Anda di halaman 1dari 5

Malang, 27 Februari 2020

Nama : Mahesya Surya S.R


NIM / PRODI : 190343672004 / S1-BIOTEKNOLOGI
Mata Kuliah : MIKROBIOLOGI PRAKTIKUM

METABOLISME MIKROBA
Dalam kehidupan, mahluk hidup memerlukan energi yang diperoleh dari proses metabolisme.
Metabolisme adalah suatu ciri yang dimiliki makhluk hidup yang merupakan serangkaian reaksi kimia di dalam
sel. Metabolisme merupakan serentetan reaksi kimia yang terjadi dalam sel hidup. Dalam metabolisme ada dua
fase yaitu katabolisme dan anabolisme. Secara menyeluruh sebagian besar katabolisme adalah respirasi seluler
di mana glukosa dan bahan bakar organik yang lain dipecah menjadi karbon dan air dengan membebaskan
energi. Energi yang diperoleh disimpan dalam molekul-molekul organik dan digunakan untuk melakukan kerja
dari sel. Kebalikan dari katabolisme adalah anabolisme, yang merupakan serangkaian reaksi-reaksi kimia yang
membutuhkan energi untuk membentuk molekul-molekul besar dari molekul-molekul yang lebih kecil,
misalnya pembentukan protein dari asam amino.

Cari empat jalur pada metabolisme karbohidrat dibawah ini, dari ke empat jalur tersebut cari perbedaannya, cari
mikroorganisme lain, organisme tersebut digunakan untuk apa dan dalam bidang apa :
1. Jalur EMP (Embden-Meyerhof-Parnas pathyway ) atau pada umumnya disebut Glikolisis :
Jalur EMP (Embden-Meyerhof Parnas Pathway) atau glikolisis, ditemukan pada fungi, kebanyakan
bakteri dan manusia. Jalur EMP disebut juga jalur heksosa bifosfat. Jalur EMP ini terjadi pada mikroorganisme
dan dalam keadaan anaerob. Pada jalur ini, glukosa dipecah menjadi 2 piruvat. Selain itu, dalam proses ini juga
terjadi pembentukan ikatan kaya energi pada tingkat nutrien atau substrat. Jalur EMP terdiri atas 3 tahapan
penting metabolisme, yaitu:
Tahap I, fosforilasi ganda heksosa
Dimulai dari fosforilasi glukosa menjadi glukosa 6-fosfat dengan bantuan enzim heksokinase. Glukosa
6-fosfat diisomerisasi menjadi fruktosa 6-fosfat dengan bantuan fosfoglukoisomerase. Kemudian, fruktosa-6-
fosfat difosforilasi menjadi fruktosa 1,6-bifosfat dengan bantuan fosfofruktokinase.
Tahap II, pemecahan heksosa bifosfat menjadi 2 triosa fosfat
Dimulai dari pemecahan fruktosa 1,6 bifosfat menjadi glieraldehid 3 fosfat (G3P) dan dihidroksiaseton
dengan bantuan aldolase. Dihidroksiaseton fosfat dapat direduksi menjdai gliserol 3-fosfat dengan bantuan
gliserol fosfat dehidrogenase atau diisomerisasi menjadi G3P dengan bantuan triosa fosfat isomerase sehingga
menghasilkan 2 triosa fosfat (G3P).
Tahap III, defosforilasi triosa bifosfat menjadi energy dan piruvat.
Dimulai dari fosforilasi G3P oleh fosfat anorganik menjadi triosa bifosfat (1,3-difosfogliserat) dengan
bantuan G3P dehidrogenase. Proses ini menghasilkanNADH sebagai sumber electron respirasi. 1,3-
difosfogliseral didefosforilasi menjadi 3-fosfogliserat dengan bantuan fosfogliserokinase. Gugus fosfatdimutasi
dari posisi 3 ke posisi 2, sehingga menghasilkan 2-fosfogliserat dengan bantuan fosfogliserat mutase.
Pembentukan ikatan rangkap (dehidrasi) antara atom C no 2 dan no 3, sehingga 2-fosfogliserat menjadi
fosfoenol piruvat (PEP) dengan bantuan enolase. Keseluruhan reaksi pada jalur EMP terdapat beberapa reaksi
yang bersifat irreversible (tak dapat balik). Yaitu glukosa menjadi glukosa 6-fosfat, fruktosa 1,6 bifosfat
menjadi gliseraldehid 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat, dan fosfoenolpiruvat menjadi piruvat. Hasil akhir
dari jalur EMP adalah 2 piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP. Piruvat akan diproses lebih lanjut melalui siklus asam
sitrat. Pada jalur ini dihasilkan pula senyawa antara yang menjadi precursor untuk proses biosintesis Jalur EMP.
Reaksi keseluruhannya adalah sebagai berikut :
Glukosa + 2 (ADP + 2 NAD+ + Pi) -> 2 piruvat + 2 ATP + 2 (NADH + H+)

2. Jalur ED (Entner-Doudoroff), yang hanya ditemukan pada beberapa bakteri seperti Zymomonas,
pseudomonas.
Jalur metabolisme glukosa ini adalah jalur yang hanya ditemukan pada organisme prokariotik, terutama
bakteri Gram positif dan bakteri aerobik. Pada setiap pemecahan 1 mol glukosa dihasilkan juga 1 ATP, 1
NADH2 dan 1 NADPH2. Pada P. lindneri 2 asam piruvat dipecah menjadi 2 etanol dan 2 CO2; sedang pada
Pseudomonas yang lain 2 asam piruvat diubah menjadi 1 etanol, 1 asam laktat dan 1 CO2. Dalam jalur Entner -
Doudoroff (ED) terbentuk suatu intermediat unit yaitu 2-keto-3-deoksi-6-fosfoglukonat (KDFG). Komponen ini
akan dipecah oleh aldolase menjadi dua triosavat dan gliseral-dehida-3-fosfat. Komponen yang terakhir ini
kemudian dapat masuk ke jalur EMP membentuk molekul piruvat yang melepaskan dua mol ATP dan satu mol
NADH + H+.
Reaksi ini dilakukan oleh beberapa jasad antara lain Pseudomonas spp. yang dapat membentuk alkohol dari
gula. Pada setiap pemecahan 1 mol glukosa dihasilkan juga 1 ATP, 1 NADH2. Pada P. lindneri 2 asam piruvat
dipecah menjadi 2 etanol dan 2 CO2. Sedangkan pada Pseudomonas yang lain 2 asam piruvat diubah menjadi 1
etanol, 1 asam laktat dan 1 CO2. Reaksi seluruhnya dapat dituliskan sebagai berikut :
Glukosa + 2 (ADP + 2 NAD+ + Pi) -> 2 piruvat + NADP + H+ + NADH + H+ + ATP

3. Jalur HMF (Hektosa Monofosfat) atau jalur Pentosa fosfat, dimana jalur ini ditemukan pada mikroba, seperti
Leuconostoc
Jalur pentosa fosfat merupakan proses pengubahan glukosa menjadi gula berkarbon 5 (gula pentosa) dengan
juga menghasilkan NADPH. Jalur ini juga disebut dengan nama Jalur Fosfoglukonat dan Jalur Heksosa
Monofosfat. Sel-sel yang aktif membelah seperti kulit dan sum-sum tulang menggunakan jalur ini untuk
menghasilkan pentosa sebagai bahan baku DNA, RNA, ATP, dan koenzim-A. Hasil lain jalur in berupa
NADPH sangat penting bagi proses reduksi untuk menangkal bahaya dari radikal bebas oksigen. Sel-sel yang
selalu bersentuhan dengan oksigen seperti eritrosit dan lensa mata, memiliki resiko tinggi terhadap proses
oksidasi oleh oksigen. NADPH akan menangkal proses oksidasi ini sehingga mencegah terjadinya kerusakan sel
dan jaringan.
Fase oksidatif jalur pentosa fosfat
Fase oksidatif dalam jalur pentosa fosfat merupakan proses pengubahan glukosa menjadi gula pentosa dalam
bentuk ribosa 5-fosfat. Gula pentosa tersebut digunakan sebagai bahan baku dalam pembentukan DNA, RNA,
ATP, dan koenzim A. Fase ini terjadi pada jaringan yang aktif membelah menghasilkan sel-sel baru seperti
kulit, sum-sum tulang, dan membran dalam usus.

Tahapan fase oksidatif jalur pentose fosfat adalah sebagai berikut.


 Glukosa difosforilasi sehingga menjadi glukosa 6-fosfat, dikatalisis enzim heksokinase.
 Pengubahan glukosa 6-fosfat menjadi 6 fosfo glukono-lakton yang dikatalisis enzim glukosa 6-fosfat
dehidrogenase. Pada tahap ini juga menghasilkan molekul NADPH.
 Pengubahan 6 fosfo glukono-lakton menjadi 6 fosfoglukonat, dikatalisis oleh enzim laktonase.
 Pengubahan 6 fosfoglukonat menjadi ribulosa 5-fosfat yang dikatalisis oleh enzim 6 fosfoglukonat
dehidrogenase. Pada tahap in menghasilkan NADPH dan melepaskan CO2.
 Dan pengubahan ribulosa 5-fosfat menjadi ribosa 5-fosfat (gula berkarbon 5 atau pentosa) oleh enzim
fosfopentosa isomerase.

Persamaan reaksi untuk jalur ini adalah:


Glukosa 6-fosfat + 2NADP+ + H2O -> ribosa 5-fosfat + CO2 + 2NADPH + 2H+
Fase non oksidatif jalur pentosa fosfat
Fase non oksidatif terjadi pada jaringan yang sangat membutuhkan NADPH, karena pada fase ini tidak
dihasilkan gula pentosa. Ribosa 5-fosfat yang dihasilkan akan segera diubah kembali menjadi glukosa 6-fosfat
sehingga hanya menghasilkan NADPH saja.
NADPH yang dihasilkan dalam proses ini merupakan agen pereduksi yang penting untuk menangkal radikal
bebas oksigen. Sel-sel eritrosit dan lensa mata yang bersentuhan langsung dengan oksigen memerlukan NADPH
untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan. Oksigen dapat berperan sebagai radikal bebas dengan cara
mencuri elektron dari berbagai molekul yang dapat mengakibatkan kerusakan sel dan jaringan. NADPH akan
berperan sebagai agen penyumbang elektron sehingga oksigen tidak perlu mencurinya dari molekul lain.
NADPH juga diperlukan oleh jaringan yang secara aktif membetuk asam lemak seperti hati, jaringan lemak,
dan kelenjar susu. Jaringan yang aktif membentuk kolesterol dan steroid seperti hati, kelanjar adrenal dan gonad
juga memerlukan NADPH dari proses ini.
Langkah-langkah fase non oksidatif jalur pentosa fosfat sama dengan fase oksidatif, hanya saja pada tahap akhir
terjadi pengubahan ribosa 5-fosfat menjadi glukosa 6-fosfat.
Langkah pengubahan ribosa 5-fosfat menjadi glukosa 6-fosfat adalah sebagai berikut.
 Pengubahan ribosa 5-fosfat menjadi xilulosa 5-fosfat oleh enzim ribosa 5-fosfat epimerase.
 Pengubahan xilulosa 5-fosfat menjadi glukosa 6-fosfat. Tahap ini terjadi dengan bantuan dua enzim
yaitu transketolase dan transaldolase dengan proses yang panjang dan bertahap-tahap.
 Glukosa 6-fosfat yang terbantuk dapat masuk jalur pentosa fosfat kembali.
4. Jalur FK (Fosfoketolase) yang ditemukan pada bakteri Laktobasil, heterofermentatif, seperti Lactobacillus
Hanya ditemukan pada bakteri yang tergolong laktobasili heterofermentatif.Jalur FK hanya
terjadi pada grup bakteri yang tergolong laktobasili heterofermentatif. Jalur ini merupakan percabangan dari
jalur HMF, karena bakteri ini tidak mempunyai enzim aldolase yang dapat memecah fruktosa 1,6-difosfat
menjadi dua triosefosfat,dan tidak mempunyai enzim transaldolase dan transketolase yang penting
dalam jalur HMF. Hanya ditemukan pada bakteri yang tergolong laktobasili heterofermentatif. Jalur FK
hanya terjadi pada grup bakteri yang tergolong laktobasili heterofermentatif. Jalur ini merupakan percabangan
dari jalur HMF, karena bakteri ini tidak mempunyai enzim aldolase yang dapat memecah fruktosa 1,6-difosfat
menjadi dua triosefosfat,dan tidak mempunyai enzim transaldolase dan transketolase yang penting dalam jalur
HMF. Jalur FK hanya terjadi pada grup bakteri yang tergolong laktobasili heterofermentatif. Jalur ini merupakan
percabangan dari jalur HMF, karena bakteri ini tidak mempunyai enzim aldolase yang dapat memecah fruktosa
1,6-difosfat menjadi dua triose-fosfat dan tidak mempunyai enzim transaldolase dan transketolase yang penting
dalam jalur HMF. Pada jalur ini terlihat bahwa jika asetil-fosfat diubah menjadi asetat, ikatan energi tinggi akan
disimpan dan reaksi keseluruhan menghasilkan dua mol ATP sebagai berikut :

Glukosa + 2 NADP+ + 2 ADP + Pi -> piruvat + asetat + CO2 + NADH2 +


2 NADPH2 + 2 ATP

Jika asetil-fosfat diubah menjadi etanol, ikatan energi tinggi akan hilang dan hasil keseluruhan adalah satu
mol ATP per mol glukosa sebagai berikut :
Glukosa + NAD+ + ADP + Pi -> piruvat + etanol + CO2 + NADH2 + ATP

Bakteri yang tergolong Zymomonas melakukan fermentasi glukosa dan menghasilkan produk akhir
seperti khamir yaitu dua molekul etanol dan dua molekul CO2. Tetapi pada bakteri ini asam piruvat kemudian
mengalami dekarboksila menjadi asetaldehida, dan direduksi menjadi etanol. Dalam reaksi ini setengah dari
jumlah asam piruvat yang dihasilkan berasal dari oksida fosfogliseraldehida yang merupakan satu-satunya reaksi
menghasilkan ATP dalam jalur tersebut. Oleh karena itu jumlah ATP yang dihasilkan adalah setengah dari jumlah
ATP yang dihasilkan dalam fermentasi oleh khamir.

DAFTAR PUSTAKA :
http://teloanyar.blogspot.com/2012/05/jalur-emp.html

http://rennywija.blogspot.com/2012/04/4-jalur-fermentasi-glukosa.html

Anda mungkin juga menyukai