TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pasir
pada pasir, umumnya memiliki ukuran yang berkisar antara 0,0625 mm sampai 2
mm. Materi yang membentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi pada beberapa
daerah pantai tropis dan subtropis, pasir umumnya terbentuk dari batuan kapur.
Pasir memiliki rongga-rongga yang cukup besar. Pasir juga memiliki warna yang
sesuai dengan warna asal pembentukannya. Pasir merupakan material yang sangat
Pasir terbentuk melalui dua proses pelapukan yang terjadi pada batuan,
yaitu pelapukan fisika dan kimia. Pelapukan fisika sendiri terdiri dari dua jenis
disebabkan oleh air, angin, maupun sungai es (glacier). Proses ini akan
menghasilkan butiran yang berukuran kecil sampai yang berukuran besar, yang
memiliki komposisi yang masih tetap sama dengan batuan asalnya (Wesley,
2010).
pelapukan fisika. Pada proses pelapukan kimiawi diperlukan air serta oksigen dan
karbon dioksida. Proses kimiawi ini mengubah mineral yang terkandung di dalam
batuan menjadi jenis mineral lain yang memiliki sifat-sifat yang sangat berbeda.
7
Mineral ini umumnya memiliki butiran yang lebih kecil dari 0,002 mm. Mineral
lempung inilah yang menghasilkan sifat lempaung yang khusus, yaitu sifat kohesi
Pasir merupakan jenis tanah yang tidak memiliki daya lekat atau disebut
sebagai non kohesif (cohesionless soil). Tanah yang bersifat non kohesif
mempunyai sifat antar butiran lepas (loose). Hal ini dibuktikan dengan butiran
tanah yang akan terpisah apabila berada dalam kondisi kering dan hanya akan
melekat apabila dalam keadaan yang disebabkan oleh gaya tarik permukaan.
Pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami batuan atau pasir yang
dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5,0
3 sebagai berikut.
a. Pasir berbutir kasar memiliki ukuran butiran 4,75 mm atau lolos saringan
nomor 4 sampai dengan ukuran > 2 mm atau tertahan saringan nomor 10.
nomor 10 sampai dengan ukuran > 0,425 mm atau tertahan saringan nomor
40.
c. Pasir berbutir halus memiliki ukuran butiran 0,425 mm atau lolos saringan
nomor 40 sampai dengan ukuran > 0,075 mm atau tertahan saringan nomor
200.
Material pasir yang baik adalah material yang tidak memiliki endapan
8
ketika pasir akan digunakan. Menurut SNI 03-6820-2002 syarat pasir yang
konstruksi. Di Indonesia sendiri, terdapat banyak jenis pasir yang terkadang sulit
a. Pasir Galian
Pasir ini diperoleh lansung dari permukaan tanah atau dengan cara
b. Pasir Sungai
Pasir ini diperoleh lansung dari dasar sungai, yang pada umumnya
c. Pasir Laut
Pasir laut adalah jenis pasir yang diambil dari pantai. Butir-butirnya
halus dan bulat karena gesekan. Pasir ini merupakan pasir yang jelek
9
air dari udara dan mengakibatkan pasir selalu agak basah serta
10
2.1.4 Berat jenis pasir ( SNI-1970-2008 )
Penentuan berat jenis pasir serta daya serap pasir serta tersebut
11
Keterangan :
desimal.
𝑉𝑣
e = 𝑉𝑠 …………………………………………………………(2.6)
Keterangan :
e = Angka pori
VV = Volume rongga
Vs = Volume butiran
𝑒 mak𝑠− 𝑒
Dr = 𝑒 𝑚𝑎𝑘𝑠− 𝑒 𝑚𝑖𝑛………………………………………………(2.7)
12
Keterangan :
𝑉𝑤
S (%) = x 100 %....................................................................(2.8)
𝑉𝑣
Keterangan :
S = Derajat Kejenuhan %
Vv = Volume Pori
Vw = Volume Air
saat ini begitu terkenal, baik dikalangan masyarakat umum maupun industriawan
Semua sumber tenaga yang menggunakan bahan bakar yang berasal dari
13
minyak bumi kalau memungkinkan diganti dengan batubara. Berdasarkan
murah juga kian langka dan harga bahan bakar minyak untuk industri cenderung
naik. Penggunaan batubara sebagai sumber energi pengganti BBM, disatu sisi
saat ini pengelolaan limbah abu batubara oleh kalangan industri hanya
berbentuk partikel halus amorf dan abu tersebut merupakan bahan anorganik
yang terbentuk dari perubahan bahan mineral (mineral matter) karena proses
akan terbentuk dua jenis abu yaitu abu terbang (fly ash) dan abu dasar (bottom
14
Menurut ACI Committee 226, dijelaskan bahwa abu terbang (fly ash)
mempunyai butiran yang cukup halus, yaitu lolos ayakan No. 325 (45 mili
antara lain densitasnya 2,23 gr/cm3, kadar air sekitar 4% dan komposisi
mineral yang dominan adalah α-kuarsa dan mullite. Selain itu abu batu bara
mengandung
tembaga (Cu), timbal (Pb), seng (Zn), kadmium (Cd), chrom (Cr).
15
- Kelas C : Abu terbang (fly ash) yang dihasilkan dari
subbituminous.
halnya semen, namun dengan kehadiran air dan ukurannya yang halus,
oksida silika yang dikandung didalam abu batubara akan bereaksi secara
kimia dengan kalsium hidroksida yang terbentuk dari proses hidrasi semen
(Djiwantoro, 2001).
Percobaan geser langsung merupakan salah satu jenis pengujian tertua dan
sangat sederhana untuk menentukan parameter kuat geser tanah c dan Ø. Dalam
percobaan ini dapat dilakukan pengukuran secara langsung dan cepat nilai
kekuatan geser tanah dengan kondisi tanpa pengaliran atau dalam konsep
tegangan total. Pengujian ini diperuntukan bagi tanah non-kohesif, namun dalam
perkembangannya dapat pula diterapkan pada jenis tanah kohesif. Prinsip dasar
dari pengujian ini adalah dengan pemberian beban geser/horizontal pada contoh
tanah melalui cincin/kotak geser dengan kecepatan yang tetap sanpai tanag
mengalami keruntuhan. Sementara itu tanah juga diberi beban vertikal yang
pembacaan dial regangan pada interval yang sama dan secara bersamaan
16
dilakukan pembacaan beban dial geser pada bacaan regangan yang bersesuaian,
sehingga dapat digambarkan suatu grafik hubungan regangan dan tegangna geser
yang terjadi. Umumnya pada pengujian ini dilakukan pada 3 sampel tanah yang
identik, dengan beban normal yang berbeda untuk melengkapi satu seri pengujian
geser langsung. Dari ketiga hasil pengujian akan didapatkan 3 pasang data
tegangan normal dan tegangan geser, sehingga dapat digambarkan suatu grafik
Kuat geser langsung ialah gaya-gaya perlawanan yang dibuat oleh butiran-
keadaan kritis dari tegangan normal dan tegangan geser dapat mengakibatkan
keruntuhan pada suatu bahan (Mohr, 1910). Tanah yang tidak berkohesi, memiliki
kekuatan geser yang terletak pada gesekan antara butir tanah (c = 0), sedangkan
kekuatan geser dirumuskan oleh Coulomb dan Mohr dalam persamaan berikut ini:
τ = c + σ tan
Keterangan:
c = kohesi (kg/cm2)
17