disekitarnya. Adapun
lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai
macam benda mati yang ada disekitar.
1) Lingkungan Sosial
lingkungan sosial adalah manusia, baik secara individu atau perorangan, maupun
kelompok yang ada diluar diri kita seperti keluarga, teman, para tetangga, penduduk
sekampung sampai manusia antarbangsa yang berpengaruh terhadap perubahan dan
perkembangan kehidupan kita.
Lingkungan sosial bukan merupakan suatu gejala yang terjadi secara kebetulan,
melainkan karena adanya hubungan timbal balik antar anggotanya, baik dalam bentuk
antarindividu, antarkelompok, maupun antara individu dengan kelompok. Bentuk
kehidupan bersama yang didalamnya terdapat hubungan antarkomponen manusia itulah
yang kita kenal dengan istilah masyarakat.
Dalam lingkungan sosial terjadi interaksi sosial. Interaksi sosial adalah suatu
hubungan antara dua orang atau lebih yang dalam hubungan tersebut perilaku atau
tindakan seseorang akan mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki perilaku atau
tindakan seseorang akan mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki perilaku atau
tindakan individu yang lain atau sebaliknya.
.Dalam interaksi sosial terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhinya. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya interkasi sosial, yaitu :
a) Imitasi, yaitu meniru perilaku dan tindakan orang lain. Proses imitasi dapat
berarti positif, yaitu untuk mempertahankan norma dan nilai yang berlaku di

11
masyarakat. Dapat pula berarti nengatif, yaitu meniru perbuatan-perbuatan yang tidak
baik dan menyimpang dari nilai dan norma.
b) Sugesti, yaitu suatu proses dimana seorang individu menerima suatu cara
penglihatan atau pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu,
misalnya: seorang siswa tidak sekolah, karena diajak temannya bermain. Peniruan
dalam sugesti dilakukan dengan memberikan pandangan atau dari sikap
dirinya,kemudian diterima orang lain atau sebaliknya.
c) Identifikasi, yaitu mempersamakan dirinya dengan orang lain. Bagi seorang
anak laki-laki akan mengidentifikasi dirinya dengan ayah, begitu juga anak perempuan
dengan ibunya. Anak remaja mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh tertentu sebagai
idolanya. Dengan demikian, identifikasi lebih mendalam dibanding dengan sugesti atau
imitasi.
d) Simpati, yaitu perasaan tertariknya seseorang terhadap orang lain. Simpati
timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilaian perasaan
semata-mata. Misalnya: seorang anak membantu orang tua menyebrang jalan, padahal
ia sendiri sudah terlambat datang kesekolah

Ada dua jenis proses sosial yang muncul akibat adanya interaksi sosial, yaitu proses
yang mengarah pada terwujudnya persatuan dan integrasi sosial (asosiatif) dan proses
oposisi yang berarti cara berjuang untuk melawan seseorang atau kelompok untu
mencapai tujuan tertentu (disosiatif). Diantara kedua proses sosial tersebut, asosiatif
merupakan bentuk interaksi yang akan mendorong terciptanya pola keteraturan sosial.
Bentuk-bentuk asosiatif merupakan bentuk-bentuk sikap positif anggota masyarakat
terhadap lingkungan sosialnya. Bentuk-bentuk asosiatif adalah sebagai berikut:
a) Kerja sama
Kerja sama atau kooperasi (cooperation) adalah jaringan interaksi antara orang
perorangan atau kelompok yang berusaha bersama untuk mencapai tujuan
bersama. Contoh: warga melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan karena
sama-sama menyadari manfaat lingkungan yang bersih.
b) Akomodasi
Akomodasi (accomodation) dalam sosiologi memiliki dua pengertian yaitu
menggambarkan suatu keadaan dan proses. Akomodasi yang menggambarkan
suatu keadaan berarti adanya keseimbangan interaksi sosial yang berkaitan
dengan norma dan nilai sosial yang berlaku.

12
c) Asimilasi
Asimilasi (assimilation) berarti proses penyesuaian sifat-sifat asli dimiliki
dengan sifat-sifat lingkungan sekitar.
d) Akulturasi
Akulturasi (acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang
berbeda dan membentuk suatu kebudayaan baru, tanpa menghilangkan
kepribadian kebudayaan aslinya. Contoh: candi borobudur merupakan perpaduan
kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia; musik Melayu bertemu dengan
musik Spanyol menghasilkan musik keroncong.

2) Lingkungan Biofisik
a) Tanah
Tanah merupakan sumber kehidupan bagi manusia dan makhluk hidup
lainnya. Berbagai jenis tumbuhan sangat tergantung pada tanah,sehingga
pertumbuhannya akan banyak ditentukan oleh kondisi tanah . Tumbuhan tersebut
pada gilirannya menjadi bahan makanan bagi manusi dan hewan, sehingga pada
dasarnya semua makhluk hidup tergantung pada keberadaan tanah.
Walaupun tanah memiliki manfaat yang sangat besar, seringkali manusia
kurang berupaya untuk memelihara dan menjaganya dari kerusakan. Akibatnya
tanah-tanah yang tadinya subur berubah menjadi menjadi kurang subur,bahkan
rusak dan ditinggalkan begitu saja. Dampaknya tentu saja sangat merugikan
manusia itu sendiri karena kehilangan sumberdaya yang amat berharga.
b) Air
Keberadaan air sangat vital dalam menyokong kehidupan didalamnya. Tanpa
adanya air, maka makhluk hidup tidak mungkin hidup dan berkembangbiak.
Itulah sebabnya sampai saat ini, bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat
ditempati oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Semua keperluan hidup
manusia, terutama air, disediakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
c) Udara
Di lingkungan sekitar kita terdapat udara terus menerus kita hirup. Manusia
sangat tergantung pada udara.Andai saja udara yang kita hirup adalah udara yang
telah tercemar, maka kesehatan kita tentu akan terganggu. Oksigen sangat penting
untuk mendukung kehidupan makhluk dan terjadinya proses pembakaran. Udara
juga melindungi bumi dari radiasi berbahaya yang berasal dari ruang angkasa

13
d) Tumbuhan dan Hewan
Di lingkungan sekitar kita juga terdapat berbagai jenis tumbuhan dan hewan.
Manusia tidak dapat melangsungkan kehidupannya tanpa tumbuhan dan hewan,
tetapi tumbuhan dan hewan dapat melangsungkan kehidupannya tanpa manusia.
Hal tersebut terjadi ketika dulu sebelum ada manusia, tumbuhan dan hewan
mampu hidup dengan baik.
Walaupun kehidupan dan kelangsungan hidup manusia sangat terkait dengan
tumbuhan dan hewan, tapi manusia sulit untuk menjaga kelestarian fungsinya.
Tumbuhan dan hewan hanya diambil manfaatnya, tetapi habitat seringkali
dirusak. Akibatnya fungsi tumbuhan dan hewan dalam mendukung kehidupan
manusia semakin menurun.

2. Hubungan Manusia dan Lingkungan


a. Lingkungan Hidup Manusia
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Pasal 1 Angka 1 mengartikan Lingkungan
Hidup sebagai “kesatuan ruang dengan kesemua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya”.
Manusia hidup, tumbuh, dan berkembang dalam lingkungan alam dan budayanya.
Dalam lingkungan alamnya manusia hidup dalam sebuah ekosisten yakni, suatu unit atu
satuan fungsional dari makhluk-makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam
ekosisten terdapat komponen abiotik pada umumnya merupakan faktor lingkungan
yang mempengaruhi makhluk-makhluk hidup diantaranya: tanah, udara atau gas-gas
yang membentuk atmosfer, air, cahaya, suhu atau temperatur, Sedangkan komponen
biotik diantaranya adalah: produsen, konsumen, pengurai.

b. Pengaruh Manusia pada Lingkungan Hidupnya


Manusia dapat mempengaruhi lingkungan karena manusia makhluk dominan di
muka bumi ini sehingga seluruh kegiatan manusia akan mengakibatkan perubahan
lingkungan disekitarnya. Manusia sedikit demi sedikit mulai menye-suaikan diri pada
alam lingkungan hidupnya maupun komunitas biologis di tempat mereka hidup.
Perubahan alam lingkungan hidup manusia tampak jelas di kota-kota, dibanding dengan
pelosok dimana penduduknya masih sedikit dan primitif.

14
Perubahan alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik secara positif
ataupun negatif. Berpengaruh bagi manusia karena manusia mendapatkan keuntungan
dari perubahan tersebut, dan berpengaruh tidak baik karena dapat dapat mengurangi
kemampuan alam lingkungan hidupnya untuk menyokong kehidupannya.
Peranan Manusia yang bersifat negatif terhadap lingkungan antara lain sebagai
berikut:
1) Eksploitasi yang melampaui batas sehingga persediaan Sumber Daya Alam
makin menciut (depletion);
2) Punah atau merosotnya jumlah keanekaan jenis biota;
3) Berubahnya ekosistem alami yang mantap dan seimbang menjadi ekosistem
binaan yang tidak mantap karena terus menerus memerlukan subsidi energi;
4) Berubahnya profil permukaan bumi yang dapat mengganggu kestabilan tanah
hingga menimbulkan longsor;
5) Masuknya energi bahan atau senyawa tertentu ke dalam lingkungan yang
menimbulkan pencemaran air, udara, dan tanah. hal ini berakibat menurunnya
kualitas lingkungan hidup. Pencemaran dapat menimbulkan dampak negatif
pada lingkungan dan terhadap manusia itu sendiri.
Peranan Manusia yang bersifat positif terhadap lingkungan antara lain sebagai
berikut:
1) Melakukan eksploitasi Sumber Daya Alam secara tepat dan bijaksana terutama
SDA yang tidak dapat diperbaharui;
2) Mengadakan penghijauan dan reboisasi untuk menjaga kelestarian keaneka jenis
flora serta untuk mencegah terjadinya erosi dan banjir;
3) Melakukan proses daur ulang serta pengolahan limbah agar kadar bahan
pencemar yang terbuang ke dalam lingkungan tidak melampaui nilai ambang
batasnya;
4) Melakukan sistem pertanian secara tumpang sari atau multi kultur untuk
menjaga kesuburan tanah. Untuk tanah pertanian yang miring dibuat sengkedan
guna mencegah derasnya erosi serta terhanyutnya lapisan tanah yang
mengandung humus;
5) Membuat peraturan, organisasi atau undang-undang untuk melindungi
lingkungan dan keanekaan jenis makhluk hidup.

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Manusia, nilai, moral dan hukum adalah suatu hal yang saling berkaitan dan
saling menunjang. Sebagai warga negara kita perlu mempelajari, menghayati dan
melaksanakan dengan ikhlas mengenai nilai, moral dan hukum agar terjadi
keselarasan dan harmoni kehidupan.

Manusia secara alamiah merupakan makhluk sosial. Artinya manusia memiliki


kebutuhan, kemampuan dan kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan
manusia lainnya. Manusia bertindak sosial dengan cara memanfaatkan alam dan
lingkungan untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan
hidupnyademi kelangsungan hidup sejenisnya. Manusia mempunyai pengaruh
penting dalam kelangsungan ekosistem habitat manusia itu sendiri, tindakan-
tindakan yang diambil atau kebijakan-kebijakan tentang hubungan dengan
lingkungan akan berpengaruh bagi lingkungan dan manusia itu sendiri.

16
DAFTAR PUSTAKA

Putra, Hasan. 2013. Manusia, nilai, moral dan hukum.


https://www.academia.edu/4926708/ISBD_Makalah_ISBD_Manusia_Nilai_Moral_dan_Hu
kum. Diakses pada 06 september 2019 pukul 09.41 WIB.

Yusuf, Musdalifah. 2014. Manusia, nilai, moral dan hukum.


https://www.academia.edu/4926708/ISBD_Makalah_ISBD_Manusia_Nilai_Moral_dan_Hu
kum. Diakses pada 05 september pukul 20.30 WIB

Siddiq, Muhammad. 2015. Manusia dan lingkungan.


https://www.academia.edu/28668963/MANUSIA_DAN_LINGKUNGAN_ISBD. Diakses
pada 05 september puku 21.45 WIB.

17

Anda mungkin juga menyukai