Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini, Indonesia harus mampu meningkatkan mutu pendidikan,
sehingga tidak kalah bersaing dengan negara lain. Negara kita harus mencetak orang-orang
yang berjiwa mandiri dan mampu berkompetisi di tingkat dunia. Saat ini, Indonesia
membutuhkan orang-orang yang dapat berfikir secara efektif, efisien dan juga produktif. Hal
tersebut dapat diwujudkan jika kita mempunyai tenaga pendidik yang handal dan mampu
mencetak generasi bangsa yang pintar dan bermoral.
Sebagaimana telah dimaklumi bahwa dalam lingkup pendidikan yang terkecil yaitu
sekolah, guru memegang peranan yang amat penting dan strategis. Kelancaran proses seluruh
kegiatan pendidikan terutama sekolah, sepenuhnya berada dalam tanggung jawab para guru.
Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen merupakan
tuntutan dari pentingnya keberadaan guru dan dosen sebagai pendidik yang harus dihargai
kerja dan pengabdiannya untuk mencerdaskan bangsa. Di samping itu, Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sitem Pendidikan Nasional yang mensyaratkan bahwa untuk
menjamin perluasan dan pemerataan akses, peningkatan mutu dan relevansi, serta tata
pemerintahan yang baik dan akuntabilitas pendidikan yang mampu menghadapi tantangan
sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global perlu dilakukan
pemberdayaan dan peningkatan mutu guru secara terencana, terarah dan berkesinambungan.
Guru adalah seseorang pemimpin yang harus mengatur, mengawasi dan mengelola
seluruh kegiatan proses pembelajaran di sekolah yang menjadi lingkup tanggung jawabnya,
serta merupakan orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Sudah
selayaknya seorang guru itu diberikan kesejahteraan berupa sertifikasi. Dapat dipahami
bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah
memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional yang disertai dengan peningkatan kesejahteraan yang layak.

|1
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa guru yang professional merupakan salah
satu indikator penting dari sekolah berkualitas. Guru yang professional akan sangat
membantu proses pencapaian visi misi sekolah. Mengingat strategisnya peran yang dimiliki
oleh seorang guru, usaha-usaha untuk mengenali dan mengembangkan profesionalisme guru
menjadi sangat penting untuk dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan profesionalisme guru ?
1.2.2 Bagaimana peran guru professional dalam proses pembelajaran ?
1.2.3 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi profesionalisme guru ?
1.2.4 Apa saja syarat- syarat menjadi guru profesionalisme ?
1.2.5 Apa saja upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1.3.1 Mengetahui pengertian tentang profesionalisme guru
1.3.2 Mengetahui peran guru professional dalam proses pembelajaran
1.3.3 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi profesionalisme guru
1.3.4 Mengetahui syarat- syarat menjadi guru profesionalisme
1.3.5 Mengetahui cara meningkatkan profesionalisme guru dalam membangun pendidikan
yang berkualitas

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah memberikan pengetahuan
kepada pembaca tentang profesionalisme guru dan diharapkan kita akan menjadi calon guru
yang professional agar proses belajar mengajar dikelas menjadi lebih baik lagi.

|2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Profesionalisme Guru


Ahmad Tafsir Mendefisinikan bahwa profesionalisme adalah paham yang mengajarkan
bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang professional. Istilah professional aslinya
adalah kata sifat dari kata “profession” (pekerjaan)yang berarti sangat mampu melakukan
pekerjaan. Sebagai kata benda, professional lebih berarti orang yang melaksanakan sebuah
profesi dengan menggunakan profesi sebagai mata pencarian (Mc. Leod,1989). Dalam kamus
bahasa Indonesia edisi kedua (1991), guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (mata
pencariannya) mengajar. Dalam bahasa arab disebut “Mu’alim” dalam bahasa inggris “teacher”
memiliki arti sederhana yakni “A person whose occupation is teaching others” (Mc. Leod,1989)
artinya seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain.

Di dalam UU sistem pendidikan nasional tahun 2003 pada pasal 39 ayat 2 menjelaskan:
“Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. “

Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian
dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan
seseorang yang menjadi mata pencaharian. Adapun guru yang professional itu sendiri adalah
guru yang berkualitas, berkompeten dan guru yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi
belajar serta mampu mempengaruhi proses belajar siswa yang nantinya akan menghasilkan
prestasi belajar siswa yang lebih baik.

Secara sederhana pekerjaan yang bersifat professional adalah pekerjaan yang hanya dapat
dilakukan oleh mereka yang secara kusus disiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang
dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat atau tidak memperoleh pekerjaan yang lainnya.
Profesionalisme yang berdasarkan keterbukaan dan kebijakan terhadap ide-ide pembaharuan
itulah yang akan mampu melestarikan eksitensi sekolah.

|3
2.2 Peran Guru Professional Dalam Proses Pembelajaran
Guru yang professional dituntut harus mampu berperan selaku manajer yang baik yang
didalamnya harus mampu melangsungkan seluruh tahap-tahap aktivitas dan proses pembelajaran
dengan manajerial yang baik sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat diraih dengan
hasil yang memuaskan.

Peran guru professional atau tenaga kependidikan adalah :

a) Tenaga kependidikan sebagai pendidik dan pengajar yakni tenaga kependidikan


yang harus memiliki kestabilan emosi, ingin memajukan peserta didik, bersifat
realitis, bersikap jujur dan terbuka, peka terhadap perkembangan terutama inovasi
pendidikan.
b) Tenaga kependidikan sebagai anggota masyarakat, untuk itu harus menguasai
psikologi sosial, memiliki pengetahuan tentang hubungan antar manusia dan
sebagai anggota masyarakat harus memiliki keterampilan membina kelompok,
keterampilan bekerja sama.
c) Tenaga kependidikan perlu memiliki kepribadian menguasai ilmu kepemimpinan
menguasai prinsip hubungan manusia, teknik berkomunikasi serta menguasai
berbagai aspek kegiatan organisasi yang ada disekolah.
d) Tenaga kependidikan sebagai pengelola proses belajar mengajar yakni tenaga
kependidikan yang harus mampu dan menguasai berbagai metode mengajar dan
harus mampu menguasai situasi belajar mengajar didalam kelas maupun diluar
kelas.

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Guru Profesional


Secara garis besarnya faktor-faktor yang mempengaruhi guru professional antara lain
sebagai berikut:

a) Status Akademik

|4
Pekerjaan guru adalah pekerjaan yang bersifat profesi. Secara sederhana
pekerjaan yang bersifat profesi adalah pekerjaan yang hanya dilakukan oleh mereka yang
secara khusus dsisiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan lainnya.
Untuk menciptakan tenaga-tenaga professional tersebut pada dasarnya disekolah
dibina dan dikembangkan dari berbagai segi diantaranya:
1. Segi toritis yaitu dilembaga atau sekolah-sekolah keguruan yang membina
dan menciptakan tenaga-tenaga professional ini diberikan ilmu-ilmu
pengetahuan selain ilmu pengetahuan yang harus disampaikan kepada
anak didik, juga diberikan ilmu-ilmu pengetahuan khusus untuk
menunjang keprofesionalannya sebagai guru yang berupa ilmu mendidik,
ilmu jiwa dan sebagainya.
2. Segi praktis yaitu secara praktis dapat diartikan dengan berdasarkan
praktek adalah cara melakukan apa yang tersebut dalam teori (W.J.S.
Porwadarminta 1999:99)

b) Pengalaman Belajar
Dalam menghadapi anak didik tidaklah mudah untuk mengorganisir
mereka, dan hal tersebut banyak menjadi keluhan, serta banyak pula dijumpai
guru yang mengeluh karena sulit untuk menciptakan suasana kegiatan belajar
mengajar yang menyenangkan. Hal tersebut dikarenakan guru kurang mampu
untuk menguasai dan menyesuaikan diri terhadap proses belajar mengajar yang
berlangsung.
c) Mencintai profesi sebagai guru
Rasa cinta tumbuh dari naluri kemanusiaan dan rasa cinta akan mendorong
individu untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dan pengorbanan. Seseorang
yang melakukan sesuatu dengan tanpa adanya rasa cinta biasanya orang yang
keadaanya dalam paksaan orang lain, maka dalam melaksanankan haknya itu
dengan merasa terpaksa. Dalam melakukan sesuatu akan lebih berhasil apabila
disertai dengan adanya rasa cinta terhadap apa yang dilakukannya itu.

|5
d) Berkepribadian
Secara bahasa kepribadian adalah keseluruhan sifat-sifat yang merupakan
watak-watak seseorang. Dalam proses belajar mengajar kepribadian seorang guru
ikut serta menentukan watak kepada siswanya. Dalam proses belajar kepribadian
seorang guru sangat menentukan terhadap pembentukan kepribadian siswa untuk
menanamkan akhlak yang baik sebagai umat manusia.
Guru sebagai pelaksana proses pendidikan, perlu memiliki keahlian dalam
melaksanakan tugasnya. Oleh karenanya keberhasilan proses belajar mengajar
sangat tergantung kepada bagaimana guru mengajar. Agar guru dapat
melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien, maka guru perlu memiliki
kompetensi yang dapat menunjang tugasnya, yang disebut kompetensi guru
profesional. Kompetensi tersebut antara lain sebagaid berikut :
1. Kompetensi Pribadi

Adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang


mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik, dan berakhlak mulia. Sub kompetensi dalam kompetensi kepribadian
melliputi :

a) Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai dengan


norma sosial, bangga menjadi guru, dan memiliki konsistensi dalam
bertindak sesuai dengan norma.
b) Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian dalam
bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
c) Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan pada
kemanfatan peserta didik, sekolah dan masyarakat dan menunjukan
keterbukaan dalam berfikir dan bertindak.
d) Kepribadian yang berwibawa meliputi memilii perilaku yang berpengaruh
positif terhadap peserta didik memiliki perilaku yang disegani.
e) Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputi bertindak sesuai
norma religious (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong) dan memiliki
perilaku yang diteladani peserta didik.

|6
2. Kompetensi Profesional
Adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang
mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan
substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan tehadap
struktur dan metodologi keilmuannya. Sub kompetensi dalam kompetensi
professional adalah:
a) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan bai filosofi dan
psikologis
b) Mengerti dan dapat menerapkan teodi belhar sesuaii dengan tingkat
perkembangan perilaku peserta didik
c) Mampu menangani mata pelajaran atau bidan studi yang ditugaskan
kepadanya
d) Mengerti dan dapat menerapkann metode mengajar yang sesuai
e) Mampu menggunakan berbagai alat pelajaran dan media serta fasilitas
yang lain
f) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pengajaran
g) Mampu melaksanakan evaluasi belajar
h) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.

3. Kompetensi Sosial
Kemampuan sosial tenaga kependidikan adalah salah satu daya atau
kemampuan tenaga kependidikan untuk mempersiapkan perserta didik
menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik,
membimbing masyarakat dalam menghadapu kehidupan yang akan dating.
Tenaga kepribadian harus mampu berkomunikasi dengan masyarakat, mampu
bergaul dan melayani masyarakat dengan baik, mampu mendorong dan
menunjang kreatifitas masyarakat, dan menjaga emosi dan perilaku yang tidak
baik.

|7
4. Kompetensi Pedagogik
Kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Sub kompetensi dalam kompetensi Pedagogik adalah:
a) Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi memahami
peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan
kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar
awal peserta didik.
b) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan
untuk kepentingan pembelajaran yang meliputi memahami landasan
pendidikan, menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan
strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik pesera didik,
kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun
rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
c) Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar pembelajaran
dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
d) Mengembangkan peseta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensinya meliputi memgasilitasi peserta didik yntuk pengembangan
berbagai potensi akademik, dan memfasilitasi peserta didk untuk
mengembangkan berbagai potensi non akademik.

2.4 Syarat – Syarat Menjadi Guru Profesional

Dilihat dari tugas dan tanggung jawabnya, tenaga kependidikan ternyata bahwa untuk
menyandang pekerjaan dan jabatan tersebut tituntut beberapa persyaratan. Menurut
Muhammad Ali (1985 : 35) sebagai berikut :

1. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan
yang mendalam

|8
2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang
profesinya.
3. Menuntut tingkat pendidikan keguruan yang memadai.
4. Adanya kepekaan terhadap dampak masyarakat dari pekerjaan yang dilaksanakannya.
5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dimamika kehidupannya.

Untuk itulah seorang guru harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk memenuhi
panggilan tugasnya, baik berupa im-service training (diklat/penataran) maupun pre
service training (pendidikan keguruan secara formal). Secara khusus, sebagai sebuah
profesi keguruan, ada beberapa kriteria seorang guru. Menurut versi Nasional Education
Association (NEA), guru berarti jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual,
menggeluti suati batang tubuh ilmu yang khusus, memerlukan persiapan professional
yang lama, memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan, menjanjikan
karier hidup dand keanggotaan yang permanen, menentukan standarnya sendiri lebih
mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi, mempunyai organisasi professional
yang kuat dan terjalin erat.

Tidak mudah menjadi guru, perlu persiapan, latihan permbiasaan dan pendidikan
yang cukup. Itulah sebabnya, salah satu kompetensi guru professional itu harus ada ijazah
guru. Ijazah bukan semata-mata karena alasan formalitas.

Selain itu sebagaimana dikemukakan oleh tim Pembina kuliah Diktasi metodik kurikulum
UPI (1989 : 9) persyaratan guru adalah :

1. Persyaratan Fisik yaitu kesehatan jasmani


2. Persyaratan psikis yaitu sehat rohaninya serta diharapkan memiliki bakat dan minat
keguruan
3. Persaratan mental yaitu memiliki sikap mental yang baik terhadap profesi keguruan
mencintai dan mengabdi dedikasi pada tugas jabatannya.
4. Persaratan moral yaitu sifat susila dan budi pekerti yang luhur

|9
5. Persaratan intelektual atau akedemisi yaitu mengenal pengetahuan dan keterampilan
khusus yang diperoleh dari lembaga pendidikan guru yang memberi bekal muntuk
menunaikan tugas sebagai pendidik formal dei sekolah
6. Berdasarkan PP nomor 19 tahun 2007 tentang standa nasional pendidikand, standar
tenaga kerja Pendidikan ditetapkan, pendidikan pada usia dini SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA atau bentuk lain yang sederajat memiliki kualifikasi akademik pendidikan
minimum Diplomat IV atau sarjana S1, latar belakang pendidikan tinggi di bidang
pendidikan anak usia dini, SD/MI, SMP/MTs, SMA atau yang sederajat dan
kependidikan lain atau psikologi dan sertifikasi profesi guru.

Guru yang memenuhi persyaratan atau yang professional tentunya akan dapat
menumbuhkan perhatian siswa dalam belajar, sehingga akan mewujudkan situasi belajar
mengajar yang baik. Sebagaimana Nana Sudjana (2000 : 16) menyatakan : “Tanggung
jawab dalam mengembangkan profesi pada dasarnya ialah tuntunan dan panggilan untuk
selalu mencintai, menghargai menjaga dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab
terhadap profesi. Guru harus sadar bahwa tugas dan tanggung jawabnya tidak bias
dilakukan oleh orang lain kecuali oleh dirinya sendiri.”

Berkenaan dengan hal tersebut diatas sehingga dalam kegiatan belajar mengajar,
guru dituntut dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan penuh rasa tanggung jawab
disertai dngan kasih saying kepada siswa sehingga dapat menarik perhatian siswa, minat
serta keaktifan dalam belajar mengajar dengan baik dan optimal.

2.5 Upaya-Upaya untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru

Profesionalisme guru merupakan acuan yang sangat penting bagi peningkatan


dunia pendidikan. Banyak cara yang dilakukan untuk meningkatkan profesionalsme guru.
Jalan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Profesionalisme guru antara lain:

| 10
1. Peningkatan kesejahteraan. Agar seorang guru bermartabat dan mampu
“membangun” manusia dengan penuh percaya diri, guru memiliki kesejahteraan yang
cukup (gaji yang memadai). Perlu ditata ulang sistem penggajian guru agar gaji yang
diterimanya setiap bulan dapat mencukupi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya
dan pendidikan putra-putrinya. Dengan penghasilan yang mencukupi, tidak perlu
guru bersusah payah untuk mencari nafkah tambahan di luar jam kerjanya. Guru akan
lebih konsentrasi ada profesinya, tanpa harus menghawatirkan kehidupan rumah
tangganya serta khawatir akan pendidikan putra-purtinya. Guru mempunyai waktu
yang cukup untuk mempersiapkan diri tampil prima di depan kelas. Jika mungkin,
seorang guri dapat meningkatkan profesinya dengan menulis buku materi pelajaran
yang dapat digunakan diri sendiri untuk mengajar dan membantu guru-guru lain yang
belum mencapai tingkatnya. Hal ini dapar lebih menyejahterakan kehidupan guru dan
akan lebih meningkatkan status sosial guru. Guru akan lebih dihormati dan dikagumi
oleh anak didiknya. Jika anak didik mengagumi gurunya maka motivasi belajar siswa
akan meningkat dan pendidikan pasti akan lebih berhasil.
2. Kurangi beban guru dari tugas-tugas administrasi yang sangat menyita waktu.
Sebaiknya tugas-tugas administrasi yang selama ini harus dikerjakan seorang guru,
dibuat oleh suatu tim di Diknas atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
yang disesuaikan dengan kondisi daerah dan bersifat fleksibel (bukan harga mati) lalu
disosialisasikan kepada guru melalui sekolah-sekolah. Hal ini dapat dijadikan sebagai
pegangan guru mengajar dalam mengajar dan membantu guru-guru pemula untuk
mengajar tanpa membebani tugas-tugas rutin guru.
3. Penyelenggaraan pelatihan dan sarana. Salah satu usaha untuk meningkatkan
profesionalitas guru adalah pendalaman materi pelajaran melalui pelatihan-pelatihan
tanpa beban biaya atau melengkapi sarana dan kesempatan agar guru dapat banyak
membaca buku-buku materi pelajaran yang dibutuhkan guru untuk memoerdalam
pengetahuannya.
4. Pembinaan perilaku kerja. Studi-studi sosiologi sejak zaman Max Weber di awal abad
ke-20 dan penelitian manajemen dua puluh tahun belakangan bermuara pada satu
kesimpulan utama bahwa keberhasilan pada berbagai wilayah kehidupan ternyata
ditentukan oleh perilaku manusia, terutama perilaku kerja.

| 11
5. Penciptaan waktu luang. Waktu luang sudah lama menjadi sebuah bagian proses
pembudayaan. Salah satu tujuan pendidikan klasik (Yunani-Romawi) adalah
menjadikan manusia makin menjadi “penganggur terhormat”, dalam arti semakin
memiliki banyak waktu luang untuk mempertajam intelektualitas dan kepribadian.
6. Memahami tuntutan standar profesi yang ada. Upaya memahami tuntutan standar
profesi yang ada (di Indonesia dan yang berlaku di dunia) harus ditempatkan sebagai
prioritas utama jika guru ktita ingin meningkatkan profesionalitasmenya. Hal ini
didasarkan kepada beberapa alasan sebagai berikut: Pertama, persaingan global
sekarang memungkinkan adanya mobilitas guru secara lintas Negara. Kedua, sebagai
professional seorang guru harus mengikuti tuntutan perkembangan profesi secara
global, dan tuntutan masyarakat yang menghendaki pelayanan yang lebih baik. Cara
satu-satunya untuk memenuhi standar profesi ini adalah dengan membuka diri yakni
mau mendengar dan melihat perkembangan baru di bidangnya.
7. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang di persyaratkan. Kemudian upaya
mencapao kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan juga tidak kalah
pentingnya bagi guru. Dengan dipenuhinya kualifikasi dan kompetensi yang memadai
maka guru memiliki posisi tawar yang kuat dan memenuhi syarat yang dibutuhkan.
8. Membangun hubungan kerjawatan yang baik dan luas temasuk lewat organisasi
profesi. Upaya membangun hubungan kerjawatan yang baik dan luas dapat dilakukan
dengan membina jaringan kerja atau networking. Guru harus berusaha untuk
mengetahui aoa yang telah dilakukan oleh sejawatnya yang sukses.
9. Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan
bermutu tinggi. Selanjutnya upaya menmbangun etos kerja atau budaya kerja yang
mengutamakan pelayanan bermutu tinggi kepada konstituen merupakan suatu
keharusan di zaman sekarang. Semua bidang dituntut untuk memberikan pelayanan
prima kepada konstituennya yaitu siswa, orangtua dan sekolah. Terlebih lagi
pelayanan pendidikan adalah termasuk pelayanan publik yang didanai, diandakan,
dikontrol oleh dan untuk kepentingan publik. Oleh karena itu guru harus
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada publik.
10. Mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam pemanfaatan teknologi
komunikasi dan informasi mutakhir agar senantiasa tidak ketinggalan dalam

| 12
kemampuannya mengelola pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan media dan ide-
ide baru bidan teknologi pendidikan seperti media presentasi, computer dan juga
pendekatan-pendekatan baru bidang teknologi pendidikan.

Upaya-upaya guru untuk meningkatkan profesionalismenya tersebut pada


akhirnya memerlukan adanya dukungan dari semua puhak yang terkait agar benar-benar
terwujud. Pihak-pihak yang harus memberikan dukungannya tersebut adalah organisasi
profesi seperti PGRI, pemerintah dan juga masyarakat.

| 13
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
 Matematika sebagai pelajaran esensial yang diajarkan kepada anak pada tiap tingkat
pendidikan. Bahkan pada pendidikan anak usia dini matematika sudah mulai
diperkenalkan. Ini menunjukkan bahwa matematika itu sangat berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari
 Dengan Penguasaan Ilmu Matematika yang maju, serta memperhatikan perkembangan
dan kemajuan zaman dengan sendirinya pemanfaatan dan penguasaan IPTEK mutlak
diperlukan untuk mencapai kesejahteraan bangsa, serta visi dan misi IPTEK dirumuskan
sebagai panduan untuk mengoptimalkan setiap sumber daya IPTEK yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia
 Pentingnya matematika tidak lepas dari perannya dalam segala jenis dimensi kehidupan,
misalnya banyak persoalan kehidupan yang memerlukan kemampuan menghitung dan
mengukur. Dengan demiian, ilmu matematika memiliki peran yang begitu banyak dalam
pengembangan IPTEK di Indonesia.

3.2 Saran

Seluruh pihak perlu bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika
serta kuantitas-kualitas penelitian matematika di Indonesia. Selain itu, juga harus melakukan
evaluasi agar ditemukan berbagai solusi dalam menghadapi ancaman dan tantangan globalisasi,
khususnya dibidang IPTEK dengan pelajaran matematika. Bila hal tersebut dilakukan dengan
perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang intensif, niscaya IPTEK di Indonesia tidak akan
tertinggal karena aspek pembelajaran matematika telah berkembang kearah yang lebih baik lagi.

| 14
DAFTAR RUJUKAN

- Drs. H. Sugito,M.Si, Pendidikan Sejarah Perjuangan dan Jati Diri PGRI


(Jakarta : YPLP/PPLP PGRI Pusat, 2011).
- http://jasonwalkerpanggabean.blogspot.com/2013/09/makalah-profesi-dan-
profesionalisme-guru.html
- http://mujarodah.blogspot.com/2013/06/makalah-profesionalisme-guru.html
- http://gurudanprofesionalisme.blogspot.com/2010/05/makna-
profesionalisme-guru.html
- http://www.edyutomo.com/pendidikan/profesionalisme-guru
- http://blog-barabai.blogspot.com/2014/09/makalah-profesionalisme-guru-
kompetensi.html

| 15

Anda mungkin juga menyukai