Anda di halaman 1dari 3

Honeymoon 2

Setelah berkeliling laut dengan menaiki motorboat, Alexa dan Rafael kembali ke cottage
mereka. Alexa segera masuk ke dalam kamar mandi karena pakaiannya yang sudah basah dan
penyebabnya siapa lagi kalau bukan pria yang baru saja masuk ke dalam kamar mandi dengan
senyuman devilnya yang membuat Alexa menghela napas.

Apalagi kalau bukan jatah miliknya.

“Besok lagi Raf, aku sedikit lelah hari ini,” ucap Alexa sambil mengeringkan rambutnya.

Sebenarnya mereka sudah bermain di dalam kamar mandi tadi, tapi dengan tampang
memelasnya Rafael menginginkan Alexa lagi. Demi apapun Alexa sudah sangat lelah saat ini.

“Alexa ... ayolah. Kau tidak tahu bagaimana tersiksanya dia,” ucap Rafael sambil menunjuk
bagian bawahnya tanpa rasa malu.

Alexa menggerlingkan matanya saat melihat Rafael dengan wajah memelas dan nada suara
yang memohon. Ugh ... sungguh Alexa bisa luluh saat ini juga jika Rafael terus menggunakan image
seperti itu.

“Baiklah. Sebentar saja oke, aku benar-benar lelah,” ucap Alexa akhirnya, berdiri dari
duduknya dan langsung berdiri di hadapan Rafael yang sudah tersenyum layaknya anak kecil yang
sudah mendapatkan mainan yang dia inginkan. Manis.

Rafael tersenyum miring, menanggalkan handuk yang bertengger di pinggangnya. Rafael


semakin mendekat ke arah Alexa dan segera menciumnya.

Astaga ... Alexa tidak habis pikir. Bagaimana Rafael bisa memiliki tenaga sebanyak itu, dan
kenapa juga pria itu sangat tidak bisa mengendalikan napsunya. Alexa tidak habis pikir dengan Rafael,
pria yang sedang tidur dengan shirtless sambil memeluk pinggang Alexa secara posesif itu sedikit
berubah.

Rafael Alexander, pria yang sudah menjadi suami Alexa dan ingatkan Alexa tentang masa
lalu mereka. Dulu bukankah Rafael selalu ingin mempunyai anak dengan Alexa, dan entah kenapa
akhir-akhir ini Rafael seperti menghindari percakapan yang membuat Alexa sangat bersemangat.
Baby. Alexa sekarang ingin memilikinya. Sungguh! Melihat banyak video yang sering dia tonton di
internet membuat Alexa sangat bersemangat.

Membanyangkan wajah mungil yang terlihat seperti Rafael, pasti sangat sangat tampan. Ah,
bagaimana kalau perempuan. Alexa terkekeh membayangkan itu, menyurai rambut Rafael dan
menciumnya singkat, Alexa bangkit dari kasur dan pergi menuju dapur.

Memasak seadanya karena bahan-bahan yang ada di kulkas memang sangat sedikit, Alexa
membuka ponselnya dan melihat banyak pesan dari Mia. Tersenyum dengan banyak pesan beruntun
dari wanit itu, Alexa membalas satu per satu pesan dari Mia. Jujur saja, Alexa sedikit hanya sedikit iri
dengan Mia sekarang. Dulu wanita itu selalu bilang tidak akan pernah memiliki suami bahkan anak,
dan mengatakan kalau anak Alexa nanti akan menjadi anak Mia juga. Tapi lihat sekarang, wanita
yang berkata seperti itu sedang mengandung sekarang dan ya sebenarnya Jake adalah orang yang
baik. Hanya saja sifat Jake yang membuat Mia kesal dan merasa kalau Jake benar-benar tidak perduli
dengan Mia.

Menghela napas, Alexa membersihkan piring kotornya setelah selesai makan. Dia
menghidupkan televisi dan melihat acara-acara yang ada di televisi—yang sama sekali tidak mengerti
dari bahasanya.

Setelah beberapa lama menonton televisi dan tidak ada tanda-tanda Rafael akan bangun
dari tidurnya. Alexa keluar dari cottage dan berjalan menuju pantai. Sebenarnya ada satu pulau yang
ingin Alexa kunjungi saat honeymoon ini dengan Rafael. Tetapi melihat Rafael yang sepertinya
enggan kalau Alexa ajak, oleh karena itu dia tidak mengatakannya kepada Rafael. Mungkin saja nanti
mereka bisa kesana.

Berjalan sendiri dengan sandal yang dipegang, Alexa memperhatikan ombak kecil yang
menghantam kakinya saat berjalan. Alexa suka suasana seperti saat ini, melihat matahari yang
sebentar lagi akan tenggelam menambah kenyamanan yang Alexa rasakan.

***

Rafael menggeliat dari tidurnya, melihat jam yang ada di nakasnya dan terlihat dari jendela
sepertinya malam akan segera tiba. Rafael bangun dan mencari Alexa di cottage, tetapi nihil. Alexa
tidak ada di cottage dan ponselnya berada di meja rias menambah khawatir Rafael.

Mengenakan celana dasar panjang dan baju putih polosnya, Rafael keluar dari cottage dan
mencari Alexa di tepi pantai. Wanita itu, suka air dan pasir. Rafael pernah melihat album pribadi
Alexa dimana banyak foto pantai yang dia abadikan di kameranya.

“Kenapa tidak membangunkanku?” tanya Rafael yang melihat Alexa sedang duduk di pasir
tidak jauh dari cottage mereka.

Alexa menoleh dan tersenyum tipis, bersandar di dada bidang Rafael membuat
kenyamanannya bertambah berjuta kali lipat.

“Ayo ke pantai lain, tahun depan, tahun depan, dan tahun seterusnya,” ajak Alexa yang
tetap bersandar di dada bidang Rafael dan menatap matahari yang mulai tenggalam.

Rafael mengelus rambut panjang Alexa dan menciumnya singkat. “Setiap bulan bahkan
setiap minggu kita bisa pergi ke pantai yang kau inginkan Alexa.”

Alexa tersenyum bahagia. Demi apapun, bersama dengan Rafael saja sudah membuatnya
melayang bahagia. Alexa berharap kebahagiaannya tidak akan terenggut dengan cepat.

Setelah melihat matahari terbenam dan langit yang sudah menggelap. Alexa dan Rafael
kembali ke cottage mereka.
“Apa ada pasta?” tanya Rafael. “Aku sedikit lapar.”

Alexa terkekeh, mengelus pipi Rafael sebentar kemudian wanita itu berjalan menuju dapur
dan membuatkan Rafael pasta seperti yang diinginkannya.

Selagi Alexa memasak untuknya, Rafael berjalan menuju sofa dan mengeluarkan iPad
miliknya. Sudah seharian dia tidak melihat bagaimana keadaan perusahaannya, sungguh seorang
Rafael Alexander tidak akan cemas jika dia meninggalkan perusahaannya hanya beberapa hari. Tapi
tetap saja, Rafael tidak tahu akan melakukan apa dengan menunggu Alexa selesai dengan
masakannya.

Tidak lama setelah Rafael yang sibuk dengan segala pekerjaan kantornya. Alexa datang
dengan sepiring pasta di tangannya membuat Rafael langsung mengalihkan semua pekerjaannya dan
memakan pasta yang diberikan oleh Alexa.

Pria itu memakan pasta yang dimasak Alexa dengan lahap, Alexa tersenyum senang melihat
Rafael yang seperti sekarang ini.

“Kau mau mencobanya?” tanya Rafael karena daritadi Alexa hanya memperhatikannya
makan. “Kau tidak membuat milikmu?”

Alexa menggeleng. “Aku sudah makan, dan aku tidak terlalu suka dengan saus tomat
belakangan ini.”

Rafael mengernyit, tidak suka saus tomat? Aneh, biasanya Alexa tidak lepas dengan saus
tomat dan sekarang wanita itu mengatakan tidak suka. Rafael hanya menatap Alexa bingung, sejak
kapan? Kenapa Rafael sama sekali tidak tahu perubahan yang terjadi pada istrinya?

Mencoba mengenyahkan semua pikirannya, Rafael kembali memakan pastanya. Tapi demi
apapun! Rafael sudah sangat penasaran apa saja yang berubah dari Alexa saat ini.

Meletakkan piring yang masih tersisa di atas meja, Rafael memegang kedua pundak Alexa
dan menyuruhnya untuk menghadapnya.

“Sejak kapan?” tanya Rafael.

“What?”

“Sejak kapan kau tidak suka dengan saus tomat, Alexa?”

“Gosh ... hanya saus tomat Rafa. Tidak perlu serius seperti itu,” kekeh Alexa, mengambil
remot televisi yang ada di atas meja, kemudian menghidupkannya.

Rafael mengedikkan bahunya, kembali mencoba mengabaikan perasaan bimbang dan aneh
yang ada di hatinya. Benar, hanya saus tomat.

Anda mungkin juga menyukai