Anda di halaman 1dari 46

MAKALAH

DESAIN PROSES DAN SELEKSI PROSES


PT SIDOMUNCUL TBK

Dosen Pembimbing : Dr. Rita Ambarwati S.

Disusun Oleh :
Nur Diana (196110100015)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS BISNIS, HUKUM, DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta taufik dan hidayah-Nya, sehingga
saya dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “Desain Proses
dan Seleksi Proses PT Sidomuncul Tbk”. Makalah ini ditulis dalam rangka
sebagai tugas mata kuliah Manajemen Operasional.
Terima kasih saya ucapkan kepada dosen pembimbing dan rekan-rekan
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Saya menyadari bahwa
makalah ini kurang dari kesempurnaan, oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya
saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi setiap pembaca. Amiin yaa
rabbal alamiin.

Sidoarjo, 9 Desember 2019

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................


i i

i
DAFTAR ISI ................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Keputusan dalam Operasional ....................................... 3
2.2 Perbedaan Implementasi ................................................ 6
2.3 Karakteristik Aliran dan Pemilihan ................................ 9
2.4 Kasus PT Sidomuncul Tbk ............................................ 14
2.4.1 Sejarah ................................................................ 14
2.4.2 Visi dan Misi ...................................................... 15
2.4.3 Analisis SWOT .................................................. 16
2.4.4 Segmenting ......................................................... 21
2.4.5 Targeting ............................................................ 21
2.4.6 Positioning .......................................................... 21
2.4.7 Marketing Mix ................................................... 22
2.4.8 Proses Produksi .................................................. 26
2.4.9 Perencanaan Jangka Panjang .............................. 27
2.4.10 Pengorganisasian ................................................ 27
2.4.11 Transformasi ...................................................... 27
2.4.12 Pengendalian ...................................................... 28
2.4.13 Karyawan ........................................................... 28
2.4.14 Fasilitas .............................................................. 29
2.4.15 Manajer .............................................................. 29
2.4.16 Analisis Lingkungan Eksternal .......................... 29
2.4.17 Analisis Strategi Pemasaran ............................... 31
2.4.18 Analisis Strategi Proses ...................................... 32
2.4.19 Proses Pengendalian Mutu ................................. 35
2.4.20 Analisa Value Chain .......................................... 36
2.4.21 Produk ................................................................ 39
2.4.22 Pasar Sasaran ...................................................... 40
2.4.23 Perumusan Strategi Penjualan ............................ 40
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................... 41
3.2 Saran .............................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA

ii

ii

ii

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Strategi proses adalah sebuah pendekatan organisasi untuk mengubah
sumber daya menjadi barang dan jasa dengan tujuan untuk menemukan suatu cara
memproduksi barang dan jasa yang memenuhi persyaratan pelanggan dan
spesifikasi produk yang berada dalam batasan biaya dan manajemen lain.
Tentunya proses yang dipilih akan memiliki efek jangka panjang pada efisiensi
dan fleksibilitas dari produksi. Untuk mencapai efisiensi dalam suatu usaha,
masyarakat industri terus berusaha agar menuju pada spesialisasi (Sari, 2017)
Dewasa ini banyak sekali perusahaan yang dihadapkan kepada masalah
produksi barang dan jasa yang sesuai dengan keinginan kosnsumen yang selalu
berubah-ubah. Dimana hal tersebut menimbulkan suatu masalah baru yang
komplek bila suatu perusahaan tidak mampu mengatasinya. Oleh karena itu
diperlukan diperlukan sebuah sistem atau strategi proses dalam manajemen
operasional yang disebut juga sebagai strategi transformasi faktor inputs menjadi
outputs. Dimana sistem ini lebih efisien dan efektif. Manager operasional bertugas
menyusun strategi proses untuk dapat mencapai sasaran operasional dan
organisasi/perusahaan. Selain itu dalam desain proses setelah berbagai produk dan
jasa dirancang maka akan diterjemahkan ke berbagai sistem pemrosesan yang
menciptakan produk dan menyediakan jasa. Desain proses tidak hanya semata-
mata masalah teknik namun juga menyangkut pertimbangan-pertimbangan
ekonomi dan lingkungan (Surya, 2012)
PT Sidomuncul adalah pabrik jamu tradisional yang didirikan dari home
industry yang dikelola oleh Ibu Rakhmat Sulistio di Yogyakarta pada tahun 1940.
Saat itu, beliau hanya memiliki tuga karyawan yang membantu beliau
menghasilkan ramuan dalam bentuk yang lebih praktis (bubuk). Pada tanggal 11
November 2000, Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik
Indonesia, dr. Achmad Sujudi mengesahkan pabrik Sidomuncul yang pada saat itu
menerima dua sertifikat sekaligus, yaitu sebagai perusahaan yang mampu meracik
obat-obatan tradisional yang baik dan juga sebagai perusahaan yang memiliki cara
meracik obat yang baik yang setara dengan ilmu farmasi. Kedua sertifikat ini
membuat Sidomuncul menjadi satu-satunya pabrik jamu dengan standar farmasi.

1
Keputusan pemilihan proses berbeda untuk setiap perusahaan. Demikian
pula keputusan yang diambil oleh Perusahaan PT Sidomuncul yang bertujuan
untuk mengembangkan industri jamu yang baik. Niat ini membuat pabrik lebih
berkonsentrasi dan menjadi lebih inovatif. Dengan bahan yang tepat (jenis,
jumlah, dan kualitas) akan menghasilkan ramuan yang baik. Untuk menjamin
kualitas, semua tahapan produksi, mulai dari bahan baku yang diproses sampai ke
penjualannya ke pasar, berada di bawah pengawasan mutu yang ketat. Semua
karyawan dimotivasi untuk berkembang setiap saat, sehingga akan memproduksi
hasil yang lebih baik, dimana keputusan ini akan berdampak jangka panjang pada
efisiensi, fleksibilitas, biaya dan kualitas produksi perusahaannya.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana Keputusan dalam operasional terkait desain Proses dan seleksi
proses di PT Sidomuncul Tbk?
2. Bagaimana Perbedaan implementasi antara made-to-stock dan made-to-order
PT Sidomuncul Tbk?
3. Bagaimana karakteristik aliran proses dan pemilihan proses membuat produk
berdasarkan jenis pelanggan pada perusahaan PT Sidomuncul Tbk?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui keputusan dalam operasional terkait desain proses dan
seleksi proses di PT Sidomuncul Tbk
2. Untuk mengetahui perbedaan implementasi antara made-to-stock dan made-
to-order PT Sidomuncul Tbk
3. Untuk mengetahui karakteristik aliran proses dan pemilihan proses membuat
produk berdasarkan jenis pelanggan pada perusahaan PT Sidomuncul Tbk

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Keputusan Dalam Operasional Terkait Desain Proses dan Seleksi
Proses

2
2.1.1 Desain Proses
Desain ialah langkah pertama dalam suatu fase pengembangan bagi setiap
produk atau sistem yang direkayasa. Desain juga didefinisikan sebagai proses
aplikasi berbagai tehnik dan prinsip bagi tujuan pendefinisian suatu perangkat,
suatu proses atau sistem dalam detail yang memadai untuk memungkinkan
realisasi. Desain Proses ialah suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia,
bahan serta peralatan untuk menghasilkan produk yang berguna baik barang atau
jasa. Tiga strategis proses yaitu : (1) Fokus proses : produk yang jumlahnya
sedikit, variasinya banyak..dikenal dengan proses yang terputus-putus
(intermittent process). Bila peralatan produksi bisa diatur seputar proses, (2)
Fokus produk : produk dengan jumlah besar namun variasinya sedikit dikenal
dengan proses yang terus-menerus (continous process). Bila peralatan produksi
bisa diatur seputar produk. Syaratnya adalah standarisasi dan pengendalian mutu,
dan (3) Fokus proses berulang : proses yang menggunakan modul (biasanya
menggunakan proses yang kontinu. Proses berulang : memungkinkan penyesuaian
yang lebih banyak. Lean producers yaitu produsen yang menggunakan proses
berulang dalam rangka mencapai kesempurnaan produk. Produk ramping
menuntut proses belajar, kreativitas, dan kerja kelompok yang terus-menerus.
Keuntungan dengan lean production yaitu persediaan, mutu produk, peran
pemasok, produktivitas, saran/karyawan, ketidakhadiran (Febri, 2014)
Proses produksi pada hakekatnya merupakan proses perubahan
(transformasi) dari bahan/komponen (input) menjadi produk yang lain yang
mempunyai nilai. Proses produksi saat ini berkembang pesat karena kemajuan
teknologi dan didorong oleh usaha untuk meningkatkan kualitas produktivitas dan
fleksibilitas produk. Proses produksi dapat dibedakan baik atas dasar
karakterisktik aliran prosesnya maupun tipe pesanan langganan (Andi, 2013).
Dapat diklasifikasikan ke dalam 5 kategori :
1. Aliran Garis (Line Flow Process). Yaitu penyusunan stasiun kerja
berdasarkan urutan operasi pembuatan produk menurut langkah-langkah
standar dalam proses produksi. Pola aliran garis tidak begitu fleksibel dalam
memenuhi perubahan desain dan volume produk. Tapi persediaan
diminimalkan, scheduling tidak ada masalah dan pengendalian kualitas
mudah karena hanya mengikuti arus produk. Pola aliran garis merupakan
suatu proses dari bahan mentah sampai menjadi produk akhir dan urutan
operasi-operasi yang digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa selalu

3
tetap. Line flow process dapat dibagi menjadi 2 tipe yaitu produksi massa
(mass production) dan produksi terus-menerus (continuous production)
2. Aliran Intermitern (Job Shop atau Jumbled Flow Process). Yaitu produk
dibuat menurut aliran terputus-putus atau tidak kontinu. Peralatan dan tenaga
kerja dilekelompokkan dalam pusat kerja menurut jenis pekerjaan.
Operasinya sangat fleksibel terhadap perubahan dalam perubahan volume
atau produk, karena operasi-operasinya menggunakan peralatan serba guna
dan tenaga kerja berketerampilan tinggi. Namun fleksibilitas ini sering
menimbulkan masalah dalam pengendalian persediaan, penjadwalan, dan
pengendalian kualitas. Disamping itu juga tidak efisien.
3. Proyek (Project). Yaitu tidak ada aliran produk tapi setiap proyek mempunyai
urutan tertentu dalam proses operasinya. Biasanya material, peralatan, dan
tenaga kerja dibawa ke lokasi proyek. Serta memiliki kegiatan awal dan akhir
dengan batas waktu penyelesaian. Bentuk ini tidak cocok untuk proses
manufakturing karena proyek hanya dikerjakan sekali saja. Bentuk operasi-
operasi proyek digunakan bila ada kebutuhan akan kreativitas dan kekhususan
dalam pembuatan suatu produk.
4. Sistem Manufaktur Fleksibel (Flexible Manufacturing System). Yaitu
merupakan autamated cell untuk menghasilkan sekelompok komponen,
dimana semua komponen butuh proses manufakturing serupa tapi urutan dari
operasi tidak selalu sama. Dan sistem ini membutuhkan investasi awal yang
besar. Serta bertujuan untuk memberi respon secara tepat terhadap keinginan
pelanggan tertutama terkait dengan perubahan dalam desain, jumlah dan
pelayanan produk.
5. Sistem Manufaktur Tangkas (Agile Manufacture System). Yaitu suatu sistem
yang mengkombinasikan visi kompetitif dengan kreatifitas dan aplikasi
teknologi. Dimana ada 4 dimensi antara lain : (1) Memperkaya nilai kepada
pelanggan, (2) Bekerjasama dalam meningkatkan daya saing perusahaan, (3)
Mengoperasikan perubahan dan ketidakpastian, dan (4) Menelaah pengaruh
dari informasi (Andi, 2013)
2.1.2 Seleksi Proses
Manajer operasi harus dapat memutuskan apakah memproduksi hanya
untuk pesanan pelanggan atau persediaan. Manajer juga harus memutuskan,
apakah mengatur aliran proses sebagai batch proses produksi high volume line
flow atau low volume. Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan seleksi proses,

4
menentukan jenis proses produksi yang akan digunakan dan wautu yang tepat dari
proses tersebut. Manajer harus memutuskan apakah akan berintegrasi ke depan ke
arah pasar (forward integration) dan/atau berintegrasi ke belakang ke arah
pemasok (backward integration). Semua keputusan di atas membantu menentukan
jenis proses yang akan digunakan untuk membuat suatu produk (Radit, 2016)
Karakteristik aliran proses yang pertama adalah aliran produk atau urutan
operasi. Terdapat tiga jenis aliran proses yaitu : (1) Lini/garis, (2) Intermitten
(terputus-putus), dan (3) Proyek (project). Pada manufaktur, aliran produk sama
dengan aliran bahan karena bahan dikonversi menjadi suatu produk. Dalam
industri jasa yang murni, tidak terdapat aliran fisik produk akan tetapi terdapat
urutan operasi yang dilaksanakan dalam penyampaian jasa tersebut. Urutan
operasi dianggap sebagai aliran produk dalam industri jasa. Karakteristik aliran
lini/garis adalah urutan yang linier dalam membuat produk atau jasa. Pada operasi
lini, produk harus dibakukan dengan baik dan harus berpindah dari satu operasi ke
operasi berikutnya dalam urutan yang telah ditentukan. Setiap operasi
berhubungan dan harus seimbang sehingga operasi tidak menghambat operasi
berikutnya (Radit, 2016)
Karakteristik proses aliran intermitten adalah proses produksi dalam
kelompok-kelompok dengan interval yang terputus-putus. Pada aliran ini,
peralatan dan tenaga kerja diatur dalam stasiun kerja dengan jenis peralatan dan
ketrampilan yang sama. Suatu produk atau pekerjaan mengalir hanya pada stasiun
kerja yang diperlukan,`sehingga membentuk suatu pola aliran yang bercampur
baur. Karena menggunakan peralatan yang multiguna dan tenaga kerja dengan
ketrampilan yang tinggi, operasi intermitten sangat fleksibel jika terjadi perubahan
produk atau volume tetapi juga kurang efisien. Pola airan yang bercampur baur
dan variasi produk menimbulkan masalah yang sulit dalam pengendalian
persediaan, penjadwalan dan kualitas. Proses intermitten juga dikenal sebagai tata
letak produk (product layout), sebab berbagai proses, peralatan dan ketrampilan
tenaga kerja diletakkan secara berurutan sesuai dengan produk yang dibuat.
Operasi intermitten dapat digunakan bila produk tidak dibakukan atau volume
produksi rendah. Dalam hal ini operasi intermitten adalah paling ekonomis dan
resikonya rendah. Bentuk operasi yang demikian, sesuai untuk produk yang siklus
hidupnya pendek, produk yang bersifat pesanan dan pasar yang kecil. Proyek.
bentuk operasi proyek digunakan untuk membuat suatu produk yang unik seperti
seni, konser, bangunan atau film (Radit, 2016)

5
Operasi aliran lini kadang-kadang dibagi menjadi dua jenis sistem
produksi yaitu : (1) Massa dan (2) Kontinu. Produksi massa (mass production)
pada umumnya berkenaan dengan suatu operasi perakitan, seperti pada industri
mobil. Produksi seleksi proses kontinu biasanya disebut industri proses seperti
pada industri kimia, kertas, bir, listrik dan telepon. Operasi lini yang tradisional
sangat efisien terapi juga sangat tidak fleksibel. Sangat efisien karena adanya
substitusi tenaga kerja dengan modal dan pembakuan pada tugas-tugas yang
sangat rutin. Efisiensi yang tinggi dapat dicapai dengan menjaga volume produksi
yang tinggi untuk menutupi biaya investasi pada peralatan otomatis sehingga
membutuhkan pembakuan produk yang relatif stabil sepanjang waktu. Karena
adanya pembakuan dan urutan organisasi stasiun kerja pada operasi aliran lini ini,
maka pengubahan suatu produk atau volume akan memerlukan biaya yang sangat
tinggi dan sukar dilakukan sehingga operasi jenis ini tidak fleksibel (Radit, 2016)
2.2 Perbedaan Implementasi Antara Made-to-Stock dan Made-to-Order
2.2.1 Implementasi Made to Stock
Made to Stock adalah membuat suatu produk akhir untuk disimpan, dan
kebutuhan untuk konsumen akan diambil dari persediaan di gudang. Contohnya
yaitu barang-barang konsumsi (makanan kemasan, minuman, peralatan mandi dan
lain-lain. Karakteristik Made to Stock yaitu : (1) Menyimpan produk jadi, (2)
Tingkat persediaan tergantung pada waktu respon permintaan pelanggan dan
tingkat variabilitas permintaan, (3) Jika lead time singkat, maka tingkat persediaan
lebih sedikit, penanganan cepat bila ada permintaan tak terduga, dan
membutuhkan kapasitas yang fleksibel, (4) Kebanyakan perusahaan Made to
Stock intensif pada modal yang diperlukan untuk menjamin layanan pelanggan
yang dapat diterima, (5) Pelanggan perusahaan Make to Stock tidak bersedia
menunggu lama untuk mendapatkan produk yang mereka butuhkan, (6) Jadwal
produksi biasanya diatur oleh perkiraan permintaan, dan (7) Bagian sales harus
menjual berdasarkan Available to Promise (ATP) yaitu porsi dari persediaan yang
belum teralokasikan/terikat dengan order (Maulana, 2015)
Perusahaan memproduksi dengan cara menstok hasil produksinya untuk
memenuhi permintaan dan tidak melayani pesanan. Berdasar ukuran jumlah
produk yang dihasilkan, produksi dapat dikelompokkan menjadi : (1) Produksi
proyek, jumlah operasi dan sumber daya yang digunakan banyak, sedangkan unit
yang diproduksi hanya satu, (2) Produksi batch, produksi yang dihasilkan banyak
jenisnya, namun dalam jumlah produksi yang sedang, dan (3) Produksi massal,

6
jenis produk yang diproduksi lebih sedikit dari batch, namun jumlah unit yang
diproduksi sangat besar. Berdasarkan cara memproduksi (berhubungan dengan
pengaturan fasilitas produksi), produksi dikelompokkan menjadi : (1) Produksi
flow shop, (2) Produksi fleksibel, (3) Produksi job shop, dan (4) Produksi kontinu
(Hestanto, 2015)
Pada strategi Made to Stock, persediaan dibuat dalam bentuk produk akhir
yang siap dipak. Siklus dimulai ketika perusahaan menentukan produk, kemudian
menentukan kebutuhan bahan baku, dan membuatnya untuk disimpan. Konsumen
akan memesan produk jika harga dan spesifikasi produk sesuai dengan
kebutuhannya. Operasi difokuskan pada kebutuhan pemenuhan tingkat persediaan
dan order yang tidak diidentifikasi pada proses produksi. Sistem produksi
mengembangkan tingkat persediaan yang didasarkan pada order yang akan
datang, bukan pada order sekarang. Pada strategi ini, resiko persediaan lebih
besar. Contohnya yaitu produk: makanan, minuman, mainan, dan lain-lain
(Maulana, 2015)
2.2.2 Implementasi Made to Order
Made to Order adalah strategi dapat mengurangi masalah persediaan yang
berlebihan yang umum dengan make traditional untuk persediaan (MTS). Strategi.
komputer Dell adalah contoh bisnis yang menggunakan strategi produksi Made to
Order. Contohnya yaitu pada pengecoran logam. Pada produk-produk tertentu
yang memiliki ukuran standar seperti pulley, pabrik juga sudah memiliki cetakan
yang standar pula. Disini proses pembuatan pulley akan dilakukan jika pihak
konsumen sudah melakukan pemesanan (Hestanto, 2015)
Strategi Made to Order mempunyai persediaan tetapi hanya dalam bentuk
desain produk dan beberapa bahan baku standar, sesuai dengan produk yang telah
dibuat sebelumnya. Aktivitas proses berdasarkan order konsumen. Aktivitas
proses dimulai pada saat konsumen menyerahkan spesifikasi produk yang
dibutuhkan dan perusahaan akan membantu konsumen menyiapkan spesifikasi
produk, beserta harga dan waktu penyerahan. Apabila telah dicapai kesepakatan,
maka perusahaan akan mulai membuat komponen dan merakitnya menjadi produk
dan kemudian menyerahkan kepada konsumen. Pada strategi ini, resiko terhadap
investasi persediaan kecil, operasionalnya lebih fokus pada keinginan
konsumennya. Contoh produk yaitu komponen mesin, komputer untuk riset, dan
lain-lain (Hestanto, 2015)

7
Pesanan yang diterima disesuaikan dengan fasilitas produksi yang dimiliki
perusahaan. Sebuah strategi produksi bisnis yang biasanya memungkinkan
konsumen untuk membeli produk yang disesuaikan dengan spesifikasi mereka.
Make to Order (MTO) strategi hanya memproduksi produk akhir setelah
pelanggan menempatkan pesanan. Hal ini menciptakan menunggu waktu
tambahan bagi konsumen untuk menerima produk, tetapi memungkinkan untuk
kustomisasi lebih fleksibel dibandingkan dengan membeli dari rak pengecer
(Hestanto, 2015)

2.3 Karakteristik Aliran Proses dan Pemilihan Proses Membuat Produk


Berdasarkan Jenis Pelanggan
2.3.1 Aliran Proses Membuat Produk Berdasarkan Jenis Pelanggan
Dalam proses produksi, dibutuhkan dua sumber daya utama yaitu sumber
daya transformasi dan sumber daya yang ditransformasikan. Sumber daya
transformasi diantaranya seperti tenaga kerja, mesin produksi, peralatan kerja, dan
gedung/bangunan. Sedangkan sumber daya yang ditransformasikan adalah bahan-
bahan baku, bahan-bahan pendukung dan komponen-komponen yang akan akan
diubah menjadi produk akhir (produk jadi) (Dita, 2011)
Ketika ingin memulai produksi, pihak manajemen perusahaan harus
merencanakan dan memilih jenis aliran proses produksi yang akan digunakan
tergantung pada kebutuhan modal, fasilitas produksi, teknologi, tenaga kerja,
bahan mentah dan sistem informasi yang tersedia serta permintaan pelanggan
terhadap jumlah dan bentuk produk yang akan di produksi tersebut. Setiap jenis
aliran proses produksi memiliki kelebihan dan kelemahannya sehingga pihak
manajemen perusahaan harus mempertimbangkannya sesuai dengan kondisi
perusahaan agar dapat memaksimalkan profit (Dita, 2011)
Produksi merupakan salah satu bagian terpenting dari perusahaan yang
berkaitan dengan transformasi berbagai input menjadi output (produk) sesuai
dengan standar kualitas yang ditentukan. Sedangkan yang dimaksud dengan
proses produksi adalah serangkaian langkah-langkah yang digunakan untuk
mentransformasi input menjadi output tersebut (Dita, 2011)
Proses produksi adalah aktivitas bagaimana membuat produk jadi dari
bahan baku yang melibatkan mesin, energi, pengetahuan teknis, dan lain-lain
(Baroto, 2002). Proses produksi merupakan metode atau teknik yang digunakan

8
dalam mengolah bahan baku menjadi produk (Nasution, 2003). Untuk
melaksanakan fungsi-fungsi produksi dengan baik, maka diperlukan rangkaian
kegiatan yang akan membentuk suatu sistem produksi. Sistem produksi
merupakan kumpulan dari sub sistem-sub sistem yang saling berinteraksi dengan
tujuan mentransformasi input produksi menjadi output produksi. Input produksi
dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal, dan informasi, sedangkan
output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut hasil sampingnya
seperti limbah, informasi, dan sebagainya. Faktor-faktor produksi yaitu sumber
daya dasar yang dipergunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang dan
jasa (Azizah, 2009), sehingga dapat diartikan beberapa faktor penentu dalam
proses produksi adalah bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal,dan informasi
(Dita, 2011)
Sistem produksi menurut proses menghasilkan output secara ekstrim dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Proses produksi terputus (intermittent process/discrete system) dalam
produksi ini tidak hanya memproduksi satu jenis spesifikasi barang namun
berbagai jenis spesifikasi barang sesuai pesanan. Dilihat dari tujuan
perusahaan melakukan operasinya dalam hubungannya dengan pemenuhan
kebutuhan konsumen, maka sistem produksi dibedakan menjadi empat jenis,
yaitu : (a) Engineering to order, yaitu bila pemesan meminta produsen untuk
membuat produk yang dimulai dari proses perancangannya (rekayasa), (b)
Assembly to order, yaitu bila produsen membuat desain standar, modul-modul
opsinya standar yang sebelumnya dan merakit suatu kombinasi tertentu dari
modul-modul tersebut sesuai dengan pesanan konsumen, (c) Make to order,
yaitu bila produsen menyelesaikan item akhirnya jika dan hanya jika telah
menerima pesanan konsumen untuk item tersebut, dan (d) Make to stock,
yaitu bila produsen membuat item-item yang diselesaikan dan ditempatkan
sebagai persediaan sebelum pesanan konsumen diterima
2. Proses produksi kontinyu (continuous process) dalam produksi ini peralatan
sengaja disusun dan diatur dengan memperhatikan urutan-urutan kegiatan
yang rutin dalam menghasilkan produk tersebut (Dita, 2011)
Kriteria terpenting dalam mengklasifikasikan proses produksi adalah jenis
aliran operasi dari unit-unit produk yang melalui tahapan konversi. Ada tiga jenis
dasar aliran operasi, yaitu flow shop, job shop, dan proyek (Kostas, 1982). Ketiga
jenis dasar aliran operasi ini berkembang menjadi aliran operasi modifikasi dari

9
ketiganya, yaitu bacth dan continuous (Dita, 2011). Adapun karakteristik aliran
operasi tersebut adalah sebagai berikut
a. Flow shop, yaitu proses konversi dimana unit-unit output secara berturut-turut
melalui urutan operasi yang sama pada mesin-mesin khusus, biasanya
ditempatkan sepanjang suatu lintasan produksi. Proses jenis ini biasanya
digunakan untuk produk yang mempunyai desain dasar yang tetap sepanjang
waktu yang lama dan ditujukan untuk pasar yang luas, sehingga diperlukan
penyusunan bentuk proses produksi flow shop yang biasanya make to stock.
Bentuk umum proses flow shop dapat dibagi menjadi jenis produksi flow
shop kontinyu dan flow shop terputus.
b. Continuous, proses ini merupakan bentuk ekstrim dari flow shop dimana
terjadi aliran material yang konstan. Biasanya satu lintasan produksi pada
proses kontinyu hanya dialokasikan untuk satu produk saja.
c. Job shop, yaitu merupakan bentuk proses konversi dimana unit-unit untuk
pesanan yang berbeda akan mengikuti urutan yang berbeda pula dengan
melalui pusat-pusat kerja yang dikelompokkan berdasarkan fungsinya.
Volume produksi tiap jenis produk sedikit, variasi produknya banyak, lama
produksi tiap jenis produk agak panjang, dan tidak ada lintasan produksi
khusus. Job shop bertujuan memenuhi kebutuhan khusus konsumen, dan
biasanya bersifat make to order.
d. Batch, yaitu merupakan bentuk satu langkah kedepan dibandingkan job
shop dalam hal standarisasi produk, tetapi tidak terstandarisasi seperti produk
yang dihasilkan pada aliran lintasan perakatitan flow shop. Sistem batch
memproduksi banyak variasi produk dan volume, lama proses produksi untuk
tiap produk agak pendek, dan satu lintasan produksi dapat dipakai untuk
beberapa tipe produk.
e. Proyek, yaitu merupakan proses penciptaan satu jenis produk yang agak rumit
dengan suatu pendefinisian urutan tugas-tugas yang teratur akan kebutuhan
sumber daya dan dibatasinya oleh waktu penyelesaiannya. Jenis ini di
beberapa fungsi-fungsi yang mempengaruhui produksi seperti perencanaan,
desain, pembelian, pemasaran, penambahan personal/mesin (yang biasanya
dilakukan secara terpisah pada sistem job shop dan flow shop) harus
diintegrasikan sesuai dengan urut-urutan waktu penyelesaian, sehingga
dicapai penyelesaian yang ekonomis (Dita, 2011)

10
2.3.2 Pemilihan Proses Membuat Produk Berdasarkan Jenis Pelanggan
Perencanaan produksi dapat didefinisikan sebagai proses untuk
merencanakan sistem produksi sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi dengan
jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang tepat, dan biaya produksi minimum.
Petugas perencanaan produksi, tugasnya lebih banyak pada manajemen
bagaimana suatu produk diproses di dalam pabrik dari bahan baku hingga siap
dikirim (Rudi, 2017). Perencanaan produksi harus mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut :
1. Berjangka waktu. Proses produksi merupakan proses yang sangat kompleks.
Proses tersebut memerlukan keterlibatan bermacam-macam tingkat
keterampilan tenaga kerja, peralatan modal, dan informasi yang biasanya
dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu yang sangat lama.
Pendekatan yang biasa dilakukan adalah dengan membuat rencana produksi
yang mencakup periode waktu tertentu dan akan diperbaharui bila periode
waktu tersebut sudah dicapai. Dalam perencanaan produksi, biasanya kita
jumpai tiga jenis perencanaan berdasarkan periode waktu yang dicakup oleh
perencanaan tersebut, yaitu : (a) Perencanaan produksi jangka panjang, (b)
Perencanaan produksi jangka menengah, dan (c) Perencanaan produksi
jangka pendek
2. Berjenjang. Perencanaan produksi harus dilakukan secara bertahap dan
berjenjang. Artinya, perencanaan produksi level rendah, dimana perencanaan
produksi level yang lebih rendah adalah penjabaran dari perencanaan
produksi level yang lebih tinggi.
3. Berkelanjutan. Perencanaan produksi disusun untuk satu periode tertentu
yang merupakan masa berlakunya rencana tersebut. Setelah habis masa
berlakunya maka harus dibuat rencana produksi baru untuk periode waktu
berikutnya.
4. Terukur. Selama pelaksanaan produksi, realisasi dari rencana produksi akan
selalu dimonitor untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan dari
rencana yang ditetapkan.
5. Realistis. Rencana produksi yang dibuat haruslah sesuai dengan kondisi
perusahaan, sehingga target yang diteteapkan merupakan nilai yang realistik
untuk dapat dicapai dengan kondisi yang dimiliki perusahaan pada saat
rencana tersebut dibuat.

11
6. Akurat. Perencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasi-informasi
yang akurat tentang kondisi internal dan eksternal sehingga angka-angka yang
dimunculkan dalam target produksi dapat dipertanggungjawabkan.
7. Menantang. Rencana produksi yang baik harus menetapkan target produksi
yang hanya dapat dicapai dengan usaha yang sungguh-sungguh (Rudi, 2017)
Saat perusahaan memutuskan untuk membuat produknya sendiri, maka
yang perlu diputuskan adalah bagaimana produk tersebut akan dibuat. Keputusan
tentang langkah-langkah dan prosedur didasarkan pada pengalaman dahulu,
kebutuhan terkait, tingkat produksi, dan harapan di masa datang (Rudi, 2017).
Prosedur dalam pemilihan proses dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut:
1. Tahap pertama, penetuan operasi-operasi yang diperlukan untuk melakukan
proses pembuatan tiap-tiap komponen. Ditentukan pula beberapa alternatif
bentuk-bentuk raw material dan jenis elemen operasi.
2. Tahap kedua, identifikasi berbagai tipe peralatan yang dapat digunakan untuk
melakukan elemen operasi yang telah ditentukan pada tahap 1. Perlu
dipertimbangkan pula apakah akan menggunakan peralatan manual, mekanis
atau otomatis.
3. Tahap ketiga, melakukan analisis waktu proses perunit, pendayagunaan
peralatan untuk berbagai macam elemen operasi, dan analisis terhadap
alternatif tipe peralatan.
4. Tahap keempat, pembakuan atau standardisasi proses, dengan input berupa
hasil analisis tahap ketiga.
5. Evaluasi dari segi ekonomi terhadap alternatif tipe-tipe peralatan untuk
menentukan proses yang akan digunakan. Evaluasi menyangkut faktor-faktor
yang tidak nyata (intangible) seperti fleksibilitas, reliabilitas, pemeliharaan,
keandalan dan pelayanan keamanan.
6. Penentuan proses, yaitu menentukan proses mana yang akan digunakan
(Rudi, 2017)

2.4 Kasus Perusahaan PT Sidomuncul Tbk


2.4.1 Sejarah PT Sidomuncul Tbk
PT SidoMuncul bermula dari sebuah industri rumah tangga pada tahun
1940, dikelola oleh Ibu Rahkmat Sulistio di Yogyakarta, dan dibantu oleh tiga
orang karyawan. Banyaknya permintaan terhadap kemasan jamu yang lebih
praktis, mendorong beliau memproduksi jamu dalam bentuk yang praktis

12
(serbuk). Seiring dengan kepindahan beliau ke Semarang, maka pada tahun 1951
didirikan perusahan sederhana dengan nama Sidomuncul yang berarti “Impian
yang terwujud” dengan lokasi di Jl Mlaten Trenggulun. Dengan produk pertama
dan andalan, Jamu Tolak Angin, produk jamu buatan Ibu Rakhmat mulai
mendapat tempat di hati masyarakat sekitar dan permintaannyapun selalu
meningkat. Dalam perkembangannya, pabrik yang terletak di Jl Mlaten
Trenggulun ternyata tidak mampu lagi memenuhi kapasitas produksi yang besar
akibat permintaan pasar yang terus meningkat (Ramadhan, 2017)
Di tahun 1984 pabrik dipindahkan ke lingkungan industri kecil di Jl
Kaligawe, Semarang. Guna mengakomodir demand pasar yang terus bertambah,
maka pabrik mulai dilengkapi dengan mesin-mesin modern, demikian pula jumlah
karyawannya ditambah sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan (kini jumlahnya
mencapai lebih dari 2000 orang). Untuk mengantisipasi kemajuan di masa datang,
dirasa perlu untuk membangun unit pabrik yang lebih besar dan modern, maka di
tahun 1997 diadakan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baru di Klepu,
Ungaran oleh Sri Sultan Hamengkubuwono ke-10 dan disaksikan Direktur
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan saat itu, Drs. Wisnu Kaltim (Ramadhan,
2017)
Pabrik baru yang berlokasi di Klepu, Kecamatan Bergas, Ungaran dengan
luas sekitar 30 hektar tersebut diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan
Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia saat itu pada 11 November 2000. Saat
peresmian pabrik, Perseroan sekaligus menerima dua sertifikat, yaitu Cara
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (“CPOTB”) dan Cara Pembuatan Obat
yang Baik (“CPOB”) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan
Perseroan sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi pabrik
sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas sekitar 8 hektar dan sisanya menjadi
kawasan pendukung lingkungan pabrik (Ramadhan, 2017)
2.4.2 Visi dan Misi PT Sidomuncul Tbk
Visi PT Sidomuncul Tbk yaitu menjadi perusahaan obat herbal, makanan
minuman kesehatan dan pengolahan bahan baku herbal yang dapat memberikan
manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Sedangkan misi PT Sidomuncul Tbk
yaitu : (1) Mengembangkan produk-produk berbahan baku herbal yang rasional,
aman, dan jujur berdasarkan penelitian, (2) Mengembangkan penelitian obat-obat
herbal secara berkesinambungan, (3) Membantu dan mendorong pemerintah,
institusi pendidikan, dunia kedokteran agar lebih berperan dalam penelitian dan

13
pengembangan obat dan pengobatan herbal, (4) Meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya membina kesehatan melalui pola hidup sehat,
pemakaian bahan-bahan alami, dan pengobatan secara naturopathy, (5)
Melakukan corporate social responsibility (CSR) yang intensif, (6) Mengelola
perusahaan yang berorientasi ramah lingkungan, dan (7) Menjadi perusahaan obat
herbal yang mendunia (Ramadhan, 2017). Penjelasan mengenai analisis visi PT
Sidomuncul yaitu :
1. Kepercayaan. Dalam visi sidomuncul perusahaan fokus untuk pengembangan
obat herbal melalui makanan dan minuman kesehatan. Contoh : Tolak Angin
dan Kuku Bima Ener-G.
2. Ruang Lingkup. Visi PT Sidomuncul ialah menjadi perusahaan obat herbal,
maka sudah sudah jelas bahwa PT Sidomuncul memiliki beragam produk dari
obat herbal dan berusaha menguasai pasar obat herbal.
3. Prioritas dan Bauran Pemasaran. PT Sidomuncul dalam masa yang akan
datang terus mengembangkan obat herbal dengan berbagai inovasi baru.
4. Kemampuan-Kemampuan Kunci. Sidomuncul telah memiliki sertifikat
CPOB (cara pengolahan obat dengan benar) dan CPOTB (cara pengolahan
obat traditional dengan benar) itu membuktikan bahwa sidomuncul
melakukan pengolahan bahan baku dengan baik (Ramadhan, 2017)
Pertumuhan dan harapan PT Sidomuncul ialah menjadi perusahaan obat
herbal yang dapat menguasai pasar pada tahun 2020, dengan hal ini maka PT
Sdomuncul akan dapat lebih terarah dalam menyatakan visinya ke depan. Analisis
misi PT Sidomuncul Tbk yaitu sebagai berikut :
1. Pelanggan. Dalam misinya, PT Sidomuncul berusaha meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola hidup sehat dan berusaha
mendorong institusi pendidikan, menunjukan bahwa PT Sidomuncul
mengincar sasaran kepada masyarakat terutama para pelajar .
2. Produk. PT Sidomuncul berusaha mengembangkan produk herbal yang
rasional, ini menjelaskan bahwa PT Sdomuncul berkonsentrasi pada produk
herbal.
3. Pasar. PT Sidomuncul berusaha berkompetisi pada pasar obat herbal, yang
berusaha berkompetisi di dalam dan luar negeri.
4. Teknologi. Mengembangkan obat herbal yang berkesinambungan, misi ini
menyatakan bahwa PT Sidomuncul dalam melakukan pengolahan obat herbal
dengan teknologi terbaru.

14
5. Perhatian akan keberlangsungan. PT Sidomuncul berusaha mendorong
pemerintah, institusi pendidikan dan kedokteran untuk lebih berperan dalam
mengembankan obat-obatan herbal.
6. Filosofi. Menggambarkan akan rasa sayang nenek terhadap cucunya,
begitupun dengan kasih sayangnya dengan produk herbal
7. Konsep diri. PT Sidomuncul berusaha mengembangkan produk herbal yang
rasional, aman dan jujur, hal ini dibuktikan oleh sertifikat CPOB dan CPOTB.
8. Perhatian citra publik. PT Sidomuncul melakukan berbagai CSR diantaranya
operasi katarak dan mudik gratis hal ini dapat menimbulkan citra yang baik di
mata masyarakat atau pelanggan (Ramadhan, 2017)
2.4.3 Analisis SWOT PT Sidomuncul Tbk
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi pemasaran PT Sidomuncul Tbk. Analisis ini dilakukan untuk
dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman
(Threat). Berikut ini adalah rincian mengenai kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman :

1. Kekuatan (Strength)
a. Produk terjangkau dengan harga murah. Berdasarkan hasil informasi,
produk Sidomuncul rata-rata berkisar pada harga Rp 1.000,-s/d Rp
2.500,- salah satu contohnya ialah Tolak Angin dan jamu Anak Pintar.
b. Kemasan produk yang praktis. Produk-produk Sidomuncul dalam
memasarkan produknya melakukan strategi untuk dapat memuaskan
konsumennya memberikan kemudahan pada kemasan setiap produknya
dengan menggunakan sachet untuk mempermudah pemakaian dengan
menyobek atau mengguntingnya, contohnya Tolak Angin dan
menggunakan botol dengan hanya membuka tutupnya.
c. Memiliki brand produk yang sudah dikenal. Produk Sidomuncul bukan
hanya dikenal oleh masyarakat Indonesia namun produk Sidomuncul kini
telah berusaha menembus pasar Asia dan Eropa dimana produk
Sidomuncul telah ada di Hongkong, Amerika, dan Arab Saudi dan
sebagainya yaitu melalui produknya Tolak Angin.
d. Keahlian dalam inovasi produk. Salah satu kunci kesuksesan Sidomuncul
bukan hanya terletak pada satu produk yang sudah dikenal, tetapi

15
Sidomuncul juga terus berinovasi pada produk yang lain, inovasi terbaru
produk Sidomuncul ialah minuman ColaMilk
e. Memiliki sistem pengelolaan limbah yang baik. Pengelolaan limbah
adalah salah satu faktor yang membuat tiap perusahaan bisa terjerat
dalam undang-undang jika perusahaan belum bisa mengelola limbah
tersebut dengan benar, namun bagi Sidomuncul limbah-limbah tersebut
dapat dipergunakan atau dimanfaatkan untuk sesuatu yang
berguna. Pengolahan limbah pada Sidomuncul sudah dapat
f. Menggunakan endorser yang sudah dikenal. Dalam mendapatkan
pelanggan yang besar Sidomuncul harus dapat mampu mempengaruhi
para calon pelanggannya, yaitu melalui para endorser yang sudah
terkenal dan sedang booming, diantaranya yang pernah menjadi endorser
Sidomuncul ialah Donny Kusuma, Mbah Marijan, Chris Jhon, Manny
pac. Ernest Prakasa, Agnes Monica, Denada, Rieke Diah Pitaloka
(Oneng) dan lain-lain.
g. Pemasaran dari hulu ke hilir. Berkembangnya sarana dan prasarana serta
perbaikan infrastruktur yang berkesinambungan dengan didukungnya
sistem informasi yang semakin berkembang, kini memudahkan produk
Sidomuncul untuk dapat mendistribusikan produknya dari hulu ke hilir,
sehingga pada saat ini telah banyak outlet-outlet yang didirikan oleh
Sidomuncul di seluruh indonesia, atau juga produknya dapat mudah
ditemukan di toko dan gerai-garai modern seperti Alfamart, Indomart dan
lainnya. Kemudahan sistem informasipun kini menjadi media
pemanfaatan bagi Sidomuncul untuk dapat mendistribusikan produknya,
yaitu dengan cara memberikan informasi di internet bagaimana menjadi
distributor Sidomuncul..
h. Kerjasama penelitian yang baik dengan universitas lokal. Penelitian
memang tidak ada batasnya, hal ini yang mendorong Sidomuncul untuk
memberikan kesempatan kepada universitas lokal untuk melakukan
penelitian, diantaranya kerjasama dengan Universitas Diponegoro
Semarang, PPOT Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Universitas
Maranatha Bandung, Fakultas Farmasi Sanatadharma Yogyakarta, juga
Universitas Sugijopranoto, adalah sejumlah kampus yang diajak untuk
bekerjasama. Sidomuncul juga bekerjasama dengan Lembaga Penelitian
Institut Teknologi Bandung, Balai Penelitian Tanaman Obat Departemen

16
Kesehatan di Tawangmangu, juga Balai Penelitian Tanaman Obat dan
Rempah di Bogor (Ramadhan, 2017)
2. Kelemahan (Weakness)
a. Memiliki bahan yang berbahaya. Produk Sidomunul memang telah
mendapatkan sertifikat CPOB dan CPOTB, namun dalam komposisi
minuman Sidomuncul masih terdapat bahan yang berbahaya yaitu pada
komposisi Kuku Bima Ener-G terdapat bahan Aspertame yang jika
dikonsumsi terus menerus atau rutin bersifat meracuni darah.
b. Tidak mencantumkan logo halal MUI. Berdasarkan hasil pengamatan
produk Sidomuncul masih memiliki kelemahan dengan tidak
mencantumkan logo halal MUI, tanpa logo halal masyarakat akan merasa
kebingungan untuk membeli produk Sidomuncul, walaupun Sidomuncul
berorientasi pada obat-obatan herbal bukan tidak mungkin membuat
masyarakat akan lebih selektif untuk memilih produk lain.
c. Tidak mencantumkan nomor layanan pelanggan. Perkembangan
teknologi yang pesat ini, kurang begitu dipandang oleh Sidomuncul, hal
ini terbukti dengan Sidomuncul tidak mencantumkan nomor layanan
pelanggan pada produk Kukubima Ener-G, yang mungkin sewaktu-
waktu membuat konsumen merasa kecewa terhadap produknya tidak
dapat langsung menghubungi pihak perusahaan lewat telepon.
d. Kurangnya informasi terhadap produk Sidomuncul yang lain. Banyaknya
produk Sidomuncul yang dikeluarkan, akan membuat bingung para calon
pelanggan, begitu pula dengan informasi yang kurang menyeluruh
terhadap produk yang lain, membuat orang kurang begitu mengenal
produk Sidomuncul yang lainnya, seperti jamu komplit, pria sehat, kopi
jahe Sidomuncul, pegal linu gingseng, kunyit asam, dan juga produk
terbaru Sidomuncul cola milk. Tidak begitu banyak orang yang mengenal
produk tersebut (Ramadhan, 2017)
3. Peluang (Opportunity)
a. Kebutuhan masyarakat terhadap barang konsumsi dan kesehatan. Kini
obat-obatan telah menjadi barang konsumsi, tingkat gaya hidup
masyarakat modern yang tinggi, membuat obat-obatan herbal menjadi
barang yang perlu dimiliki, untuk menjaga stamina dan ketahanan diri.
b. Keanekaragaman hayati Indonesia. Banyaknya tumbuh-tumbuhan alami
di Indonesia merupakan keuntungan yang sangat besar bagi Sidomuncul,

17
karena dengan bahan-bahan obat yang berlimpah menjadikan
Sidomuncul akan mudah untuk mendapatkan kebutuhan bahan.
c. Melakukan ekspansi ke luar negeri. Peluang Sidomuncul semakin
terbuka lebar untuk memasarkan produknya ke luar negeri setelah Tolak
Angin dapat berkembang di pasar Asia dan Eropa, hal ini bukan tidak
mungkin Sidomuncul dapat memasarkan produk yang lainnya di pasar
luar negeri.
d. Munculnya istilah back to nature. Slogan back to nature atau kembali ke
alam kini mulai menggema di Indonesia khusussnya di bidang medicine
atau pengobatan. Slogan ini bertujuan menghimbau bersama-sama
memanfaatkan potensi alam yang sudah ada dalam dunia pengobatan.
Sidomuncul harus dapat menyikapi hal ini dengan secara positif.
Sehubungan dengan negara Indonesia sangat kaya akan bahan obat-
obatan dan sudah turun-temurun menggunakan bahan alami seperti :
rempah-rempah, lada, pala, dan cengkeh., disamping itu pula tentunya
berbagai macam herbal medicine seperti : kumis kucing, mahoni,
mengkudu, belimbing, asam jawa dan lain-lain. Hampir semua jenis
penyakit diobati dengan ramuan jamu yang disediakan dengan cara
sederhana seperti diseduh, dibobokan, atau dihirup (Ramadhan, 2017)
4. Ancaman (Threat)
a. Adanya produk pesaing yang memiliki manfaat yang sama (kompetitor
langsung). Dengan adanya kompetitor langsung ini, membuat
Sidomuncul kesulitan untuk mengembangkan produknya atau
menghalangi Sidomuncul untuk mendapatkan laba tinggi, contohnya PT
Deltomed Laboreatories (Antangin) dan PT Bintang Toedjoeh (Bejo).
b. Adanya kompetitor tidak langsung. Persaingan pada obat-obatan herbal
bukan hanya terjadi pada perusahaan besar namun juga dapat dipengaruhi
oleh perusahaan perusahaan kecil seperti : Baitul Herbal, PT Herbal
Insani, yang menawarkan produk-produk herbal berbagai jenis dan
bentuk serta manfaat yang ditawarkan
c. Adanya kompetitor lainnya. Pembuat jamu tradisional dengan cara yang
masih tradisional (manual), tukang jamu lokal keliling dengan membawa
produk buatanya sendiri, ini juga mempengaruhi penjualan Sidomuncul,
dengan pedagang jamu gendong mereka dapat dengan mudah

18
memasarkan produknya langsung ke masyarakat, biasanya mereka
menggunakan sistem jemput bola.
d. Adanya barang subtitusi atau pengganti. Hal lain yang dapat mengusik
sidomuncul terdapat pada barang-barang subtitusi antara lain Pocari
Sweat dan Mizone (Ramadhan, 2017)

2.4.4 Segmenting PT Sidomuncul Tbk


Produk-produk Sidomuncul menargetkan semua segmentasi pasar, mulai
dari anak-anak membuat produk yaitu “Tolak Angin Cair Anak” dan orang
dewasa “Tolak Angin Cair”. Serta pendistribusian untuk menjangkau seluruh
daerah, karena itu Tolak Angin sangat mudah ditemukan hampir di setiap daerah
untuk menjadi market leader di Indonesia. Kemudian berdasarkan komunikasi
pemasaran yang digunakan oleh Sidomuncul menggunakan endorser seperti Chris
Jhon, Manny Pacman, Donny Kusuma, Ade ray, Ernest Prakasa, Denada dan yang
terbaru sekarang dengan wanita pekerja kantoran sering kerja lembur (tolak
angin). Kemudian segmentasi itu dipilah kembali berdasarkan Demografi
(Ramadhan, 2017)
2.4.5 Targeting PT Sidomuncul Tbk
Targeting merupakan memilih satu atau lebih segmen pasar untuk
dimasuki atau cara perusahaan mengoptimalkan suatu pasar dan dalam penentuan
target pasar perusahaan. Pangsa pasar produk Sidomuncul adalah semua
kalangan, hampir semua umur, dan semua lapisan masyarakat. Mulai dari anak-
anak hingga umur dewasa, dan menjangkau daerah-daerah, target pasar di
Indonesia untuk memperoleh market leader. Rahasia Sidomuncul memperoleh
market leader tetap, yaitu fokus pada peningkatan kualitas produknya tersebut
(Ramadhan, 2017)
Apabila dilihat dari karakteristik konsumen yang membutuhkan produk
sidomuncul seperti Kuku Bima Ener-G adalah orang yang bekerja keras,
mempunyai vitalitas yang tinggi dengan rentang usia 17-30 tahun. Sedangkan
rentang usia 50 tahun mulai mengurangi konsumsi tertentu dan mengurangi
kegiatan yang berat. Tingkat konsumsi mulai dikontrol oleh faktor kesehatan
organ tubuh yang semakin menurun, untuk usia tersebut tidak usah mengkonsumsi
Kuku Bima Ener-G apalagi dilihat dari kandungan komposisi produknya yang
cukup berat (Ramadhan, 2017)

19
2.4.6 Positioning PT Sidomuncul Tbk
Posisitioning merupakan tindakan merancang penawaran dan citra
perusahaaan sehingga menempati suatu posisi kompetititf yang berarti dan
berbeda dalam benak konsumen sasarannya. Hal ini tidak terlepas dari citra
produk Sidomuncul seperti Tolak Angin dan Kuku Bima Ener-G. Tolak Angin
adalah minuman herbal medicine yang telah mempunyai nama besar di
industrinya, merupakan minuman herbal yang dapat mengatasi masuk angin, sakit
perut dan perut kembung (Ramadhan, 2017)
Endorser (model produk Tolak Angin) yaitu seperti Ernest prakasa, Dahlan
iskan, dan yang terbaru wanita pekerja kantoran yang bekerja dinamis sebagai
wanita karier dan ibu rumah tangga. Melihat model tersebut mempunyai
gambaran produk orang-orang yang bekerja keras yang terkadang menghiraukan
kesehatan. Kemudian juga dengan strategi menggunakan tagline “Orang pintar
minum Tolak Angin”. Kata orang pintar menjadi positiong Tolak angin, yang
berarti bahwa ketika masuk angin orang pintar minum tolak angin yang paling
tepat (Ramadhan, 2017)
Endorser Kuku Bima Ener-G yaitu seperti Chris Jhon, Manny Pacman,
Denada, Ade Ray dan seterusnya. Dapat dilihat bahwa model tersebut mempunyai
gambaran produk orang-orang yang mempunyai stamina lebih atau pekerja keras.
Kemudian juga dengan menggunakan stategi tagline Rosa mejadikan positioning
kuku bima, bahwa buat orang yang mempunyai semangat lebih (Ramadhan, 2017)
2.4.7 Marketing Mix PT Sidomuncul Tbk
Marketing Mix 7P pada PT Sidomuncul Tbk dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Produk. Produk yang terdapat pada PT Sidomuncul Tbk adalah sebagai
berikut :
a. Herbal Medicine. Sidomuncul memandang keanekaragaman hayati
dengan flora dan fauna Indonesia sebagi peluang besar untuk
meningkatkan produksinya, dimana obat herbal merupakan obat yang
diproses sedimikian rupa, dengan minimnya efek samping pada obat-
obatan herbal tersebut. Adapun Obat herbal yang ada pada Sidomuncul
adalah sebagai berikut : (1) Tolak Angin (Tolak Angin Anak, cair, serbuk,
flu dan serbuk), (2) Jamu (Pegal linu gingseng, pria perkasa, sakit perut),
(3) Jamu komplit ( Jamu komplit sehat pria dan wanita, jamu komplit
sakit pinggang), dan (4) Anak sehat

20
b. Energi Drink. Minuman energi Sidomuncul ini ditunjukan untuk
menambah energi seseorang yang meminumnya, produk minuman ini
mengandung perangsang yang dapat membahayakan tubuh
konsumennya, namun apabila dikonsumsi secara teratur hal itu tidak
akan terjadi. Adapun minuman energi yang ada pada Sidomuncul adalah
sebagai berikut : Kuku Bima Ener-G dan Cola Milk
c. Beverage & confectionary (Minuman dan penganan). Produk minuman
dan penganan Sidomuncul ini merupakan produk yang yang dapat
dinikmati pada saat sedang belajar baca koran atau sedang diperjalanan.
Produk ini biasanya seperti teman saat santai atu juga produk ini dapat
dimanfaatkan pada saat kondisi badan kurang fit. Adapun produk
minuman dan makanan yang ada pada Sidomuncul adaalh sebagai
berikut : (1) Permen Tolak Angin dan (2) Kopi jahe Sidomuncul
d. Supplementn dan other (suplemen dan lainnya). Produk suplemen ini
merupakan produk yang dipakai untuk melengkapi makanan,
mengandung satu atau lebih dari bahan seperti vitamin, mineral
tumbuhan diman produk ini dimanffaatn untuk meningkatkan derajat
kesehatan mencegah dan menyembuhkan penyakit. Adapun produk
suplemen yang ada pada sidomuncul adalah sebagai berikut : (1) Sari
kulit manggis dan (2) Sari sirsak
e. Healty drink (Minuman sehat). Minuman sehat adalah satu jenis produk
sidomuncul yang memiliki kandungan optimal baik dan sehat yang dapa
diperoleh jika meminumnya. Minuman ini seringkali diasumsikan
sebagai minuman yang mahal, padahal minuman seberapa mahalnya pun
minuman kesehatan, asal mendapatkan manfaat yang baik, itu tidak
dijadikan alasan untuk tidak membelinya. Adapun produk minuman
kesehatan yang ada pada Sidomuncul adallah sebagai berikut : (1)
Vitamin C 1000, (2) Kunyit asam, dan (3) Susu jahe Sidomuncul
2. Harga. Strategi harga yang diterapkan oleh PT Sidomuncul Tbk
menggunakan strategi Penetration Price artinya dengan menetapkan harga
yang rendah pada awal produk itu muncul, dengan tujuan untuk penetrasi
pasar, lalu kemudian menaikan harga secara perlahan-lahan agar para
konsumen tidak menoinggalkan produknya. Contohnya Tolak Angin, pada
saat awal kemunculannya tolak angin dipasang dengan harga murah yaitu Rp
1.000,- lalu kemudian setelah mendapatkan kepercayaan konsumennya,

21
harganya mulai dinaikan menjadi Rp 1.500,- kemudian naik kembali menjadi
Rp 2.000,- dan sekarang menjadi Rp 2.500,-/sachet.
3. Promosi. Promosi merupakan suatu alat penyampaian informasi untuk dapat
menarik minat konsumen, dimana promosi tersebutdiharapkan dapat melekat
dibenak konsumen dengan tujuan konsumen dapat loyal untuk membeli suatu
produk. Adapun bauran promosi yang dilakukan oleh PT Sidomuncul Tbk
adalah sebagai berikut: :
a. Advertising. Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang
didasari informasi tentang keunggulan PT Sidomuncul Tbk yang disusun
rangkaian kata-katanya sedemikian rupa dengan mengubah pikiran
seseorang untuk membeli produk Sidomuncul. Adapun kegiatan
periklanan yang dilakukan oleh PT Sidomuncul Tbk adalh sebagai
berikut : (1) Iklan di TV. Iklan di TV seperti Tolak Angin, yang
menggunakan perempuan pekerja kantor, (2) Public Relation. Adapun
Kegiatan Public Relation yang dilakukan oleh Sidomuncul adalah
sebagai berikut : Menjadi satu sponsor acara pertandingan sepak bola
contohnya yang saat ini baru saja dimulai kompetisinya yaitu Liga 1
Indonesia, dari hal ini diharpkan produk Sidomuncul yaitu Kuku Bima
dapat dikenal dan semakin banyak pembelinya
b. Menjadi sponsor sinetron Dunia Terbalik, program sinetron ini kini
sedang mengalami peningkatan fratting yang sangat tinggi, maka dengan
mensponsori acara ini di harapkan banyak orang yang lebih mengenal
dan berkeinginan untuk membeli, produk Sidomuncul yang mensponsori
Dunia Terbalik adalah Tolak Angin Anak
c. Personal selling. Kegiatan personal selling yang dilakukan oleh
Sidomuncul biasanya pada saat mengandakan suatu event, seperti
karnaval SCTV dimana Sidomuncul mendirikan stand untuk menjual
produknya secara langsung dengan tatap muka
d. Direct marketing. Sidomuncul menjual produknya melaui media online
seperti sidomunculstore.com
e. WOM. Adapun WOM yang dilakukan oleh Sidomuncul adalah
menggunakan endorser seperti Donny Alamsah, Ernest Prakasa,
kemudian yang terbaru adalah perempuan pekerja kantoran yang
pekerjaannya lebih berat untuk lembur

22
4. Place. PT Sidomuncul Tbk terletak di Jl. Soekarno Hatta Km. 28 Kecamatan
Bergas, Klepu, Semarang 50134, Indonesia. Dari lokasi tempat ini dapat
diketahui bahwa letak PT Sidomuncul Tbk sangat strategis didukung oleh
kondisi alam yang cukup baik, serta dengan berada di daerah Jawa Tengah
yang cenderung memiliki upah UMK yang masih rendah, membuat
perusahaan akan cenderung mengeluarkan biaya lebih sedikit terutama untuk
gaji para karyawan.
5. People (SDM). Adapun bentuk pelatihan yang diadakan oleh PT Sidomuncul
adalah sebagai berikut :
a. Umum : Pelatihan CPOB (cara pembuatan obat yang baik) dan CPOTB
(cara pembuatan obat tradisonal yang baik); Keselamatan dan kesehatan
kerja (K3); Orientasi karyawan baru; dan Pelatihan 5R
b. Spesifik : Sistem HVAC; Sistem Pneumatic; K3 listrik; Las listrik;
Praktek las listrik; Perawatan mesin; Kualifikasi mesin; Weighning
control system; dan Water purified machine
6. Physical Evidence. Perseroan saat ini memiliki pabrik di Jl. Soekarno Hatta
km 28, Kecamatan Bergas, Klepu, Semarang. Luas lahan pabrik Perseroan
dengan luas tanah 304.435 m² dengan bangunan fisik kurang lebih 119.553
m². Dari awal pembangunan pabrik, sudah direncanakan mengenai pemisahan
tempat sesuai dengan fungsinya masing-masing. Dalam lokasi pabrik sendiri
terdiri dari bangunan pabrik seluas 82.675 m², lahan Agrowisata seluas
12.814 m², dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik.
7. Process. Proses produksi jamu di PT. Sido Muncul ini yang pertama adalah
penerimaan bahan baku, bahan baku yang datang segera dicek QC (Quality
Control), setelah terbukti memenuhi standar penerimaan dan standar
penggunaan kemudian bahan baku dimasukkan ke dalam gudang
penyimpanan bahan baku. Bahan baku yang akan dipakai diambil dari gudang
penyimpanan bahan baku kemudian disortasi, setelah disortasi kemudian
bahan baku dicuci, dikeringkan, digiling, baru kemudian dicampur (mixing).
Dalam proses pencampuran bahan merupakan rahasia perusahaan. Sesudah
proses pencampuran selesai kemudian hasilnya dialirkan melalui pipa-pipa
untuk dilakukan proses pengemasan primer (packaging primer) menggunakan
mesin dua line dan delapan line. Kemudian masuk ke proses pengemasan
sekunder (packaging sekunder), disini produk yang sudah jadi dicek kembali

23
dengan cara uji sampel. Setelah selesai proses pengemasan sekunder
kemudian produk siap untuk didistribusikan (Ramadhan, 2017)
2.4.8 Proses Produksi PT Sidomuncul Tbk
Proses produksi jamu di PT. Sidomuncul ini yang pertama adalah
penerimaan bahan baku, bahan baku yang datang segera dicek QC (Quality
Control), setelah terbukti memenuhi standar penerimaan dan standar penggunaan
kemudian bahan baku dimasukkan ke dalam gudang penyimpanan bahan baku.
Bahan baku yang akan dipakai diambil dari gudang penyimpanan bahan baku
kemudian disortasi, setelah disortasi kemudian bahan baku dicuci, dikeringkan,
digiling, baru kemudian dicampur (mixing) (Kurnia, 2014)
Dalam proses pencampuran bahan merupakan rahasia perusahaan. Sesudah
proses pencampuran selesai kemudian hasilnya dialirkan melalui pipa-pipa untuk
dilakukan proses pengemasan primer (packaging primer) menggunakan mesin dua
line dan delapan line. Kemudian masuk ke proses pengemasan sekunder
(packaging sekunder), disini produk yang sudah jadi dicek kembali dengan cara
uji sampel. Setelah selesai proses pengemasan sekunder kemudian produk siap
untuk didistribusikan. Hasil produksi yaitu : (1) Tipe serbuk : Kuku Bima, Kuku
Bima Ginseng, Kuku Bima TL, Kuku Bima Plus Ttribulus, (2) Tipe sachet : Tolak
Angin, Tolak Angin Ekstra Hangat, (3) Tipe saset hisap : Tolak angin permen, (4)
Tipe Fls : Tolak angin Anak, Tolak Angin Flu, dan (5) Tipe Botol : Kuku Bima
Ener-G (Kurnia, 2014)
Dengan menggunakan sistem padat modal dan juga padat karya Sido
Muncul cenderung mempunyai pengeluaran yang banyak terutama beban gaji dan
juga perbaikan mesin. Performance yang didapatkan yaitu produk yang dihasilkan
lebih banyak sehingga dapat menutupi semua pengeluaran serta memperoleh laba
yang besar dan perusahaan Sidomuncul menghasilkan produk higienis dan
bermutu baik yang telah di kenal oleh masyarakat sejak saat 2002. Sistem
efektifitas yang dilakukan yaitu walau mempunyai pengeluaran yang besar tapi
hasil produk yang dikeluarkan akan memperoleh laba yang tinggi perharinya
karena produk yang dihasilkan juga berjumlah sangat banyak melebihi perusahaan
jamu lainnya sehingga keberlangsungan usahanya tidak mengalami kemunduran
dan pastinya ikut serta dalam mengurangi pengangguran di Indonesia. Sistem
ekonomis yang dilakukan yaitu laba yang dihasilkan akan menjadi lebih banyak
karena bahan baku yang digunakan berbahan alami sehingga tidak memerlukan
modal yang besar. Dengan selalu menggunakan bahan dari alam yang berkualitas

24
tinggi dan juga melakukan proses penanaman kembali, Sidomuncul ikut serta
dalam membudidayakan konservasi di Indonesia (Kurnia, 2014)
2.4.9 Perencanaan Jangka Panjang PT Sidomuncul Tbk
Perencanaan jangka panjang yaitu “fokus pada obat alam, ekspansi keluar
pasar Indonesia, pengembangan brand produk-produk sesuai kebutuhan pasar
,dengan memperkuat pasar dalam negeri, meningkatkan kapasitas pabrik, Brand
Product (Kuku Bima Energi, Tolak Angin, Jamu Komplit) dan lainnya dan dapat
terus melakukan inovasi dalam berproduksi yang akan terus laris di pasar nasional
maupun internasional. PT. Sidomuncul,juga memplanningkan pembuatan pabrik
baru yang ditargetkan pada akhir tahun 2014. Dikarenakan untuk menunjang
produksi yang semakin besar, PT Sidomuncul bekerjasama dengan Developer PT.
Sakti Berkembang untuk membangun pabrik baru di daerah Semarang, Jawa
Tengah, dengan melakukan pembelian tanah lalu akan dilakukan pembangunan
perusahaan oleh Developer (Kurnia, 2014)
2.4.10 Pengorganisasian PT Sidomuncul Tbk
Fungsi yang digunakan adalah fungsi organisasi laba karena di setiap
produksinya PT Sidomuncul berusaha untuk memperoleh keuntungan maksimum
dengan biaya minimum untuk keberlangsungan usaha PT Sidomuncul
2.4.11 Transformasi PT Sidomuncul Tbk
Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh PT SidoMuncul untuk melakukan
transformasi dari perusahaan lokal menjadi nasional dan international adalah :
1. PT Sidomuncul melakukan scan perubahan lingkungan dengan baik dan
menyadari bahwa masyarakat Indonesia membutuhkan obat-obatan dan
suplemen tradisional
2. PT Sidomuncul juga mampu melihat dan mengantisipasi perkembangan pasar
dengan melakukan perluasan kapasitas produksi untuk mengantisipasi
permintaan produk yang semakin meningkat.
3. PT Sidomuncul selalu inovasi produk untuk memenuhi kebutuhan dalam dan
luar negeri
4. PT Sidomuncul selalu melakukan kegiatan aktivasi komunikasi produknya
kepada masyarakat Indonesia dengan konsisten dan selalu menggali
keunikan-keunikan, potensi budaya serta keindahan alam Indonesia untuk
kegiatan promosi produk perusahaan.
5. PT Sidomuncul memiliki sistem yang kuat untuk dapat mengintegrasikan
seluruh kegiatan perusahaan dengan baik dan tepat.

25
6. PT Sidomuncul memiliki SDM yang berkualitas untuk menghasilkan produk,
strategi marketing yang berkualitas dan terbukti dengan banyaknya
penghargaan yang diterima oleh perusahaan, seperti : Best Encouragement
Product 2003, Solo Customer Satisfaction Index 2003, Best Brand 2003,
Kehati Award 2001 dan masih banyak lagi penghargaan yang diterima oleh
perusahaan (Kurnia, 2014)
2.4.12 Pengendalian PT Sidomuncul Tbk
Fungsi pengendalian kualitas bahan baku yang dilakukan ialah : (1)
Pemisahan kotoran (penyortiran), (2) Pemotongan, guna mempermudah proses
penghalusan, (3) Pencucian kembali untuk memastikan bahan benar-benar bersih,
(4) Dikeringkan menggunakan oven, (5) Penyortiran bahan kering, bahan yang
berkualitaslah yang dipilih, dan (6) Masuk dalam pengamatan tim pengendali
mutu, guna memastikan sudahkah bahan baku memenuhi standar (Kurnia, 2014)
2.4.13 Karyawan PT Sidomuncul Tbk
Dalam meningkatkan produknya PT Sidomuncul didukung oleh karyawan
yang mempunyai keahlian sehingga menjadikan perusahaan lebih berkonsentrasi
dan inovatif. Untuk meningkatkan kemampuan para karyawannya diberikan
kesempatan mengikuti pelatihan kursus maupun seminar sehingga seluruh
karyawan dapat melakukan perbaikan dan pembaharuan (Kurnia, 2014)
Saat ini karyawan Sido Muncul berjumlah lebih dari 2000 dengan tingkat
pendidikan bervariasi dan ditempatkan sesuai keahlian, kemampuan, dan
kapasitasnya masing-masing. Seperti manajer, supervisor, karyawan produksi, dll.
Untuk mendukung pengembangan PT Sidomuncul juga merekrut konsultan yang
ahli dibidangnya,seperti apoteker, dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis
(Kurnia, 2014)
2.4.14 Fasilitas PT Sidomuncul Tbk.
Perusahaan Sidomuncul memiliki fasilitas pabrik yang lengkap.
Fasilitasnya antara lain : (1) Laboratorium : Laboratorium instrumentasi;
Laboratorium farmakologi; Laboratorium formulasi; Laboratorium famakognost;
Laboratorium stabilitas; Laboratorium kimia, (2) Kebun percobaan dan budaya
tanaman obat, (3) Extraction centre, (4) Pengolahan air bersih, (5) Pengolahan air
limbah, (6) Perpustakaan, dan (7) Klinik holistik. Sumber daya manusia yang
berkualitas, mempunyai agrowisata yang digunakan untuk mengoleksi tanaman.
Perusahaan Sidomuncul merupakan perusahaan jamu pertama di Indonesia
(Kurnia, 2014)

26
2.4.15 Manajer di PT Sidomuncul Tbk.
Manajer-manajer yang digunakan PT. Sidomuncul yaitu : (1) Manajer
pemasaran, (2) Manajer keuangan, (3) Manajer operasional, (4) Manajer
personalia, (5) Manajer administrasi, dan (6) Manajer peneliti dan pengembangan
2.4.16 Analisis Lingkungan Eksternal PT Sidomuncul Tbk
Analisis lingkungan eksternal PT Sidomuncul yaitu :
1. Lingkungan Tugas
a. Pemasok. PT Sidomuncul, mendapatkan bahan baku diperoleh dari
pemasok luar/pengumpul dalam bentuk kering yang berasal dari
Wonogiri, Purwokerto, Purworejo, Ambarawa dan Jawa Timur. Bentuk
bahan baku berupa daun atau rimpang. Proses pembelian dilakukan
setiap panen raya
b. Pesaing. Perusahaan-perusahaan pesaing perusahaan Sidomuncul antara
lain : PT Air Mancur; PT Industri jamu Borobudur; PT jamu Iboe Jaya;
PT Industri jamu Jago; PT jamu Indonesia Simona; dan lain-lain
c. Perantara. Perusahaan Sidomuncul mempunyai banyak distributor untuk
memasarkan produknya kepada konsumen seperti : Toko obat; Apotik;
Toko klontong; Swalayan; Warung jamu; Asongan; dan lain-lain
d. Pelanggan. Perusahaan Sidomuncul telah mempunyai pelanggan dari
masyarakat kelas atas menengah dan bawah karena biasanya masyarakat
lebih memilih produk herbal atau alami dari pada obat-obatan yang
mengandung zat kimia karena pada obat-obatan zat kimia akan
menimbulkan efek samping terhadap tubuh.
e. Publik. Jamu biasanya lebih banyak dikonsumsi oleh masyarakat
pedesaan atau masyarakat tradisional karena jamu dibuat berdasarkan
pengalaman dari nenek moyang yang turun menurun. Sehingga
perusahaan Sidomuncul mengambil pengalaman tersebut kemudian
memproduksi berbagai jenis jamu yang dapat bermanfaat menyembuh-
kan penyakit tanpa menimbulkan efek samping (Kurnia, 2014)
2. Lingkungan Umum
a. Lingkungan ekonomi : (1) Ketidakseimbangan pasar terhadap harga
bahan baku menyebabkan produksi jamu tidak dapat memproduksi maju
mundurnya suatu usaha, (2) Besar kecilnya pajak yang wajib dikeluarkan
berdasarkan industri yang dibangun sangat mempengaruhi maju
mundurnya suatu usaha. Pajak yang dikenakan atas industri ini berupa

27
PPh, PBB, Bea Cukai dan lain-lain, (3) Beban biaya yang dikeluarkan
claim dari pajak antara lain retribusi, beban penggunaan listrik bagi
industri, beban angkut dan lain-lain.
b. Lingkungan alam : (1) Bangkitnya gerakan lingkungan dan (2) Mengolah
limbah menjadi limbang ramah lingkungan
c. Lingkungan teknologi. Teknologi yang dimiliki perusahaan Sidomuncul
sangat mempengaruhi produk-produk yang dihasilkan. Perusahaan
Sidomuncul di pasaran mempunyai tempat yang bagus sehingga
Sidomuncul sangat mempengaruhi peredaran jamu di Indonesia.
d. Lingkungan politik. Setiap perusahaan pasti diatur oleh undang-undang.
Perusahaan Sidomuncul sebagai satu-satunya pabrik jamu yang
berstandar farmasi UU RI No. 7 Tahun 1963 tentang farmasi, pasal 4
tentang produksi dan distribusi perbekalan di bidang farmasi di tetapkan
dengan peraturan. Perundang-undangan misalkan tentang perihal
impor/ekspor penyedia obat-obatan ditetapkan dengan peraturan
pemerintah. Hal-hal mengenai konsumsi dan pekerjaan kerfarmasian
diatur dengan peraturan menteri kesehatan.
e. Lingkungan kulturan. Perusahaan Sidomuncul dalam pembuatan produk-
produknya menggunakan bahan-bahan alami atau herbal dan
mengolahnya dengan tradisional (Kurnia, 2014)
2.4.17 Analisis Strategi Pemasaran PT Sidomuncul Tbk
Penjualan produk PT Sidomuncul diprediksikan selama tahun ini
meningkat sekitar 25% dibandingkan dengan tahun lalu, sedangkan nilainya akan
naik 35%, terkait dengan kenaikan harga sejumlah produk. Permintaan dari pasar
dalam negeri yang cukup baik membuat persentase ekspor produk Sidomuncul
turun yakni hanya sebanyak 5% dari seluruh produk yang dijual. Namun, dari segi
volume, kinerja ekspor selama tahun ini justru naik dua kali lipat dibandingkan
dengan tahun lalu. Pasar ekspor masih bagus, tetapi permintaan di pasar domestik
juga masih bertumbuh dengan baik, sehingga perusahaan tetap memfokuskan
pasar lokal. Untuk menarik konsumennya, PT Sidomuncul mengeluarkan
beberapa macam kemasan yang mudah dikenali dan diingat oleh masyarakat. Di
samping itu kemasan dari produk produk PT Sidomuncul sangatlah praktis untuk
digunakan oleh konsumenya. Dengan adanya variasi warna pada kemasan
bungkus produk mereka, masyarakat lebih antusias untuk mengkonsumsi produk
mereka. PT Sidomuncul menawarkan berbagai macam produk dengan harga yang

28
bervariasi dan terjangkau dan dapat dinikmati oleh berbagai konsumen. Dengan
harga yang terjangkau tentu saja produk-produk dari PT Sidomuncul dapat
ditemukan di mana saja. Karena produk mereka lebih menekankan kepada produk
tradisional (jamu) namun dikelola secara modern (Kurnia, 2014)
Pemasaran yang dilakukan atau Marketing Mix yaitu dilakukan melalui
penyaluran ke agen-agen. PT Sidomuncul memiliki 4 konsep pemasaran yaitu
(product, promotion, price, and place). Di PT Sidomuncul apabila ada produk
yang tidak terjual di gudang sementara sudah mendekati masa ED (expired data)
atau sudah ED maka perusahaan akan segera menukarkan kembali ke kantor pusat
dengan produk baru yang sejenis dalam jumlah yang sama (Kurnia, 2014)
Alternatif Strategi pemasaran yaitu PT Sidomuncul hendaknya
menggunakan S (Strenghth) untuk mengatasi T (Threatment), sehingga PT Sido
Muncul melakukan difersifikasi produk. Hal ini selaras dengan strategi yang telah
digunakan PT Sidomuncul saat ini, yaitu dengan cara memproduksi berbagai
produk diantaranya : Kuku Bima (8 macam); Tolak Angin (3 macam); Permen (2
macam); Jamu Tradisional (56 macam); Jamu Komplit Instan (4 macam); Jamu
Komplit (6 macam); Food Suplemen (34 macam); dan Minuman Kesehatan (17
macam) (Kurnia, 2014)
2.4.18 Analisis Strategi Proses PT Sidomuncul Tbk
Secara umum, strategi produksi perusahaan ada empat macam, yaitu
process focus, repetitive (modular) focus, product focus, dan mass customization.
Bila dilihat dari proses produksi Sidomuncul, yang menghasilkan beberapa
varietas produk, (herbal medicine, energy drink, supplement, healty drinks dan
beverage & confectionery, dengan sekitar 300 jenis produk) dengan bahan baku
yang beraneka jenis (sekitar 150 bahan baku) serta peralatan yang serupa untuk
setiap proses produksinya maka disimpulkan bahwa PT Sido Muncul
menggunakan strategi Process Focus. Process chart yaitu sebagai berikut :
1. Bahan Baku Mentah (Disortasi). Bahan baku yang diperoleh disortir sesuai
jenisnya dan dipilah bahan yang layak dan bahan yang tidak layak produksi.
Ada sekitar 150 jenis bahan baku mentah yang digunakan dalam produksi.
2. Pencucian. Semua bahan baku yang layak produksi dicuci untuk
membersihkan bahan baku dari kotoran-kotoran.
3. Pengovenan. Kadar air dalam bahan baku tidak boleh lebih dari 10%, oleh
karena itu dilakukan pengovenan untuk mengurangi kadar air dalam bahan
baku. Pengovenan ini juga bertujuan agar bahan tersebut berdaya tahan lama.

29
4. Bahan baku matang. Bahan yang sudah dioven dan akan segera dimasukkan
proses produksi, dan sebagian disimpan di gudang.
5. Disimpan di gudang bahan baku. Sebagian bahan baku disimpan di gudang
bahan baku sebagai persediaan.
6. Tahap penggilingan I. Semua bahan baku yang siap diproduksi digiling
supaya halus dan mudah diproduksi.
7. Tahap penggilingan II. Penggilingan II ini dilakukan untuk produksi jamu
berbentuk serbuk, bahan yang tadi sudah melalui penggilingan I, digiling lagi
supaya lebih halus
8. Pengayakan. Bahan yang sudah melalui 2 kali penggilingan, kemudian diayak
dengan ayak yang berukuran 30 mesh.
9. Ekstraksi. Ekstraksi ini dilakukan untuk produksi jamu berbentuk cair. Bahan
yang tadi sudah melalui penggilingan I, diekstrak dan diambil sarinya.
10. Pembuatan jamu. Pembuatan ini tergantung dari jenis bahan baku yang
digunakan dan jenis fisik jamu. Bentuk proses pembuatan jamu antara lain :
Proses pembuatan jamu serbuk; Proses pembuatan jamu cair; Proses
pembuatan jamu dari daun dan akar-akaran; Pross pembuatan jamu instan
dari empon-empon; Proses pembuatan jamu pil; Proses pembuatan jamu
kapsul; Proses pembuatan jamu tablet
11. Pengemasan. Produk yang sudah jadi kemudian dikemas, biasanya
pengemasan ini memiliki ruang yang tersendiri degan suhu 260ºC karena
produk jamu sangat rentan terkontaminasi. Bahan yang diguanakan untuk
mengemas adalah plastik metalize yaitu plastik tipis yang berlapis laminates
dengan loga atau aluminium sehingga sulit menyerap air, minyak dan udara.
Hasil produksi yaitu : (a) Tipe serbuk : Kuku Bima dan Kuku Bima Gingseng,
(b) Tipe cair : Tolak angina, Tolak angn ekstra hangat, (c) Tipe sachet hisap :
Tolak angina permen, (d) Tipe botol : Kuku Bima Ener-G Tipe Fls : Tolak
angina anak, Tolak angina flu III.
12. Peralatan produksi. Peralatan dan mesin-mesin yang digunakan di pabrik
Sidomuncul ada yang berdiri sendiri ataupun yang merupakan komponen alat
yang menjadi kesatuan dalam proses produksi. Berikut ini akan dijabarkan
peralatan-peralatan yang digunakan, serta spesifikasi dan fungsinya :
a. Mesin penyangrai. Fungsinya untuk menyangrai bahan baku tertentu
(jahe, kunyit, kencur, dan sebagainya) agar kadar airnya berkurang.
Mesin ini memiliki kapasitas 50 kg/tabung.

30
b. Mesin penggiling Fungsinya untuk memecah bahan baku menjadi
pecahan-pecahan kasar.
c. Mesin penghalus vacum. Untuk memecah bahan baku yang sudah berupa
pecahan kasar menjadi serbuk halus yang lolos saring 80 mesh. Mesin ini
memiliki kapasitas 100 kg dalam sekali proses.
d. Mesin pengayak. Untuk mengayak bahan baku yang sudah menjadi
serbuk halus, sehingga dapat lolos dari saringan 80 mesh dan 100 mesh,
kapasitas mesin ini adalah 50 kg/pengayakan.
e. Mesin pencampur. Untuk mencampurkan bahan baku yang sudah diayak
sehingga menjadi lebih homogen, kapasitasnya sekitar 200
kg/pencampuran.
f. Mesin pengering (cabinet drier). Untuk mengeringkan bahan baku yang
sudah tercampur, sehingga kadar airnya berkurang. Jumlah mesin ini di
pabrik Sidomuncul ada 2 buah.
g. Mesin pengisi serbuk. Untuk menakar dan mengisikan serbuk jamu ke
dalam \kemasan yang tersedia secara semi manual, kapasitas mesin ini
adalah 4 kg.
h. Mesin pengelas. Untuk merekatkan kemasan yang terbuat dari metalize,
jumlah mesin yang tersedia ada 6 buah, sementara itu suhu yang
dibutuhkan mesin untuk merekatkan antara 90-1000ºC.
i. Incenerator. Untuk membakar sisa pembungkus yang tidak terpakai,
sehingga dapat didaur ulang. Mesin ini membutuhkan bahan bakar
berupa petrodiesel, suhu mesin ini mencapai 12000ºC.
j. Traktor/Bighoe. Untuk mengolah ampas produksi berupa sisa-sisa jamu
untuk dijadikan pupuk organik. Alat ini menggunakan bahan baku solar
(Safitri, 2017)

2.4.19 Proses Pengendalian Mutu PT Sidomuncul Tbk


Proses pengendalian mutu yang dilakukan PT Sidomuncul yaitu :
1. Pengendalian mutu pada penerimaan bahan baku. Pada tahap ini, bahan baku
yang diterima dari pemasok akan disortir, indikator dalam penyortiran antara
lain ukuran bahan baku, dan keadaan bahan baku, apakah utuh atau tidak

31
utuh, busuk atau tidak. Bahan baku yang sesuai standar (ukurannya sesuai,
utuh dan tidak busuk) kemudian akan dicuci dan dikeringkan dengan oven.
2. Pengendalian mutu/standar mutu bahan baku. Pada tahap ini bahan baku yang
telah diterima dan memenuhi standar kemudian kembali disortir untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan pabrik. Kebanyakan bahan baku yang
digunakan dalam pembuatan jamu adalah rimpang, namun ada juga yang
bukan berupa rimpang. Berikut ini beberapa standar bahan baku yang berupa
rimpang : (a) Bahan baku harus mempunyai rimpang/rizhoma (bercabang-
cabang) dan masih tergabung dengan tanaman yang utuh, (b) Kulit tampak
halus, tidak mengkerut dan mengkilat, (c) Bentuk rimpang utuh, dengan
maksimal dua anak rimpang patah pada pangkalnya, (d) Rimpang boleh
bertunas, (e) Pengirisan rimpang secara melintang menunjukkan warna
rimpang yang cerah dan segar, (f) Tidak terdapat serangga hidup, hama atau
penyakit lain yang menempel pada rimpang, (g) Rimpang dianggap terluka
bila ada kerusakan di jaringan epidermisnya, dan dianggap busuk bila
terdapat bagian yang lebih lunak, (h) Jumlah telur nematoda yang terdapat di
rimpang tidak melebihi batas Sedangkan untuk bahan selain rimpang,
indikator mutunya adalaha sebagai berikut : (a) Biji adhas harus dalam
keadaan kering, (b) Kadar ethanolnya sekitar 50%-80% sehingga adhas
mengeluarkan aroma yang khas, (c) Pengeringan adhas harus dilakukan pada
suhu 35-40 derajat celsius, (d) Adhas dengan kualitas baik dapat disimpan
selama 6 bulan 3.
3. Pengendalian mutu produk jamu Untuk mengendalikan mutu jamunya, PT
Sidomuncul dalam melakukan proses produksi berpedoman atau mengacu
pada SOP atau Strandar Operation Prcedure yaitu standar CPOTB (Cara
Pembuatan Obat Tradisional Baik) dan CPOB (Cara Pembuatan Obat Baik).
CPOB merupakan bagian dari pemastian mutu yang memastikan bahwa obat
tradisional dibuat dan dikendalikan secara konsisten untuk mencapai standar
mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersyaratkan dalam izin
edar dan Spesifikasi produk. Selain pengawasan mutu CPOB juga berkaitan
dengan Standar Pabrik Farmasi, oleh karena itu PT Sido Muncul
menyediakan : (z) Laboratorium : Laboratorium Instrumentasi; Laboratorium
Farmakologi; Laboratorium Formulasi; Laboratorium Farmakognosi;
Laboratorium Stabilitas; Laboratorium Kimia, yang dilengkapi peralatan
HPLC (High Pressure Liquid Chromatography), GC (Gas Chromatography)

32
dan TLC Scanner (Thin Layer Chromatography). Keseluruhan laboratorium
tersebut dibangun di atas lahan seluas 1200 m². Laboratorium Kultur
Jaringan, (2) Kebun percobaan dan budidaya tanaman obat, (3) Extraction
Center, dan (4) Pengolahan air bersih (Safitri, 2017)
2.4.20 Analisa Value Chain PT Sidomuncul Tbk
Analisa value chain PT Sidomuncul yaitu :
1. Logistik ke dalam atau memasukkan bahan dalam bisnis. Penanganan
material sebelum digunakan PT Sidomuncul melakukan proses produksinya
secara terus-menerus dan selalu berkembang dari dulu sampai sekarang.
Dalam membuat dan menghasilkan suatu produk, PT Sidomuncul selalu
melakukan pengawasan yang ketat agar hasil yang diperoleh sempurna.
Bahan baku terdiri dari 160 jenis, sebagian besar diambil dari alam dan
tergantung dari musim. Jika di satu tempat ada belum tentu di tempat lain ada
dan bahkan jika ditempat itu ada akan ada kemungkinan pula hari berikutnya
tempat tersebut tidak tersedia bahan baku. Bahan baku diambil dari daerah
atau wilayah sekitar pabrik .Bahan baku yang diambil adalah bahan baku
yang dalam kondisi kering guna penyimpanan yang lebih baik. Bahan
bakupun didapat dalam rantai pasar yang panjang sehingga harus dalam
kondisi kering. Proses penyimpanan dilakukan di gudang penyimpanan.
Persediaan bahan baku dengan sistem FIFO, masuk pertama keluar pertama.
Hal ini dilakukan agar tidak ada bahan baku yang menumpuk atau tersimpan
terlalu lama yang berakibat pada rusaknya bahan baku.
2. Operasi atau mengubah bahan menjadi produk akhir. Proses produksi jamu di
PT Sidomuncul ini yang pertama adalah penerimaan bahan baku, lalu segera
dicek QC (Quality Control), setelah terbukti memenuhi standar penerimaan
dan standar penggunaan kemudian bahan baku dimasukkan ke dalam gudang
penyimpanan bahan baku. Bahan baku yang akan dipakai diambil dari gudang
penyimpanan bahan baku kemudian disortasi, setelah disortasi kemudian
bahan baku dicuci, dikeringkan, digiling, baru kemudian dicampur (mixing).
Hal ini digunakan untuk menjaga kualitas produk Sidomuncul.
3. Logistik keluar atau mengirim produk akhir. Produk yang sudah dikemas lalu
dipasarkan di berbagai daerah di Indonesia dan diekspor ke pasar luar negeri.
Sebelum memasarkan produknya PT Sidomuncul melakukan survey pasar
agar perusahaan mengetahui kondisi pasar seperti permintaan bagaimana

33
permintaan konsumen,dengan begitu juga akan menambah wawasan atau ide
baru tentang pengembangan produk.
4. Memasarkan produk, yang meliputi penjualan. Untuk menarik konsumennya,
PT Sidomuncul mengeluarkan beberapa macam kemasan yang mudah
dikenali dan diingat oleh masyarakat. Di samping itu kemasan dari produk
produk PT Sidomuncul sangatlah praktis untuk digunakan oleh konsumenya.
Dengan adanya variasi warna pada kemasan bungkus produk mereka,
masyarakat lebih antusias untuk mengkonsumsi produk mereka. PT
Sidomuncul menawarkan berbagai macam produk dengan harga yang
bervariasi dan terjangkau dan dapat dinikmati oleh berbagai konsumen.
Dengan harga yang terjangkau tentu saja produk-produk dari PT Sidomuncul
dapat ditemukan di mana saja karena produk mereka lebih menekankan
kepada produk tradisional (jamu) namun dikelola secara modern.
5. Memberikan layanan produk. Untuk mempertahankan atau meningkatkan
nilai dari produk untuk membeli produk. PT Sidomumcul memberikan
jaminan kualitas, setiap langkah produksi mulai dari barang datang hingga
produk sampai ke pasaran dilakukan di bawah pengawasan mutu yang ketat.
Seluruh karyawan juga bertekad untuk mengadakan perbaikan setiap saat,
sehingga diharapkan semua yang dilakukan dapat lebih baik dari sebelumnya
(Arini, 2014)

Kegiatan pendukung yaitu sebagai berikut :


1. Pengadaan, berkaitan dengan proses perolehan input/sumber daya. PT
Sidomuncul mendapatkan bahan baku diambil dari alam dan tergantung dari
musim. Jika di satu tempat ada belum tentu di tempat lain ada dan bahkan jika
ditempat itu ada akan ada kemungkinan pula hari berikutnya tempat tersebut
tidak tersedia bahan baku. Bahan baku diambil dari daerah atau wilayah
sekitar pabrik, agar masyarakat sekitar merasakan timbale balik adnya pabrik
tersebut.
2. Pengembangan teknologi. Memiliki pasilitas dan teknik manufacturing yang
terkoordinasi dengan baik merupakan kekuatan utama perusahaan ini untuk
mencapai efektifitas dan efisiensi, disamping keberadaan divisi R&D yang
didukung laboratorium canggih dan dana riset sebagai andalan dalam

34
mengembangkan produk. Dengan adanya mesin-mesin yang canggih
diharapkan mampu memaksimalkan produksi dengan hasil yang memuaskan.
3. Manajemen sumber daya manusia. PT Sidomuncul juga memilki tenaga ahli
dari berbagai disiplin ilmu seperti biologi, ekonomi, farmasi, pertanian,
hukum, teknologi pangan, teknik kimia, teknik elektro, dll. Untuk
mengembangkan kemampuan, pada waktu-waktu tertentu kepada karyawan
diberikan kesempatan mengikuti pelatihan, kursus, maupun seminar. Untuk
mendukung pengembangan, PT Sidomuncul juga merekrut konsultan yang
ahli di bidangnya, misalnya : apoteker, dokter umum, dokter gigi dan
spesialis.
4. Infrastruktur perusahaan. Terdiri dari departemen-departemen/fungsi-fungsi
(akuntansi, keuangan, perencanaan, GM, dsb) yang melayani kebutuhan
organisasi dan mengikat bagian-bagiannya menjadi sebuah kesatuan (Arini,
2014)
PT Sidomuncul memberikan harga yang terjangkau, jamu Sidomuncul
memilki kemasan yang praktis yang mudah dibawa. Loyalitas konsumen
dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh variasi berbagai
variabel diantaranya kualitas produk, kepuasan konsumen, dan merek. Ini berarti
bahwa loyalitas konsumen dapat ditingkatkan dengan memperhatikan kualitas
produk, kepuasan konsumen, dan reputasi merek dari PT Sidomuncul (Arini,
2014)
. 2.4.21 Produk PT Sido Muncul
PT Sidomuncul saat ini memproduksi berbagai produk diantaranya :
1. Kuku Bima. Minuman energi adalah jenis minuman yang ditujukan untuk
menambah energi seseorang yang meminumnya. Bagi beberapa kalangan,
minuman energi diminum dengan tujuan untuk mencegah kantuk Kuku Bima
Ener-G merupakan pelopor minuman energi serbuk dengan berbagai varian
rasa, serta bermanfaat sebagai suplemen penambah stamina bagi pria dan
wanita. Kuku Bima Ener-G menghadirkan berbagai rasa diantaranya anggur,
mangga, jeruk, nanas, original, jambu, kopi, dan susu soda. Kuku Bima Ener-
G dilengkapi dengan Vitamin B12 yang bermanfaat untuk menambah darah
serta ginseng dan royal jelly yang lebih banyak dibandingkan dengan jenis
minuman energi lainnya. Dan perlu diketahui dalam mengkonsumsi minuman
ini diperlukan waktu sekitar 30 menit sebelum berolahraga atau beraktifitas
agar dapat menambah stamina serta memberikan rasa segar. Terkait dengan

35
adanya image bila minuman energi harus selalu berwarna kuning dengan rasa
agak masam, maka diproduksilah Kuku Bima Ener–G dengan berbagai varian
rasa. Dampak dari inovasi ini ternyata mendapat respon pasar yang sangat
baik. Adanya inovasi dan marketing mix yang dijalankan PT Sidomuncul
pada Kuku Bima Ener-G benar-benar dapat terlihat ketika Kuku Bima Ener-G
berhasil menyandang gelar Top Brand tahun 2008
2. Tolak Angin. Masuk angin merupakan tanda adanya penurunan daya tahan
tubuh pada seseorang, biasanya disertai dengan gejala antara lain berupa
mual, perut kembung, sakit kepala, tenggorokan kering, badan meriang, dan
demam. Penyebab masuk angin itu sendiri bisa terjadi, akibat kurang tidur,
kelelahan maupun yang diakibatkan karena stress.
3. Kopi Jahe Sidomuncul. Dibuat dari biji kopi pilihan hasil perpaduan kopi
Robusta dan Arabica berkualitas tinggi, gula, susu yang kental dan gurih, dan
jahe bakar asli. menghasilkan kopi yang enak, wangi, dan mampu
menghangatkan segala suasana
4. Sari Kulit Manggis. Manggis memang layak dijuluki “ratu buah-buahan
tropis” karena manfaatnya yang luar biasa banyaknya. Bagian kulitnya yang
berwarna keunguan mengandung senyawa xanthone dalam konsentrasi tinggi.
Xanthone memiliki sifat-sifat antioksidan, sehingga sangat baik dikonsumsi
secara rutin untuk menjaga kesehatan kulit dan tubuh.
5. Jamu Komplit. Indoensia sangat kaya akan tanaman obat. Ribuan tanaman
obat tumbuh subur di tanah khatulistiwa. Kekayaan tanaman obat ini
menjadikan tradisi minum jamu mengakar kuat bagi orang Indonesia, Salah
satu ritual yang masih disukai oleh masyarakat Indoensia adalah minum jamu
seduhan (Arini, 2014)
2.4.22 Pasar Sasaran PT Sidomuncul
Perusahaan melakukan segmentasi untuk masyarakat yang tinggal di
wilayah perkotaan, modern, berpendidikan tinggi, kelas sosial menengah keatas
dan gaya hidup tinggi. Target pasar model, artis, kalangan akademisi, mahasiswa,
anak muda etnis Tionghoa, orang yang memiliki prestasi di bidangnya, pengusaha
ataupun karyawan kantor. Memposisikan produk yang simpel dan praktis dimana
konsumennya adalah orang yang menyukai jamu bukan karena rasa dan ritualnya
tetapi manfaatnya (Arini, 2014)
2.4.23 Perumusan Strategi Penjualan PT Sidomuncul

36
Perumusan strategi penjualan PT Sidomuncul yaitu sebagai berikut : (1)
Perumusan strategi penjualan PT Sidomuncul lebih kepada penciptaan produk
yang baru, inovatif dan produk yang lebih sempurna yang membuatnya
mempunyai keunikan dari pada melawan langsung produk pesaingnya, (2)
Strategi yang diambil adalah dengan melakukan strategi promosi
dengan mengontrak sebagian besar artis untuk menjadi bintang iklan., (3)
Menciptakan inovasi baru mengenai produk.dan menawarkan berbagai produk
dengan bervariasi, (4) Harga dari produk PT Sidomuncul sangat terjangkau pada
seluruh lapisan masyarakat, (5) Kemasan dari produk-produk PT Sidomuncul
sangatlah praktis untuk digunakan oleh konsumennya. Dengan adanya variasi
warna pada kemasan bungkus produk mereka, masyarakat lebih antusias untuk
mengkonsumsi produk mereka, dan (6) Produk-Produk dari PT Sidomuncul dapat
ditemukan di mana saja (Arini, 2014)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Desain proses ialah suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan
serta peralatan untuk menghasilkan produk yang berguna baik barang atau
jasa. Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan seleksi proses, menentukan
jenis proses produksi yang akan digunakan dan waktu yang tepat dari proses
tersebut.
2. Made to Stock adalah membuat suatu produk akhir untuk disimpan, dan
kebutuhan untuk konsumen akan diambil dari persediaan di gudang.
Contohnya yaitu barang-barang konsumsi (makanan kemasan, minuman,
peralatan mandi dan lain-lain. Made to Order adalah strategi dapat
mengurangi masalah persediaan yang berlebihan yang umum dengan make
traditional untuk persediaan (MTS). \
3. Prosedur dalam pemilihan proses dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap
pertama, penetuan operasi-operasi yang diperlukan untuk melakukan proses
pembuatan tiap-tiap komponen. Tahap kedua, identifikasi berbagai tipe
peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan elemen operasi yang telah
ditentukan pada tahap 1. Tahap ketiga, melakukan analisis waktu proses
perunit, pendayagunaan peralatan untuk berbagai macam elemen operasi, dan

37
analisis terhadap alternatif tipe peralatan. Tahap keempat, pembakuan atau
standardisasi proses, dengan input berupa hasil analisis tahap ketiga.
4. Proses produksi jamu di PT Sidomuncul ini yang pertama adalah penerimaan
bahan baku, bahan baku yang datang segera dicek QC (Quality Control),
setelah terbukti memenuhi standar penerimaan dan standar penggunaan
kemudian bahan baku dimasukkan ke dalam gudang penyimpanan bahan
baku. Bahan baku yang akan dipakai diambil dari gudang penyimpanan bahan
baku kemudian disortasi, setelah disortasi kemudian bahan baku dicuci,
dikeringkan, digiling, baru kemudian dicampur (mixing). Dalam proses
pencampuran bahan merupakan rahasia perusahaan. Sesudah proses
pencampuran selesai kemudian hasilnya dialirkan melalui pipa-pipa untuk
dilakukan proses pengemasan primer (packaging primer) menggunakan mesin
dua line dan delapan line. Kemudian masuk ke proses pengemasan sekunder
(packaging sekunder), disini produk yang sudah jadi dicek kembali dengan
cara uji sampel. Setelah selesai proses pengemasan sekunder kemudian
produk siap untuk didistribusikan. Hasil produksi yaitu : (1) Tipe serbuk :
Kuku Bima, Kuku Bima Ginseng, Kuku Bima TL, Kuku Bima Plus Ttribulus,
(2) Tipe sachet : Tolak Angin, Tolak Angin Ekstra Hangat, (3) Tipe saset
hisap : Tolak angin permen, (4) Tipe Fls : Tolak angin Anak, Tolak Angin Flu,
dan (5) Tipe Botol : Kuku Bima Ener-G (Kurnia, 2014). Dengan
menggunakan sistem padat modal dan juga padat karya Sido Muncul
cenderung mempunyai pengeluaran yang banyak terutama beban gaji dan
juga perbaikan mesin. Performance yang didapatkan yaitu produk yang
dihasilkan lebih banyak sehingga dapat menutupi semua pengeluaran serta
memperoleh laba yang besar dan perusahaan Sidomuncul menghasilkan
produk higienis dan bermutu baik yang telah di kenal oleh masyarakat sejak
saat 2002. Sistem efektifitas yang dilakukan yaitu walau mempunyai
pengeluaran yang besar tapi hasil produk yang dikeluarkan akan memperoleh
laba yang tinggi perharinya karena produk yang dihasilkan juga berjumlah
sangat banyak melebihi perusahaan jamu lainnya sehingga keberlangsungan
usahanya tidak mengalami kemunduran dan pastinya ikut serta dalam
mengurangi pengangguran di Indonesia. Sistem ekonomis yang dilakukan
yaitu laba yang dihasilkan akan menjadi lebih banyak karena bahan baku
yang digunakan berbahan alami sehingga tidak memerlukan modal yang
besar. Dengan selalu menggunakan bahan dari alam yang berkualitas tinggi

38
dan juga melakukan proses penanaman kembali, Sidomuncul ikut serta dalam
membudidayakan konservasi di Indonesia (Kurnia, 2014). Secara umum,
strategi produksi perusahaan ada empat macam, yaitu process focus,
repetitive (modular) focus, product focus, dan mass customization. Bila
dilihat dari proses produksi Sidomuncul, yang menghasilkan beberapa
varietas produk, (herbal medicine, energy drink, supplement, healty drinks
dan beverage & confectionery, dengan sekitar 300 jenis produk) dengan
bahan baku yang beraneka jenis (sekitar 150 bahan baku) serta peralatan yang
serupa untuk setiap proses produksinya maka disimpulkan bahwa PT Sido
Muncul menggunakan strategi Process Focus. Process chart yaitu sebagai
berikut :
a. Bahan Baku Mentah (Disortasi). Bahan baku yang diperoleh disortir
sesuai jenisnya dan dipilah bahan yang layak dan bahan yang tidak layak
produksi. Ada sekitar 150 jenis bahan baku mentah yang digunakan
dalam produksi.
b. Pencucian. Semua bahan baku yang layak produksi dicuci untuk
membersihkan bahan baku dari kotoran-kotoran.
c. Pengovenan. Kadar air dalam bahan baku tidak boleh lebih dari 10%,
oleh karena itu dilakukan pengovenan untuk mengurangi kadar air dalam
bahan baku. Pengovenan ini juga bertujuan agar bahan tersebut berdaya
tahan lama.
d. Bahan baku matang. Bahan yang sudah dioven dan akan segera
dimasukkan proses produksi, dan sebagian disimpan di gudang.
e. Disimpan di gudang bahan baku. Sebagian bahan baku disimpan di
gudang bahan baku sebagai persediaan.
f. Tahap penggilingan I. Semua bahan baku yang siap diproduksi digiling
supaya halus dan mudah diproduksi.
g. Tahap penggilingan II. Penggilingan II ini dilakukan untuk produksi
jamu berbentuk serbuk, bahan yang tadi sudah melalui penggilingan I,
digiling lagi supaya lebih halus
h. Pengayakan. Bahan yang sudah melalui 2 kali penggilingan, kemudian
diayak dengan ayak yang berukuran 30 mesh.
i. Ekstraksi. Ekstraksi ini dilakukan untuk produksi jamu berbentuk cair.
Bahan yang tadi sudah melalui penggilingan I, diekstrak dan diambil
sarinya.

39
j. Pembuatan jamu. Pembuatan ini tergantung dari jenis bahan baku yang
digunakan dan jenis fisik jamu. Bentuk proses pembuatan jamu antara
lain : Proses pembuatan jamu serbuk; Proses pembuatan jamu cair;
Proses pembuatan jamu dari daun dan akar-akaran; Pross pembuatan
jamu instan dari empon-empon; Proses pembuatan jamu pil; Proses
pembuatan jamu kapsul; Proses pembuatan jamu tablet
k. Pengemasan. Produk yang sudah jadi kemudian dikemas, biasanya
pengemasan ini memiliki ruang yang tersendiri degan suhu 260ºC karena
produk jamu sangat rentan terkontaminasi. Bahan yang diguanakan untuk
mengemas adalah plastik metalize yaitu plastik tipis yang berlapis
laminates dengan loga atau aluminium sehingga sulit menyerap air,
minyak dan udara. Hasil produksi yaitu : (a) Tipe serbuk : Kuku Bima
dan Kuku Bima Gingseng, (b) Tipe cair : Tolak angina, Tolak angn ekstra
hangat, (c) Tipe sachet hisap : Tolak angina permen, (d) Tipe botol :
Kuku Bima Ener-G Tipe Fls : Tolak angina anak, Tolak angina flu III.
l. Peralatan produksi. Peralatan dan mesin-mesin yang digunakan di pabrik
Sidomuncul ada yang berdiri sendiri ataupun yang merupakan komponen
alat yang menjadi kesatuan dalam proses produksi. Berikut ini akan
dijabarkan peralatan-peralatan yang digunakan, serta spesifikasi dan
fungsinya :
k. Mesin penyangrai. Fungsinya untuk menyangrai bahan baku tertentu
(jahe, kunyit, kencur, dan sebagainya) agar kadar airnya berkurang.
Mesin ini memiliki kapasitas 50 kg/tabung.
l. Mesin penggiling Fungsinya untuk memecah bahan baku menjadi
pecahan-pecahan kasar.
m. Mesin penghalus vacum. Untuk memecah bahan baku yang sudah berupa
pecahan kasar menjadi serbuk halus yang lolos saring 80 mesh. Mesin ini
memiliki kapasitas 100 kg dalam sekali proses.
n. Mesin pengayak. Untuk mengayak bahan baku yang sudah menjadi
serbuk halus, sehingga dapat lolos dari saringan 80 mesh dan 100 mesh,
kapasitas mesin ini adalah 50 kg/pengayakan.
o. Mesin pencampur. Untuk mencampurkan bahan baku yang sudah diayak
sehingga menjadi lebih homogen, kapasitasnya sekitar 200
kg/pencampuran.

40
p. Mesin pengering (cabinet drier). Untuk mengeringkan bahan baku yang
sudah tercampur, sehingga kadar airnya berkurang. Jumlah mesin ini di
pabrik Sidomuncul ada 2 buah.
q. Mesin pengisi serbuk. Untuk menakar dan mengisikan serbuk jamu ke
dalam \kemasan yang tersedia secara semi manual, kapasitas mesin ini
adalah 4 kg.
r. Mesin pengelas. Untuk merekatkan kemasan yang terbuat dari metalize,
jumlah mesin yang tersedia ada 6 buah, sementara itu suhu yang
dibutuhkan mesin untuk merekatkan antara 90-1000ºC.
s. Incenerator. Untuk membakar sisa pembungkus yang tidak terpakai,
sehingga dapat didaur ulang. Mesin ini membutuhkan bahan bakar
berupa petrodiesel, suhu mesin ini mencapai 12000ºC.
t. Traktor/Bighoe. Untuk mengolah ampas produksi berupa sisa-sisa jamu
untuk dijadikan pupuk organik. Alat ini menggunakan bahan baku solar
3.2 Saran
Saran dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Untuk memperjelas tujuan perusahaan ke depannya visi dan misi perusahaan


perlu ditambahkan agar karyawan perusahaan dapat termotivasi untuk dapat
menciptakan tujuan perusahaan yaitu peroleh laba yang besar atau
keuntungan yang besar contohnya seperti menjadi merajai pasar produk
herbal tahun 2020 ditingkat internasional dan berusaha meningkatkan tingkat
kesejahteraan para karyawannya dengan memberikan insentif seperti bonus.
2. Pada analisi SWOT untuk dapat mempermudah kinerja perusahaan,
perusahaan harus mengatasi segala kelemahan dan ancaman yaitu dengan
cara mendengarkan masukan-masukan dari konsumen untuk dapat
memperbaiki kualitas produknya agar dapat mengalahkan pesaing.
3. Untuk memperluas segmentasi pasar perusahaan harus berinovasi produknya
untuk mendapatkan pasar sasaran yang lebih tinggi dengan menggunakan
para endorser-endoser (artis-artis) ternama untuk dapat mempengaruhi para
konsumennya kemudian dapat merubah atau mempengaruhi dengan
menggunakan produk sidomuncul perusahaan harus memberikan tag line atau
slogan-slogan yang berkesan dibenak para konsumen.
4. Perusahaan harus berusaha memfokuskan produknya agar perusahaan dapat
memperoleh laba sebesar mungkin dengan terus mengekplorasi produk yang
sudah terkenal dibenak pelanggan

41
5. Untuk dapat mempengaruhi konsumen di dalam strategi promosi perusahaan
harus menggunakan berbagai macam media yang untuk dapat
memperkenalkan produknya lebih luas ke konsumen
6. Dalam menjalankan usahanya Sidomuncul harus melakukan penarikan
karyawan atau pegawai dengan sistem yang lebih ketat lagi agar orang-orang
yang ada didalam perusahaan adalah orang yang berkualitas dan memiliki
kemampuan yang diharapkan untuk memajukan perushaan tersebut.
7. Sebaiknya perusahaan membuat CRM agar konsumen lebih tau banyak
tentang manfaat apa saja yang ada pada produk-produk Sidomuncul serta
dengan menggunakan aplikasi CRM yang lebih jelas maka perusahaan dapat
dengan mudah mengelola pelanggannya, sehingga dapat menciptakan
hubungan yang baik antara pelanggan dan perusahaan. Dengan menggunakan
CRM dapat mengetahui keinginan para konsumen terhadap produknya

DAFTAR PUSTAKA

Arini, N. N. (2014, Agustus 13). Artikel. Dipetik Desember 10, 2019, dari Kisah
PT Tolak Angin Menembus Pasar Global: https://swa.co.id/swa/trends/
marketing/kisah-tolak-angin-menembus-pasar-global

42
Febri. (2014, November 15). Manajemen Operasional. Dipetik Desember 10,
2019, dari Desain Proses dan Kapasitas: http://feelingshocking.blogspot.
com/2014/11/desain-proses-dan-kapasitas.html
Kurnia, O. (2014, Mei 28). Makalah. Dipetik Desember 10, 2019, dari
Manajemen PT Sidomuncul: http://oppikurnia.blogspot.com/2014/05/
normal-0-false-false-false-en-us-x-none_28.html
Ramadhan, F. (2017, Mei 8). Analisis PT Sidomuncul. Dipetik Desember 10,
2019, dari Analisis Strategi Pemasaran Pada PT Sidomuncul Tbk:
http://thefourmanagement.blogspot.com/2017/05/analisisstrategi-
pemasaran-padapt.html
Safitri, E. (2017, Agustus 29). Academia. Dipetik Desember 10, 2019, dari
Strategi Proses PT Industri dan Jamu Sidomuncul : https://www.academia.
edu/9278140/Strategi_Proses_di_PT_Industri_Jamu_dan_Farmasi_Sido_
Muncul
Sari, S. (2017, Oktober 27). Manajemen Operasional. Dipetik Desember 10,
2019, dari Pengidentifikasian Strategi Proses: http://motrategiproses.blog
spot. com/2017/10/manajemen-operasional-tentang.html
Surya, N. (2012, Mei 26). Manajemen Operasional. Dipetik Desember 10, 2019,
dari Desain Proses: http://oktamasna.blogspot.com/2012/05/manajemen-
operasional-desain-proses.html

43

Anda mungkin juga menyukai