Anda di halaman 1dari 14

d.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c,
perlu membentuk Peraturan Daerah tentang
Kawasan Tanpa Rokok;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
LEMBARAN DAERAH
2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang
KABUPATEN KULON PROGO Pembentukan Daerah Daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta sebagai-
NOMOR : 5 TAHUN : 2014 mana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 1951 tentang Perubahan
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 Republik
NOMOR 5 TAHUN 2014 Indonesia untuk Penggabungan Daerah Daerah
Kabupaten Kulon Progo dan Adikarta dalam
TENTANG Lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta menjadi
satu Kabupaten dengan nama Kulon Progo
KAWASAN TANPA ROKOK (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Nomor 101);
BUPATI KULON PROGO, 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan
Menimbang : a. bahwa merokok merupakan aktivitas yang
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
berdampak negatif bagi kesehatan individu,
3886);
keluarga, masyarakat dan lingkungan, baik secara
langsung maupun tidak langsung, sehingga perlu 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
upaya pengendalian dampak rokok terhadap Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik
kesehatan; Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
b. bahwa udara yang bersih, sehat dan bebas dari
4235);
asap rokok merupakan hak asasi bagi setiap
orang sehingga diperlukan kemauan, kesadaran 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
dan kemampuan dari berbagai pihak untuk Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
membiasakan pola hidup yang sehat; Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
c. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 115
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir
ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Kesehatan, Pemerintah Daerah wajib
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
menetapkan kawasan tanpa rokok;
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

1 2
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Dengan Persetujuan Bersama
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844); DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang KABUPATEN KULON PROGO
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 BUPATI KULON PROGO
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059); MEMUTUSKAN :
7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG KAWASAN TANPA
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
ROKOK.
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
BAB I
8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950
tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang- KETENTUAN UMUM
Undang 1950 Nomor 12, 13, 14 dan 15 dari Hal Bagian Kesatu
Pembentukan Daerah Daerah Kabupaten di Djawa
Timur/Tengah/Barat dan Daerah Istimewa Pengertian Istilah
Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Pasal 1
Tahun 1950 Nomor 59);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
tentang Pengendalian Pencemaran Udara 1. Daerah adalah Kabupaten Kulon Progo.
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1999 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat
Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Daerah sebagai unsur Penyelenggara
Indonesia Nomor 3853); Pemerintahan Daerah.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 3. Bupati adalah Bupati Kulon Progo.
tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung 4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi selanjutnya disingkat SKPD adalah lembaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Perangkat Daerah yang mempunyai fungsi,
Tahun 2012 Nomor 278, Tambahan Lembaran tugas dan tanggung jawab dibidang keten-
Negara Republik Indonesia Nomor 5380); teraman dan ketertiban umum, perlindungan
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 masyarakat dan penegakan Peraturan Daerah.
Tahun 2013 tentang Pencantuman Peringatan 5. Kesehatan adalah keadaan sehat secara fisik,
Kesehatan dan Informasi Kesehatan pada mental, spiritual dan sosial yang memungkinkan
Kemasan Produk Tembakau; setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomis.
6. Merokok adalah kegiatan membakar rokok
dan/atau menghisap asap rokok.

3 4
7. Rokok adalah salah satu produk tembakau yang 12. Iklan Niaga Produk Tembakau yang selanjutnya
dimaksudkan untuk dibakar dan dihisap disebut Iklan Produk Tembakau adalah iklan
dan/atau dihirup asapnya, termasuk rokok komersial dengan tujuan memperkenalkan
kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya dan/atau memasyarakatkan barang kepada
yang dihasilkan dari tanaman nicotiana khalayak sasaran untuk mempengaruhi
tabacum, nicotiana rustica dan spesies lainnya konsumen agar menggunakan produk tembakau
atau sintetisnya yang asapnya mengandung yang ditawarkan.
nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan 13. Sponsor Produk Tembakau adalah segala bentuk
tambahan. kontribusi langsung atau tidak langsung, dalam
8. Produk tembakau adalah suatu produk yang bentuk dana atau lainnya, dalam berbagai
secara keseluruhan atau sebagian terbuat dari kegiatan yang dilakukan oleh lembaga atau
daun tembakau sebagai bahan bakunya yang perorangan dengan tujuan mempengaruhi
diolah untuk digunakan dengan cara dibakar, melalui promosi produk tembakau atau
dihisap dan dihirup atau dikunyah. penggunaan produk tembakau.
9. Zat adiktif adalah bahan yang menyebabkan 14. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat
adiksi atau ketergantungan yang mem- dan/atau tempat yang digunakan untuk
bahayakan kesehatan dengan ditandai menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan,
perubahan perilaku, kognitif dan fenomena baik promotif, preventif, kuratif, maupun
fisiologis, keinginan kuat untuk mengkonsumsi rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah
bahan tersebut, kesulitan dalam mengendalikan Daerah dan/atau masyarakat, seperti rumah
penggunaannya, memberi prioritas pada sakit, Pusat Kesehatan Masyarakat, tempat
penggunaan bahan tersebut dari pada kegiatan praktik dokter, rumah bersalin, balai
lain, meningkatnya toleransi dan dapat pengobatan, dan tempat praktik bidan.
menyebabkan keadaan gejala putus zat. 15. Tempat proses belajar mengajar adalah tempat
10. Kawasan tanpa rokok adalah ruangan atau area yang dimanfaatkan untuk kegiatan belajar,
yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan mengajar, pendidikan, dan/atau pelatihan,
merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, termasuk perpustakaan, ruang praktik/
mengiklankan, dan/atau mempromosikan laboratorium dan museum.
produk tembakau. 16. Tempat anak bermain adalah area tertutup
11. Promosi Produk Tembakau adalah kegiatan maupun terbuka yang digunakan untuk
pengenalan atau penyebarluasan informasi kegiatan anak-anak, seperti tempat penitipan
tentang produk tembakau untuk menarik minat anak, tempat pengasuhan anak, dan arena
beli konsumen terhadap produk tembakau yang bermain anak-anak.
akan dan sedang diperdagangkan. 17. Tempat ibadah adalah bangunan atau ruang
tertutup yang memiliki ciri-ciri tertentu yang
khusus dipergunakan untuk beribadah bagi
para pemeluk masing-masing agama secara
permanen, seperti masjid, mushola, gereja,

5 6
kapel, pura, wihara dan kelenteng, tidak Bagian Kedua
termasuk tempat ibadah keluarga.
Maksud dan Tujuan
18. Angkutan umum adalah alat angkutan bagi
masyarakat yang dapat berupa kendaraan darat, Pasal 2
air dan udara yang penggunaannya dengan
Penetapan kawasan tanpa rokok dimaksudkan untuk
kompensasi.
memberikan jaminan perolehan lingkungan udara
19. Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan
yang bersih dan sehat bagi masyarakat.
tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap
dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering
Pasal 3
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu
usaha dan dimana terdapat sumber atau
Penetapan kawasan tanpa rokok bertujuan untuk :
sumber bahaya, seperti pabrik, perkantoran,
a. menciptakan ruang dan lingkungan yang bersih
ruang rapat, balai nikah, dan ruang sidang atau
dan sehat;
seminar.
b. melindungi kesehatan perseorangan, keluarga,
20. Tempat umum adalah semua tempat tertutup
masyarakat dan lingkungan dari bahaya bahan
yang dapat diakses oleh masyarakat umum
yang mengandung karsinogen dan zat adiktif
dan/atau tempat yang dapat dimanfaatkan
dalam produk tembakau yang dapat menyebabkan
bersama-sama untuk kegiatan masyarakat yang
penyakit, kematian, dan menurunkan kualitas
dikelola oleh pemerintah, swasta dan
hidup;
masyarakat, seperti hotel, restoran, bioskop,
c. melindungi penduduk usia produktif, anak,
bandara, stasiun, pusat perbelanjaan, mall,
remaja, dan perempuan hamil dari dorongan
pasar swalayan dan arena olahraga.
lingkungan dan pengaruh iklan dan promosi
21. Tempat lain yang ditetapkan adalah tempat
untuk inisiasi penggunaan dan ketergantungan
terbuka tertentu yang dimanfaatkan bersama-
terhadap bahan yang mengandung zat adiktif
sama untuk kegiatan masyarakat.
berupa produk tembakau;
22. Pimpinan atau penanggung jawab kawasan
d. meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan
tanpa rokok adalah orang yang karena
masyarakat terhadap bahaya merokok dan
jabatannya memimpin dan/atau bertanggung-
manfaat hidup tanpa merokok; dan
jawab atas kegiatan dan/atau usaha di kawasan
e. melindungi kesehatan masyarakat dari asap rokok
yang ditetapkan sebagai kawasan tanpa rokok.
orang lain.
23. Anak adalah seseorang yang belum berusia
18 (delapan belas) tahun, siswa dan/atau anak
yang masih dalam kandungan.

7 8
BAB II (5) Pimpinan atau penanggung jawab kawasan tanpa
rokok yang melanggar ketentuan sebagaimana
PENETAPAN KAWASAN TANPA ROKOK
dimaksud pada ayat (2) diberikan sanksi
Pasal 4 administratif berupa :
a. peringatan tertulis; dan/atau
(1) Pemerintah Daerah menetapkan kawasan tanpa b. pencabutan izin.
rokok meliputi :
a. fasilitas pelayanan kesehatan; Pasal 5
b. tempat proses belajar mengajar dan kawasan
belajar mengajar; (1) Tempat yang telah ditetapkan sebagai kawasan
c. tempat anak bermain; tanpa rokok sebagaimana dimaksud dalam
d. tempat ibadah; Pasal 4 ayat (1) wajib dipasang tanda larangan
e. angkutan umum; merokok.
f. tempat kerja; dan
g. tempat umum dan tempat lain yang (2) Tanda larangan merokok sebagaimana dimaksud
ditetapkan. pada ayat (1) wajib dipasang di pintu masuk dan
pada lokasi yang berpencahayaan cukup serta
(2) Pimpinan atau penanggung jawab tempat mudah terlihat dan terbaca.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
menerapkan kawasan tanpa rokok. (3) Pemasangan tanda larangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab
(3) Pimpinan atau penanggung jawab tempat pimpinan atau penanggung jawab tempat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f dan tersebut.
huruf g menyediakan tempat khusus untuk
merokok. BAB III
LARANGAN DAN PENGENDALIAN
(4) Tempat khusus merokok sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) harus memenuhi persyaratan : Pasal 6
a. merupakan tempat terbuka yang berhubungan
langsung dengan udara luar; Setiap orang dilarang menjual produk tembakau :
b. terpisah secara fisik dan terletak di luar a. menggunakan mesin layanan mandiri;
bangunan utama; b. kepada siswa atau anak di bawah usia
c. paling dekat 5 (lima) meter dari pintu masuk 18 (delapan belas) tahun; dan/atau
dan pintu keluar; dan c. kepada perempuan hamil.
d. paling dekat 5 (lima) meter dari tempat berlalu
lalang.

9 10
Pasal 7 (3) Pemasangan iklan produk tembakau sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) wajib memenuhi
(1) Pemerintah Daerah melakukan pengendalian iklan ketentuan sebagai berikut :
produk tembakau yang dilakukan pada media luar a. tidak diletakkan di kawasan tanpa rokok;
ruang. b. tidak diletakkan di jalan utama atau protokol;
c. tidak diletakkan pada perbatasan antara jalan
(2) Pengendalian iklan produk tembakau utama dan jalan kolektor;
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain d. harus diletakkan sejajar dengan bahu jalan
dilakukan sebagai berikut : dan tidak boleh memotong jalan atau
a. mencantumkan peringatan kesehatan dalam melintang;
bentuk gambar dan tulisan sebesar paling e. pemasangan iklan paling dekat 100 (seratus)
sedikit 10 % (sepuluh per seratus) dari total meter dari batas luar pagar/bangunan
durasi iklan dan/atau 15% (lima belas per kawasan tanpa rokok;
seratus) dari total luas iklan; f. tidak boleh melebihi ukuran 72 m² (tujuh
b. mencantumkan penandaan/tulisan “18+” puluh dua meter persegi); dan/atau
dalam iklan produk tembakau; g. tidak boleh dipasang pada tempat tertentu
c. tidak memperagakan, menggunakan, dan/atau yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.
menampilkan wujud atau bentuk rokok atau
sebutan lain yang dapat diasosiasikan dengan (4) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana
merek produk tembakau; dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diberikan
d. tidak mencantumkan nama produk yang sanksi administratif berupa :
bersangkutan adalah rokok; a. teguran lisan;
e. tidak menggambarkan atau menyarankan b. teguran tertulis;
bahwa merokok memberikan manfaat bagi c. penarikan dan/atau perbaikan iklan; dan/atau
kesehatan; d. pelarangan sementara mengiklankan produk
f. tidak menggunakan kata atau kalimat yang tembakau yang bersangkutan pada pelang-
menyesatkan; garan berulang atau pelanggaran berat.
g. tidak merangsang atau menyarankan orang
untuk merokok; (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria jalan
h. tidak menampilkan anak, remaja dan/atau utama, jalan protokol, dan jalan kolektor
wanita hamil dalam bentuk gambar dan/atau sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dan
tulisan; huruf c ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
i. tidak ditujukan terhadap anak, remaja
Pasal 8
dan/atau wanita hamil;
j. tidak menggunakan tokoh kartun sebagai Dalam rangka memenuhi akses ketersediaan
model iklan; dan informasi dan edukasi kesehatan masyarakat,
k. tidak bertentangan dengan norma yang Pemerintah Daerah menyelenggarakan iklan layanan
berlaku dalam masyarakat. masyarakat mengenai bahaya menggunakan rokok.

11 12
Pasal 9 (2) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan sanksi
(1) Setiap orang yang memproduksi dan/atau administratif berupa :
mengimpor produk tembakau yang mensponsori a. teguran lisan;
suatu kegiatan lembaga dan/atau perorangan b. teguran tertulis; dan/atau
hanya dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai c. pembekuan izin.
berikut :
a. tidak menggunakan nama merek dagang dan BAB IV
logo produk tembakau termasuk brand image
produk tembakau; dan PERAN SERTA MASYARAKAT
b. tidak bertujuan untuk mempromosikan produk
Pasal 11
tembakau.
(1) Masyarakat dapat berperan serta dalam
(2) Sponsor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mewujudkan tempat atau lingkungan yang bersih
dilarang untuk kegiatan lembaga dan/atau dan sehat serta bebas dari asap rokok.
perorangan yang diliput media.
(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud
(3) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana pada ayat (1) dapat dilakukan oleh masyarakat :
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diberikan a. individu/perseorangan;
sanksi administratif berupa : b. kelompok;
a. teguran lisan; c. badan hukum;
b. teguran tertulis; d. badan usaha;
c. penarikan dan/atau perbaikan iklan; dan/atau e. lembaga; atau
d. pelarangan sementara mengiklankan produk f. organisasi.
tembakau yang bersangkutan pada pelang-
garan berulang atau pelanggaran berat. (3) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan dalam bentuk :
Pasal 10 a. pengaturan kawasan tanpa rokok di
lingkungan masing-masing;
(1) Setiap penyelenggara kegiatan yang disponsori b. penyampaian saran, masukan dan pendapat
oleh produk tembakau dan/atau bertujuan untuk dalam penetapan, pelaksanaan dan evaluasi
mempromosikan produk tembakau dilarang kebijakan penyelenggaraan kawasan tanpa
mengikutsertakan siswa atau anak dibawah rokok;
usia 18 (delapan belas) tahun. c. keikutsertaan dalam kegiatan penyelenggaraan
dan pengendalian penyelenggaraan kawasan
tanpa rokok melalui pengawasan sosial; dan
d. berperan aktif untuk tidak merokok di dalam
ruang atau rumah.

13 14
Pasal 12 b. mencegah perokok pemula dan melakukan
konseling untuk tidak merokok;
(1) Pemerintah Daerah memfasilitasi tumbuhnya c. memberikan informasi, edukasi, sosialisasi dan
peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pengembangan kemampuan masyarakat untuk
dalam Pasal 11. berperilaku hidup sehat;
d. bekerja sama dengan badan/atau lembaga
(2) Fasilitasi Pemerintah Daerah sebagaimana nasional maupun internasional atau organisasi
dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan dalam kemasyarakatan untuk menyelenggarakan
bentuk penyediaan bantuan berupa dana sesuai kawasan tanpa rokok; dan
kemampuan keuangan Daerah atau bentuk lain e. memberikan penghargaan kepada orang yang
yang diperlukan bagi terwujudnya kawasan tanpa telah berjasa dalam membantu penyelenggaraan
rokok. kawasan tanpa rokok.

BAB V Bagian Kedua

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pengawasan

Bagian Kesatu Pasal 15

Pembinaan (1) Bupati melakukan pengawasan atas penyeleng-


garaan kawasan tanpa rokok sesuai dengan tugas
Pasal 13 dan fungsinya.

(1) Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan (2) Dalam rangka pengawasan sebagaimana
terhadap penyelenggaraan kawasan tanpa rokok dimaksud pada ayat (1), Bupati dapat mengambil
di desa atau kelurahan. tindakan administratif terhadap pelanggaran
ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.
(2) Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati Pasal 16
dapat melimpahkan kepada camat.
(1) Bupati menunjuk SKPD untuk melakukan
Pasal 14 pengawasan atas pelaksanaan ketentuan tentang
kawasan tanpa rokok sebagaimana dimaksud
Bupati sesuai dengan kewenangannya melakukan dalam Pasal 4 ayat (1).
pembinaan atas penyelenggaraan kawasan tanpa
rokok dengan cara :
a. mewujudkan kawasan tanpa rokok;

15 16
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) f. memerintahkan pimpinan atau penanggung jawab
dimaksudkan untuk mengetahui : kawasan tanpa rokok untuk melakukan sesuatu
a. ketaatan setiap orang terhadap ketentuan atau tidak melakukan sesuatu guna memenuhi
tentang kawasan tanpa rokok; dan ketentuan Peraturan Daerah ini; dan
b. ketaatan pimpinan atau penanggung jawab g. menghentikan pelanggaran di kawasan tanpa
kawasan tanpa rokok terhadap ketentuan rokok.
penyelenggaraan kawasan tanpa rokok.
Bagian Kedua
(3) Dalam melaksanakan tugas pengawasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), SKPD Kewajiban Pimpinan atau Penanggung Jawab
melakukan koordinasi dengan pimpinan atau Kawasan Tanpa Rokok
penanggung jawab kawasan tanpa rokok.
Pasal 18
BAB VI
(1) Pimpinan atau penanggung jawab kawasan tanpa
WEWENANG DAN KEWAJIBAN rokok wajib melakukan pengawasan terhadap
setiap orang yang merokok di kawasan tanpa
Bagian Kesatu rokok yang menjadi wilayah kerjanya.

Kewenangan SKPD (2) Dalam melaksanakan kewajiban pengawasan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pimpinan
Pasal 17 atau penanggung jawab kawasan tanpa rokok
berwenang :
SKPD berwenang : a. memasang tanda rambu "dilarang merokok";
a. memasuki kawasan tanpa rokok, kantor pimpinan b. melarang adanya asbak di kawasan tanpa
atau penanggung jawab kawasan tanpa rokok, rokok;
dan/atau tempat-tempat tertentu; c. menegur setiap orang yang merokok di
b. meminta keterangan kepada pimpinan atau kawasan tanpa rokok yang menjadi wilayah
penanggung jawab kawasan tanpa rokok, petugas kerjanya; dan
pengawas kawasan tanpa rokok dan setiap orang d. memerintahkan setiap orang yang tidak
yang diperlukan; mengindahkan teguran sebagaimana dimaksud
c. memotret atau membuat rekaman audio visual; pada huruf a untuk meninggalkan kawasan
d. membuat salinan dari dokumen dan/atau tanpa rokok.
membuat catatan yang diperlukan;
e. menegur pimpinan atau penanggung jawab
kawasan tanpa rokok yang melakukan
pelanggaran;

17 18
(3) Dalam rangka melaksanakan kewajiban b. melakukan tindakan pertama pada saat itu di
pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tempat kejadian dan melakukan pemeriksaan;
pimpinan atau penanggung jawab kawasan tanpa c. meminta keterangan dan bahan bukti dari
rokok dapat membentuk Satuan Tugas orang pribadi atau badan sehubungan dengan
Pengawasan. tindak pidana;
d. melakukan penggeledahan untuk mendapat
(4) Dalam hal pimpinan atau penanggung jawab bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan
kawasan tanpa rokok di lingkungan Pemerintah dokumen serta melakukan penyitaan terhadap
Daerah tidak melaksanakan ketentuan bahan bukti tersebut;
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka e. meminta bantuan tenaga ahli dalam
pimpinan atau penanggung jawab kawasan tanpa hubungannya dengan pemeriksaan perkara;
rokok dikenakan sanksi administratif oleh Bupati f. menyuruh berhenti, melarang seseorang
berupa : meninggalkan ruangan atau tempat pada saat
a. peringatan lisan; pemeriksaan sedang berlangsung dan
b. peringatan tertulis; dan/atau memeriksa identitas orang dan/atau dokumen
c. peryataan tidak senang. yang dibawa sebagaimana dimaksud pada
huruf d;
BAB VII g. memanggil orang untuk didengar
keterangannya dan diperiksa sebagai saksi
KETENTUAN PENYIDIKAN atau tersangka;
h. menghentikan penyidikan setelah mendapat
Pasal 19 petunjuk dari Penyidik Kepolisian Republik
Indonesia (Polri), bahwa tidak terdapat cukup
Penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah bukti, atau peristiwa tersebut bukan
ini dilakukan Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang merupakan tindak pidana dan selanjutnya
pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan memberitahukan hal tersebut kepada
ketentuan peraturan perundang-undangan atau oleh penuntut umum, tersangka atau keluarganya;
Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia. dan/atau
i. melakukan tindakan lain yang menurut
Pasal 20 hukum dapat dipertanggungjawabkan.

(1) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, Penyidik (2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud memberitahukan dimulainya penyidikan dan
dalam Pasal 19, berwenang : menyampaikan hasil penyidikan kepada penuntut
a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan umum melalui penyidik Kepolisian Republik
meneliti keterangan atau laporan dari Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur
seseorang, berkenaan dengan adanya tindak dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
pidana;

19 20
BAB VIII BAB IX

KETENTUAN PIDANA KETENTUAN PENUTUP

Pasal 21 Pasal 24

(1) Setiap orang yang memproduksi rokok, menjual Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
rokok, mengiklankan dan/atau mempromosikan diundangkan dan dilaksanakan paling lama 1 (satu)
produk tembakau di kawasan tanpa rokok tahun sejak diundangkan.
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
bulan atau dipidana denda paling banyak pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten
Kulon Progo.
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah pelanggaran. Ditetapkan di Wates
pada tanggal 22 April 2014
Pasal 22

(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan larangan BUPATI KULON PROGO,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 diancam
pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau Cap/ttd
dipidana denda paling banyak Rp. 10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah). HASTO WARDOYO

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) adalah pelanggaran.

Pasal 23

(1) Setiap orang yang merokok di kawasan tanpa


rokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1) diancam pidana kurungan paling lama 7
(tujuh) hari atau dipidana denda paling banyak
Rp. 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah).

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) adalah pelanggaran.

21 22
Diundangkan di Wates PENJELASAN
pada tanggal 19 Mei 2014 ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
SEKRETARIS DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2014
KABUPATEN KULON PROGO,
TENTANG
Cap/ttd
KAWASAN TANPA ROKOK
ASTUNGKORO
I. UMUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO Dampak negatif penggunaan rokok pada kesehatan telah
TAHUN 2014 NOMOR lama diketahui. Kanker paru merupakan penyebab kematian
nomor satu di dunia, di samping dapat menyebabkan serangan
jantung, impotensi, penyakit darah, enfisema, stroke, dan
NOMOR REGRISTRASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON gangguan kehamilan serta janin yang sebenarnya dapat dicegah.
PROGO, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Merokok merugikan kesehatan baik bagi perokok itu sendiri
(NOMOR 4/TAHUN 2014) maupun orang lain di sekitarnya yang tidak merokok (perokok
pasif). Perokok mempunyai risiko dua sampai empat kali lipat
untuk terkena penyakit jantung koroner dan risiko lebih tinggi
untuk kematian mendadak.
Perlindungan terhadap bahaya paparan asap rokok
diperlukan untuk pencapaian kesejahteraan manusia agar
terwujud dan terpeliharanya derajat kesehatan yang tinggi,
karena kesehatan menjadi komponen penting dari tercapainya
kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yang
menegaskan bahwa setiap orang berhak atas kesehatan. Untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya, maka Pemerintah Daerah berkewajiban
menyelenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan
menyeluruh.
Guna menciptakan dan/atau menjaga udara yang bersih
dan sehat sebagai hak bagi setiap orang maka diperlukan
kemauan, kesadaran, dan kemampuan masyarakat untuk
mencegah dampak negatif penggunaan rokok, baik langsung
maupun tidak langsung, terhadap kesehatan.

23 24
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Ayat (2)
perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Cukup jelas.
tentang Kawasan Tanpa Rokok. Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
II. PASAL DEMI PASAL Cukup jelas.
Ayat (5)
Pasal 1 Pimpinan atau penanggung jawab kawasan tanpa
Cukup jelas. rokok yang dapat diberikan sanksi administratif
Pasal 2 berupa peringatan tertulis dan/atau pencabutan
Cukup jelas. izin yaitu pimpinan atau penanggung jawab
Pasal 3 kawasan tanpa rokok berupa tempat kerja swasta
Cukup jelas. dan tempat umum yang dilengkapi dengan
Pasal 4 perizinan.
Ayat (1) Pasal 5
Huruf a Cukup jelas.
Cukup jelas. Pasal 6
Huruf b Huruf a
Cukup jelas. Pelarangan ini dimaksudkan untuk
Huruf c mempersempit jangkauan anak untuk
Cukup jelas. memperoleh produk tembakau.
Huruf d Huruf b
Cukup jelas. Pelarangan ini dimaksudkan untuk menghindari
Huruf e penjualan kepada anak di bawah umur 18 tahun
Cukup jelas. dan/atau siswa.
Huruf f Huruf c
Cukup jelas. Cukup jelas.
Huruf g Pasal 7
Yang dimaksud dengan tempat lain yang Ayat (1)
ditetapkan antara lain : Yang dimaksud dengan “media luar ruang” adalah
1. gedung atau tempat milik segala benda yang diletakkan di luar ruang yang
perseorangan yang ditetapkan sebagai tidak digunakan sebagai alat penunjang aktivitas
kawasan tanpa rokok oleh pemilik proses produksi dan peredaran rokok, antara lain
atau penanggungjawabnya. papan reklame, billboard, baliho, poster,
2. Stasiun Pengisian Bahan Bakar megatron, stiker, spanduk, umbul-umbul, neon
Umum (SPBU) atau Stasiun Pengisian box, lampu hias, papan nama, balon udara,
Bulk Elpiji (SPBE). gerobak, rumah, gardu, tempat ojek, tenda, bus,
mobil, motor, halte, dan sarung ban.

25 26
Ayat (2) Pasal 15
Cukup jelas. Cukup jelas
Ayat (3) Pasal 16
Cukup jelas. Cukup jelas.
Ayat (4) Pasal 17
Cukup jelas. Cukup jelas.
Ayat (5) Pasal 18
Cukup jelas. Cukup jelas.
Pasal 8 Pasal 19
Cukup jelas. Cukup jelas.
Pasal 9 Pasal 20
Ayat (1) Cukup jelas.
Huruf a Pasal 21
Yang dimaksud dengan “brand image” Cukup jelas.
termasuk diantaranya semboyan yang Pasal 22
dapat digunakan oleh rokok dan warna Cukup jelas.
yang dapat diasosiasikan sebagai ciri khas Pasal 23
rokok yang bersangkutan. Cukup jelas.
Huruf b Pasal 24
Cukup jelas. Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3) TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
Cukup jelas. NOMOR 16
Pasal 10
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan kegiatan antara lain -ooo00ooo-
konser musik.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.

27 28

Anda mungkin juga menyukai