Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya zaman di era globalisasi dan kemajuan

teknologi yang pesat mengakibatkan munculnya benda-benda tak habis pakai

(limbah) dimana sering dimanfaatkan untuk keperluan tertentu, seperti bidang

rekayasa bahan bangunan, yang mana limbah-limbah tersebut sudah diteliti

sebelumnya. Salah satu limbah yang bisa dimanfaatkan sebagai campuran beton

yaitu abu terbang (fly ash) (Muhammad Reza, 2014).

Pada pembakaran batu bara dalam PLTU, terdapat limbah padat berupa

partikel abu yang terbawa gas disebut abu terbang (fly ash). Di Indonesia,

produksi limbah abu terbang dari tahun ke tahun meningkat sebanding dengan

konsumsi penggunaan batu bara sebagai bahan baku pada industri PLTU. Limbah

abu batu bara fly ash akan terus meningkat seiring dengan program pemerintah

pembangkit 35 ribu megawatt (MW) yang direncanakan pemerintah.

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) akan dilaksanakan hingga

tahun 2025 mengingat komposisi bauran energi untuk pembangkit listrik dari batu

bara direncanakan mencapai 56,97% dari total pembangkit listrik (Anonim, 2016).

Menurut Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan kebutuhan batu bara saat ini sebesar

87,7 juta ton untuk PLTU batu bara. Jumlah ini meningkat seiring dengan adanya

program 35 ribu MW, sehingga pada 2019 diperkirakan kebutuhan batu bara

meningkat menjadi 166,2 juta ton. jika limbah abu batu bara fly ash dihasilkan

1
sekitar 5%, maka limbah yang dihasilkan mencapai 8,31 juta ton pada 2019.

Angka 8,31 juta ton merupakan angka yang sangat banyak.

Peningkatan limbah fly ash secara berlebihan tanpa adanya upaya

penanggulangan untuk mereduksi jumlahnya dapat menyebabkan permasalahan

seperti pencemaran udara, atau perairan, penurunan kualitas ekosistem, dan

kesehatan yang bisa berakibat fatal terhadap kelangsungan makhluk hidup.

Dewasa ini, limbah fly ash mulai dimanfaatkan dalam berbagai macam penelitian

nasional maupun internasional khususnya dalam bidang konstruksi. Fly ash dapat

jadikan material pengikat pengganti semen dalam pembuatan beton yang telah

diuji dalam beberapa penelitian di laboratorium. Fly ash juga digunakan untuk

memperbaiki kondisi stabilitas tanah yang kurang bagus.

Sifat dan ukuran dari abu terbang sendiri memiliki kesamaan dengan semen.

Oleh sebab itu pemanfaatan abu terbang sebagai bahan substitusi semen terhadap

campuran beton. Sedangkan partikel dari abu dasar memiliki kesamaan dengan

pasir merupakan faktor utama yang menjadi pilihan memanfaatkan abu dasar

sebagai bahan substitusi pasir dalam campuran beton (Pradita, 2013).

Pasir mempunyai peranan yang sangat penting pada suatu pekerjaan dalam

konstruksi. Pasir atau agregat halus paling sering digunakan sebagai material

pelengkap dalam pembuatan beton. Sama halnya dengan agregat kasar, pasir tidak

mempunyai daya ikat antar partikelnya atau nilai kohesi sehingga tanpa adanya

campuran semen sebagai faktor pengikat maka pasir tidak mempunyai nilai kuat

tekan bebas maupun kuat geser. Bangunan yang akan didirikan di tanah dasar

berpasir atau cenderung berpasir sangat tidak baik bahkan berbahaya baik dalam

2
kondisi normal ataupun bila terjadi gempa sewaktu-waktu yang dapat memicu

fenomena likuifaksi terjadi. Oleh karena itu diperlukan solusi untuk memperbaiki

kondisi tanah ini, salah satu upayanya adalah menggunakan material tambahan

yang mampu mengikat partikel pasir.

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka penulis ingin

meneliti lebih dalam tentang pengaruh abu terbang (fly ash) sebagai zat limbah

terhadap daya ikat partikel agregat halus (yang dimaksud agregat halus disini ialah

pasir alam) dengan judul “PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH

TERHADAP NILAI KUAT GESER LANGSUNG PADA PASIR HALUS

DENGAN DERAJAT KEJENUHAN 30%”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat diuraikan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh pemberian persentase abu terbang (fly ash) terhadap

nilai kuat geser pada pasir halus?

2. Bagaimanakah pengaruh perlakuan curing terhadap nilai kuat tekan bebas

dan kuat geser pada campuran pasir halus dan fly ash?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui pengaruh pemberian persentase abu terbang (fly ash)

terhadap nilai kuat geser pada pasir halus.

3
2. Dapat mengetahui pengaruh perlakuan curing terhadap nilai kuat geser pada

campuran pasir halus dan fly ash.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memperoleh pengetahuan bahwa fly ash dapat dijadikan solusi untuk

memberikan kekuatan (kohesi) terhadap pasir atau agregat halus.

2. Memperoleh pengetahuan bahwa fly ash dapat dijadikan solusi untuk

memperbaiki kondisi tanah yang buruk atau tanah yang berpotensi terjadi

likuifaksi ketika terjadi gempa.

3. Dan juga dapat menjadi penelitian ini sebagai bahan penelitian lebih lanjut

dalam mengurangi masalah serta pemanfaatan limbah fly ash.

1.5 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini menggunakan abu terbang (fly ash) yang diambil dari limbah

industri PLTU Nii Tanasa,Sulawesi Tenggara.

2. Penelitian ini menggunakan jenis pasir Pohara.

3. Pengujian yang dilakukan terhadap bahan uji campuran pasir dan fly ash

meliputi kuat gesernya..

4. Metode mix design campuran pasir dan fly ash yang digunakan adalah metode

any fix.

4
5. Penelitian ini tidak melakukan pemeriksaan terhadap sifat-sifat dan kandungan

bahan kimia terhadap reaksi fly ash pada pasir.

6. Penelitian ini menggunakan variasi kadar fly ash sebesar 5%,10%,15%,20%,

25%, dan 30% dengan kadar derajat kejenuhan pasir sebesar 30% dan Density

relative campuran sebesar 50%.

7. Pengujian campuran pasir dan fly ash pada saat campuran tersebut berumur 7,

14, 28, dan 56 hari.

8. Nilai ekonomis dari penggunaan fly ash dalam penelitian ini tidak diteliti.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam laporan penelitian ini terdiri V (lima) Bab

dengan uraian sebagai berikut :

Bab I (Satu) Pendahuluan, bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

Bab II (Dua) Tinjauan Pustaka, bab ini berisikan teori-teori dasar yang

berhubungan dengan penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan landasan

teoritis dalam menganalisis permasalahan yang ada.

Bab III (Tiga) Metodologi Penelitian, bab ini berisi uraian tentang metodologi

penelitian yang meliputi penjelasan mengenai bahan, alat, variable dan tahap

penelitian.

Bab IV (Empat) Hasil Dan Pembahasan, merupakan bab yang menguraikan

tentang pembahasan yang menyangkut pelaksanaan pengolahan data yang telah

5
diperoleh dari hasil pengujian yang telah dilaksanakan dengan disertakan grafik

– grafik untuk memperjelas hasil penelitian.

Bab V (Lima) Penutup, bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian yang

ditarik dari tujuan dan hasil analisa penelitian pada bab sebelumnya serta saran

yang diharapkan dapat memberikan masukkan untuk penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai