Anda di halaman 1dari 26

Masa kemerdekaan

(1945-1950)
Kelompok A:
1. Adika Putri Diningtyas(1)
2. Annisa Aulia Aditya (3)
3. Elcarvyna Zahir Khaliza (9)
4. Keira Dwinova (19)
5. Keishandita Ergitamanda (20)
6. Khansa Aqila Mumtaz (22)
7. Nabila Alzena
8. Najmah Nur Azizah
Kata Pengantar

Pertama-tama kami ucapkan terima kasih kepada tuhan yang maha esa, karena
rahmatnya yang berupa kesehatan dan pengetahuan kami dapat menyelesaikan
makalah sederhana ini dengan tepat waktu.
Makalah ini berisikan materi bab 4 tentang masa kemerdekaan, semoga makalah
sederhana ini dapat menambah wawasan kita tentang apa saja yang terjadi pada masa
kemerdekaan yaitu antara tahun 1945 sampai 1950.
Kami juga menyadari bahwa makalah sederhana ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu diharapkan kritik, saran serta perbaikan untuk makalah
sedrhana ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih

Jakarta, 14 Februari 2020

Penyusun
Daftar Isi

Kata pengantar

Daftar isi

Bab I. pendahuluan
A) Latar belakang
B) Rumusan masalah
C) Tujuan makalah

Bab II. Pembahasan

Masa kemerdekaan

1. Proklamasi kemerdekaan

2. Kegiatan setelah terbentuknya Negara Republik Indonesia

3. Perjuangan Bangsa Indonesia dalam memperjuangkan


kemerdekaan indonesia

4. Perkembangan politik Indonesia pada masa kemerdeaan

5. Perkembangan ekonomi Indonesia pada masa kemerdekaan

6. Kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kemerdekaan


Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
pada awalanya tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota
Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat
tentara Jepang di seluruh dunia. kemudian Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom
kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada
Amerika Serikat dan sekutunya.
Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan
kemerdekaannya. dan akhirnya terjadi lah peristiwa rengasdengklok. Peristiwa
Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda
antara lain Soekarni, Wikana, Aidit dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng
31" terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945
pukul 03.00. WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk
kemudian didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia,sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili
Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang
kapan proklamasi akan dilaksanakan terutama setelah Jepang mengalami kekalahan
dalam Perang Pasifik.
Pada waktu itu Soekarno dan Moh. Hatta, tokoh-tokoh menginginkan agar
proklamasi dilakukan melalui PPKI, sementara golongan pemuda menginginkan agar
proklamasi dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap sebagai badan
buatan Jepang. Selain itu, hal tersebut dilakukan agar Soekarno dan Moh. Hatta tidak
terpengaruh oleh Jepang. Para golongan pemuda khawatir apabila kemerdekaan yang
sebenarnya merupakan hasil dari perjuangan bangsa Indonesia, menjadi seolah-olah
merupakan pemberian dari Jepang.

Bunyi teks Proklamasi

PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta
B. Rumusan Masalah
7. Proklamasi kemerdekaan
8. Kegiatan setelah terbentuknya Negara Republik Indonesia
9. Bagimana perjuangan Bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan
indonesia
10. Bagaimana perkembangan politik Indonesia pada masa kemerdeaan
11. Bagaimana perkembangan ekonomi Indonesia pada masa kemerdekaan
12. Baimana kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kemerdekaan

C. Tujuan Makalah
untuk membahas masalah masalah diatas dah juga untuk membahas tentang
materi masa kemerdakaan
Bab II
Isi

1. Proklamasi kemerdekaan
Wilayah Indonesia sangatlah luas. Komunikasi dan transportasi sekitar tahun
1945 masih sangat terbatas. Di samping itu, hambatan dan larangan untuk
menyebarkan berita proklamasi oleh pasukan Jepang di Indonesia, merupakan
sejumlah faktor yang menyebabkan berita proklamasi mengalami keterlambatan di
sejumlah daerah, terutama di luar Jawa. Namun dengan penuh tekad dan semangat
berjuang, pada akhirnya peristiwa proklamasi diketahui oleh segenap rakyat Indonesia.
Lebih jelasnya ikuti pembahasan di bawah ini. Penyebaran proklamasi kemerdekaan
17 Agustus 1945 di daerah Jakarta dapat dilakukan secara cepat dan segera menyebar
secara luas. Pada hari itu juga, teks proklamasi telah sampai di tangan Kepala Bagian
Radio dari Kantor Domei (sekarang Kantor Berita ANTARA), Waidan B. Palenewen.
Ia menerima teks proklamasi dari seorang wartawan Domei yang bernama Syahruddin.
Kemudian ia memerintahkan F. Wuz (seorang markonis), supaya berita proklamasi
disiarkan tiga kali berturut-turut. Baru dua kali F. Wuz melaksanakan tugasnya,
masuklah orang Jepang ke ruangan radio sambil marah-marah, sebab mengetahui
berita proklamasi telah tersiar ke luar melalui udara.[48]

Meskipun orang Jepang tersebut memerintahkan penghentian siaran berita


proklamasi, tetapi Waidan Palenewen tetap meminta F. Wuz untuk terus menyiarkan.
Berita proklamasi kemerdekaan diulangi setiap setengah jam sampai pukul 16.00 saat
siaran berhenti. Akibat dari penyiaran tersebut, pimpinan tentara Jepang di Jawa
memerintahkan untuk meralat berita dan menyatakan sebagai kekeliruan. Pada
tanggal 20 Agustus 1945 pemancar tersebut disegel oleh Jepang dan para pegawainya
dilarang masuk. Sekalipun pemancar pada kantor Domei disegel, para pemuda
bersama Jusuf Ronodipuro (seorang pembaca berita di Radio Domei) ternyata
membuat pemancar baru dengan bantuan teknisi radio, di antaranya Sukarman,
Sutamto, Susilahardja, dan Suhandar. Mereka mendirikan pemancar baru di Menteng
31, dengan kode panggilan DJK 1. Dari sinilah selanjutnya berita proklamasi
kemerdekaan disiarkan. Usaha dan perjuangan para pemuda dalam penyebarluasan
berita proklamasi juga dilakukan melalui media pers dan surat selebaran. Hampir
seluruh harian di Jawa dalam penerbitannya tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita
proklamasi kemerdekaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Harian Suara Asia di Surabaya merupakan koran pertama yang memuat berita
proklamasi. Beberapa tokoh pemuda yang berjuang melalui media pers antara lain
B.M. Diah, Sayuti Melik, dan Sumanang. Proklamasi kemerdekaan juga
disebarluaskan kepada rakyat Indonesia melalui pemasangan plakat, poster, maupun
coretan pada dinding tembok dan gerbong kereta api, misalnya dengan slogan Respect
Our Constitution, August 17!!! (Hormatilah Konstitusi Kami, 17 Agustus!!!). Melalui
berbagai cara dan media tersebut, akhirnya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
dapat tersebar luas di wilayah Indonesia dan di luar negeri. Meskipun menggunakan
banyak media dan alat penyebaran, sebelum tahun 2005, pihak Belanda sebagai
penjajah Indonesia tak mengakui Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 (de facto)
melainkan tahun 1949 tanggal 27 Desember sebagaimana pengakuan PBB (de
jure)[49] sebab mereka berpendapat bahwa pada tahun 1945, kekuasaan di Indonesia
diserahkan kepada Sekutu, bukan dibebaskan oleh Jepang. Di samping melalui media
massa, berita proklamasi juga disebarkan secara langsung oleh para utusan daerah
yang menghadiri sidang PPKI. Berikut ini para utusan PPKI yang ikut menyebarkan
berita proklamasi:
1. Teuku Mohammad Hassan dari Aceh,
2. Sam Ratulangi dari Sulawesi,
3.Ketut Pudja dari Sunda Kecil (Bali),
4. A. A. Hamidan dari Kalimantan.

2. Terbentuknya negara kesatuan Republik Indonesia


1. 29 April 1945
BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau
dalam bahasa Jepang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai yang didirikan oleh pemerintah
Jepang pada tanggal yang beranggotakan 63 orang.

2. 06 Agustus 1945
Sebuah bom atom meledak di kota Hiroshima, Jepang. Pada saat itu, padahal
Jepang sedang menjajah Indonesia,

3. 07 Agustus 1945
BPUPKI kemudian berganti pada tanggal menjadi PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi inkai

4. 9 Agustus 1945
Bom atom kedua kembali dijatuhkan di kota Nagasaki yang membuat Negara
Jepang Menyerah Kepada Amerika Serikat. Momen ini dimanfaatkan Indonesia untuk
memproklamasikan kemerdekaannya.

5. 10 Agustus 1945
Sutan Syahrir mendengar lewat radio bahwa Jepang telah menyerah pada sekutu,
yang membuat para pejuang Indonesia semakin mempersiapkan kemerdekaannya.
saat kembalinya Soekarno dari Dalat, sutan syahrir mendesak kemerdekaan Indonesia.

6. 15 Agustus 1945
Jepang benar-benar menyerah pada Sekutu.

7. 16 Agustus 1945
Dinihari Para pemuda membawa Soekarno beserta keluarga dan Hatta ke Rengas
Dengklok dengan tujuan agar Soekarno dan Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang.
Wikana dan Mr. Ahmad Soebarjo di Jakarta menyetujui untuk memproklamasikan
Kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu diutuslah Yusuf Kunto menjemput Soekarno
dan keluarga dan juga Hatta. Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta awalnya ia
dibawa ke rumah nishimura baru kemudian di bawa kembali ke rumah Laksamana
Maeda. untuk membuat konsep kemerdekaan. Teks porklamasi pun disusun pada dini
hari yang diketik oleh Sayuti Malik.

8. 17 Agustus 1945
Pagi hari di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Teks proklamasi
dibacakan tepatnya pada pukul 10:00 WIB dan dikibarkanlah Bendera Merah Putih
yang dijahit oleh Istri Soekarno, Fatmawati. Peristiwa tersebut disambut gembira oleh
seluruh rakyat Indonesia.

9. 18 Agustus 1945
PPKI mengambil keputusan, mengesahkan UUD 1945, dan terbentuknya NKRI
(Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta terpilihnya Ir. Soekarno dan Moh. Hatta
sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Republik Indonesia.

3. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan


A. Secara fisik (perlawanan/perang)
1. Insiden Hotel Yamato
Insiden Hotel Yamato adalah peristiwa perobekan bendera Belanda
menjadi bendera Indonesia di Hotel Yamato Surabaya pada tanggal 19 september
1945 karena gagalnya perundingan antara Sudirman dan Mr.W.Ch. Ploegman
untuk menurunkan bendara Belanda.
Perobekan bendera ini dapat terjadi karena Belanda mengibarkan bendera
Belanda tanpa seizin pemerintah Indonesia yang pada saat itu sudah merdeka. Hal
ini membuat warga Surabaya menjadi marah dan memutuskan untuk mendatangi
Hotel Yamato. Lalu setelah berkumpulnya massa tersebut perwakilan dari
Indonesia, Sudirman melakukan perundingan dengan Mr. Ploegman. Sayangnya,
hal tersebut tidak di indahkan oleh Mr. Ploegman. Ia enggan menurunkan bendera
Belanda dan tidak mengakui kedaulatan Indonesia.
Para pemuda yang hadir memgetahui ada yang tidak benar dengan
perundingan tersebut, lalu Hariyono bersama sudirman dan Kusno wibowo
masuk ke dalam hotel dan memanjat tiang hingga mereka berhasil merobek
bagian biru bendera. Karena itulah peristiwa ini dikenal juga dengan perobekan
bendera Belanda

2. Pertempuran Surabaya
Peristiwa 10 Nopember 1945 di Surabaya berawal dari mendaratnya tentara
Inggris yang dipimpin oleh Sir Philip Christison pada tanggal 29 September
1945 di Jakarta dan diboncengi tentara NICA (Netherlands Indies Civil
administration) dipimpin oleh Dr. H.J. Van Mook.
Tanggal 25 Oktober 1945 Brigjen A.W.S. Mallaby memimpin pendaratan
Inggris di Surabaya untuk melucuti tentara Jepang dan interniran (tawanan
perang). Mallaby telah sepakat dengan wakil pemerintah RI untuk saling menjaga
keamanan. Inggris melanggar beberapa kesepakatan yaitu :
a. Pada tanggal 26 Oktober 1945 Inggris mengingkari janjinya dengan
menyerbu Penjara Kalisosok Surabaya dibawah pimpinan Kapten Shaw.
b. Pada tanggal 27 Oktober 1945 Inggris menduduki Pangkalan Udara
Tanjung Perak, Kantor Pos Besar dan Gedung Bank Internatio.
c. Pada siang harinya tanggal 27 Oktober 1945 pesawat terbang Inggris
menyebarkan pamplet yang isinya memerintahkan agar rakyat Surabaya dan Jawa
Timur menyerahkan senjata yang di rampas dari tentara Jepang.
Akibat Inggris yang melakukan pelanggaran tersebut maka membangkitkan
perlawanan rakyat Surabaya. Maka pertempuranpun tak bisa dihindarai dan
berlangsung selama 2 hari (27 - 29 Oktober 1945). Tanggal 30 Oktober disepakati
untuk menghentikan pertempuran setelah terjadi pertemuan Presiden Soekarno
dan Mallaby. Tetapi pada sore harinya (30 Oktober 1945) terjadi pertempuran di
Bank Internatio dan menewaskan Brigjen A.W.S. Mallaby.
Pada tanggal 9 Nopember 1945 Inggris mengeluarkan ultimatum (ancaman)
yang isinya memerintahkan kepada seluruh para pemimpin dan pemuda Indonesia
agar menyerahkan senjata di tempat-tempat yang telah di tentukan sambil
mengangkat tangan, selambat-lambatnya pukul 06.00 tanggal 10 Nopember 1945
dan jika hal itu tidak dilakukan maka Inggris akan menyerang Surabaya dari darat,
laut dan udara.
Gubernur Jawa Timur R.M. Suryo dan para tokoh TKR (Tentara Keamanan
Rakyat) menolak ancaman Inggris, bahkan melakukan perlawanan. Maka pada
tanggal 10 Nopember 1945 meletuslah perlawanan sengit menghadapi tentara
gabungan (Inggris, Gurkha dan Belanda).
Dalam pertempuran tersebut Bung Tomo berpidato dengan semangat yang
beapi-api dan menyatakan lebih baik mati daripada di jajah.
Untuk mengenang peristiwa tersebut maka setiap tanggal 10 Nopember
diperingati sebagai Hari Pahlawan.

3. Pertempuran Lima Hari di Semarang


Pertempuran ini dilatar belakangi oleh adanya desas-desus pemberian racun
pada sumber air yang ada di Candilama yang dilakukan oleh Jepang. Melihat
kemungkinan adanya racun di sumber air dr. Kariadi yang bekerja di kawasan itu
berusaha datang untuk mengecek. namun, saat akan melakukan pengecekan, dia
justru dihadang oleh Angkatan Laut Jepang dan ditembak secara membabi buta.
Akibat aksi ini dr. Kariadi meninggal dunia dan menyebabkan pemuda marah dan
melakukan aksi penyerangan balik.
Pemuda semarang menangkap para prajurit Jepang dan membuat Jepang
mengamuk. Pemuda Semarang kalah dalam kurangnya persenjataan, namun tidak
membuat mereka menyerah begitu saja. Mereka terus melakukan penyerangan
hingga pada radius 10 km dari Monumen Tugu Muda banyak sekali pemuda dan
tentara Jepang yang gugur.
Jepang mulai kesusahan dengan pemuda Jepang sehingga meminta
melakukan gencatan senjata dan disetujui kedua pihak. Namun pada saat
melakukan gencatan senjata, Jepang menyandera 75 orang dan membunuhnya
dengan cara mengerikan. Hal ini tentunya membuat Pemuda Semarang marah dan
terus melakukan serangan sampai Jepang mundur. Sayangnya kemunduran
Jepang membuat sekutu kembali sehingga mereka masih terus berjuang untuk
melawan sekutu.

4. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa berlangsung dari tanggal 20 Nopember - 15
Desamber 1945 di Ambarawa antara Pasukan TKR dengan tentara Sekutu.
Pasukan TKR dipimpin oleh Mayor Soemarto.
Tanggal 26 Nopember 1945 pimpinan TKR dari Purwokerto, Letkol Isdiman
gugur dan digantikan oleh Kolonel Soedirman yang kemudian mengambil alih
pimpinan pasukan. Dibawah pimpinan Letkol Soedirman TKR berhasil memukul
mundur pasukan sekutu dengan melakukan perang gerilya. Sejak saat itulah nama
besar Soedirman menjadi terkenal.
Untuk mengenang pertempuran Ambarawa setiap tanggal 15 Desember
diperingati sebagai Hari Infantri dan di Ambarawa didirikan monumen yaitu
Palagan Ambarawa.
5. Bandung Lautan Api
Pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada
tanggal 12 Oktober 1945. Mereka menuntut agar semua senjata api yang ada di
tangan penduduk, kecuali TKR dan polisi, diserahkan kepada mereka.
Orang-orang Belanda yang baru dibebaskan mulai melakukan tindakan-tindakan
yang mulai mengganggu keamanan. Akibatnya, bentrokan bersenjata antara
Inggris dan TKR tidak dapat dihindari. Malam tanggal 24 November 1945, TKR
dan badan-badan perjuangan melancarkan serangan terhadap
kedudukan-kedudukan Inggris di bagian utara, termasuk Hotel Homanndan Hotel
Preanger yang mereka gunakan sebagai markas. Tiga hari kemudian, MacDonald
menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat agar Bandung Utara
dikosongkan oleh penduduk Indonesia, termasuk pasukan bersenjata.

Ultimatum Tentara Sekutu agar Tentara Republik Indonesia (TRI)


meninggalkan kota Bandung mendorong TRI untuk melakukan operasi
“bumihangus”. Keputusan untuk membumihanguskan Bandung diambil melalui
musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan (MP3) di hadapan semua
kekuatan perjuangan pihak Republik Indonesia, pada tanggal 24 Maret 1946.
Kolonel Abdoel Haris Nasoetion selaku Komandan Divisi III TRImengumumkan
hasil musyawarah tersebut dan memerintahkan evakuasi Kota Bandung. Hari itu
juga, rombongan besar penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan kota
Bandung dan malam itu pembakaran kota berlangsung.

Bandung sengaja dibakar oleh TRI dan rakyat setempat agar Sekutu tidak
dapat menggunakan Bandung sebagai markas strategis militer. Tentara Inggris
mulai menyerang sehingga pertempuran sengit terjadi. Pertempuran yang paling
besar terjadi di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, di mana
terdapat gudang amunisi besar milik Tentara Sekutu. Dalam pertempuran
ini Muhammad Toha dan Ramdan, dua anggota milisi BRI (Barisan Rakjat
Indonesia) terjun dalam misi untuk menghancurkan gudang amunisi tersebut.
Muhammad Toha berhasil meledakkan gudang tersebut dengan dinamit. Gudang
besar itu meledak dan terbakar bersama kedua milisi tersebut di dalamnya.

6. Pertempuran Medan Area


Pada tanggal 24 Agustus 1945, antara pemerintah Kerajaan Inggris dan
Kerajaan Belanda tercapai suatu persetujuan yang terkenal dengan nama civil
Affairs Agreement. Dalam persetujuan ini disebutkan bahwa panglima tentara
pendudukan Inggris di Indonesia akan memegang kekuasaan atas nama
pemerintah Belanda.
Dalam melaksanakan hal-hal yang berkenaan dengan pemerintah sipil,
pelaksanaannya diselenggarakan oleh NICA dibawah tanggungjawab komando
Inggris. Kekuasaan itu kelak di kemudian hari akan dikembalikan kepada
Belanda. Inggris dan Belanda membangun rencana untuk memasuki berbagai
kota strategis di Indonesia yang baru saja merdeka. Salah satu kota yang akan
didatangi Inggris dengan “menyelundupkan” NICA Belanda adalah
Medan.Sementara di tempat lain pada tanggal 27 Agustus 1945 rakyat Medan
baru mendengar berita proklamasi yang dibawa oleh Mr. Teuku Moh Hassan
sebagai Gubernur Sumatera. Mengggapi berita proklamasi para pemuda dibawah
pimpinan Achmad lahir membentuk barisan Pemuda Indonesia.Pada tanggal 9
Oktober 1945 rencana dalam Civil Affairs Agreement benar-benar dilaksanakan.
Tentara Inggris yang diboncengi oleh NICA mendarat di Medan. Mereka
dipimpin oleh Brigjen T.E.D Kelly. Awalnya mereka diterima secara baik oleh
pemerintah RI di Sumatra Utara sehubungan dengan tugasnya untuk
membebaskan tawanan perang (tentara Belanda).
Sebuah insiden terjadi di hotel Jalan Bali, Medan pada tanggal 13 Oktober
1945. Saat itu seorang penghuni hotel (pasukan NICA) merampas dan
menginjak-injak lencana Merah Putih yang dipakai pemuda Indonesia. Hal ini
mengundang kemarahan para pemuda. Akibatnya terjadi perusakan dan
penyerangan terhadap hotel yang banyak dihuni pasukan NICA.
Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak Sekutu memasang papan-papan yang
bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di berbagai sudut kota Medan. Sejak
saat itulah Medan Area menjadi terkenal. Pasukan Inggris dan NICA mengadakan
pembersihan terhadap unsur Republik yang berada di kota Medan.Hal ini jelas
menimbulkan reaksi para pemuda dan TKR untuk melawan kekuatan asing yang
mencoba berkuasa kembali. Pada tanggal 10 Agustus 1946 di Tebingtinggi
diadakan pertemuan antara komandan-komandan pasukan yang berjuang di
Medan Area. Pertemuan tersebut memutuskan dibentuknya satu komando yang
bernama Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area.Pada tanggal 10
desember 1945, Sekutu dan NICA melancarkan serangan besar-besaran terhadap
kota Medan. Serangan ini menimbulkan banyak koraban di kedua belah pihak.
Pada bulan April 1946, Sekutu berhasil menduduki kota Medan. Pusat perjuangan
rakyat Medan kemudian dipindahkan ke Pemantangsiantar.Untuk melanjutkan
perjuangan di Medan maka pada bulan Agustus 1946 dibentuk Komando
Resimen Laskar Rakyat Medan Area. Komandan initerus mengadakan serangan
terhadap Sekutu diwilayah Medan. Hampir di seluruh wilayah Sumatera terjadi
perlawanan rakayat terhadap Jepang, Sekutu, dan Belanda. Pertempuran itu
terjadi, antara lain di Pandang, Bukit tinggi dan Aceh.

7. Pertempuran puputan margarana


Latar belakang terjadinya pertempuran ini adalah pada saat perjanjian linggar
jati tanggal 10 November 1946. Dimana salah satu isinya adalah Belanda
mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang
meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Selanjutnya Belanda diharuskan sudah
meninggalkan daerah de facto paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
Pada tanggal 2 dan 3 Maret Belanda dan pasukannya mendarat di Bali.
Belanda datang untuk mendirikan negara Indonesia Timur dan mengajak I Gusti
Ngurah Rai untuk mewujudkan tujuannya tersebut. Untungnya ajakan tersebut
ditolak dan dijawab dengan perlawanan senjata. Di pertempuran pertama Bali
memenangkannya, hal ini membuat Belanda semakin geram.
Pada tanggal 20 November 1946 I Gusti Ngurah Rai dan pasukannya (Ciung
Wanara), melakukan longmarch ke Gunung Agung, ujung timur Pulau Bali.
Tetapi tiba-tiba di tengah perjalanan, pasukan ini dicegat oleh serdadu Belanda di
Desa Marga, Tabanan, Bali. Peperangan pun tak dapat dihindarkan. Mereka pun
bertempur sampai habis atau puputan yang mengakhiri hidup I Gusti Ngurah Rai .
Peristiwa inilah yang kemudian dicatat sebagai pertempuran puputan maragarana.

8. Serangan Umum 1 Maret 1949


Serangan ini dilaksanakan sesuai dengan namanya yaitu 1 Maret 1949
dengan tujuan membuktikan kepada dunia internasional bahwa Republik
Indonesia cukup kuay untuk mempertahankan kemerdekaan meskipun ibu
kotanya telah diduduki Belanda. Serangan ini dilakukan oleh pasukan TNI dari
brigade 10 dibawah pimpinan Letnan kolonel Seoharto. Pada malam hari
menjelang serangan, para pasukan TNI mendekati kota. Pada pagi harinya
serangan umum dilancarkan dari segala penjuru kota. Belanda yang tidak
menduga akan ada serangan berhasil dipukul mundur.
Dalam serangan umum TNI akhirnya berhasil menduduki Yogaykarta.
Keberhasilan serangan ini mendapat dukungan dari dunia internasional. Peristiwa
ini mendorong perubahan sikap pemerintah Amerika Serikat terhadap Belanda.
Pada awalnya, Amerika Serikat mendukung Belanda namun pada akhirnya
memaksa Belanda untuk melakukan perundingan dengan RI. Karena banyaknya
desakan akhirnya Belanda melakukan perundingan dengan RI.
B. Secara diplomatik (perjanjian)
Perjuangan diplomasi adalah perjuangan yang dilakukan dengan cara
melakukan perundingan dengan sekutu (Belanda) untuk mendapatkan hak
dan kewajiban (hukum-hukum). Contohnya Indonesia melakukan
perundingan langsung dengan Belanda. Hasil dari perundingan kemudian
menjadi kebijakan – kebijakan yang akan berlaku.

1. Perundingan Linggarjati
Perjanjian Linggarjati dilaksanakan pada 10-15 November 1946 di
Linggarjati, dekat Cirebon. Dalam perjanjian ini, Indonesia diwakili oleh PM
Sutan Syahrir dan tiga anggota lainnya, sedangkan Belanda diwakili oleh Prof.
Schemerhorn. Perjanjian ini dipimpin oleh Lord Killearn, seorang diplomat
Inggris.
Hasil Perundingan Linggarjati di tandatangi pada tanggal 25 Maret 1947
di Istana Rijswijk (sekarang Istana Merdeka) Jakarta, yang isinya adalah sebagai
berikut:
A. Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia,
yaitu, Sumatra, Jawa, dan Madura.
B. Belanda harus meninggalkan wilayah Republik Indonesia paling
lambat tanggal 1 Januari 1949.
C. Indonesia dan Belanda sepakat membentuk Negara Republik
Indonesia Serikat (RIS), dan salah satu bagiannya adalah
Republik Indonesia.
D. Dalam bentuk RIS, Indonesia harus tergabung dalam
Commonwealth/persemakmuran Indonesia-Belanda dengan ratu
Belanda sebagai ketuanya.

2. Perjanjian Renville
Atas usul KTN, maka pada tanggal 8 Desember 1947 dilaksanakan
perjanjian antara Indonesia dan Belanda di atas Kapal Renville milik AS
yang sedang berlabuh di Jakarta. Delegasi dari setiap negara:
A) Indonesia dipimpin oleh Mr. Amir Syarifuddin.
B) Belanda dipimpin oleh R. Abdul Kadir Wijiyoatmojo.
C) Australia dipimpin oleh Richard C. Kirby.
D) Belgia dipimpin oleh Paul van Zeeland.
E) Amerika Serikat dipimpin oleh Frank Porter Graham.
Setelah melalui perdebatan dan permusyawaratan dari tanggal 8 Desember
1947 – 17 Juni 1948 maka diperoleh hasil dari perjanjian ini. Isi dari Perjanjian
Renville diantaranya:

A. Belanda masih berdaulat atas seluruh indonesia sampai kedaulatan


diserahkan kepada republik indonesia serikat, yang wajib segera
dibentuk.
B. RIS mempunyai kedudukan yang sejajar dengan negeri belanda
dalam UNI Indonesia-Belanda.
C. Republik indonesia menjadi sebuah bagian negara dari RIS.
D. Pasukan dari republik indonesia yang terdapat didaerah penduduk
harus ditarik masuk ke daerah republik indonesia.
E. Sebelun terbentuknya RIS belanda mampu menyerahkan sebagian
dari kekuasaannya pada pemerintahan federal sementara.

3. Perundingan Roem-Royen

Perjanjian ini merupakan perjanjian pendahuluan sebelum KMB. Salah


satu kesepakatan yang dicapai adalah Indonesia bersedia menghadiri KMB yang
dilaksanakan di Den Haag, Belanda. Untuk menghadapi KMB dilaksanakan
konferensi inter Indonesia yang bertujuan untuk mengadakan pembicaraan
antara BFO/Bijenkomst Voor Federal Overleg dengan RI agar tercapai
kesepakatan mendasar dalam menghadapi KMB. Komisi PBB yang menangani
Indonesia digantikan UNCI. UNCI berhasil membawa Indonesia-Belanda ke
meja perjanjian pada tanggal 7 Mei 1949 yang dikenal dengan persetujuan
Belanda dari Indonesia:
A. Angkatan bersenjata Republik Indonesia harus menghentikan
semua aktivitas gerilya.
B. Pemerintah Republik Indonesia akan menghadiri Konferensi Meja
Bundar (KMB).
C. Kembalinya pemerintahan Republik Indonesia ke kota Yogyakarta.
D. Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi
militer dan membebaskan semua tahanan perang dan politik.
E. Belanda menyetujui Republik Indonesia sebagian dari Negara
Indonesia Serikat.
F. Kedaulatan akan diserahkan kepada Indonesia secara utuh dan
tanpa syarat.
G. Belanda dan Indonesia akan mendirikan sebuah persekutuan
dengan dasar sukarela dan persamaan hak.
H. Belanda memberikan semua hak, kekuasaan dan kewajiban kepada
Indonesia.

Delegasi dari setiap negara:


A. Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Roem.
B. Belanda dipimpin oleh Dr. J. H. Van Royen.

4. Konferensi Meja Bundar

KMB merupakan langkah nyata dalam diplomasi untuk mencari


penyelesaian sengketa antara Indonesia-Belanda. Kegiatan KMB dilaksankan di
Den Haag, Belanda, tanggal 23 Agustus – 2 November 1949. Dalam KMB
tersebut dihadiri delegasi Indonesia, BFO, Belanda, dan perwakilan UNCI.
Berikut ini delegasi yang hadir dalam KMB:
A. Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof. Dr. Mr.
Soepomo.
B. BFO dipimpin oleh Sultan Hamid II.
C. Belanda diwakili Mr. Van Maarseveen.
D. UNCI diwakili oleh Chritchley.

Hasil dan Isi dari Konferensi Meja Bundar:


A. Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS)
sebagai sebuah negara yang merdeka.
B. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30
Desember 1949.
C. Status Provinsi Irian Barat diselesaikan paling lama dalam waktu
setahun setelah pengakuan kedaulatan.
D. Dibentuknya Uni Indonesia-Belanda untuk mengadakan kerjasama
antara RIS dan Belanda yang dikepalai Raja Belanda.
E. Republik Indonesia Serikat akan mengembalikan hak milik Belanda
dan memberikan hak-hak konsesi serta izin baru untuk
perusahaan-perusahaan Belanda.
F. Republik indonesia Serikat harus membayar semua utang Belanda
sejak tahun 1942.
G. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan
catatan beberapa korvet akan diserahkan kepada RIS.

Tentara Kerajaan Belanda akan ditarik mundur, sedangkan Tentara


Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa
anggotanya yang diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan TNI.

4. Perkembangan politik Indonesia pada masa kemerdekaan


Pada periode 27 Desember 1949 hingga 15 Agustus 1950, bangsa Indonesia
bergabung dalam negara federasi Republik Indonesia Serikat ( RIS).
RIS dibentuk sebagai wujud kesepakatan antara Indonesia, Belanda,
dan Bijeenkomst voor Federal Overleg (BFO) pada Konferensi Meja Bundar ( KMB).
KMB sebagai upaya pemerintah Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan
dari tangan penjajah.
Karena meski Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus
1945, Belanda mencoba datang lagi lndonesia untuk menjajah.
Setelah diproklamasikan sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI),
kemudian diganti dengan negara federasi Republik Indonesia Serikat (RIS).
Hal itu mengakibatkan berlakunya dua konstitusi secara bersamaan di wilayah
negara bagian RI, yaitu Konstitusi RIS dan UUD 1945.
Pada 27 Desember 1949, Presiden RI Soekarno menyerahkan secara smi
kekuasaan pemerintahan RI kepada Asaat sebagai Pemangku Jabatan Presiden.
Karena dalam UUDS RIS melarang rangkap jabatan bagi kepala negara federal
dan perdana menteri dengan jabatan apapun.
Sehingga membuat Soekarno dan Mohammad Hatta mengharuskan untuk
meletakkan jabatan bersama-sama.

Sejarah RIS
Terbentuknya RIS tidak lepas dari dengan kedatangannya kembali Belanda ke
Indonesia lewat Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1948.
Pada Agresi Militer II, Belanda menyerang Yogyakarta yang menjadi ibu kota
Indonesia waktu itu. Bahkan sejumlah tokoh, seperti Soekarno, dan Moh Hatta,
ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke daerah.
Dikutip situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud), pada saat terjadi Agresi Militer Belanda II membuat pemerintahan
di Indonesia lumpuh meski tidak bubar secara resmi.
Presiden Soerkarno dan Wakil Presiden Moh Hatta sebelum tertangkap
memberikan mandat kepada Menteri Kemakmuran, Syahruddin Prawiranegara yang
berada di Sumatera untuk membentuk pemerintahan darurat.
Akhirnya pada 22 Desember 1949 di Sumatera Pemerintah Darurat dibentuk.
Kemudian Belanda memilih untuk berunding dengan Indonesia, salah satunya lewat
KMB.
KMB yang digelar pada 23 Agustus hingga 2 November 1949 di Den Haag,
Belanda tersebut berlangsung alot.
Hasilnya terbentuk RIS dan Belanda mengakui kedaulatan kepada Indonesia
kapada RIS tanpa syarat apapun.

Kabinet RIS pertama


Penyerahan kekuasaan formal dari Kerajaan Belanda kepada RIS pada 27
Desember 1949 di Jakarta yang diwakiliki Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku
pejabat RIS.

Dikutip situs Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Presiden RIS Soekarno


kemudian membentuk kabinet pertamanya. Perdana Menteri merangkap menteri luar
negeri RIS adalah Moh Hatta.
Amerika Serikat (AS) menjadi negara pertama yang membuka perwakilan
diplomatik di Jakarta setelah penyerahan kedaulatan Belanda kepada RIS.
Langkah AS, kemudian disusul oleh Inggris, Belanda, dan China.

RIS terdiri ada beberapa negara bagian dan itu dibentuk oleh Belenda, seperti
Indonesia Timur, Sumatera Timur, Madura, Pasundan, Sumatera Selatan, dan Jawa
Timur.

Kembali ke NKRI
RIS berdiri tidak berlangsung berlangsung lama. Karena banyak gejolak-gejolak
yang terjadi dengan menuntut dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
Banyak negara bagian yang menyatakan ingin bergabung ke dalam NKRI.
Adanya desakan tersebuat kemudian dilakukan pembahasan antara RIS dengan
RI untuk bisa kembali sesuai cita-cita pada awal proklamasi.
Akhirnya pada 15 Agustus 1950, secara resmi kembali ke NKRI setelah
penggabungan pemerintahan RIS dan RI dihadapan sidang DPR dan senat.
Konstitusi RIS diubah menjadi Undang-Undang Dasar Sementara Republik
Indonesia (yang selanjutnya dikenal sebagai UUDS 1950) berdasarkan UU RIS
Nomor 7 Tahun 1950.
Pada hari itu juga, Pemangku Jabatan Presiden RI, Assaat, kemudian
menyerahkan secara resmi kekuasaan pemerintahan RI kepada Soekarno sebagai
Presiden Republik Indonesia.

gangguan keamanan

1. Pemberontakan PKI di Madiun, 18 September 1948


18 September 1948 mencatat sebuah peristiwa penting dalam sejarah Indonesia.
Ketika itu, Partai Komunis Indonesia (PKI) pimpinan Muso melakukan
pemberontakan di Madiun, Jawa Timur.
Dalam buku Pemberontakan PKI-Muso Di Madiun 18-30 September 1948 yang
ditulis Rachmat Susatyo, pemberontakan Madiun dilakukan pada 18 September 1948
mulai pukul 03.00 dini hari yang ditandai dengan tembakan pistol tiga kali.

Selanjutnya, pasukan yang dimpin oleh Sumarsono, Dahlan dan Djokosujono


bergerak menguasai seluruh kota Madiun, dan melakukan pendudukan kantor-kantor
penting seperti Kantor Pos, Gedung Bank, Kantor Telepon, kantor Radio dan Kantor
Polisi.
Kelompok pemberontak kemudian mereka mengibarkan bendera merah di depan
Balai Kota dan menjadikan Madiun sebagai titik untuk menguasai Indonesia.
Menghadapi pemberontakan ini, Presiden Soekarno menerapkan GOM I
(Gerakan Operasi Militer) dimana Panglima Soedirman memberi perintah pada
Kolonel Gatot Subroto (Panglima Divisi II Jateng bagian timur), Kolonel Sungkono
(Panglima Divisi I Jatim) agar mengerahkan kekuatan TNI serta polisi dalam
menumpas PKI Madiun.
Hanya butuh waktu 2 minggu bagi pemerintah untuk menumpas PKI Madiun.
Berkat dukungan rakyat, Madiun bisa direbut kembali pada 30 September 1948.

2. pemberontakan DII/ TII (daarul islam/ tentara islam indonesia)


pemberontakan dii atau tii adalah suatu gerakan yang menginginkan berdirinya
sebuah negara islam indonesia. Pemberontakan ini bermula di jawa barat kemudian
menyebar ke daerah lain, seperti jawa tengah, aceh, sulawesi selatan. kalimantan
selatan.

A. Pemberontakan DI/TII Jawa Barat


Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat berawal dengan ditandatanganinya
Persetujuan Renville pada 17 Januari 1948. Sekar Marijan Kartosuwiryo mendirikan
Darul Islam (DI) bersama pasukannya yang terdiri atas Hizbullah dan Sabillah
(kurang lebih sebanyak 4000 orang . Ia menolak untuk membawa pasukannya ke
Jawa Tengah dan tidak mengakui lagi keberadaan RI. dan tujuannya juga menentang
penjajah Belanda di Indonesia.

Akan tetapi, setelah makin kuat, S.M.Kartosuwiryo memproklamasikan


berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) pada tanggal 17 Agustus 1949 di Desa
Cisayong,Jawa Barat dan tentaranya dinamakan Tentara Islam Indonesia (TII) saat itu
lah tidak sedikit rakyat yang menjadi korban. Upaya pemerintah untuk menghadapi
gerakan DI/TII pemerintah bekerja sama dengan rakyat setempat.Dan dijalankan lah
taktik dan strategi baru yang disebut Perang Wilayah. Pada 1 April 1962 dilancarkan
Operasi Bharatayuda yaitu operasi penumpasan gerakan DI/TII.

engan taktis Pagar Betis. Pada tanggal 4 juni 1962, S.M.Kartosuwiryo beserta
para pengikutnya berhasil ditanggap oleh pasukan Siliwangi di Gunung Geber,
Majalaya, Jawa Barat.Ia sempat mengajukan grasi kepada Presiden,tetapi di tolak.
Akhirnya S.M.Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati di hadapan regu tembak dari
keempat angkatan bersenjata RI 16 Agustus 1962.

B. Pemberontakan DI/TII Jawa Tengah


Gerakan DI/TII di Jawa Tengah yang dipimpin oleh Amir Fatah dan Kyai
Sumolangu di bagian utara, yang bergerak di daerah Tegal, Brebes dan Pekalongan.
Inti kekuataanya adalah pasukan Hizbullah yang dibentuk di Tegal,1946 dan pada 23
Agustus 1949, Amir Fatah memproklamasikan berdirinya Darul Islam dan
menyatakan brgabung dengan DI/TII S.M.kartosuwiryo.Pasukannya dinamakan
Tentara Islam Indonesia (TII) dengan sebutan Batalion Syarif Hidayat Widjaja
Kusuma(SHWK).

Untuk menghancurkan gerakan ini, Januari 1950 dibentuk Komando Gerakan


Banteng Negara (GBN) dibawah Letkol Sarbini. Pemberontakan di Kebumen
dilancarkan oleh Angkatan Umat Islam (AUI) yang dipimpin oleh Kyai Moh.
Mahfudh Abdurrahman (Kyai Sumolanggu) Gerakan ini berhasil dihancurkan pada
tahun 1957 dengan operasi militer yang disebut Operasi Gerakan Banteng Nasional
dari Divisi Diponegoro.

Gerakan DI/TII itu pernah menjadi kuat karena pemberontakan Batalion 426 di
Kedu dan Magelang/ Divisi Diponegoro. Didaerah Merapi-Merbabu juga telah terjadi
kerusuhan-kerusuhan yang dilancarkan oleh Gerakan oleh Gerakan Merapi-Merbabu
Complex (MMC). Gerakan ini juga dapat dihancurkan. Untuk menumpas gerakan
DI/TII di daerah Gerakan Banteng Nasional dilancarkan operasi Banteng Raiders.

C. Pemberontakan DI/TII Sulawesi Selatan


Gerakan DI/TII di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakar.Latar
belakang pemberontakan ini berbeda dari yang terjadi di Jawa barat dan Jawa tengah.
Pada tanggal 30 April 1950 Kahar Muzakar mengirim surat kepada Pemerintah pusat
untuk membubarkan Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) dan anggotanya
disalurkan ke dalam APRIS. Tenyata Kahar Muzakar menuntut agar Kesatuan Gerilya
Sulawesi Selatan dan kesatuan gerilya lainnya dimasukkan delam satu brigade yang
disebut Brigade Hasanuddin di bawah pimpinanya.

Tuntutan itu ditolak karena banyak diantara mereka yang tidak memenuhi syarat
untuk dinas militer. Pemerintah mengambil kebijaksanaan menyalurkan bekas
gerilyawan itu ke Corps Tjadangan Nasional (CTN). Pada saat dilantik sebagai
Pejabat Wakil Panglima Tentara dan Tetorium VII, Kahar Muzakar beserta para
pengikutnya melarikan diri ke hutan dengan membawa persenjataan lengkap dan
mengadakan pengacauan serta pada tahun 1952, ia menyatakan bahwa wilayah
Sulawesi Selatan menjadi bagian dari Negara Islam Indonesia pimpinan
S.M.Kartosuwiryo di Jawa Barat pada tanggal 7 Agustus 1953.

Penumpasan pemberontakan Kahar Muzakar memakan waktu lebih dari 14 tahun.


Faktor yang menjadi penyebab lamanya adalah rasa kesukuan yang ditanamkan dan
gerombolan ini telah berakar di Hati rakyat Kahar Muzakar dan gerombolannya
mengenal sifat rakyat dan memanfaatkan lingkungan alam yang sangat dikenalnya.
Tanggal 3 Februari 1965, Kahar Muzakar tertembak mati dalam sebuah kontak
senjata dengan pasukan RI.

D. Pemberontakan DI/TII Aceh


Adanya berbagai masalah antara lain masalah otonomi daerah, pertentangan
antargolongan, serta rehabilitasi dan modernisasi daerah yang tidak lancar menjadi
penyebab meletusnya pemberontakan DI/TII di Aceh.Daerah Aceh sebelumnya
menjadi daerah istimewa diturunkan statusnya menjadi daerah Karasidenan di bawah
provinsi Sumatera Utara.
Gerakan DI/TII di Aceh dipimpin oleh Tengku Daud Beureueh yang pada tanggal
21 September 1953 memproklamasikan daerah Aceh sebagai bagian dari Negara
Islam Indonesia dibawah pimpinan S.M.Kartosuwiryo dan memutuskan hubungan
dengan Jakarta. Pemberontakan DI/TII di Aceh diselesaikan dengan diadakannya
musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh pada tanggal 17 – 28 Desember 1962 atas
inisiatif Pangdam I Bukit Barisan, Kolonel Jasin. Dalam musyawarah ini, dibicarakan
berbagai permasalahan yang dihadapi dan kesalahpahaman yang terjadi.Akhirnya dari
musyawarah bersama tersebut ialah pulihnya kembali keamanan di daerah Aceh.

E. Pemberontakan DI/TII Kalimantan Selatan


Pada akhir tahun 1950,Kesatuan Rakyat Jang Tertindas(KRJT) melakukan
penyerangan ke pos-pos TNI di Kalimantan Selatan. KRJT dipimpin seorang mantan
Letnan dua TNI yang bernama Ibnu Hadjar alias Haderi alias Angli.Ibnu Hadjar
sendiri kemudian menyerahkan diri. Akan tetapi , setelah merasa kuat dan
memperoleh peralatan perang, ia kembali membuat kekacauan dengan bantuan Kahar
Muzakar dan S.M. Kartosuwiryo.

Pada tahun 1954, Ibnu Hadjar diangkat sebagai panglima TII wilayah Kalimantan.
Akhirnya, Pemerintah melalui TNI berhasil mengatasi gerakan yang dilakukan oleh
Ibnu Hadjar pada tahun 1959 dan Ibnu Hadjar berhasil ditangkap dan pada 22 maret
1965 dan ia dijatuhkan hukuman mati oleh pengadilan militer

5. Perkembangan ekonomi Indonesia pada masa kemerdekaan


1.Kekacauan Perekonomian 1945-1950
Faktor- faktor penyebab kacaunya perekonomian Indonesia 1945-1950 adalah
sebagai berikut .
1. Terjadi Inflasi yang sangat tinggi

Inflasi tersebut disebabakan karena :


• Beredarnya mata uang Jepang di masyarakat dalam jumlah yang tak terkendali
(pada bulan Agustus 1945 mencapai 1,6 Milyar yang beredar di Jawa sedangkan
secara umum uang yang beredar di masyarakat mencapai 4 milyar).
• Beredarnya mata uang cadangan yang dikeluarkan oleh pasukan Sekutu dari
bank-bank yang berhasil dikuasainya untuk biaya operasi dan gaji pegawai yanh
jumlahnya mencapai 2,3 milyar.
• Repubik Indonesia sendiri belum memiliki mata uang sendiri sehingga
pemerintah tidak dapat menyatakan bahwa mata uang pendudukan Jepang tidak
berlaku.

Karena inflasi ini kelompok yang paling menderita adalah para petani sebab
petani merupakan produsen yang paling banyak menyimpan mata uang Jepang. Hasil
pertanian mereka tidak dapat dijual, sementara nilai tukar mata uang yang mereka
miliki sangat rendah.

Pemerintah Indonesia yang baru saja berdiri tidak mampu mengendalikan dan
menghentikan peredaran mata uang Jepang tersebut sebab Indonesia belum memiliki
mata uang baru sebagai penggantinya. Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk
sementara waktu menyatakan ada 3 mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu:
• Mata uang De Javasche Bank
• Mata uang pemerintah Hindia Belanda
• Mata uang pendudukan Jepang

2. Adanya Blokade ekonomi dari Belanda


Blokade oleh Belanda ini dilakukan dengan menutup (memblokir) pintu
keluar-masuk perdagangan RI terutama melalui jalur laut dan pelabuhan-pelabuhan
penting. Blokade ini dilakukan mulai bulan November 1945. Adapun alasan dari
pemerintah Belanda melakukan blokade ini adalah :

• Mencegah masuknya senjata dan peralatan militer ke Indonesia.


• Mencegah kelurnya hasil-hasil perkebunan milik Belanda dan milik asing
lainnya.
• Melindungi bangsa Indonesia dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
bangsa lain.

Dengan adanya blokade tersebut menyebabakan:


• Barang-barang ekspor RI terlambat terkirim.
• Barang-barang dagangan milik Indonesia tidak dapat di ekspor bahkan banyak
barang-barang ekspor Indonesia yang dibumi hanguskan.
• Indonesia kekurangan barang-barang import yang sangat dibutuhkan.
• Inflasi semakin tak terkendali sehingga rakyat menjadi gelisah.
Tujuan/harapan Belanda dengan blokade ini adalah
• Agar ekonomi Indonesia mengalami kekacauan
• Agar terjadi kerusuhan sosial karena rakyat tidak percaya kepada pemerintah
Indonesia, sehingga pemerintah Belanda dapat dengan mudah mengembalikan
eksistensinya.
• Untuk menekan Indonesia dengan harapan bisa dikuasai kembali oleh Belanda.

Upaya dalam menghadapi blokade belanda


1. Usaha bersifat politis, yaitu Diplomasi Beras ke India
Pemerintah Indonesia bersedia untuk membantu pemerintah India yang
sedang ditimpa bahaya kelaparan dengan mengirimkan 500.000 ton beras.
Pemerintah melakukan hal ini sebab akibat blokade oleh Belanda maka hasil
panen Indonesia yang melimpah tidak dapat dijual keluar negeri pemerintah
berasumsi pada pada musim panen 1946 akan diperoleh suplai hasil panen
sebesar 200.000 sampai 400.000 ton.

2. Usaha bersifat ekonomis


1. Mengadakan hubungan dagang langsung dengan luar negeri
Membuka hubungan dagang langsung ke luar negeri dilakukan oleh pihak
pemerintah maupun pihak swasta. Usaha tersebut antara lain:

a) Mengadakan kontak dagang dengan perusahaan swasta Amerika


(Isbrantsen Inc.).
b) Karena blokade Belanda di Jawa terlalu kuat maka usaha diarahkan untuk
menembus blokade ekonomi Belanda di Sumatera dengan tujuan Malaysia dan
Singapura.
c) Pemerintah RI pada 1947 membentuk perwakilan resmi di Singapura yang
diberi nama Indonesian Office (Indoff). Secra resmi badan ini merupakan badan
yang memperjuangkan kepentingan politik di luar negeri, namun secara rahasia
berusaha menembus blokade ekonomi Belanda dengan melakukan perdagangan
barter. Diharapkan dengan upaya ini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat
Indonesia.

d) Dibentuk perwakilan kemetrian pertahanan di luar negeri yaitu


Kementrian Pertahanan Urusan Luar Negeri (KPULN) yang dipimpin oleh Ali
Jayengprawiro. Tugas pokok badan ini adalah membeli senjata dan perlengkapan
angkatan perang.
3. Pinjaman Nasional
Program ini dilaksanakan oleh mentri keuangan ir.surachman dengan
persetujuan BP-KNIPpinjaman nasional akan dibayar kembali selama 40
tahun.pada bulan juli 1946 besar pinjaman sebesar 1 milyar, pada tahun pertama
berhasil dikumpulkan uang sejumlah 500milyar. Ini menunjukkan besarnya
dukungan dari rakyat Indonesia.

6. Kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kemerdekaan


1. Kondisi Politik
Setelah memeproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945,
kondisi politik dan keamanan dalm negeri Indonesia masih rawan dan sangat labil.
Pengambilan kekuasaan dari tangan tangan Jepang sering menimbulkan bentrokan
bersenjata. Situasi ini bertambah parah setelah kedatangan pasukan Sekutu (AFNEI)
yang diboncengi tentara NICA (Belanda). Sementara itu, dalam sistem pemerintah
dalam negeri mulai berkembang ke arah penyimpangan UUD 1945. hal ini diawali
dengan kemenangan kelompok sosialis yang dipimpin oleh Sutan Syahrir dan Amir
Syarifudin yang berhasil memebentuk “ Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia
Pusat (BPKNIP).

2. Kondisi Ekonomi
Kondisi perekonomian Indonesia pada awal kemerdekaan sangat parah, untuk
mengatasi keadaan ekonomi yang tidak menentu tersebut, pemerintah mengambil
kebijaksanaan salah satunya ialah dengan menyelenggarakan konferensi ekonomi dan
berhasil menghapus sistem autarki lokal warisan Jepang, kemudian menggantinya
dengan sistem sentralisasi.

3. Kondisi Sosial Budaya


sesudah proklamasi kemerdekaan, terjadi perubahan dalam kehidupan sosial
budaya masyarakat Indonesia. Semula rakyat Indonesia adalah masyarakat kolonial
dengan diskriminasi ras sebagai ciri pokoknya. Kemerdekaan telah berhasil
menghapus segala bentuk diskriminasi terhadap seluruh warga negara Indonesia.
Pemerintah RI menghapus semua perbedaan perlakuan berdasarkan ras (warna kulit),
keturuna, agama dan kepercayaan yang dianut warganya.
Bab III
Penutup

Kesimpulan:
Awal mula masa kemerdekaan Indonesia adalah pada saat dibacakannya
proklamasi kemerdekaaan Indonesia oleh soekarno. Walaupun proklamasi telah
dibacakan. Tetap saja pihak belanda tidak terima akan kemerdekaan Indonesia. Maka
dari itu munculah peperangan baik secara senjata maupun secara diplomatik. Yang
menyebabkan banyak peristiwa penting yang terjadi, yang masing masing memiliki
dampak terhadap Indonesia. Ada yang menghasilkan dampak baik ada juga yang
menghasilkan dampak buruk. Selain adanya masalah akibat balanda yang tidak terima
akan kemerdekaan Indonesia. Indonesia juga memiliki masalah dalam kehidupan
masnyarakatnya seperi masalah politik dan ekonomi.

Saran:
Kita sebagai generasi muda harus meneladani sikap para pahlawan dalam
mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Tanpa adanya proklamasi kemerdekaan
Indonesia yang dipaksakan oleh golongan muda. Indonesia belum tentu menjadi
seperti Indonesia yang sekarang.

Anda mungkin juga menyukai