Kelompok 3
AKUNTANSI 2
SEMESTER 5
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas izin-Nya penulis bisa
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini semoga menjadi bentuk rasa
syukur kepada Allah SWT atas nikmat kesehatan dan kesempatan dari-Nya, penulis dapat
melakukan kegiatan positif yaitu dengan banyak membaca.
Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas Akuntansi Sektor Publik yang diberi oleh
dosen pengampu Bpk Muhammad Ahyaruddin, SE., M.Sc, Ak. Makalah ini menjelaskan
tentang Teori dan Konsep Penganggaran Sektor Publik, dimana makalah ini berfungsi sebagai
pemenuhan tugas yang telah diberikan secara perkelompok.
Selain itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu, orang tua, dan
teman-teman AK2, serta seluruh mahasiswa UMRI yang telah membantu penulis dalam
mendukung menyelesaikan makalah ini.
Penulis mengharapkan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dalam
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Penulis juga memohon maaf bila terdapat
kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan demi memperbaiki makalah penulis selanjutnya, sehingga kesalahan
yang sama tidak terjadi lagi. Terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Anggaran Sektor Publik ........................................................................ 3
B. Pengertian Anggaran Sektor Publik ................................................................... 3
C. Pentingnya Anggaran Sektor Publik .................................................................. 3
D. Fungsi Anggaran Sektor Publik .......................................................................... 4
E. Pendekatan Penganggaran Pada Sektor Publik .................................................. 5
F. Prinsip-Prinsip Anggaran Sektor Publik ............................................................ 6
G. Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik ..................................................... 6
H. Penganggaran dan Standar Pelayanan Minimal ................................................. 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
7. Mengetahui proses penyusunan anggaran sektor publik
8. Mengetahui penganggaran dan standar pelayanan minimal
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah dengan membaca serta
mengutip informasi dari buku yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Sehingga informasi
yang terdapat dalam makalah ini berasal dari sumber yang tercapaya dan tidak diragukan lagi.
Selain itu makalah ini juga mengambil sumber dari internet untuk melengkapi dan menguatkan
bahan atau materi yang dibutuhkan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Anggaran publik berisi rencana kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk rencana
perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Dalam bentuk yang paling sederhana,
anggaran publik merupakan suatu dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu
organisasi yang meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja, dan aktivitas.
Secara singkat dapat dinyatakan bahwa anggaran publik merupakan suatu rencana finansial
yang menyatakan:
1. Berapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat (pengeluaran/belanja)
2. Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanai rencana
tersebut (pendapatan)
3
Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat yang tak
terbatas dan terus berkembang, sedangkan sumber daya yang ada terbatas.
Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung jawab
terhadap rakyat.
4
Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan.
Anggaran publik yang disusun dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya
inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian tujuan organisasi.
1. Pendekatan Tradisional
5
Sejak pertengahan tahun 1980-an telah terjadi perubahan manajemen sektor publik
yang cukup drastis dari sistem manajemen tradisional yang terkesan kaku, birokratis,
dan hierarkis menjadi model manajemen sektor publik yang fleksibel dan lebih
mengakomodasi pasar. New publik management berfokus pada manjemen sektor pubik
yang berorientasi pada kinerja, bukan berorientasi kebijakan.
1. Pendekatan kinerja.
2. Program budgeting
Penganggaran yang didasarkan pada kebutuhan saat ini dan tidak berpatokan pada
anggaran tahun lalu sehingga item-item yang sudah tidak relevan dan tidak diperlukan
dalam pencapaian tujuan organisasi akan hilang dari struktur anggaran. Konsep ini
dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang ada pada sistem anggaran tradisional.
6
a. Otorisasi oleh legislatif. Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari
legislatif terlebih dahulu sebelum eksekutif dapat membelanjakan anggaran
tersebut.
b. Komprehensif. Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran
pemerintah.
c. Keutuhan negara. Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun
dalam dana umum.
d. Nondiscretionary Appropriation. Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus
termanfaatkan secara ekonomis, efisien, dan efektif.
e. Periodik. Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat bersifat tahunan
maupun multitahunan.
f. Akurat. Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang
tersembunyi yang dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan
inefisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya underestimate
pendapatan dan overestimate pengeluaran.
g. Jelas. Anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat, dan tidak
membingungkan.
h. Diketahui publik. Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.
7
sangat mendasar, berhak diperoleh oleh setiap warga secara minimal, dijamin
ketersediaannya oleh konstitusi dan konvensi internasional, didukung data dan informasi
terbaru yang lengkap, serta tidak menghasilkan keuangan materi.
Tahapan penganggaran kegiatan untuk mencapai SPM (Ritonga, 2010: 131-132) :
a. Menyelaraskan antara capaian SPM yang terdapat di RPJMD dengan program-
program urusan wajib pemerintah ke dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) serta
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS).
b. Menyusun rincian kegiatan untuk masing-masing program dalam rangka pencapaian
SPM dengan mengacu pada indikator kinerja, dan batas waktu pencapaian SPM yang
telah ditetapkan oleh pemerintah.
c. Menentukan urutan prioritas kegiatan-kegiatan untuk mencapai SPM.
d. Menentukan besarnya plafon anggaran untuk masing-masing kegiatan dengan
menggunakan Analisis Standar Belanja (ASB).
Pendekatan pembiayaan berbasis kegiatan (Ritonga, 2010:137-138) :
a. Pembiayaan mengacu pada program/langkah kegiatan.
b. Investasi fisik hanya untuk saran/prasarana yang terkait langsung dengan penerapan
SPM.
c. Tidak menghitung kebutuhan belanja secara keseluruhan dan menghitung seluruh
langkah kegiatan tanpa memandang sumber biaya.
d. Perhitungan kebutuhan biaya dengan memperhatikan capaian tahun sebelumnya.
e. Tidal menghitung kebutuhan belanja per unit kerja.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penganggaran sektor publik merupakan proses yang sangat vital bagi organisasi sektor
publik. Anggaran setor publik penting sebab anggaran membantu menentukan tingkat
kebutuhan masyarakat. Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal pemerintah untuk
mempengaruhi keadaan ekonomi melalui kebijakan pengeluaran dan perpajakan. Dengan
anggaran, pemerintah dapat mengalokasikan sumber daya yang langka untuk menggerakkan
pembangunan sosial ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.
9
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul dan M.Syam Kusufi. 2012. Teori, Konsep, dan Aplikasi Akuntansi Sektor Publik
dari Anggaran Hingga Laporan Keuangan, dari Pemerintah Hingga Tempat Ibadah. Jakarta :
Salemba Empat.
Mardiasmo, 2005. Akuntansi Sektor Publk : Andi Offset, Yogyakarta
10