Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………… i
KATA PENGANTAR………………………………………………… ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………
B. Rumusan Masalah…………………………………………………
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………..
BAB II TINJAUAN TEORI
A. KAA (Konferensi Asia Afrik)……………………….
B. Misi Garuda………………………
C. Deklarasi Djuanda………………………
D. GNB (Gerakan Non Blok)…………
E. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations)…
F. OKI (Organisasi Kerjasama Islam)……………
G. JIM (Jakarta imformal Meeting)……
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………
B. Saran………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Hubungan internasional diidentifikasikan sebagai studi tentang
interaksi antara beberapa faktor yang berpartisipasi dalam politik
internasional, yang meliputi negara- negara, organisasi internasional,
organisasi nonpemerintah, kesatuan substansional (kelompok-kelompok
atau badan-badan dalam suatu negara), seperti birokrasi dan pemerintah
domestik, serta individu-individu.
Dalam hubunngan internasional terdapat berbagai pola hubungan
antar bangsa seperti : Pola Penjajahan, Pola Hubungan Ketergantungan,
Pola Hubungan Sama Derajat Antarbangsa. Ketentuan atas karena
perjanjian internasional akan mengakibatkan hokum yang juga sekaligus
akanmenjalani kepastian hukum pada perjanjian internasianal hal-hal
yang menyangkut hak dan kewajiban antar subjek-subjek hokum
internasional.
Dari sebagian masyarakat dunia, bangsa Indonesia selalu melakukan
hubungan dengan bangsa lainnya. Dalam menjalin hubungan dengan
bangsa lain, kita menetapkan politik luar negeri yang "bebas" dan "aktif".
Politik luar negeri bebas aktif ini mulai dicanangkan sejak awal merdeka.
Sebagai salah satu perwujudan politik luar negeri yang bebas aktif,
bangsa Indonesia pernah menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika di
Bandung pada tahun 1955 dan juga membentuk Gerakan Non Blok
bersama beberapa negara Asia Afrika lainnya.
Pada umumnya, negara yang telah merdeka dan bedaulat penuh akan
mengadakan hubungan dengan negara lain. Setiap negara memiliki
perbedaan masyarakat, struktur pemerintah, kepentingan nasional dan
perbedaan-perbedaan lainnya. Namun, perbedaan tersebut biasanya
menimbulkan suatu kebutuhan yang menyebabkan adanya hubungan
internasional. Bahkan tidak bisa dipungkiri bahwa suatu negara yang
tidak dapat menjalin hubungan internasional dengan negara lain akan sulit
untuk mempertahankan kedaulatannya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hubungan internasional
diperlukan karena suatu negara memiliki ketergantungan dengan negara
lain dalam hal memenuhi semua kebutuhan dan menjaga kedaulatan
negaranya.
B.Rumusan Masalah
1. Apa itu KAA (Konferensi Asia – Afrika) ?
2. Apa itu Misi Garuda ?
3. Apa itu Deklarasi Djuanda ?
4. Apa itu GNB (Gerakan Non Blok) ?
5. Apa itu ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) ?
6. Apa itu OKI (Organisasi Kerjasama Islam) ?
7. Apa itu JIM (Jakarta imformal Meeting) ?
C.Tujuan Penulisan
1. Kita Dapat Mengetahui KAA (Konferensi Asia – Afrika).
2. Kita Dapat Mengetahui Misi Garuda.
3. Kita Dapat Mengetahui Deklarasi Djuanda.
4. Kita Dapat Mengetahui GNB (Gerakan Non Blok).
5. Kita Dapat Mengetahui ASEAN (Association of Southeast Asian
Nations).
6. Kita Dapat Mengetahui OKI (Organisasi Kerjasama Islam).
7. Kita Dapat Mengetahui JIM (Jakarta imformal Meeting).
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Tujuan
3. Peranan
a. Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat
penyelenggaraan Konferensi Pancanegara II yang berlangsung
pada tanggal 28 sampai 29 Desember 1954 di Bogor.
Konferensi ini sebaagai pendahuluan dari Konferensi
Asia-Afrika.
b. Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat
penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika yang berlangsung
pada tanggal 18 sampai 24 April 1955 di Gedung Merdeka
Bandung. Dalam Konferensi tersebut beberapa tokoh Indonesia
menduduki peranan penting, antara lain: Ketua Konferensi: Mr.
Ali Sastroamidjoyo, Sekretaris Jenderal Konferensi : Ruslan
Abdulgani, Ketua Komite Kebudayaan : Mr. Muh. Yamin, dan
ketua Komite Ekonomi : Prof. Ir. Roseno.
B. Misi Garuda
1. Latar Belakang
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merupakan lembaga tertinggi
yang mewadahi negara-negara di dunia. PBB juga menjadi lembaga
yang aktif dalam mengupayakan perdamaian dunia dan aktif
menyelesaikan konflik antar negara. Indonesia pernah mendapat
bantuan dari PBB pada masa revolusi. Pada saat itu, PBB membantu
menyelesaikan konflik antara Indonesia-Belanda. PBB juga membantu
Indonesia dalam masalah Irian Barat.
Dengan dasar politik tersebut, Indonesia menunjukkan tekad untuk
mengupayakan perdamaian dunia. Melalui pelaksanaan Konferensi
Asia-Afrika hingga pembentukan Gerakan Non-Blok, upaya tersebut
semakin terlihat. Tindakan pemerintah Indonesia mendapat sambutan
positif Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sejak tahun 1950-an, pemerintah
Indonesia mulai diberi kepercayaan untuk turut serta dalam pasukan
perdamaian Dewan Keamanan PBB. Pasukan tersebut terdiri atas
pasukan dari berbagai negara. Indonesia mengirim suatu pasukan yang
kemudian dinamakan Kontingen Garuda atau Konga.
2. Tujuan
Dalam rangka ikut mewujudkan perdamaian dunia, maka Indonesia
memainkan sejumlah peran dalam percaturan internasional. Peran yang
cukup menonjol yang dimainkan oleh Indonesia adalah dalam rangka
membantu mewujudkan pemeliharaan perdamaian dan keamanan
internasional. Dalam hal ini Indonesia sudah cukup banyak
pengirimkan Kontingen Garuda (KONGA) ke luar negeri. Sampai
tahun 2015 Indonesia telah mengirimkan kontingen Garudanya sampai
dengan kontingen Garuda yang ke dua puluh enam (XXVI).
Bagi bangsa Indonesia pengiriman Misi Garuda untuk memenuhi
permintaan PBB memiliki alasan yang kuat. Yang pertama sesuai
dengan Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi ikut
melaksanaka ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan
keadilan sosial dan kedua sesuai dengan politik Luar Ngeri Indonesia
bebas aktif, diantaranya :
a. Ikut serta sebagai anggota Dewan Keamanan PBB.
b. Mewujudkan Landasan ideologi Indonesia (Pancasila).
c. Menyesuaikan Landasan Konstitusional Indonesia (Pembukaan
UUD 1945).
d. Perwujudan dari politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif.
3. Peranan
Dalam hal ini Indonesia sudah cukup banyak pengirimkan
Kontingen Garuda (KONGA) ke luar negeri. Sampai tahun 2014
Indonesia telah mengirimkan kontingen Garudanya sampai dengan
kontingen Garuda yang ke duapuluh tiga (XXIII). Pengiriman Misi
Garuda yang pertama kali dilakukan pada bulan Januari 1957.
Pengiriman Misi Garuda dilatarbelakangi adanya konflik di Timur
Tengah terkait masalah nasionalisasi Terusan Suez yang dilakukan oleh
Presiden Mesir Ghamal Abdul Nasser pada 26 Juli 1956. Sebagai
akibatnya, pertikaian menjadi meluas dan melibatkan negara-negara di
luar kawasan tersebut yang berkepentingan dalam masalah Suez.
Pada bulan Oktober 1956, Inggris, Perancis dan Israel melancarkan
serangan gabungan terhadap Mesir. Situasi ini mengancam perdamaian
dunia sehingga Dewan Keamanan PBB turun tangan dan mendesak
pihak-pihak yang bersengketa untuk berunding. Dalam Sidang Umum
PBB Menteri Luar Kanada Lester B.Perason mengusulkan agar
dibentuk suatu pasukan PBB untuk memelihara perdamaian di Timur
Tengah. Usul ini disetujui Sidang dan pada tanggal 5 November 1956
Sekjen PBB membentuk sebuah komando PBB dengan nama United
Nations Emergency Forces (UNEF). Pada tanggal 8 November
Indonesia menyatakan kesediannya untuk turut serta menyumbangkan
pasukan dalam UNEF.
Sebagai pelaksanaanya, pada 28 Desember 1956, dibentuk sebuah
pasukan yang berkuatan satu detasemen (550 orang) yang terdiri dari
kesatuan-kesatuan Teritorium IV/Diponegoro dan Teritorium
V/Brawijaya. Kontingen Indonesia untuk UNEF yang diberinama
Pasukan Garuda ini diberangkatkan ke Timur Tengah pada bulan
Januari 1957.Untuk kedua kalinya Indonesia mengirimkan kontingen
untuk diperbantukan kepada United Nations Operations for the Congo
(UNOC) sebanyak satu batalyon. Pengiriman pasukan ini terkait
munculnya konflik di Kongo (Zaire sekarang). Konflik ini muncul
berhubungan dengan kemerdekaan Zaire pada bulan Juni 1960 dari
Belgia yang justru memicu pecahnya perang saudara.
Untuk mencegah pertumpahan darah yang lebih banyak, maka PBB
membentuk Pasukan Perdamaian untuk Kongo, UNOC. Pasukan kali
ini di sebut “Garuda II” yang terdiri atas Batalyon 330/Siliwangi,
Detasemen Polisi Militer, dan Peleton KKO Angkatan Laut. Pasukan
Garuda II berangkat dari Jakarta tanggal 10 September 1960 dan
menyelesaikan tugasnya pada bulan Mei 1961. Tugas pasukan Garuda
II di Kongo kemudian digantikan oleh pasukan Garuda III yang
bertugas dari bulan Desember 1962 sampai bulan Agustus 1964.
Peran aktif Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia terus
berlanjut, ketika meletus perang saudara antara Vietnam Utara dan
Vietnam Selatan. Indonesia kembali diberikan kepercayaan oleh PBB
untuk mengirim pasukannya sebagai pasukan pemelihara perdamaian
PBB. Untuk menjaga stabilitas politik di kawasan Indocina yang terus
bergolak akibat perang saudara tersebut, PBB membentuk International
Commission of Control and Supervission (ICCS) sebagai hasil dari
persetujuan internasional di Paris pada tahun 1973. Komisi ini terdiri
atas empat negara, yaitu Hongaria, Indonesia, Kanada dan Polandia.
Tugas ICCS adalah mengawasi pelanggaran yang dilakukan kedua
belah pihak yang bertikai.
Pasukan perdamaian Indonesia yang dikirim ke Vietnam disebut
sebagai Pasukan Garuda IV yang berkekuatan 290 pasukan, bertugas di
Vietnam dari bulan Januari 1973, untuk kemudian diganti dengan
Pasukan Garuda V, dan kemudian pasukan Garuda VII. Pada tahun
1975 Pasukan Garuda VII ditarik dari Vietnam karena seluruh Vietnam
jatuh ketangan Vietcong (Vietnam Utara yang komunis).Pada tahun
1973, ketika pecah perang Arab-Israel ke 4, UNEF diaktifkan lagi
dengan kurang lebih 7000 anggota yang terdiri atas kesatuan-kesatuan
Australia, Finlandia, Swedia, Irlandia, Peru, Panama, Senegal, Ghana
dan Indonesia.Kontingen Indonesia semula berfungsi sebagai pasukan
pengamanan dalam perundingan antara Mesir dan Israel. Tugas
pasukan Garuda VI berakhir 23 September 1974 untuk digantikan
dengan Pasukan Garuda VIII yang bertugas hingga tanggal 17 Februari
1975.
Sejak tahun 1975 hingga kini dapat dicatat peran Indonesia dalam
memelihara perdamaian dunia semakin berperan aktif, ditandai dengan
didirikannya Indonesian Peace Security Centre (IPSC/Pusat Perdamaian
dan Keamanan Indonesia) pada tahun 2012, yang didalamnya terdapat
unit yang mengelola kesiapan pasukan yang akan dikirim untuk
menjaga perdamaian dunia.
C.Deklarasi Djuanda
1. Latar Belakang
a.Setiap pulau di Indonesia kala itu hanya memiliki luas laut
sepanjang Mil dihitung dari garis pantai.
b. Luas laut yang sempit ini menjadikan setiap pulau di Indonesia
terpisah oleh kawasan laut bebas.
c.Setiap pulau di Indonesia yang terpisah oleh kawasan laut
bebas,menjadikan kawasan ini bebas dilewati oleh pihak-pihak
asing. Integrasi Nasional menjadi terancam dikarenakan
pihak-pihak asing bebas melakukan aktivitas pelayaran di antara
pulau-pulau Indonesia.
d.Terbatasnya kebijakan Pemerintah Indonesia yang ingin
direalisasikan terkendala dengan sempitnya wilayah Indonesia.
2. Tujuan
a.Untuk mewujudkan bentuk wilayah Kesatuan Republik Indonesia
yang utuh dan bulat.
b.Untuk menentukan batas-batas wilayah NKRI, sesuai dengan azas
negara Kepulauan.
c. Untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin
keamanan dan keselamatan NKRI.
d.Untuk mengatasi masalah di atas, pemerintah Indonesia dipimpin
oleh PM Juanda pada tanggal 13 Desember 1957 telah
mengeluarkan keputusan yang dikenal dengan Deklarasi djuanda,
yang isinya :
1) Demikesatuan bangsa, integritas wilayah, serta kesatuan
ekonomi, ditarik garis-garis pangkal lurus yang
menghubungkan titi-titik terluar dari pulau-pulau terluar.
2) Negara berdaulat atas segala perairan yang terletak dalam
garis-garis pangkal lurus termasuk dasar laut dan tanah
dibawahnya serta ruang udara di atasnya, dengan segala
kekayaan didalamnya.
3) Laut territorial seluas 12 mil diukur dari pulau yang terluar.
4) Hak lintas damai kapal asing melalui perairan Nusantara
(archipelago watwrs) dijamin tidak merugikan kepentingan
negara pantai, baik keamanan maupun ketertibannya.
3. Peranan
1) Menetapkan batas terluar ZEE Indonesia dalam suatu peta yang disertai
koordinat dan titik-titiknya : Menetapkan dalam persetujuan-persetujuan
dengan negara tetangga tentang batas-batas dan ZEE Indonesia yang mungkin
tumpang tindih dengan ZEE negara tetangga.
2) Konsepsi yang berbeda dan masing-masing merupakan konsep yang sui
generis.
3) Mengumumkan dan mendepositkan copy dan peta-peta atau daftar
koordinat-koordinat tersebut pada Sekjen PBB (Pasal 75).
B. Tujuan
1) Mendukung perjuangan dekolonisasi dan memegang teguh
perjuangan melawan imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme,
rasialisme, apartheid, zionisme.
2) Merupakan wadah perjuangan sosial politik negara-negara yang
sedang berkembang.
3) Mengurangi ketegangan antara Blok Barat yang di pimpin oleh
Amerika Serikat dan Blok Timur yang di pimpin oleh Uni Soviet.
4) Tidak membenarkan usaha penyelesaian sengketa dengan kekerasan
senjata.
C. Peranan
1) Presiden pertama Republik Indonesia yaitu Ir. Soekarno menjadi salah satu
pemrakarsa berdirinya Organisasi tersebut bersama dengan 4 kepala negara
sahabat lainnya, yaitu Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito, Perdana menterii
India Pandit Jawaharlal Nehru, Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser, dan
Perdana Menteri Ghana Kwame Nkrumah.
2) GNB lahir sebagai suatu solusi atas beberapa kekisruhan yang terjadi di dunia
internasional di sera tahun 1950-an, dimana pada waktu itu telah terjadi
perang dingin antara Amerika Serikat dan uni Sovyet yang membawa dampak
besar bagi beberapa negara, seperti Jerman, Vietnam, serta semenanjung
Korea.
3) Salah satu alasan terjadinya perang dingin diantara 2 negara adikuasa tersebut
adalah untuk memperebutkan negara-negara yang berada di kawasan Asia
Timur serta Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, thailand, serta
negara-negara yang banyak menghasilkan energi dunia seperti Qatar, Uni
Emirat Arab, serta Kuwait.
Awal kelahiran Gerakan Non Blok adalah ketika terjadi Konferensi Asia
afrika (KAA) di Bandung pada tahun 1955 dimana kurang lebih 29 kepala
negara di kawasan Asia dan Afrika berkumpul guna melakukan identifikasi
serta pendalaman berbagai masalah yang menimpa dunia kala itu, serta
mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak terlibat dalam konfrontasi
kedua blok yang sedang bertikai tersebut.
B. Tujuan
1) Mempercepat kemajuan dan pertumbuhan di bidang ekonomi, sosial
dan budaya di kawasan Asia Tenggara.
2) Meningkatkan kerjasama antar negara se-Asia tenggara dengan cara
saling membantu demi mencapai kepentingan bersama di bidang
ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan administrasi.
3) Meningkatkan stabilitas nasional agar tercipta perdamaian.
4) Meningkatkan kerjasama untuk memajukan pelatihan, pendidikan
serta penelitian di Asia Tenggara.
5) Memelihara kerjasama ditengah tengah organisasi regional maupun
organisasi internasional yang ada.
C. Peranan
1. Sebagai salah satu pendiri ASEAN
Indonesia adalah salah satu dari lima negara pemrakarsa berdirinya
ASEAN. Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa dasar berdirinya
ASEAN adalah deklarasi Bangkok, dimana deklarasi tersebut ditanda tangani
oleh menteri luar negri dari kelima negara pendiri ASEAN, Yaitu :
Adam Malik dari Indonesia
Narsisco Ramos dari Filipina
Tun Abdul Razak dari Malaysia
Rajaratnam dari Singapura
Thanat Koman dari Thailand
B. Tujuan
Selain itu tujuan utama dibentuknya OKI (Organisasi Konferensi Islam)
adalah sebagai berikut:
1) Melenyapkan perbedaarn diskriminasi, kolonialisme dan rasial.
2) Memperteguh dan menjunjung tinggi perjuangan umat islam.
3) Membantu dan mendukung Palestina untuk memperjuangkan kemerdekaan.
4) Meningkatkan solidaritas antar negara-negara islam.
5) Melindungi tempat-tempat suci dan ibadah agama.
C. Peranan
1) Indonsia memberikan andil penyelesaian sengketa antara pakistan dan
bangladesh.
2) Indonesia turut menyelesaikan masalah muslim Moro di Filipina.
3) Indonesia membantu perjuangan rakyat Palestina.
4) Mendukung perjuangan OKI melenyapkan Rasial, Diskriminasi, dan
Kolonialisme di dunia.
5) Sebagai pemrakarsa dibentuknya ''Tata informasi Baru Dunia Islam''.
B. Tujuan
Untuk mendamaikan pihak-pihak yang bertikai atau berperang di kamboja
dengan cara mempertemukan mereka dalam suatu perundingan. Akhirnya
dibentuklah jakarta informal meeting(JIM).artinya pertemuan tidak resmi
yang diadakan di Jakarta tahun 1988.
Jakarta Informal Meeting (JIM) adalah upaya ASEAN yang bertujuan
untuk menyelesaikan konflik antara Thailand dan Kamboja. Konflik ini
berlangsung pada tanggal 4-6 Februari 2011, yang menewaskan 8 orang dan
mencederai beberapa orang.
C. Peranan
Keberhasilan Indonesia menyelenggarakan Jakarta Informal
Meeting ternyata mendapat apresiasi dari Dewan Keamanan PBB. Seluruh
anggota Dewan keamanan PBB menyetujui upaya pembentukan
pemerintahan transisi di Kamboja dengan membentuk United Nation
Transitional Authority in Cambodia (UNTAC) tanggal 28 Februari 1992
berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 745.
Perumusan politik luar negeri suatu negara tak terlepas dari kepentingan
nasional negara yang bersangkutan. Dengan kata lain, ketika kepentingan
nasional suatu negara terancam, maka politik luar negeri akan dikeluarkan
sebagai salah satu upaya dalam mengamankan kepentingan ansional negara
yang bersangkutan. Sengketa internasional adalah suatu perselisihan antara
subjek-subjek hukum internasional mengenai fakta, hukum atau politik
dimana tuntutan atau pernyataan satu pihak ditolak, dituntut balik atau
diingkari oleh pihak lainnya.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa hasil makalah ini belum lengkap dan masih jauh
dari pengharapan, Hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu dan literatur
yang penulis miliki pada saat ini. Penulis sangat mengharapkan kritikan
terutama dari pembaca dan teman-teman. Adanya kritikan yang
membangun yang bisa melengkapi makalah ini di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.zonareferensi.com/konferensi-asia-afrika/
https://guruppkn.com/peran-indonesia-dalam-kaa
https://pendidikanmu.com/2018/11/konferensi-asia-afrika-dan-peran-indonesi
a-terlengkap.html
https://knowledgeisfreee.blogspot.com/2016/02/sejarah-deklarasi-djuanda.ht
ml
https://www.zonareferensi.com/deklarasi-djuanda/
https://guruppkn.com/peran-indonesia-dalam-gerakan-non-blok
http://zettablogs.blogspot.com/2016/03/pengertian-latar-belakang-dan-tujuan-
oki-organisasi-konferensi-islam.html
https://gurusiaga.com/qa/apa-tujuan-jim-jakarta-informal-meeting/