PLKK II
Oleh :
SARJANA KEPERAWATAN
2019
I. Latar Belakang
Permasalahan gizi yang sering terkait dengan lansia adalah malnutrisi,
malnutrisi dikategorikan menjadi 2 yaitu gizi lebih dan gizi kurang. Malnutrisi pada
lansia secara garis besar berkaitan dengan pola konsumsi dan gaya hidup lansia
sewaktu masih muda yang akan memanifestasi terhadap kesehatan pada saat tua.
Tetapi secara rinci malnutrisi pada lansia dipengaruhi oleh berbagai faktor,
diantaranya adalah karakteristik demografi terkait dengan umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, serta status perkawinan. Pengetahuan, sikap serta perilaku
terkait gizi seimbang turut memberikan pengaruh terhadap kejadian malnutrisi pada
lansia. Sehingga pemenuhan terhadap gizi seimbang dan aktifitas fisik yang sesuai
secara teratur sangat diperlukan untuk mengatasi kejadian malnutrisi pada lansia.
Dalam memenuhi gizi seimbang diperlukan kesadaran dari lansia untuk dapat
mempertahankan status gizinya. Apabila lansia tidak menanggapi dengan baik dan
benar, maka 4 ditakutkan akan memperburuk kesehatannya yang diakibatkan oleh
proses penuaan.
II. Pokok bahasan: Nutrisi Seimbang
C. Sasaran
D. Metode
1) Presentasi
2) Demontrasi
3) Diskusi
E. Media
1) Leaflet
2) Power point (LCD)
Alat :
1. Pengeras Suara
2. LCD
F. Materi
1. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah kandungan zat dalam makanan sehat yang berfungsi untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan organ tubuh secara optimal. Nutrisi
sendiri sering disebut oleh banyak orang dengan istilah gizi. Cara perolehan
nutrisi yaitu melalui pemecahan sari-sari makanan oleh sistem pencernaan.
Nutrisi dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan, yaitu mikronutrisi dan
makronutrisi.
2. Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia
Setiap mahkluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan
kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan
tubuh untuk melakukan kegiatan metabolismenya. Bagi lansia pemenuhan
kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses
beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang
dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh
sehingga dapat memperpanjang usia. Kebutuhan kalori pada lansia berkurang
karena berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah
kalori yang dibutuhkan untuk malakukan kegiatan tubuh dalam keadaan
istirahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan dan ginjal.
Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok
besar, yaitu:
1. Kelompok zat energi, termasuk ke dalam kelompok ini adalah :
a. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung,
gandum, ubi, roti, singkong, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup,
madu dan lain-lain.
b. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega,
margarine, susu dan hasil olahannya.
2. Kelompok zat pembangun
Kelompok ini meliputi makanan – makanan yang banyak mengandung protein,
baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur,
kacangkacangan dan olahannya.
3. Kelompok zat pengatur
Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung vitamin dan
mineral, seperti buah-buahan dan sayuran.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Pada Lansia
1. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau
ompong.
2. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita
rasa manis, asin, asam, dan pahit.
3. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
4. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
5. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan
konstipasi.
6. Penyerapan makanan di usus menurun.
4. Menu Sehat Bagi Lansia
1. Perencanaan Makanan untuk Lansia
a. Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam,
yang terdiri dari : zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Perlu
diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya
diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan
porsi yang kecil.
b. Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat
memperlancar pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang
terlalu asin akan memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan
terjadinya darah tinggi.
c. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang
berlemak seperti santan, mentega dan lain-lain.
Bagi pasien lansia yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut : Memakan makanan yang mudah
dicerna, menghindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goring-
gorengan, bila kesulitan mengunyah karena gigi rusak atau gigi palsu kurang
baik, makanan harus lunak/lembek atau dicincang, makan dalam porsi kecil
tetapi sering, makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah
sebaiknya diberikan.
d. Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus diencerkan sebab
berguna pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan.
e. Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging
rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau.
f. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus,
atau dipanggang, kurangi makanan yang digoreng.
5. Pedoman Untuk Memilih Bahan Makanan Yang Sehat
1. Makanan yang beraneka ragam dan mengandung gizi yang cukup.
2. Makanan yang mudah dikunyah dan dicerna.
3. Protein yang berkualitas seperti susu, telur, daging, dan ikan.
4. Sumber karbohidrat seperti roti, daging, dan sayur-sayuran berwarna hijau.
5. makanan yang terutama mengandung lemak nabati dikurangi serta kurangi
makanan yang mengandung lemak hewani.
6. Makanan yang mengandung zat besi seperti kacang-kacangan, hati, daging,
bayam, sayuran hijau, dan makanan yang mengandung kalsium seperti ikan
atau sayur-sayuran.
7. Batasi makanan yang diawetkan.
8. Minum air putih 6-8 gelas sehari karena kebutuhan air meningkat serta
untuk memperlancar proses metabolisme. Banyak minum air putih dapat
mencegah terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan) serta menurunkan risiko
menderita batu ginjal.
G. Kegiatan Penyuluhan
1 5 menit Pembukaan
1. Penyuluh memulai 1. Menjawab salam
penyuluhan dengan
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri. 2. Memperhatikan
Menjelaskan tujuan
penyuluhan.
3. Menyebutkan materi 3. Memperhatikan
yang akan diberikan.
2 30 menit Pelaksanaan
1. Pengertian nutrisi 1. Memperhatikan
2. Kebutuhan nutrisi pada 2. Memperhatikan
lansia 3. Memperhatikan
3. Factor-faktor yang
4. Memperhatikan
mempengaruh kebutuhan
nutrisi lansia
4. Menu sehat bagi lansia
5. Pedoman memilih
makanan sehat pada lansia
1.
3 20 Evaluasi :
menit 1. Meminta audience 1. Menjelaskan
Menjelaskan pengertian pengertian dari
nutrisi nutrisi
H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Tahap persiapan-awal pelaksanaan :
a. Media sudah dipersiapkan, yaitu leaflet mengenai nutrisi yang
dibutuhkan lansia.
b. Pemateri sudah siap dalam melakukan penyuluhan.
c. Kewajiban Pengorganisasian.
Penyaji
Observer
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
Tercapai atau tidaknya TIU dan TIK Penyuluhan
Misalnya:
a. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali menu sehat untuk lansia
80 %
b. Peserta penyuluhan mau untuk menerapkan dalam memilih makanan yang
sehat 75%.
Daftar Pustaka
Kozier, B. (n.d.). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier. Jakarta: EGC.
Potter & Perry, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik, Jakarta: EGC