Anda di halaman 1dari 3

Achmad Yusqi Maulana

270110170142
A
Endapan Placer (Plaser)
Endapan placer adalah endapan alohton (allochthonous) yang bernilai ekonomis. Placer
merupakan kata yang diserap dari bahasa spanyol yang artinya adalah “Pasir Sungai”. Endapan
alohton sendiri mengandung definisi sebagai endapan yang telah/pernah mengalami transportasi
dari lingkungan asalnya menuju ke suatu lingkungan baru di mana kemudian terendapkan
bersama-sama dengan kelas-kelas endapan terigen (klastik) dan piroklastik. Kelas-kelas endapan
terigen (klastik) yang dimaksudkan contohnya lempung, pasir silisiklastik, dan konglomerat.
Sedangkan endapan piroklastik contohnya tufa, tufa lapili, aglomerat, dan breksi vulkanik.

Berdasarkan definisi tersebut, perlu dipahami bahwa "tidak semua endapan alohton
(allochthonous) merupakan endapan placer", terkecuali apabila endapan tersebut bernilai
ekonomis baru dapat disebut sebagai endapan placer. Pembentukan endapan placer meliputi 2
proses yakni :
a. Proses pembebasan mineral stabil dari matriksnya selama pelapukan berlangsung
b. Proses konsentrasi mineral stabil tersebut
Berikut merupakan contoh – contoh mineral pada endapan plaser :

Mineral Komposisi Kimia


Cassiterite SnO2
Chromite FeCr2O4
Columbite (Fe, Mn, Mg)(Nb,Ta)2O6
Copper Cu
Gold Au
Garnet Ca3Cr2(SiO4)3
Ilmenit FeTiO3
Magnetit Fe3O4
Monazite (Ce, La, Th, Nd, Y)PO4
Platina Pt
Xenotime YPO4
Zircon ZrSiO4
Berikut merupakan beberapa hal yang dapat mempengaruhi endapan placer :
1. Batuan sebagai sumber geologi, yang menentukan diendapkannya jenis-jenis mineral di
dalam placer.
2. Iklim dan kondisi kimiawi, merupakan gabungan penentu terjadinya tingkat dan bentuk
mineral-mineral setelah dibebaskan dari sumbernya.
3. Kondisi geometris dan batas permukaan, yang mencerminkan kendala-kendala fisik pada
saat transportasi dan pengendapan.
4. Unsur-unsur perubahan lingkungan, yang mengubah pola penyebaran mineral.

Terdapat Klasifikasi untuk endapan placer berdasarka dari genesa keterbentukannya.


Berdasarkan keterkaitan placer dengan teknis eksplorasi dan penambangannya, Macdonald
(1983) membagi lingkungan pengendapan placer atas: benua, transisi dan laut; dimana yang
pertama terdiri atas: sublingkungan eluvial, koluvial, fluviatil, gurun, dan glasial.
1. Placer Residual
Partikel mineral/bijih pembentuk cebakan terakumulasi langsung di atas batuan
sumbernya (contoh : urat mengandung emas atau kasiterit) yang telah mengalami
pengrusakan/penghancuran kimiawi dan terpisah dari bahan-bahan batuan yang lebih
ringan.

2. Placer Eluvial
Partikel mineral/bijih pembentuk jenis cebakan ini diendapkan di atas lereng bukit suatu
batuan sumber.

3. Placer Aluvial
Jenis ini paling penting terutama yang berkaitan dengan bijih emas yang umumnya
berasosiasi dengan bijih besi, dimana konfigurasi lapisan dan berat jenis partikel
mineral/bijih menjadi faktor-faktor penting dalam pembentukannya.

4. Placer Pantai
Cebakan ini terbentuk sepanjang garis pantai oleh pemusatan gelombang dan arus air laut
di sepanjang pantai. Placer pantai (beach placer) terjadi pada kondisi topografi berbeda
yang disebabkan oleh perubahan muka air laut, dimana zona optimum pemisahan mineral
berat berada pada zona pasangsurut dari suatu pantai terbuka.

5. Placer Aeolian
Merupakan bentang alam yang dibentuk karena aktivitas angin. Placer ini banyak
dijumpai pada daerah gurun pasir. Gurun pasir sendiri lebih diakibatkan adanya pengaruh
iklim. Gurun pasir diartikan sebagai daerah yang mempunyai curah hujan rata-rata
kurang dari 26 cm/tahun.

Anda mungkin juga menyukai